Terjebak Bersama Wanita Gila
Bab 7 : Minah Ada di Mana-mana
"Ma, cariin baby sitter buat bayinya Minah dong!" pintaku pada Mama yang sudah berpenampilan rapi dengan jas warna abu-abu dan rambut yang klimis. Jambang dan kumisnya tertata rapi.
"Emangnya istrimu gak sanggup apa ngurusin anaknya?" tanyanya sambil mengerlingku dari balik cermin di hadapannya.
Kuhempaskan tubuh di atas springbeb sambil tak mengalihkan pandangan dari pria yang dulunya adalah wanita itu.
"Yeah, seperti yang lo lihat, Ma!" sahutku.
Mama mendekat padaku dan menaikkan sebelah alisnya, lalu berkata dengan raut wajah serius, "Kamu menyebutnya bayi Minah, dia anak kamu bukan sih? Coba jawab jujur!"
"Anak dan istri Yoppy, Ma. Makanya tolongin!"
"Benar? Tidak bohong?"
"Kalo gak mau nolong ya sudah, bawel amat!" Aku beranjak bangkit dari tempat tidur dan menatapnya sinis dengan niat ingin merajuk.
"Yoppy, bukannya gak mau nolongin kamu. Cuma Mama gak habis pikir saja, kok kamu bisa menikah dengan wanita seperti Minah?" Mama memiringkan kepalanya.
"Dulu dia waras, Ma."
"Setelah jadi istrimu jadi gila, begitu?
"Hey, Tuan Marko ... dari mana lo tahu Minah gila?"
"Dari namanya saja sudah ketahuan kalo Minah itu .... "
"Lo aja udah tiga kali ganti nama, gue gak kepo. Dari Markonah diganti Martha, terus sekarang diganti jadi Marko. Kok lo masih nyibukin nama bini gue? Kutatap tajam Mama, aku paling gak suka orang cerewet. "Gak apa dia gak waras, entar juga bisa waras kok. Dari pada punya bini waras, entar bisa berubah jadi gila! Atau bahkan bisa berubah jadi laki-laki, itu baru gila!"
"Yoppy, jaga ucapanmu!" bentaknya garang.
"Jadi, intinya mau nolongin atau nggak nih? Hari ini cariin baby sister, terus besok tolongin bawa Minah ke RSJ."
"Oke." Mama terlihat menahan kemarahan.
Aku tersenyum sinis padanya lalu mendekat ke meja rias. Kemudian meraih satu buah ponsel yang berjejer empat.
"Gue gak ada hape, minta satu, ya! Terus juga minta duit," ucapku sambil mengambil beberapa uang di dalam dompet.
Mama hanya melipat tangan di dada sambil memperhatikan saja tingkahku dengan mata tajamnya.
"Lima ratus ribu ya, Bro!" Aku mengibaskan uang itu di hadapannya.
"Jangan buat beli minuman, Yoppy!" lirihnya.
Aku tersenyum miring lalu keluar dari kamar Mama. Lumayan dapat hape dan duit. Eits, tapi gak ada kendaraan, Bro. Aku kembali memutar otak. Gimana mau hanghot, coba?
***
"Ah, kunci mobil kok bisa hilang! Pokoknya cari sampai dapat! Mana itu kunci satu-satunya pula." Terdengar suara Mama sedang memarahi Mang Asep di halaman rumah.
Lalu terdengar lagi suara deru mobil dari arah jalan, segera kuintip ke jendela. Dengan wajah masam, Mamaku naik ke taxi. Mang Asep hanya tertunduk lesu. Aku tersenyum jahat sambil jingkrat-jingkrat.
"Yoppy, Yoppy ... asyik ya kalo lompat-lompatan begini? Kayak bebek, ya!" Minah mengikiti tingkahku, ia juga melompat-melompat sambil menggendong bayinya.
"Apaan sih lo?" bentakku padanya dengan geram.
Minah menatapku sambil senyum-senyum lalu berkata, "Sinta mau ngajakin main sama Yoppy .... "
Astaga, sekarang nama bayinya berubah jadi Sinta lagi. Kasihan kamu, bayi. Satu hari saja bisa tiga kali ganti nama. Aku menepuk jidak sambil melambai Minah untuk duduk di sofa ruang tengah.
