Share

BAB 63

Author: LaSheira
last update Last Updated: 2025-04-04 00:32:27

Bibi menatap anak-anak yang dipenuhi keceriaan dalam semua keterbatasan yang ada. Kakak perempuan tertua yang setegar karang dilautan. Gadis yang luar biasa. Kamu sangat luar biasa temanku, sampai bisa mendidik Rene seperti sekarang. Gumamnya sambil menatap satu persatu anak-anak di depannya.

Aku ingin merawat mereka, apa boleh ya. Ah, kalau anakku menikah dengan Rene pasti boleh kan. Ah, sayang Rene sudah menyukai laki-laki lain.

Seperti itulah akhir pekan Rene bersama teman ibu yang mereka hormati. Sampai mau pulang bibi masih saja bicara tentang anaknya yang tinggi dan tampan. Rene sampai mendelik pada adiknya yang tidak berhenti bercie, dan cie.

***

Sementara itu di tempat lain. Menjelang tengah hari. Mereka mau berkencan makan siang terlebih dulu setelah itu pergi nonton. Ale yang mempersiapkan kencan makan siang, dan Miria yang menentukan di mana serta film apa yang akan ditonton. Miria setuju saja dengan ide itu. Walaupun dia tidak pernah nonton film di bioskop, tapi dia bisa
Continue to read this book for free
Scan code to download App
Locked Chapter

Related chapters

  • Terjebak Asmara Tuan Argen    BAB 64

    Ale muncul dengan kemeja lengan pendek yang warnanya sama persis dengan yang dipakai Miria. Di tangan kanannya dia menenteng satu keranjang piknik yang ukurannya cukup besar. Satu tangan lagi memegang tas kertas yang terlihat lebih ringan.Kenapa dia bawa begituan, katanya mau makan siang?"Biar kubantu, aku baru datang kok, waktu kamu keluar." Merebut bawaan Ale, bukanya meraih tas kertas dia malah mengambil tas piknik yang berat. Wah berat juga, dia bawa apa si."Apa yang kau lakukan Miria!" Ale menjerit karena kaget, saat cepat sekali tangan Miria bergerak merebut bawaannya. "Itu kan berat, kalau kau mau membantu bawa yang ini, tikar untuk alas duduk nanti." Ale menarik keranjang pikniknya lagi. Memaksa. Walaupun dengan berat hati akhirnya Miria serahkan lagi keranjang piknik itu ke pemiliknya. Padahal ini kan berat."Kita bawa berdua ya." Miria masih tidak tega."Apa sih, aku juga kuat. Cuma sampai ke mobil juga. Yuk jalan." Tangan kiri Ale yang kosong menggenggam tangan kanan M

    Last Updated : 2025-04-04
  • Terjebak Asmara Tuan Argen    BAB 65

    Kita kembali ke waktu pagi di Apartemen Argen. Saat matahari belum terlalu tinggi. Namun kesejukan pagi sudah menguap ke udara. Embun di atas dedaunan juga sudah lenyap. Di jalanan sudah tergantikan debu, asap dan polusi.Sementara di dalam kamar di apartemen Argen seorang gadis masih berbalut selimut. Merasai pegal di tubuhnya. Namun terselip bahagia yang tidak terkira juga.Kenapa kami melakukannya juga di pagi hari!Ana memekik tanpa suara, ambruk bergelung selimut. Tubuhnya tidak terlihat hanya rambut hitamnya yang menyembul dibawah selimut. Dia menjerit lagi. Antara senang, malu dan lelah yang juga bercampur.Kenapa Kak Argen jadi begini si, padahal dia belum menyatakan cinta padaku. Tapi kenapa, hubungan kami sudah seperti orang yang dimabuk cinta begini. Ana merasa ada bagian yang salah dalam hubungannya dengan Argen. Dia masih merasa ada yang kurang. Pengakuan cinta dari Kak Argen yang belum kunjung dia dapatkan. Namun, walaupun dia belum mendengar kata cinta itu, hubungan me

