Share

BAB 76

Penulis: LaSheira
last update Terakhir Diperbarui: 2025-04-05 22:32:10

Damar meraih tangan Ale, mencium tangan laki-laki di depannya. Membuat Ale kebingungan.

"Kak, terimakasih sudah menerima Kak Miria apa adanya, tidak, dia yang tidak punya apa-apa itu. Terimakasih sudah jatuh cinta pada kakakku. Walaupun agak galak tapi dia baik hatinya." Nyerocos antara bangga dan menghina kakaknya bercampur.

"Hehe kau ini, aku tahu kok, kalau Miria juga agak keras, ya bekerja dengan Argen pasti membuatnya jadi seperti itu. Tapi, dia cerdas dan menggemaskan."

Tunggu, sepertinya kata menggemaskan sama sekali tidak cocok dengan Kak Miria!

Pembicaraan mereka menjadi tidak terlalu canggung, walaupun Damar masih setengah mati kaget saat Ale memuji-muji Miria, saat Ale mengenalkan Ana adiknya ternyata Damar pernah beberapa kali melihat Ana di kampus. Dia bahkan tahu perihal gosip yang mengatakan kakak Ana preman.

Sebenarnya siapa yang mengatakan laki-laki yang wajahnya bersemu-semu ini sebagai preman! Protes keras, memaki siapa pun dalang dibalik rumor itu. Siapa pun dia,
Lanjutkan membaca buku ini secara gratis
Pindai kode untuk mengunduh Aplikasi
Bab Terkunci

Bab terkait

  • Terjebak Asmara Tuan Argen    BAB 77

    Sekretaris Presdir menarik Rene menjauhi pintu, dia mau membuka pintu dan mendorong Rene masuk ke dalam mobil. Walaupun hati kecilnya sedikit menolak, namun dia berdalil dia tidak punya pilihan. Saat pintu mobil sudah terbuka dan dia tinggal mendorong Rene, sebuah tendangan yang entah datang dari mana menghantam pinggangnya. Tangannya yang mencengkeram Rene terlepas, dia mengerang dan ambruk. Memaki sambil melihat ke belakangnya. Kakinya tinggi, pakaiannya rapi. Sialan! Itukan pengawal Tuan Argen. Rene yang sudah menangis melihat yang datang semakin mengeraskan suara isaknya. Saat langkah kaki yang lain terdengar di telinganya, dia mencari asal suara. Tuan Argen dan nona sekretaris. Dia terseok, menyeret kakinya memeluk Miria. Miria menangkap tubuh Rene, meraihnya untuk berdiri di belakangnya. "Aku pikir ada suara berisik apa tadi, ternyata ada tikus yang sedang mencari makan di tempatku." Tangan Rene gemetar memegang lengan Miria mendengar Argen bicara. Di dalam mobil ayah Angel

    Terakhir Diperbarui : 2025-04-05
  • Terjebak Asmara Tuan Argen    BAB 78

    Malam datang, di luar jendela kaca temaran lampu jalan dan lampu dari area pertokoan masih terlihat terang. Bahkan ada beberapa toko yang belum tutup sampai jam segini.Ale keluar dari kamar mandi dengan rambut yang masih basah, dia goyang-goyangkan dengan handuk sambil berjalan mendekat ke arah jendela kaca yang bening. Dari lantai dua toko Daisy banyak bisa dijangkau pandangannya."Tidak buruk juga tinggal disini." Ale menyentuh jendela kaca. "Apa aku pasang tirai saja ya supaya tidak kelihatan dari luar." Melihat ruangan luas yang masih terasa kosong, hanya ada sofa dan meja. "Apa aku jadikan rumah saja lantai dua ini, toko cukup lantai satu saja sepertinya." Dia bertanya sendiri, dijawab sendiri. (Melase Kak Ale 🤭)Lampu-lampu yang menyala, kendaraan yang melaju membuat dunia Ale tidak terlalu senyap. Dia menyukai ini. Ketimbang pulang ke rumah, sepertinya tinggal di toko lebih baik.Sebelum aku menikah nanti, eh, kalau aku menikah tidak mungkin kan aku mengajak Miria tinggal di