"Minah, bisa gak sih ... kalo lo gila itu gak usah ngajak-ngajak bayi lo gitu?" Aku menatapnya tajam.
Minah tak menghiraukan ucapanku, ia malah asyik main cilukba dengan bayinya.
Ah, ngomong sama Minah sih cuma bikin stres saja. Percuma, bikin gue haus dan pingin nyuri anggur tuan Marko. Aku tertawa dalam hati.
***
Malamnya, aku sudah bersiap untuk keluar, mama juga belum pulang dari kantor. Kunci mobil mama sudah berada dalam gengamanku. Sambil bersiul-siul, aku memasuki mobil. Tapi belum sempat tancap gas, malah kebelet puv. Aku langsung bergegas masuk kembali ke rumah dan buang hajat dulu.
Beberapa saat kemudian, aku sudah melenggang di jalan perkotaan dengan mobil mama. Malam ini akan kuhabiskan dengan degum sampai pagi. Sudah lama sekali aku tak pernah begini.
Kini mobilku telah sampai di parkiran club malam 'Onyx', dari luar saja suasana sudah asyik begini. Rasanya sudah tak sabar menikmati musik dj sambil minum-minuman.
Suasana di dalam sini sungguh bikin happy, irama musik menggema kencang. Aku langsung turun menari mengikuti irama musik dengan sebotol minuman. Namun, mataku melotot kala melihat Minah sedang menari juga di lantai disko sebelah kiriku, seperti biasa bayinya selalu turut serta. Astaga Minah! Apa salah dan dosaku sehingga selalu diikuti wanita gila ini. Di mana-mana ada Minah, aku mengucek mata berusaha memastikan penglihatan.
Iya, wanita itu memang Minah. Aku menatapnya geram, kok dia bisa masuk sini sih? Emang sih, semenjak tinggal di rumah mama, ia selalu dimandikan dan digantikan baju oleh Bik Sumi, jadi penampilannya tak tampak seperti orang gila lagi. Tapi dia bawa bayi, kok dibiarin masuk sih sama penjaga klubnya?
Kutarik tubuh Minah dengan kasar lalu menyeretnya keluar dari club.
"Ngapain lo ngikutin gue? Pakai bawa Desi juga! Benar-benar gak bisa waras lo, Minah!" bentakku garang.
"Eeee ... siapa Desi?" tanyanya dengan wajah polos dan celingukan.
"Ah, ya sudah pulang sana!" bentakku lagi sambil mendorong tubuhnya.
Minah menatapku takut lalu berjalan menjauh. Hatiku kesal sekali, baru juga mau senang-senang. Minah benar-benar sudah menghancurkan kehidupanku. Kuhembuskan napas dengan kasar lalu kembali masuk ke club. Terserah Minah saja mau ngapain juga di luar sana, aku tak peduli.
Kulanjutkan acara dugem tanpa memperdulikan lagi nasib Minah. Bodo amat, aku ini bukan siapa-siapanya. Aku tertawa puas.
****
Dengan langkah sempoyongan, aku kembali ke mobil. Sepertinya ini sudah hampir pagi. Aku segera tancap gas menuju rumah mama.
Kupacu pelan mobil dan tak berani untuk mengebut karena pandangan ini terasa burem. Kukucek mata berkali-kali agar bisa selamat sampai ke rumah sebah aku belum siap mati dan masuk neraka. Oh, no!
Setelah susah payah menyetir, akhirnya sampai juga di kediaman Tuan Marko.
Kudorong pintu yang ternyata tak terkunci. Aku berjalan menuju tangga, namun kaki ini sudah tak mampu lagi untuk melangkah dan akhirnya tubuhku ambruk tak sadarkan diri lagi.
Kepalaku masih terasa berat saat terasa ada air hujan yang menyiram wajah ini.
"Yoppy, bangun kamu!" suara yang tak asing itu terdengar galak.
Kubuka mata perlahan dan cengengesan kala mendapati Mama menatapku dengan berang.