    Last Updated : 2025-04-04
  • Terjebak Asmara Tuan Argen    BAB 66

    Pasti suaminya tampan ya, hihi.Sini buat aku suaminya, wkwkwk.Itu cinta namanya, cuma tidak diucapkan saja. Aku juga mau dicintai begitu.Suamiku malah kebalikannya, tiap hari bilang cinta nggak ada habisnya. Wkwkwk.Tanya kak, tanya langsung suaminya.Paksa aja suruh bilang cinta, kalau nggak mau jangan kasih jatah. Wkwkwk.Huaaaaa, apa sih, ada yang komen ngawur. Haha. Ana tertawa sendiri saat membaca komentar balasan. Tapi ada yang komen serius membagi pengalaman juga. Hah, apa kami kurang komunikasi ya. Tapi aku kan sudah mengaku cinta. Cuma Kak Argen saja yang belum. Memang sepertinya aku harus memaksanya mengaku. Tapi, rasa takut terbersit lagi di hati Ana.Kalau dia tersinggung dan hubungan kami berjarak lagi bagaimana.Ana menjatuhkan tubuh menatap langit-lagit kamar sendu. Mengukir nama Argen dan dirinya di udara. "Ana!" Teriakan dari kamar mandi mengagetkan lamunan. "Ana!" Jeritan kedua kalinya terdengar."Ia Kak, kenapa?" Menyibak selimut mencari-cari baju yang bisa dipa

    Last Updated : 2025-04-04
  • Terjebak Asmara Tuan Argen    BAB 67

    "Sepertinya Tuan Arko di tolak masuk vila Tuan." Pengawal Argen sudah keluar, membuka pintu belakang. Argen belum turun, dia menahan tangan Ana yang mau meraih handle pintu. "Ana, tunggu sebentar di mobil, ada yang mau aku temui di gerbang depan.""Siapa Kak?""Sampah, kau tidak perlu memikirkannya. Tunggu sebentar ya." Ana hanya bisa mengiyakan. Karena Kak Argen terlihat moodnya berubah setelah mobil memasuki gerbang utama. Saat melihat keluar dia bisa melihat ada pelayan dan penjaga yang sedang menunggu. Memberi salam pada Argen. Argen berjalan menuju gerbang utama. Pengawalnya mengikuti di samping."Hei Argen sialan! Apa yang kau lakukan sampai aku tidak boleh masuk!" Saat melihat Argen mendekat, Arko menyalak marah. Argen hanya mendesah sambil tertawa mengejek tidak menjawab, membuat Arko tersulut emosi. "Dasar sialan!" Dia maju mau menerjang Argen dengan tinjunya. Namun dia kalah cepat, pengawal Argen menangkap tangan itu dan memelintirnya ke belakang. "Aaaaaa, aaaa, sakit! S

    Last Updated : 2025-04-04
  • Terjebak Asmara Tuan Argen    BAB 68

    Jalan menuju ruang kerja kakek, seperti lorong tanpa ujung sekarang. Senyap, hanya langkah kaki ketiganya yang terdengar. Saat ini, Ana mulai bisa merasakan perasaan tidak nyaman di hatinya. Saat melihat Kak Argen, gurat wajahnya juga menjadi kaku dan dingin. Ana meraih tangan Argen, membuat laki-laki itu terperanjat, namun seutas senyum samar muncul dan dia mendekatkan tubuh, membisikkan sesuatu di telinga Ana.Bibi pengurus rumah berjalan di depan mereka dengan langkah tegap."Semua yang aku katakan di dalam nanti hanyalah kebohongan, Ana kau percaya padaku kan." Jangan menyimpan apa pun yang aku katakan di depan kakek dalam hatimu, karena aku melakukannya untuk melindungimu. "Aku tidak tahu kakek akan bicara apa, tapi yang pasti kata-katanya tidak akan enak didengar. Kau boleh marah padaku nanti, tapi aku mohon bertahanlah di depan kakek." Mendengar itu rasa takut dan cemas Ana bersemi seperti rumput disiram hujan. Bahkan bulu kuduknya rasanya merinding karena ngeri. Aku jadi t

