Share

BAB 71

Author: LaSheira
last update Last Updated: 2025-04-05 22:28:16

Jauh dari pesisir pantai. Di dalam kota.

Tepatnya, di depan pintu apartemen Argen, Wiliam menatap lekat pintu kokoh yang tidak akan bergeming walaupun dia tendang. Rumah satu-satunya orang yang ia hormati dan akan dia ikuti.

Argen yang membenci udara laut, tidur di penginapan tepi laut karena istrinya mau melihat matahari terbit. Sejauh ini kah kakak ipar merubahnya.

Wiliam tahu bagaimana persahabatan Argen dengan seorang laki-laki yang bernama Aleando. Pertemanan yang sejujurnya membuatnya iri, karena dia tidak akan pernah menempati posisi laki-laki itu di hati Argen. Baginya Argen adalah penyelamat hidupnya, orang yang akan dia ikuti dan patuhi perintahnya. Bukan seperti posisi Aleando.

Dan dia menikah dengan adik laki-laki itu.

Walaupun masih tidak mempercayai kenyataan yang ada, namun Wiliam senang dengan perubahan Argen. Laki-laki yang beberapa tahun ini bergantung dengan obat anti mual bahkan bisa makan dengan baik sekarang. Lambung dan pencernaannya pun semakin jarang mengala
Continue to read this book for free
Scan code to download App
Locked Chapter

Related chapters

  • Terjebak Asmara Tuan Argen    BAB 72

    "Tuan besar berjanji akan mengundang ibu dalam pertemuan keluarga." Suara pengawal itu bergetar. "Kalau saya bisa berguna untuk tuan muda." Dia bahkan masih memakai panggilan hormat itu untuk Argen. "Kalau saya bisa membuktikan pada tuan besar, dia akan mengundang ibu dalam pertemuan keluarga."Apa! Perjamuan makan malam sialan itu! Rasanya Wiliam mau meledak sekarang. Kenapa alasan itu rasanya menyedihkan sekali baginya."Kau bodoh ya! Seharusnya kau minta uang pada kakek tua itu yang banyak, yang bisa kau pakai hidup enak selama tuju turunan. Menikah dan hidup dengan ibumu dengan nyaman." Itulah yang akan diambil Wiliam kalau dia ada di posisi pengawal di depannya. Bukannya mengemis untuk diundang dalam pertemuan keluarga memuakkan itu.Wiliam melepaskan cengkeramannya."Ibu ingin diakui sebagai istri ayah oleh tuan besar. Sekali saja, kalau ibu sudah datang dan diakui tuan besar, kami akan pergi dan menghilang."Itulah yang dikatakan ibu padanya. Sekali saja dia datang, artinya di

    Last Updated : 2025-04-05
  • Terjebak Asmara Tuan Argen    BAB 73

    "Mataharinya saja sudah tinggi." Argen tidak jelas bicara. Karena bibirnya sibuk menciumi tubuh Ana."Padahal aku ingin melihat matahari terbit sambil mendengar pengakuan cinta Kakak." Sedih terdengar dari suara Ana. Argen menyibak selimut, melihat wajah Ana. Memberi kecupan di kening gadis itu. "Aku ingin tahu isi hati Kak Argen," ujar gadis itu lagi sendu."Ana."Ah, apa aku kelewatan ya. Apa ini belum waktunya? Apa aku terdengar memaksanya. "Maaf Kak." Memeluk dan menjatuhkan kepala di dada Argen. "Aku akan menunggu dengan sabar kok."Argen meraih dagu Ana, membuat gadis itu mendongak."Apa hubungan kita ini belum cukup? Kau masih ingin mendengarkan aku mengatakan apa?" Ah, aku memang serakah, aku ingin Kak Argen juga mencintaiku. Padahal dulu aku bilang, aku cukup dengan bisa mencintainya diam-diam. "Kau mau mendengar aku mengatakan apa?" Argen mengulangi pertanyaan, sambil mencium pipi Ana. Menyusuri pipi beberapa kali. Sambil menggoyangkan hidung."Aku mau mendengar Kak Argen