"Hy, Bro? Udah rapi aja lo?" sambutku padanya lalu berusaha bangkit.
"Yoppy, Yoppy ... jagain Annisa dulu ya, aku mau pipis." Minah menghampiriku lalu menyerahkan bayinya, kemudian berlari menuju dapur.
Aku hanya terbengong, bukannya Minah dan bayinya sudah kutinggal di depan 'Onyx' tadi malam.
Bersambung ....
Terjebak Bersama Wanita GilaBab 8 : Baby SitterKutatap bayi berkulit putih itu, lalu mencubit pipi. Aww, sakit! Aku meringis. Ini nyata dan bukan mimpi."Kenapa bengong gitu? Heran ya lihat Minah dan bayinya masih hidup? Makanya, jangan mabok melulu!" ujar Mama sambil menjitak kepalaku dengan geram."Aaghhh, sakit tahu!" Aku melotot garang padanya."Untung saja tadi malam Mama ketemu Minah di jalan, kalau nggak ... udah jadi duda kamu sekarang!""Ah, kenapa dipungut lagi tuh wanita gila!" lirihku kesal."Buruan mandi sana!" Mama mengambil bayi Minah lalu memberikan pada wanita cantik berpakaian putih sexi, lengkap dengan topinya. Ia terlihat seperti perawat saja.Aku tersenyum cool pada wanita itu, maklum udah lama jadi jomlo kesepian."Ini Putri, baby sitter yang akan membantu mengurus bayi Minah. Kamu baruan mandi sana, Yop! Hari ini juga kita bawa istrimu ke RSJ. Mama gak mau kamu menelantarkan mereka lagi!" ucap Ma
Terjebak Bersama Wanita GilaBab 9 : Rumah Sakit JiwaDengan sangat terpaksa, aku menginjak kembali Rumah Sakit Jiwa tempat minah dirawat sebelum dia kabur. Ini semua hanya demi mobil baru dari Tuan Marko. Lumayan, kalau dijual tuh mobil, bisa bikin kolam renang minuman. Lagi-lagi senyum jahat tersungging di bibir ini."Pak Yoppy?" sapa perawat di RSJ sembari mempersilakanku masuk ke ruangan Dokter yang menangani Minah."Gimana Si Minah, udah ketemu belum?" tanyaku di depan ruangan itu sambil mengeluarkan sebatang rokok dan menggigitnya di ujung bibir."Maaf, Pak, di sini dilarang merokok!" tegur perawat itu.Yeah, kulirik sengit perawat laki-laki itu lalu menyimpan kembali rokok ke dalam saku celana. Tak lama berselang, seorang wanita cantik dengan jas putih menuju ke kami. Aku menyipitkan mata menatapnya, hasrat jomlo akut kembali berterbangan.Wanita cantik itu menatapku sambil tersenyum. Astaga, aura ketampananku pasti membuatnya
Terjebak Bersama Wanita GilaBab 10 : Dokter WindaAku membalikkan badan dengan jengkel, lalu mengembalikan bayi Minah kepada Putri. Kemudian menaiki anak tangga menuju lantai atas. Heran, perasaan jam di kamarku udah pukul 09.00 deh. Kututup pintu dengan kasar lalu mengehempaskan tubuh di tempat tidur.Kuhela napas panjang, lalu mengendorkan kancing kemeja yang terasa mencekik leher. Kemudian meraih ponsel dan mencari kontak dokter Winda.[Pagi, dokter. Lagi apa?] Kukirim pesan itu padanya.Taklama kemudian, pesanku langsung terbalas.[Pagi juga, ini siapa dan ada perlu?]Aku tersenyum simpul membaca balasan pesan dari sang calon istri, aku suka wanita seperti ini. Judes dan bikin gregetan, kalau dekat saja, sudah kugigit dia. Hahaaa, kugigit bantal dengan girang. Jiwa maskulinku sangat tertantang untuk menaklukkan sang dokter cantik yang akan menemaniku bersanding di pelaminan nanti.Langsung kutelepon dia, rindu mendengar su