    Terakhir Diperbarui : 2025-04-05
  • Terjebak Asmara Tuan Argen    BAB 79

    "Ana yang cerita. Kau ini, aku kira apa!" Menjerit sambil menggebrak meja, gelas kosong Argen bergetar. "Dari tadi kau membuatku takut tahu, aku pikir kau mau bicara apa." Ale melampiaskan kelegaannya dengan menaikkan intonasi suara. Bahkan sampai membuat Argen terkejut."Ana cerita padamu kalau kami sudah tidur bersama?" Bertanya ragu-ragu. Ale menganggukkan kepala.Kakak sialan, kau tahu sekhawatir apa aku untuk membicaran ini denganmu."Hemm, dia bilang akan menggodamu dari segala arah, untuk membuatmu jatuh cinta." Melihat reaksi Argen dengan cermat sebelum meneruskan kalimatnya. "Dan Ana juga cerita kalian sudah menghabiskan malam panas sepanjang malam di tempat tidur. Itu benar kan?" Ale sedang mengkonfirmasi. Argen yang dulu tidak pernah tertarik berhubungan dengan wanita apakah benar hatinya mulai berubah, gumamnya penuh selidik memperhatikan setiap gerakan Argen.Telinga Argen memerah. Ana! Sebenarnya sejauh apa kau cerita pada kakakmu! Argen yang menelisik malu sendiri."A

    Terakhir Diperbarui : 2025-04-05
  • Terjebak Asmara Tuan Argen    BAB 80

    "Nggak usah, salam sayang kembali dan peluk sayang juga buat Ana." Merinding saat memikirkan Argen memeluknya dengan aura membunuh begitu."Baiklah, kalau kau tidak mau, tapi aku akan menyampaikan salammu dengan memperagakannya secara langsung nanti." Tersenyum karena di matanya wajah Ana terbias. Senyumnya yang manis dan tubuhnya yang harum. Dasar gila! Kau benar-benar Argen?Mereka tergelak bersama pada akhirnya, Argen bangun dari duduk melihat sekelilingnya. Toko Daisy telah berubah seperti menjadi toko baru. Jauh lebih nyaman dan besar gumamnya."Kau suka hasil renovasinya?" Membentang tangan."Hemm, senang sekali. Terimakasih Gen, karena kamu semua bisa jadi seperti ini. Aku benar-benar berterimakasih." Suara tulus dan tatapan hangat penuh terimakasih muncul di antara mereka."Tunjukkan padaku." Argen sudah berjalan melihat-lihat. "Ada apa di lantai dua?" Sudah menyentuh tangga. Saat Ale menyusul dia bahkan sudah separuh menaiki tangga. "Kau mau tinggal disini?""Untuk sementara

    Terakhir Diperbarui : 2025-04-05
  • Terjebak Asmara Tuan Argen    BAB 81

    Sementara itu di sebuah rumah.Arko berdiri dengan kepala tertunduk, pipinya merah. Ibunya hanya bisa diam tidak berani bicara. Ayahnya baru saja menamparnya dengan keras di pipi kanannya. Siang tadi ayah Arko dipanggil kakek, bicara dengan kakek di ruang tamu vila. Pulang-pulang dia melampiaskan kemarahannya pada Arko. "Dasar anak tidak berguna!" Tangannya gemetar menyentuh pegangan sofa. "Kakek memindahkanmu ke bagian gudang, sebenarnya apa kerjamu selama ini anak bodoh." Arko menggigit bibirnya ngilu, memang ini salahnya. Domaz Mall yang dia pegang memang terjadi sedikit masalah di bagian kepegawaian. Ada pelanggan VVIP yang menyampaikan pengaduan kalau ada karyawan stand yang melayaninya dengan tidak sopan. Tapi itu tidak sampai sefatal itu untuk membuatnya dilengserkan dari posisinya sebagai CEO. Kakek hanya memakainya sebagai alasan menendangnya karena dia mengganggu Argen. Kakek yang pendendam hanya mencari kesempatan."Kau tahu semalu apa aku di depan kakek!" Melemparkan map