    Last Updated : 2025-04-05
  • Terjebak Asmara Tuan Argen    BAB 74

    Daisy Bakery ShopPromo opening toko baru hari ini adalah beli dua roti gratis satu roti madu isi coklat. Roti madu adalah menu baru yang ada di Daisy Bakery shop. Banyak varian isian di dalamnya Banner besar terbentang di depan toko menarik para pelanggan pemburu diskon.Toko setelah di renovasi memiliki dua lantai. Lantai atas masih tahap rencana akan menjadi kafe, ada dua kamar yang salah satunya akan menjadi kamar Ale. Sudah ada tempat tidur, tapi masih belum dibereskan. Sepertinya dia lebih memilih tinggal di toko untuk sementara waktu. Dilantai bawah ada dua kamar juga, satu masih belum tahu diperuntukkan untuk apa, satu untuk gudang. Dapur yang lebar dengan lemari penyimpanan stok dan lemari pendingin yang berderet, meja kerja pembuatan roti juga baru. Dapur impian Ale. Ada dua oven baru hadiah dari Miria. Toko bagian depan semakin terlihat lebar. Jumlah sofa dan kursi ditambah. Mereka menyisakan bagian samping hanya sebagai jalan menuju taman belakang. Ale berdiri di depan to

    Last Updated : 2025-04-05
  • Terjebak Asmara Tuan Argen    BAB 75

    "Sebentar lagi Kak Argen pasti jatuh cinta padaku Kak, dia bahkan tidak bisa tidur sebelum menciumi leherku sekarang.""Ana!""Haha, Kak Ale. Haha." Malah tertawa padahal Ale rasanya benar-benar mau pingsan. Bagaimana adiknya bisa seagresif ini menunjukkan cintanya yang terpendam, padahal selama ini dia sama sekali tidak berpengalaman pacaran.Apa ini kekuatan cinta pada pandangan pertama ya. Ah, semoga Argen menerima ketulusan cinta Ana dan membuka hatinya.Saat mereka sedang bicara, Lila datang. "Kak Ale ada yang mencarimu, laki-laki. Katanya adik nona sekretaris." Ana yang bangun dari duduk duluan, bertanya kenapa adik Kak Miria datang. "Sudah datang ya, Miria mau mengenalkannya, tapi karena dia tidak bisa meninggalkan pekerjaan jadi adiknya datang sendiri. Dia seperti ini?" Ale menyodorkan foto seorang laki-laki yang ada di hpnya. Tampan.Lila mengangguk, benar-benar katanya. Mendengar itu wajah Ale langsung tegang. Dia merapikan rambut dan bajunya, berlari ke depan cermin menyi

    Last Updated : 2025-04-05
  • Terjebak Asmara Tuan Argen    BAB 76

    Damar meraih tangan Ale, mencium tangan laki-laki di depannya. Membuat Ale kebingungan."Kak, terimakasih sudah menerima Kak Miria apa adanya, tidak, dia yang tidak punya apa-apa itu. Terimakasih sudah jatuh cinta pada kakakku. Walaupun agak galak tapi dia baik hatinya." Nyerocos antara bangga dan menghina kakaknya bercampur."Hehe kau ini, aku tahu kok, kalau Miria juga agak keras, ya bekerja dengan Argen pasti membuatnya jadi seperti itu. Tapi, dia cerdas dan menggemaskan."Tunggu, sepertinya kata menggemaskan sama sekali tidak cocok dengan Kak Miria!Pembicaraan mereka menjadi tidak terlalu canggung, walaupun Damar masih setengah mati kaget saat Ale memuji-muji Miria, saat Ale mengenalkan Ana adiknya ternyata Damar pernah beberapa kali melihat Ana di kampus. Dia bahkan tahu perihal gosip yang mengatakan kakak Ana preman. Sebenarnya siapa yang mengatakan laki-laki yang wajahnya bersemu-semu ini sebagai preman! Protes keras, memaki siapa pun dalang dibalik rumor itu. Siapa pun dia,