    Last Updated : 2025-04-04
  • Terjebak Asmara Tuan Argen    BAB 69

    Status sosial. Martabat keluarga, embel-embel nama baik diucapkan kakek. Keluarga yang berdiri sejajar dengan Domaz Group. Bukan keluarga pemilik toko roti yang bahkan bangunan gedungnya dilunasi melalui pinjaman.Rasa mual langsung menjalar naik ke leher Argen. Perutnya seperti diaduk-aduk. Dia muak dengan omong kosong yang kakek katakan. Mereka saja baru saja menikah, sudah membicarakan tentang wanita selevel yang bisa dia nikahi lagi.Apa isi kepalanya hanya wanita. Cih, orang seperti ini kenapa bisa membawa kejayaan Domaz Group. Api kemarahan rasanya ingin memuntahkan laharnya. Argen menarik nafas dalam-dalam menahan gejolak emosi dan amarahnya."Perihal anak yang akan dilahirkan istrimu.""Kami belum berencana memiliki anak Kek." Argen memotong, kakek terlihat tidak senang karena Argen menyanggah perkataannya. "Ana masih sekolah, Ale juga ingin dia terus sekolah sampai lulus, jadi belum akan ada anak diantara kami.""Baguslah kalau itu rencana mu.""Ana tidak akan terlibat apa pu

    Last Updated : 2025-04-04
  • Terjebak Asmara Tuan Argen    BAB 70

    Argen membawa hadiah berupa botol parfum. Dari sebuah toko terkenal yang ada di Domaz Mall. Produk terbaru yang bahkan baru akan diluncurkan bulan depan. Semua terlihat berterimakasih tulus di depan wajah Argen, entah di belakangnya. Perihal Arko pasti sudah menyebar ke telinga semua orang. Ketidakhadirannya di meja makan ini pun sudah menjadi jawaban siapa yang selalu di bela kakek. Argen masih menjadi cucu kesayangannya. Jangan mengusiknya secara terang-terangan sekarang. Bahkan beberapa orang mengutuki kebodohan Arko. Cara yang dia pakai menjatuhkan Argen terlalu frontal yang bahkan merugikan keluarga mereka sendiri.Meja makan berdenting dengan suara. Obrolan bisik-bisik bercampur dentingan sendok.Argen makan dengan tenang, tidak seperti biasanya yang hanya memainkan sendok di piringnya. Tangan kiri Argen menyentuh pangkuan Ana di bawah meja. mereka saling pandang dan tersenyum. Saat hal-hal rutin dibicarakan seperti laporan pekerjaan, atau kegiatan-kegiatan Domaz Group yang b

    Last Updated : 2025-04-04
  • Terjebak Asmara Tuan Argen    BAB 71

    Jauh dari pesisir pantai. Di dalam kota.Tepatnya, di depan pintu apartemen Argen, Wiliam menatap lekat pintu kokoh yang tidak akan bergeming walaupun dia tendang. Rumah satu-satunya orang yang ia hormati dan akan dia ikuti. Argen yang membenci udara laut, tidur di penginapan tepi laut karena istrinya mau melihat matahari terbit. Sejauh ini kah kakak ipar merubahnya. Wiliam tahu bagaimana persahabatan Argen dengan seorang laki-laki yang bernama Aleando. Pertemanan yang sejujurnya membuatnya iri, karena dia tidak akan pernah menempati posisi laki-laki itu di hati Argen. Baginya Argen adalah penyelamat hidupnya, orang yang akan dia ikuti dan patuhi perintahnya. Bukan seperti posisi Aleando.Dan dia menikah dengan adik laki-laki itu.Walaupun masih tidak mempercayai kenyataan yang ada, namun Wiliam senang dengan perubahan Argen. Laki-laki yang beberapa tahun ini bergantung dengan obat anti mual bahkan bisa makan dengan baik sekarang. Lambung dan pencernaannya pun semakin jarang mengala