    Terakhir Diperbarui : 2025-04-07
  • Terjebak Asmara Tuan Argen    BAB 82

    Pagi ini Argen datang lebih siang dari biasanya ke kantor. Alasannya karena Ana yang tidak ada kuliah pagi. Sebagai suami yang baik Argen memutuskan menemani Ana bergumul dengan selimut jauh lebih lama. Alasan, padahal dia melakukannya dengan suka cinta. Bahkan membuatnya malas beranjak. Saat Ana sudah bangun dari tempat tidur dan mau mandi, dia menarik gadis itu lagi jatuh terjerembab ke tempat tidur.Setelah melewati pagi yang dipenuhi bunga-bunga cinta, mood dan semangatnya bekerja jadi terlihat meningkat seribu kali lipat dari biasanya. Argen bahkan membuat penjaga pintu di loby hampir jatuh kaget karena mendapat senyum saat penjaga itu mengucapkan salam selamat pagi.Kalau setiap hari begini, bisa-bisa Tuan Muda membuat para karyawan pingsan karena sikap anehnya. Gumam pengawal Argen yang berjalan di belakangnya.Miria bahkan menatap pengawal Argen mencari tahu apa yang terjadi, senyum tipis itu menjawab kalau tuan muda sedang dalam suasana hati yang sangat baik. Itu artinya peke

    Terakhir Diperbarui : 2025-04-07
  • Terjebak Asmara Tuan Argen    BAB 83

    "Argen." Suara bibi bergetar. "Tolong bantu dan lindungi Arko." Dia meremas jemarinya, airmata jatuh menetes di tangannya. "Bibi tahu ini tidak tahu malu, ayah Arko sudah banyak melakukan hal buruk padamu." Airmata dan Isak bercampur dalam suaranya. "Arko anak yang baik, dia hanya tidak bisa." Suara bibi hilang ditelan Isak, dia tidak meneruskan penjelasannya. "Bibi mohon tolong bantu Arko. Bibi tidak tahu apa yang bisa dilakukan ayahnya. Bibi mohon Argen." Tiba-tiba bibi bangun lalu dari duduk, berlutut di lantai, menyentuh kaki Argen. "Bibi akan mencium kakimu kalau itu yang kau mau, tapi bibi mohon selamatkan hidup Arko."Ayah yang seharusnya melindunginya hanya memakainya demi ambisi. Arko seperti hidup dihancurkan perlahan oleh ayahnya sendiri."Bibi!" Argen bangun berdiri marah, menjauhi sofa. Menyentuh kepalanya yang berdenyut. "Suruh dia bangun atau aku tidak mau mendengarnya bicara lagi." Walaupun dia muak dengan mereka semua, namun melihat wanita tidak berdaya yang ketakuta

    Terakhir Diperbarui : 2025-04-07
  • Terjebak Asmara Tuan Argen    BAB 84

    "Anda tidak perlu melakukan ini Tuan Muda." Pengawalnya terkejut sesaat, lalu menyodorkan kartu milik Argen dengan kedua tangannya. "Saya...""Anggap saja itu bayaran kau sudah menyiapkan makan malam untukku dan Ana." Tidak ingin dibantah. "Pergi sana! Kirimi aku foto bukti makan malammu dengan ibumu, kalau kau tidak mau kutendang besok." Berbalik dan berjalan masuk ke dalam kamar tidak mau mendengar pengawalnya berdalih lagi.Hah! Apa aku iri padanya karena aku tidak pernah makan malam dengan ibu. Aku jadi kesal karena ternyata selain jadi anjing kakek, dia hidup dengan normal.Dia membuka pintu kamarnya setelah mendengar pintu rumahnya tertutup. Pengawalnya sudah menghilang dari pandangan. Satu hal yang dibenci Argen dari laki-laki itu hanya karena dia anjing setia kakek yang akan melaporkan apa pun yang ia lakukan pada kakek. Sebenarnya hanya itu satu-satunya sumber kebenciannya dengan pengawalnya.Hari ini Argen melihat dua hubungan ibu dan anak, yang terasa sangat asing dengannya