    Last Updated : 2025-04-05
  • Terjebak Asmara Tuan Argen    BAB 77

    Sekretaris Presdir menarik Rene menjauhi pintu, dia mau membuka pintu dan mendorong Rene masuk ke dalam mobil. Walaupun hati kecilnya sedikit menolak, namun dia berdalil dia tidak punya pilihan. Saat pintu mobil sudah terbuka dan dia tinggal mendorong Rene, sebuah tendangan yang entah datang dari mana menghantam pinggangnya. Tangannya yang mencengkeram Rene terlepas, dia mengerang dan ambruk. Memaki sambil melihat ke belakangnya. Kakinya tinggi, pakaiannya rapi. Sialan! Itukan pengawal Tuan Argen. Rene yang sudah menangis melihat yang datang semakin mengeraskan suara isaknya. Saat langkah kaki yang lain terdengar di telinganya, dia mencari asal suara. Tuan Argen dan nona sekretaris. Dia terseok, menyeret kakinya memeluk Miria. Miria menangkap tubuh Rene, meraihnya untuk berdiri di belakangnya. "Aku pikir ada suara berisik apa tadi, ternyata ada tikus yang sedang mencari makan di tempatku." Tangan Rene gemetar memegang lengan Miria mendengar Argen bicara. Di dalam mobil ayah Angel

    Last Updated : 2025-04-05
  • Terjebak Asmara Tuan Argen    BAB 78

    Malam datang, di luar jendela kaca temaran lampu jalan dan lampu dari area pertokoan masih terlihat terang. Bahkan ada beberapa toko yang belum tutup sampai jam segini.Ale keluar dari kamar mandi dengan rambut yang masih basah, dia goyang-goyangkan dengan handuk sambil berjalan mendekat ke arah jendela kaca yang bening. Dari lantai dua toko Daisy banyak bisa dijangkau pandangannya."Tidak buruk juga tinggal disini." Ale menyentuh jendela kaca. "Apa aku pasang tirai saja ya supaya tidak kelihatan dari luar." Melihat ruangan luas yang masih terasa kosong, hanya ada sofa dan meja. "Apa aku jadikan rumah saja lantai dua ini, toko cukup lantai satu saja sepertinya." Dia bertanya sendiri, dijawab sendiri. (Melase Kak Ale 🤭)Lampu-lampu yang menyala, kendaraan yang melaju membuat dunia Ale tidak terlalu senyap. Dia menyukai ini. Ketimbang pulang ke rumah, sepertinya tinggal di toko lebih baik.Sebelum aku menikah nanti, eh, kalau aku menikah tidak mungkin kan aku mengajak Miria tinggal di

    Last Updated : 2025-04-05
  • Terjebak Asmara Tuan Argen    BAB 79

    "Ana yang cerita. Kau ini, aku kira apa!" Menjerit sambil menggebrak meja, gelas kosong Argen bergetar. "Dari tadi kau membuatku takut tahu, aku pikir kau mau bicara apa." Ale melampiaskan kelegaannya dengan menaikkan intonasi suara. Bahkan sampai membuat Argen terkejut."Ana cerita padamu kalau kami sudah tidur bersama?" Bertanya ragu-ragu. Ale menganggukkan kepala.Kakak sialan, kau tahu sekhawatir apa aku untuk membicaran ini denganmu."Hemm, dia bilang akan menggodamu dari segala arah, untuk membuatmu jatuh cinta." Melihat reaksi Argen dengan cermat sebelum meneruskan kalimatnya. "Dan Ana juga cerita kalian sudah menghabiskan malam panas sepanjang malam di tempat tidur. Itu benar kan?" Ale sedang mengkonfirmasi. Argen yang dulu tidak pernah tertarik berhubungan dengan wanita apakah benar hatinya mulai berubah, gumamnya penuh selidik memperhatikan setiap gerakan Argen.Telinga Argen memerah. Ana! Sebenarnya sejauh apa kau cerita pada kakakmu! Argen yang menelisik malu sendiri."A