    Last Updated : 2025-04-05

Latest chapter

  • Terjebak Asmara Tuan Argen    BAB 130

    Malam semakin naik keperaduan. Hawa dingin dan angin malam yang berhembus diluar dinding apartemen seakan menerobos masuk ke dalam kamar. Membuat suasana semakin mencekam. Dosa, memang Kak Argen sudah melakukan apa pada kami. Kalau pertama kali bertemu dengan Kak Argen, itu kapan ya gumam Ana pelan. Ah, waktu sepulang sekolah dia menunggu Kak Ale, sepertinya itu pertama kalinya Ana melihat senior yang banyak dibicarakan teman-temannya. Setelahnya mereka jadi sering bertemu karena Kak Ale berteman dengannya. "Jadi Kak Argen sudah mencintaiku dari dulu?" Ana bertanya. "Ia." "Sejak aku masih bocah dulu, waktu kita pertama bertemu di depan sekolah." "Ia." Argen mengakui dengan wajah muram dan takut Ana akan marah dan mendorongnya. Bahkan saat Ana tidak mau menerima uluran tangannya hatinya sudah dipenuhi rasa takut dan amarah. Apalagi kalau sampai gadis di depannya mendorongnya. Selimut yang dipakai Ana melorot, gadis itu buru-buru menaikkannya lagi. Sambil menahan senyum. Suasana

  • Terjebak Asmara Tuan Argen    BAB 129

    Masih di malam yang sama. Masih di dalam kamar apartemen milik Argen. Laki-laki itu keluar dari kamar mandi. Remang lampu tidur menunjukkan wajahnya yang basah tersapu air. Dia keluar dari kamar setelah membetulkan selimut dan mengusap kepala Ana, mengambil air dingin di kulkas. Setelahnya kembali ke kamar lagi. Argen duduk di tepi jendela, membuka tirai dan menatap malam yang terus merangkak naik. Lampu-lampu kelap kelip di kejauhan terlihat cukup indah di matanya saat ini. Disentuhnya kaca, dia mengukir nama Ana disana. Apa sekarang sudah waktunya aku mengaku pada Ana. Kalau aku jatuh cinta padanya sejak pertama kali melihatnya. Kalau aku yang mengejar-ngejar cintanya. Walaupun defenisi mengejar cinta ala Argen berbeda dengan laki-laki pada umumnya. Bukan secara terang-terangan menunjukkan rasa suka dan mengungkapkan cinta. Karena cara Argen mengejar cinta Ana adalah dengan menghalangi semua laki-laki yang berusaha mencuri perhatian Ana. Agar tidak ada laki-laki yang merebut per

  • Terjebak Asmara Tuan Argen    BAB 128

    "Memang kau kenapa?" Intonasi Gara meninggi. Rene malah tersenyum melihat reaksi laki-laki di depannya. Laki-laki baik hati, pria hangat yang sangat mencintai ibunya. Dia bersyukur menyukai laki-laki sebaik tuan pengawal.Setelahnya mereka canggung lagi. Pengawal yang sedari tadi melihat dan mendengar kedua orang itu ingin menjerit karena gemas sendiri.Woi, tembak woi. Bisa gila sendiri aku melihat kalian berdua! Dia bahkan gemetar karena menahan untuk tidak berteriak."Masuklah, sudah malam, aku akan pulang setelah kau masuk." Gara menunjuk pintu masuk.Rene tersenyum sambil menyentuh belakang kepalanya. "Aku senang bisa datang tiap hari dan melihat Kak Gara, besok aku juga akan datang setelah kuliah. Besoknya lagi, seterusnya juga begitu. Aku datang bukan hanya karena perintah Tuan Argen, tapi karena aku memang menyukainya dan senang melakukannya. Selamat malam Kak!" Setelah mencercau panjang lebar Rene menundukkan kepala, belum Gara menjawab, Rene sudah membalik badan dan lari ma