    Terakhir Diperbarui : 2025-04-07

Bab terbaru

  • Terjebak Asmara Tuan Argen    BAB 173

    Meninggalkan Argen dan Ale berdua dalam ruangan tunggu."Kau tegang?" Argen mendekat menghampiri Ale. Meninju lengan sahabatnya. "Bagaimana perasaanmu hari ini?" Dia ingin menggoda Ale yang terlihat berdiri dengan kikuk. Beberap kali merapikan rambut yang memang sudah rapi."Senang, bahagia, aku sudah tidak sabar. Gen...""Apa?""Tapi aku gemetar tahu." Mencengkeram bahu Argen. Dia memang sok keren di depan Ana dan bilang baik-baik saja, padahal dadanya berdebar kencang. "Kau tegang tidak waktu mau menikah dengan Ana." Ada peluh yang merembes di kening Ale."Kau itu nggak ngapa-ngapain aja gemetar." Argen menjawab acuh seperti Argen biasanya."Dasar sialan!" Tapi Ale tertawa juga mendengarnya. Membuat kegelisahannya sedikit mencair. Mereka duduk di sofa sekarang. Ale masih terlihat gelisah. Beberapa kali mengusap wajahnya. Janji pernikahan, dia sudah hafal diluar kepala. Sudah dia ulang-ulang juga tadi. Dia tidak mau mengulangnya lagi, karena takut malah panik dan lupa semuanya.Ah,

  • Terjebak Asmara Tuan Argen    BAB 172

    Laki-laki itu menjatuhkan kepalanya di meja. Menyesali kebodohannya yang salah stategi. Dia terlalu jumawa. Diambilnya lagi undangan Miria. Dieja perlahan nama Aleando dengan sedikit geram seperti orang mengumpat. Dia laki-laki seperti apa ya, sampai bisa membuat Miria jatuh cinta.Pengacara itu sangat penasaran.🍓🍓🍓Setelah melalui proses persiapan yang melelahkan, yang lelah tentu yang berjibaku menyiapkan pesta, akhirnya hari pernikahan Miria dan Ale datang juga.Sebelumnya sempat terjadi keributan kecil karena orangtua Miria berharap gadis itu bisa pergi bulan madu setelah menikah. Orangtua Miria berharap, anaknya tidak menunda-nunda punya anak. Mumpung baru menikah, gejolak cinta masih membara."Sat set, terjang Nak Ale dan segera lahirkan anak untuknya. Kau kan tahu Miria, kami ini sudah tidak muda lagi. Yang lain di keluarga kita bahkan sudah memiliki beberap cucu. Jadi jangan menunda-nunda." Ibu bicara seenaknya membandingkan dirinya dan saudara yang sudah punya cucu."Ibu

  • Terjebak Asmara Tuan Argen    BAB 171

    Ada banyak hal yang harus disiapkan untuk pesta pernikahan. Memang. Miria juga tahu itu, karena gadis itu sudah berpengalaman menyiapkan pesta pernikahan yang bahkan skalanya jauh lebih besar. Pesta Tuan Argen dan Ana. Hingga gadis itu tahu bagaimana repotnya semua tim yang terlibat.Namun, kebahagiaan orangtua Miria karena anak sulungnya akan menikah, seperti menjadi tenaga ekstra untuk mereka. Adiknya yang sekolah di luar negri pun berencana akan pulang selama beberap hari. Damar, malah jadi jarang menyambangi toko Daisy, karena dia sudah jadi sopir khusus ibunya mengurus ini dan itu. Ayah Miria, masih datang ke toko mengawasi toko. Dia akan ikut membantu kalau akhir pekan.Seperti itulah yang terjadi, demi kebahagiaan putri yang tadinya katanya tidak tertarik untuk menikah. Mereka dengan suka cita melakukan ini dan itu.Apa yang orangtua Miria pernah katakan, kalau ada uang maka semua bisa berjalan jauh lebih gampang. Apalagi perkara mempersiapkan pernikahan. Benar-benar terbukti.