    Last Updated : 2025-04-05

Latest chapter

  • Terjebak Asmara Tuan Argen    BAB 161

    "Ana aku datang! Penggangu sudah pergi!" Suaranya berubah riang dan jenaka.Padahal orang yang dikatai penggangu masih berdiri di ruang tamu. Melihatnya menghilang di balik pintu.Bagaimana bisa aku tidak menyayangimu Gen, walaupun aku pernah membenci dan iri padamu, tapi, setelah aku mengenalmu, hanya ada rasa sayang pada seorang adik yang tertinggal sekarang. Karena kau memang sebaik ini.Gara keluar dari rumah Argen. 🍓🍓🍓Makam yang selama ini mereka kunjungi diam-diam. Tanpa buket bunga, karena tidak ingin meninggalkan jejak apa pun. Sekarang, ibu dan anak itu membawa bunga dan buket bunga dalam pelukan mereka masing-masing. Membersihkan dedaunan pohon yang gugur dan jatuh di pusara. Menebarkan kelopak bunga di atas pusara."Ayah, ibu datang hari ini, sebagai istrimu dan menantu Domaz Group." Airmata ibu menetes jatuh ke pusara. Wanita itu mengusap ujung matanya yang sudah berair bahkan saat mobil memasuki gerbang pemakaman. Saat kakinya berjalan mendekat tetesan airmata itu

  • Terjebak Asmara Tuan Argen    BAB 160

    Pertama orang-orang yang mendukung Argen dan tunduk padanya karena tahu, posisi Argen sudah tidak bisa digeser siapa pun. Kedua, orang-orang yang menundukkan kepala, namun tidak menyerahkan kepatuhan sepenuhnya pada Argen. Bagi mereka, keputusan kakek masih menjadi yang utama. Ketiga, orang-orang bermuka dua, yang paling menunggu kehancuran Argen. Mereka ingin merebut posisi tertinggi di Domaz Group. Entah itu dipicu rasa iri atau murni ingin kekuasaan dan harta yang berlimpah."Mungkin saja akan ada yang mendekatimu, bagaimana pun, darah nyonya besar ada dalam tubuhmu." Will menunjuk dada Gara. "Kakek mengundangmu, terlepas apa alasannya, bagi mereka menjadi angin segar. Mungkin mereka akan berusaha menghasutmu untuk merebut milik Argen.""Anda tahu kan saya tidak akan melakukannya." Gara menyambar cepat. Dia tahu apa maksud pembicaraan William. "Tentu, karena kalau kau berani memikirkannya saja, aku yang akan menghancurkanmu. Kau masih ingat kan yang aku katakan."Gara menepuk tang

  • Terjebak Asmara Tuan Argen    BAB 159

    Banyak hal yang terjadi dalam beberapa hari ini. Miria dan keluarga mulai sibuk mempersiapkan pernikahan. Ale dan Ana juga demikian. Mengabarkan pada keluarga mereka tentang kabar baik ini. Serta membuat daftar barang-barang yang akan dibawa Ale untuk hadiah pernikahan."Nak Ale, nggak usah repot-repot, kamu menikahi anak kami Miria saja sudah menjadi hadiah terbesar dan kebahagiaan untuk kami selalu orangtua Miria. Tenang saja, kami yang akan mempersiapkan pernikahan kalian." Suatu sore ibu Miria bicara dengan Ale di telepon.Begitulah pasangan itu mempersiapkan hari bahagia mereka.Sementara di tempat lain.Gara datang ke RS untuk melakukan cek up, hanya bersama sopir yang merangkap pengawalnya. Satuan keamanan Domaz Group. Ibu yang harus menemani adik-adik tidak bisa ikut. Seperti yang pernah dikatakan Dokter William, kalau yang terjadi padanya adalah keajaiban. Begitu pula proses penyembuhan lengannya. Gara merasa beruntung, fisik tubuhnya yang memang kuat, membantu proses pem