  • Terjebak Asmara Tuan Argen    BAB 127

    "Tidak! Ale tidak! Tuan Argen melakukannya karena kau adalah sahabat baiknya. Pernikahannya dengan Nona Ana, juga karena rasa cinta dan sayangnya dia pada kalian berdua. Aku mohon jangan berfikir yang tidak-tidak." Miria jadi bicara tanpa berfikir, melihat airmata yang sudah jatuh di pipi Ale. Laki-laki itu mengusap pipinya, lalu menjatuhkan kepala di bantal."Ale.""Miria, apa kau menerimaku juga karena perintah dari Argen?" Setelah pertanyaan Ale selesai, sambungan Vidio call terputus. Miria hilang. Layar hpnya menghitam. Apa itu benar? Sampai dia tidak mau menjawab.Ale menjerit dengan suara sedih dan gemetar. Semua pikirannya jadi negatif. Dia ingin marah karena merasa dikhianati oleh sahabatnya, tapi matanya malah tidak mau berhenti menangis. Hatinya lebih sakit dan kecewa, kalau ternyata pertanyaan terakhir yang tidak dijawab Miria benar adanya.Miria menerimaku karena perintah dari Argen?Saat ingatannya bertemu kebersamaan manisnya dengan Miria, hati Ale tersayat pilu. Memiki

  • Terjebak Asmara Tuan Argen    BAB 126

    Karena iseng melihat pemandangan sore jalanan di depan toko, telah merubah hari Aleando yang tadinya dipenuhi kebahagiaan saat melepas Ana pergi bersama Argen.Adiknya yang dulu selalu mengekor padanya, terlihat sangat bahagia saat suaminya muncul. Ale yang hanya melihat pun tahu kalau gadis itu adalah ratu di hadapan suaminya Argen. Argen sahabatnya benar-benar memenuhi janjinya, memperlakukan adiknya dengan baik. Itulah yang paling membuat kakak laki-laki itu sudah merasa sempurna menjadi kakak. Melihat adik yang dia sayangi bahagia.Seperti itulah, sebelum Ben, karyawan barunya menghancurkan sore yang sempurna Ale. Ben ragu-ragu bicara setelah Ale terlihat sangat terkejut dengan fakta toko roti disebrang adalah bagian dari Domaz Group. Namun, dia juga tidak bisa menutup informasi saat bos di depannya bertanya lebih detail tentang info yang dia berikan. Sepengetahuannya, mengenai toko roti yang ada di sebrang dia sampaikan semuanya.Terselip takut di hati Ben, apakah yang disampaik

  • Terjebak Asmara Tuan Argen    BAB 125

    Amira menarik tangan Ana yang sewot dan menolak ditarik turun. Tapi dasar Amira, dia memaksa juga. Gadis itu mau mengajak Ana mengintip. Mereka mengendap-endap di balik tangga. Amira menunjuk-nunjuk Dokter Wiliam."Apa sih, biasa aja, nggak ganteng banget kok." Ana bicara lagi. "Kak Argen baru tampan."Diam kamu Ana, untung sayang aku sama kamu. Amira menggerutu. Ia, ia, suamimu yang paling tampan digalaksi Bima sakti ini. "Sedang apa kalian?" Ale muncul membawa keranjang berisi roti yang sudah dibungkus. Melihat dua gadis celingukan mencurigakan di dekat tangga. "Katanya banyak tugas, naik sana kerjakan tugas kalian, nanti kakak bawakan buah ke atas." "Amira yang ngajak, mau ngintip Dokter Wiliam, kata Amira dia ganteng." Padahal biasa aja gumam Ana. Masih saja protes ada yang bilang ganteng pada laki-laki selain Kak Argen dan Kak Ale. "Ana!" Apa sih, jujur banget kalau sama Kak Ale. Ngomong difilter kek. Amira jadi malu sendiri. "Nggak Kak, ini mau ngerjain tugas kok. Kami naik y