Terjebak Bersama Wanita GilaBab 11 : DitolakDengan kesal, kupacu mobil menuju pulang. Tak kuhiraukan Putri yang meringis ketakutan melihat beberapa kali mobil kami hampir menabrak kendaraan lain."Mas, jangan ngebut!" ujar Putri sambil berpegangan pada kursinya dan memeluk erat bayi Minah.Aku melengos dan memacu mobil makin kencang, kuacuhkan saja jeritan baby sitter itu.Kupukul setir dengan keras saat mobil telah sampai di depan rumah mama. Aku langsung berlari masuk dan menghampiri lemari koleksi minuman yang sudah dipindahkan ke kamar mama. Kuambil tiga botol dan membawanya masuk ke kamar.Kubuka pakaian dengan kasar, lalu melemparnya dengan kesal. Percuma saja sudah berpenampilan ala eksekutif
Terjebak Bersama Wanita GilaBab 12 : PencitraanKuamati Minah yang terlihat sedang berbicara sendirian di rauangan rawat khusus itu. Mungkin ini kelas VIP bagi orang yang gilanya akut kayak si Minah. Dua minggu di sini, rambutnya masih saja acak-acakan banyak kutu begitu.“Selamat pagi, Pak Yoppy,” sapa seorang perawat yang dikhususkan untuk menjaga di depan ruang Minah.“Selamat pagi juga. Gimana kabar Minah? Udah waras belum dia, ya?” tanyaku dengan gaya cool ala pengusaha muda tentunya.Perawat tak cantik itu terlihat menahan senyum. Sudah pasti dia terpesona dengan dengan tampilanku yang kerenku. Bagaimana tidak, jas Tuan Marko yang masih berlabel harga sepuluh juta melekat di tubuh six-pack ini.Kuputar leher ke belakang, Winda terlihat semakin mendekat ke arah kami. Segera kusuruh perawat yang hanya cengar-cengir itu untuk segera membuka pintu kamar rawat si Minah. Heran, mungkin wabah penyakit gila ini sudah m
Terjebak Bersama Wanita GilaBab 13 : Kabar dari KampungMama menarik Putri keluar dari kamar, ia terlihat sangat marah dengan ucapanku. Ah, bodo deh! Aku juga gagal dapat apem, eh! Kuhembuskan napas kecewa campur kesal campur geli juga, kayak es campur sama seperti jenis kelamin mamaku yang campuran.Kulangkahkan kaki menuju pintu, lalu menutupnya. Di telingaku terngiang kata-kata mama yang mengaku akan menikah dengan Putri. Terus aku manggil dia apa dong? Ya ampun, Tuan Marko makin gila deh. Kayaknya cuma aku saja yang waras dalam cerita ini. Hmmm ... gara-gara Minah, semuanya tokohnya jadi hancur.“Yoppy!” Mama tiba-tiba masuk ke kamarku, masih dengan tampang sangar.“Hey, Bro, mau ngapain lagi? Masih kurang puas udah nampar gue dua kali?” tanyaku dengan cengengesan sambil membuka kemeja dan melemparnya ke arah mama.“Kamu ini emang saraf, ya! Bisa-bisanya kamu mau merkosa Putri, untung aja mama ada kelupaan
Terjebak Bersama Wanita GilaBab 14 : Ditangkap Polisi“Ma, lagi di mana?” Aku menepikan mobil untuk menelepon Mama, sebab takut diciduk Polisi karena ulah Nek Ona yang melaporkan ke pihak yang berwajib atas kasus bawa kabur cucunya. Nyesak hati mengingatnya, itu fitnah keji!“Mama lagi meeting di kantor, ada apa?” jawab Mama dengan nada tegas dan suara yang ia buat berwibawa, ceileh pasti ia sedang di hadapan anak buahnya makanya sok pasang suara ala laki-laki begini.“Ma—““Nanti saja, Yop, Mama sedang sibuk.”‘Klik’Sambungan telepon diputus begitu saja, sebelum aku sempat mencurahkan