  • Terjebak Asmara Tuan Argen    BAB 158

    "Aku tahu kau tidak akan menyakiti Rene."Kau kan begitu, hatimu kan sebenarnya baik."Coba saja, kau pernah melihatku marah kan, coba saja buat aku marah dan lihat apa yang terjadi."Dasar gila!"Gen, kau tidak boleh mengancam kakakmu.""Kalau begitu, lakukan sesuai perintahku!" Menyalak marah dalam hitungan detik. "Jadilah kakakku." Suara Argen melunak dalam hitungan detik juga. "Berdirilah di sampingku sebagai kakakku, bukan pengawalku. Kau bisa kan?" Hati siapa yang tidak terhenyak. Laki-laki angkuh di depan Gara saat ini sedang memohon."Aku mohon, jangan berfikir untuk pergi menghilang.""Gen."Rasa haru menyeruak. Argen bangun dari duduk."Keluar sana!" Menguap sudah keharuan di ujung mata Gara setelah diusir. Laki-laki itu tertawa. Ya, beginilah Argen yang ia tahu. "Baiklah, aku pergi. Maaf sudah menggangu mu. Tidurlah sana." Gara beranjak dari duduk, melihat punggung Argen yang sudah berjalan ke kamarnya.Laki-laki itu berhenti di depan pintu, melihat ke arah kakaknya."Ak

  • Terjebak Asmara Tuan Argen    BAB 157

    Argen membuka pintu rumahnya dengan menunjukkan wajah masam. Pintu cuma sedikit terbuka. Yang berdiri di depan pintu langsung tahu kalau dia sudah mengganggu."Maaf, kau sudah tidur ya? Kalau begitu aku akan datang lagi besok." Gara sudah mau menarik handle pintu lagi. Menutupnya dengan tenang dan menghilang dari hadapan Argen."Masuk!" Setelah bicara begitu, Argen berbalik, langsung menjatuhkan tubuh di sofa. Gara juga ikut duduk, laki-laki itu terlihat ragu dan gamang mau bicara. Karena dia tahu, apa yang akan dia bicarakan ini pasti menyulut kemarahan Argen."Kenapa?" Argen yang akhirnya bicara duluan saat melihat Gara maju mundur. "Awas saja kalau kau bicara aneh-aneh, sudah menggangu malam-malam begini."Mendengar ancaman nyali Gara sudah menciut. Tapi dia tetap harus bicara demi Rene. Di depan Rene saja dia bisa seyakin itu tadi."Biar aku yang bicara dengan Argen!" Dia sudah sok di depan Rene, ibu dan adik-adik. Tapi, sudah ada di depan Argen seperti kekuatan yang dia bawa dar

  • Terjebak Asmara Tuan Argen    BAB 156

    Di sebuah apartemen. Malam ini setelah makan malam selesai, Rene dan Gara masih tertinggal, duduk di meja makan. Sementara adik-adik Rene dan bibi sudah pindah ke ruangan lain.Dua orang itu duduk bersebelahan. Kalau dilihat-lihat, situasi mereka masih terlihat canggung. Walaupun sudah tinggal selama beberapa hari dalam satu rumah. Rene menarik nafas dalam. Dia sudah menyusun kalimat dengan runut di dalam kamarnya tadi berlatih. Sebelum bicara berdua seperti sekarang ini. Gadis itu menyelipkan rambut ke belakang telinga."Kak, apa aku dan adik-adik sudah boleh pulang ke rumah kami?" Apartemen ini sangat bangus dan nyaman, namun karena adanya di lantai atas membuat adik-adik sedikit tidak nyaman. Mereka yang biasanya berkeliaran di halaman rumah hanya terkurung di dalam rumah membuat mereka protes. "Kak Gara dan bibi tidak ada niat untuk kabur dari Tuan Argen lagi kan?"Kalau begitu, tugasku mengawasi Kak Gara seharusnya selesai sampai di sini kan. Begitulah yang dipikirkan Rene. Se