  • Terjebak Asmara Tuan Argen    BAB 170

    Selain karena kakek. Gumam Argen. Orangtua itu masih saja berfikir menyuruhku menikah dengan wanita berstatus sosial dan memiliki keluarga yang berkuasa. Cih, apa dia pikir aku masih anak-anak yang tidak bisa memimpin Domaz Group dengan tanganku sendiri. Argen masih merasa kakek belum sepenuhnya percaya pada kepemimpinannya mengelola Domaz Group. Hingga perlu bantuan orang lain. Dia takut, kalau Ana hamil malah akan menyusahkan gadis itu saja.Ana belum menjawab. Apa yang diucapkan Argen menyentuh keharuan hatinya. Dia memarahi dirinya sendiri. Padahal suaminya sangat memikirkannya, bisa-bisanya dia berfikir Kak Argen akan seperti kakek atau ayahnya. Mereka berpelukan, Ana minta maaf lagi sudah meragukan kesetiaan suaminya."Aku mencintaimu Ana, sangat, kau bahkan harus berhati-hati karena aku sangat mencintaimu."Aku akan melakukan apa pun untukmu. Kau bahkan sudah tahu apa yang bisa kulakukan untuk mendapatkannya kan. Bagaimana dia memperjuangkan hatinya untuk Ana, bagaimana cara d

  • Terjebak Asmara Tuan Argen    BAB 169

    "Apa sekarang aku harus menggantinya jadi tuan muda. Tapi dia marah, saat aku bersikap sopan padanya. Ah, entahlah. Tapi, aku penasaran, mereka ngapain sebenarnya di kamar sampai sesiang ini ya."Tegukan kopi habis, dan tirai kamar lantai atas belum terbuka.🍓🍓🍓Di bibir pantai. Ada sepatu wanita dan laki-laki tertabrak ombak. Sopir yang biasanya membisu selama bertugas mengangkat dua pasang sepatu itu, menjauhkan dari bibir pantai. Lalu dia duduk di atas pasir di dekat dua pasang sepatu itu.Sementara pemilik sepatu, sedang berjalan menyusuri pantai. Argen menggulung celananya, kaki mereka menapak pasir putih yang basah. Untuk pertama kalinya bagi Argen, sepanjang dia datang ke vila kakek, dia berada sedekat ini dengan air laut.Tangan keduanya saling terpaut. Melangkah diantara riak air yang menyentuh ujung kaki. Ombak berkejaran ke bibir pantai, suara deburan ombak terdengar menambar bebatuan di bagian pantai yang berbatu cadas."Kakak, kita duduk di sana yuk?"Argen belum menja

  • Terjebak Asmara Tuan Argen    BAB 168

    Matahari terbit di ufuk timur, berkas sinar keemasan memancar seperti naik ke cakrawala. Matahari seperti sejajar dengan lautan. Pemandangan matahari terbit di tepi laut memang sungguh terlihat menawan. Membius mata siapa pun yang memandang.Ana duduk bersandar dengan kaki selonjoran, dia bersandar dalam dekapan Argen yang bidang, bergelung di bawah satu selimut. Sebenarnya selimut menutupi tubuh Argen, namun karena dia dipeluk jadi ikut terselimuti. Angin pagi menerobos melalui jendela yang mereka buka, membawa angin laut yang dingin masuk ke dalam kamar. Walaupun agak dingin, namun melihat matahari keemasan yang muncul dari lautan, sudah cukup membayar rasa dingin yang mereka rasakan."Indahnya Kak." Ana memutar kepalanya, melihat wajah Argen yang memeluknya dari belakang. "Melihat matahari terbit, bersama Kakak, itu yang jauh lebih membahagiakan," ujarnya sambil memberi kecupan singkat dibibir Argen. Lalu memutar kepala lagi melihat pemandangan indah di luar sana."Hemm, kau senan