  • Terjebak Asmara Tuan Argen    BAB 124

    "Rene, aku mohon. Katakan apa yang Argen suruh padamu." Ibu menyentuh tangan Rene, menganggukkan kepala. Meminta Rene menjawab pertanyaan Gara dengan jujur."Tuan Argen meminta saya memastikan kalian tetap tinggal disini dan tidak pergi." Akhirnya Rene menjawab jujur, alasan apa yang membuatnya setiap hari datang. Mengirimi ibu pesan setiap waktu.Gara menyentuh kepalanya sambil mengeram. Licik sekali cara Argen menahannya. Dan dia tahu, perintah untuk Rene juga pasti berisi ancaman. Kalau gadis itu tidak melakukan pekerjaannya dengan baik, dia harus membayar kegagalannya.Apa Argen mengancammu atau memakai adik-adikmu. Ah, maaf Rene, kau jadi terlibat dalam hubungan rumit kami. Hanya itu yang terpikirkan di kepala Gara. Kalau dia kabur, Rene yang akan menjadi tumbal.Gara meraih hpnya dan berjalan ke ruang tamu. Meninggalkan dua wanita yang saling berpegangan tangan. Dia duduk di sofa, melakukan panggilan. "Apa!" Suara ketus di hp terdengar. Sudah bisa ditebak siapa yang ditelepon

  • Terjebak Asmara Tuan Argen    BAB 123

    EpilogWiliam mengantar kepulangan kakek dan ibu Argen. Tidak bicara sepatah katapun, hanya berdiri di samping kakek. Lift sudah tertutup, turun menuju lantai bawah."Kau anaknya ...... " Kakek menyebut nama ayah Wiliam. Wiliam tergagap saat dia dikenali oleh kakek. Padahal dia pikir kakek tua yang sudah membuang keluarganya ini tidak akan mengingat atau tahu tentangnya."Ia Kek.""Haha, kau hebat juga bisa berhasil seperti ini." Menepuk bahu Wiliam dengan keras, membuatnya meringis. "Aku pikir keluarga kalinya cuma bisa menjilat Argen untuk bertahan hidup. Bagus. Bagus." Masih menepuk bahu dengan kuat.Sakit! Tenaganya masih mirip dengan kekuatan Argen."Aku akan mengundang orangtuamu ke acara makan malam."Tidak perlu! Aku sudah membuang Domaz Group!"Ayahmu pasti bangga padamu. Datanglah bersama mereka nanti."Tidak perlu, aku tidak Sudi!"Baik Kek, terimakasih atas undangannya. Ayah pasti senang sekali."Dasar budak kapitalis, kau bahkan tidak berani bicara di depan kakek. Kau ben

  • Terjebak Asmara Tuan Argen    BAB 122

    Kembali ke depan pintu, Argen bergumam dalam hati sambil menatap dinding pembatas di depannya.Baiklah, tanya kabarnya, apa masih sakit? dimana yang sakit? Kau makan dengan baik? Begitulah rencana yang Argen buat, akan dia tanyakan saat pertama kali bertemu dengan kakak laki-lakinya. Bahkan kata-kata Ana untuk menyentuh tangannya terngiang. Dia merinding membayangkan merealisasikan ucapan Ana.Sejujurnya Argen pernah memikirkannya, andai saja, andai ayahnya memiliki anak yang lain, mungkin rasa kesepiannya tidak akan seperti yang ia rasakan selama ini. Duduk di posisi tertinggi Domaz Group, kursi itu terlalu tinggi untuk disentuh orang lain, hingga dia hanya sendirian melihat keramaian di bawahnya. Dan sekarang, apa yang pernah dia bayangkan itu ada di depan mata. Tapi kenapa, kenapa harus muncul dengan cara penuh drama dan menyedihkan begini.Argen menghela nafas lagi, belum pernah dia setegang ini sebelumnya."Gen, kau mau aku ikut masuk?" Wiliam sudah meraih handle pintu.Argen m

Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status