Terjebak Bersama Wanita GilaPart 15 : Nenek Minah"Silakan duduk, Nek! Biar saya bangunkan Yoppy terlebih dahulu. Anak itu susah sekali bangunnya." Tuan Marko menyapa neneknya Minah yang baru saja keluar dari kamar.Wanita tua itu terlihat sudah mandi. Tadi malam ia menginap di sini, dan sore nanti sudah berencana untuk pulang. Tentunya setelah menengok Minah di RSJ. Ia tak menyangka, sekaligus senang karena cucunya yang gila sudah menikah, begitulah menurut penuturan Tuan Marko kepadanya.Tuan Marko pun memanggil pembantu rumahnya. Suaranya yang serak terdengar sedikit aneh. Namun,tidak membuat nenek Ona terganggu. Dengan tergopoh-gopoh seorang wanita paruh baya berjalan ke arah Tuan Marko dan nenek Ona berada. Setelah sampai, wanita yang merupakan pembantu rumah tangga di rumah Tuan Marko itu bertanya pada majikannya."Ada apa, Tuan?" tanyanya sopan."Tolong buatkan minuman untuk nenek Ona,ya, Bik Ijah. Oh iya, perkenalkan di samping saya ini Nenek Ona namanya, dia Nenek Minah. D
Terjebak Bersama Wanita GilaPart 58 : GodaanKetika kedua bibir insan itu sedang sibuk menikmati permainan di dalam sana, pria bermata cokelat itu tiba-tiba sadar dan sontak saja langsung mendorong tubuh wanita yang di hadapannya. Maya meringis kesakitan karena bagian tubuh belakangnya mengenai sofa dengan kasar. Yoppy tidak peduli dengan Maya yang terlihat sedang merasa kesakitan. “Aw!”Yoppy segera menggeser tubuhnya agak jauh dari gadis itu. Yoppy terlena oleh godaan setan yang berwujud mantan di depannya. Kedua mata Yoppy mengerjap beberapa kali.“Heh, dah gila lo, ya! Ngapain lo deket-deket gue? Pake acara cium-cium gue lagi. Cari kesempatan kan elo?” tuduh Yoppy pada Maya dengan tatapan mata setajam silet.Yoppy menyadari bahwa kejadian tadi adalah karena dia tak bisa mengontrol nafsunya sendiri. Matanya terpesona oleh body yang ditampilkan Maya. Dengan bajunya yang seksi dan dadanya terekspos keluar, membuat jiwa laki-laki Yoppy bangkit. Yoppy juga tadi sudah menahan-nahan un
Terjebak Bersama Wanita GilaPart 57 : Disamperin MantanMaya mencium tangan Tuan Marko dengan takzim. Tuan Marko terkejut ketika wanita seksi dengan body semok itu menyalaminya. Wanita di hadapan Tuan Marko itu mulutnya melengkung membentuk senyuman. Tuan Marko memalsukan senyumnya pada gadis asing itu.“Kenal kan Om, saya mantan pacarnya Yoppy,” ucap Maya sembari tersenyum seolah merasa bangga sehabis mengucapkan kalimat itu.Yoppy refleks dan langsung bangun dari tempat duduknya. Mata Yoppy melebar. Yoppy mencoba mencubit pahanya sendiri. Rasanya sakit. Ternyata dia sedang tidak bermimpi. Namun, Yoppy masih bergeming dan hanya memerhatikan Maya yang bersikap sok kenal dengan mamanya itu. Yoppy tak menyangka bahwa Maya akan mengaku sebagai mantannya di depan Tuan Marko. Yoppy ingin mencegahnya, tapi sudah terlambat. Tuan Marko hanya mengangguk sambil memandangi Maya dari atas sampai bawah. “Oh, oke. Silakan ngobrol dengan Yoppy. Saya masih ada kerjaan. Saya tinggal dulu, ya.” Tuan