  • Terjebak Asmara Tuan Argen    BAB 155

    Dosen mengucapkan salam.Akhirnya kelas terakhir haru ini selesai juga. Ana masih duduk sudah memasukan buku ke dalam tas, dia menjatuhkan kepala lemas di meja. Nyengir pada Rene yang masih terlihat bersemangat seperti biasanya."Kak, kamu sudah mengerjakan tugas ya?"Rene menjawab dengan senyum, itu artinya tugasnya sudah beres."Apa Anda mau melihat?"Bola mata Ana berbinar, liat sedikit untuk menambah semangatnya mengerjakan, boleh kan. Di kelas ini masih banyak anak yang bergerombol, sepertinya mereka juga belum selesai mengerjakan tugas."Eh, kemana Amira Kak?""Ke toilet sama yang lain." Menggeser buku-buku milik mereka yang ditinggal di meja Kak Rena. "Mau mengerjakan di perpustakaan apa ke toko lagi?""Enak di toko, tapi tugas kali ini disuruh banyak referensi bukunya kan, jadi ke perpus saja deh." Ana duduk dengan tegak, menggeliat sambil menguap. Saat tubuhnya masih meliuk, dia melihat Amira lari-lari dari kejauhan. Saking akrabnya dia dengan Amira sampai bisa mengenali Amir

  • Terjebak Asmara Tuan Argen    BAB 154

    Tapi, tapi, dia kan tidak boleh melakukan itu. Hiks, kalau nanti Kak Argen dibawa-bawa bagaimana, nama baik Domaz Group juga. Ana takut hubungan baiknya dengan kakek juga akan rusak, kalau dia sembarangan mempublikasikan pernikahannya."Ana, bisa-bisanya kau menikah tidak memberi tahu kami!" Mereka merasa terkhianati. "Kau tidak menikah dengan bapak-bapak pejabat kan?" Amira yang turun tangan mencekik temannya yang bicara itu. Saat Ana mau mulai menjelaskan dosen masuk ke dalam kelas. Membuat suara berisik langsung lenyap. Selama satu jam Ana mendengarkan penjelasan dosen dengan pikiran kacau. Sementara di samping Ana, Rene menatap Ana dengan khawatir. Rentetan pesan sudah dia sampaikan pada sekretaris Miria. Karena dia tidak tahu bagaimana harus menyelesaikan gosip yang menyebar di fakultas ini.🍓🍓🍓Ana membawa teman-temannya ke toko Daisy. Mumpung ada jeda kuliah. Sebenarnya karena tidak ada tempat yang streril juga di kampus untuk mereka bicara dengan nyaman. Tatapan mahasisw

  • Terjebak Asmara Tuan Argen    BAB 153

    Gerimis turun di pagi hari, namun tidak membuat aktivitas manusia berhenti. Yang harus bekerja tetap berangkat bekerja, yang harus sekolah tidak punya pilihan selain menerobos gerimis. Terlihat orang-orang berlarian atau berjalan dengan cepat agar segera sampai ke tujuan. Walaupun tidak deras, namun baju juga bisa agak basah kalau nekat menerobos gerimis. Beberapa orang juga terlihat memakai payung, atau menutupi kepala dengan tas, sambil berjalan setengah berlari.Pagi ini Ana pun harus pergi kuliah. Setelah menguping pertengkaran Kak Argen dengan kakek semalam, gadis itu mulai bisa menerka akar permasalahan hubungan kakek, Kak Gara dan Kak Argen. Berkat penjelasan Kak Ale juga.Semalam dia bertingkah agak liar 🤣Demi menenangkan Kak Argen yang masuk ke dalam rumah masih menyisakan kepulan amarah di kepalanya.Pagi ini setelah tidur, dia cukup berenergi, tapi karena gerimis membuat badannya refleks ikut tidak bersemangat seperti kalau hari cerah.Sudah di dalam mobil."Kak, aku kan

Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status