Terjebak Bersama Wanita GilaPart 56 : CeramahTuan Marko berdiri dan beranjak dari tempat duduknya. Dia berjalan dengan gontai menuju ruangan Yoppy. Mungkin antara mereka masih butuh bicara empat mata. Tuan Marko masih perlu membimbing dan mengajarinya secara halus agar bisa menyentuh hatinya yang keras itu.Sesampainya di depan pintu ruangan Yoppy, tanpa mengetuk, Tuan Marko mendorong pintu kaca itu. Terlihat Yoppy sedang bersantai dengan ponsel di genggamannya. Yoppy mendengar suara jejak sepatu yang memasuki ruangannya, segera pria itu mendongakkan wajahnya dari layar hape. “Jadi seperti ini pekerjaan kamu di kantor tiap hari? Seperti ini pekerjaan yang kamu mau?” tegur Tuan Marko sambil memasang tampang marahnya. Yoppy meletakkan ponselnya kembali ke dalam saku celana. “Kalau seperti ini pekerjaan kamu, ini sama aja gak ngerubah sifatmu jadi lebih baik lagi. Katanya kamu mau diterima jadi mantunya ayah dokter Winda, tapi disuruh kerja aja gak becus.” Tuan Marko masih mengomeli
Terjebak Bersama Wanita GilaBab 55 : Semakin PusingMentari telah bersinar di langit biru, burung-burung telah berkicauan dan terbang ke sana kemari mencari makan. Tak ubahnya juga manusia sedang berlalu lalang di jalanan menuju tempat kerja masing-masing untuk mengais rezeki. Mulai dari pekerja kantoran, pekerja buruh, sopir, hingga pemulung pun sudah bersiap-siap untuk menjemput rezeki. Pekerjaan mereka memang tak serupa, tapi tujuan mereka sama. Mereka yang bekerja adalah orang-orang yang hebat dan tangguh serta bertanggung jawab. Mereka hebat bisa memikul beban berat yang di pundaknya. Dan mereka mampu bertanggung jawab atas beban yang dipikulnya. Hari ini adalah hari kedua Yoppy bekerja. Yoppy masih mengambil dan memakai jas mamanya. Meski pun mereka adu mulut tadi malam, tapi Yoppy masih mempunyai akses bebas keluar masuk di kamar Tuan Marko. Kaki jenjang berbalut celana hitam itu melangkah gontai ke mobilnya. Namun, sebelum masuk ke mobil hitam itu, Yoppy sempat melihat ke
Terjebak Bersama Wanita GilaBab 54 : PencuriTuan Marko berjalan dengan langkah gontai menuju ke kamar Yoppy. Niat awalnya dia ingin membicarakan sesuatu yang tidak terlalu penting tetapi tetap saja Yoppy berhak tahu karena itu menyangkut masalah pekerjaan di kantor. Langkah kaki tuan Marko sudah semakin dekat dengan kamar, kini Tuan Marko sudah tepat berada di depan pintu kamar Yoppy yang tertutup rapat. Tuan Marko ingin langsung masuk begitu saja, akan tetapi saat ingin memegang gagang pintu itu dia dengan tidak sengaja perlahan mendengar suara Yoppy dari tempatnya berdiri saat ini karena dari nada suaranya yang kuat dan terdengar sedang gembira. Tuan Marko diam sejenak karena dia seperti mendengar perkataan mengenai cincin. Kebetulan sekali cincin yang sudah dia simpan untuk dia berikan kepada Putri yaitu sang calon istrinya itu belum lama ini pun menghilang.Setelah sengaja menguping pembicaraan Yoppy dengan seseorang yang sedang dia telpon sepertinya benar, Yoppy memberikan sebu
Terjebak Bersama Wanita GilaPart 53 : GalauBulan yang menggantung di langit sedang bersinar cerah ditemani oleh ribuan bintang yang bertaburan. Sama halnya dengan seorang wanita cantik yang kini tengah berada di dalam kamar. Bibirnya dari tadi selalu tersenyum. Seolah ada hal yang menggelitik di perutnya hingga membuat perasaannya seceria itu. Mata yang indah dengan bulu mata lentik natural itu sedang menatap langit-langit kamarnya. Kamar gadis itu sederhana dan jauh dari kata aestethic. Bukan karena dia tidak punya waktu atau tidak bisa memodifikasi kamarnya. Namun karena dia lebih suka kamar yang simple. Itu lebih elegan menurutnya.Dokter Winda sedang memandangi cincin berlian yang tengah melingkar di jari manisnya dengan anteng. Kembali teringat dengan momen di saat pemakaian dan mendengarkan status paksaan atas barang yang kini telah tersemat di salah satu jarinya. Dokter itu kini merasa dilema dan dia membutuhkan teman untuk menampung semua ceritanya. Dokter Winda mengambil
Terjebak Bersama Wanita GilaPart 52 : Cincin Berlian[Win, Lo sibuk gak? Makan siang bareng gue, yuk. Lo lagi istirahat siang kan ini?] tanya Yoppy kepada Dokter Winda melalui pesan WhatsApp.Dokter Winda menghela napas. Siang ini dia tak berselera untuk makan bersama siapa pun. Dokter Winda bingung harus menjawab apa. Wanita itu pun berpikir sejenak untuk menolak ajakan pria tampan itu.[Maaf, Yopp, bukan bermaksud untuk menolak, tapi saya sedang ada kerjaan yang harus diselesaikan.] Akhirnya seperti itu lah balasan Dokter Winda.Yoppy pun sepertinya tak mau kehabisan cara untuk mengajak sang pujaan hati. [Pekerjaan bisa diselesaikan nanti. Lagi pula, perusahaan mana yang masih memperkerjakan pekerjanya di saat jam istirahat begini. Seorang dokter juga butuh makan dan nutrisi. Agar bisa konsentrasi dengan baik ketika menangani pasiennya.] Balas Yoppy lagi.Pria itu tampak seperti bijak sekali ketika di depan Dokter Winda. Yoppy ingin selalu menampilkan yang terbaik di depan Dokter
Terjebak Bersama Wanita GilaBab 51 : Perasaan AnehSiang itu, wanita cantik yang memakai jas putih khas rumah sakit berjalan anggun menuju kembali ke ruangannya. Dia adalah Dokter Winda. Dia baru saja mengunjungi dan memeriksa beberapa pasien-pasiennya. Gadis itu menarik kursinya agar bisa leluasa memberikan celah untuk kakinya masuk ke bawah meja. Lalu dia pun duduk dan mengambil ponselnya dari dalam saku kemeja. Jarinya membuka layar kunci dan terpampang notifikasi di layar paling atas. Dia pun membukanya. Kemudian, Dokter Winda refleks membulatkan mata melihat yang tertera di layarnya. Sebuah foto dari Yoppy yang membuatnya sampai terkejut seperti itu. Dia berdecak kesal.“Ck! Untuk apa sih dia ngirimi foto dirinya begini? Mau pamer apa dia? Ketampanannya? Ah yang benar saja! Siang ini lagi panas, makin tambah gerah saja melihat fotonya. Bikin tambah sakit kepala juga. Gak habis pikir. Dikiranya saya ini pacarnya dia gitu? Dikit-dikit kirim pap, dikit-dikit chattingan? Gitu?” Do
Terjebak Bersama Wanita GilaBab 50 : PansosSetelah memotret beberapa kali, Yoppy melihat-lihat fotonya sendiri. Semua fotonya tampak keren karena penampilannya yang memakai jas dan duduk di kursi direktur. Bibirnya tersungging ke atas merasa puas dengan hasilnya.“Sempurna. Gagah banget gue ya. Hahaha.” Yoppy berkata sendiri sambil tertawa lalu mengibaskan jasnya dan menyandarkan punggungnya ke kursi. Lalu meraih ponselnya yang berada di samping laptop. “Gue bakalan posting ke Insta story dan story WhatsApp. Lalu, mengirimkan satu foto yang tampak keren ini kepada Dokter Winda agar dia semakin terpesona dengan gue.” Yoppy bergumam sendiri. Lalu jarinya menari di atas layar membuka aplikasi Instagram kemudian memasukkan satu fotonya, di story WhatsApp juga dimasukkan. Tak lupa memberikan foto tertampannya juga pada wanita yang dicintainya yang berprofesi sebagai dokter. Setelah memposting foto-fotonya di akun sosial medianya, Yoppy meletakkan kembali hapenya. Tak lama kemudian ben