  • Terjebak Asmara Tuan Argen    BAB 167

    "Saya suka wanita yang umurnya lebih tua dari saya Kek." Will menyambar sebelum ayahnya menjawab.Kenapa kakek tertarik dengan pernikahan cucu yang sudah dibuangnya. Pikir Will.Secepat kilat ayah Will memukul kepala anaknya karena sudah lancang menjawab. Tatapan ayah Will menusuk tajam, membuat Will menghela nafas."Maaf Kek, saya pikir kakek mau menjodohkan saya. Jadi saya mengatakan kriteria wanita idaman saya. Saya ingin menikah dengan wanita yang lebih tua dengan saya."Ayah mencubit pinggang Will. "Karena bergaul dengan Argen kau jadi pintar bicara ya." Kakek sepertinya tidak marah dengan sikap kurang ajar Will. Mungkin di mata kakek di kening Will tertulis nama sahabat Argen. Jadi Will sedikit mendapat keistimewaan. "Aku tahu banyak yang sudah kau lakukan untuk Argen."Deg. Will mulai takut. Kakek ini seperti harimau pengintai. Cuma berlaku untuk Argen. Dia mencaritahu semua orang yang ada di sekeliling Argen. Membiarkan kalau berguna untuk Argen. Menghancurkannya kalau dia cu

  • Terjebak Asmara Tuan Argen    BAB 166

    Sampailah mereka ke tempat yang mereka tuju. Ramai, banyak muda mudi, sedang memilih makanan mana yang akan mereka makan.Ale bilang ingin makan mi, jadilah mereka makan di kedai mi. Duduk sambil beratap langit malam. Tempat ini pasti bubar kalau hujan jatuh dari langit. Karena payung lebar di atas mereka tidak mungkin bisa menangkal air dan angin yang menerjang bersamaan."Miria..."Miria mengangguk sambil menyeruput kuah mi yang masih panas. Mengusap bibirnya dengan tisyu. Menunggu perkataan Ale selanjutnya."Rumahku yang di gang sempit itu apa aku jual saja ya. Uangnya bisa kita pakai membeli rumah baru?" Ale cuma sesekali pulang, walaupun sebenarnya dia sayang dengan rumah itu. "Tapi, aku juga belum bertanya pada Ana." Bingung sendiri dia. Meneguk air putih di gelasnya.Rumah kenangan orangtuanya, namun dia pun tidak mau tinggal di rumah itu sendiri karena merasa kesepian. Hingga sekarang toko Daisy adalah rumahnya."Ale, apa kau mau tinggal diapartemen? Dibawah rumah Tuan Argen d

  • Terjebak Asmara Tuan Argen    BAB 165

    Di waktu yang bersamaan di toko roti Daisy.Ruben sedang duduk di belakang kasir, karena Lila pulang cepat hari ini dia menggantikan gadis itu. Ada keperluan keluarga begitu izin Lila pada Ale, hanya mengatakan alasan aslinya pada Ale. Sementara pada Ben dia hanya bilang ada urusan dengan orangtuanya.Dia melamun, saat tidak ada pembeli roti. Mengelap kaca etalase yang sebenarnya sudah kinclong dari tadi. Membayangkan, saat ini apa yang terjadi di rumah vila kakek ya. Apa Argen sudah bisa makan dengan lahap ya sekarang? karena ada istri yang sepertinya sangat dicintainya itu, sepertinya dia baik-baik saja.Hah! Dia menghela nafas sambil menggosok meja kasir sekarang. Kuat-kuat. Kenapa juga mengkhawatirkan Argen pikirnya. Bocah itu tetap hidup bahagia dan sempurna tanpa perlu kau cemaskan Ben. Begitu hatinya ditampar kesadaran.Tapi, dia kan sudah sebaik itu pada keluargaku. Wajarlah aku khawatir, ini bentuk teimakasihku pada semua bantuannya. Ah, entahlah. Ben berhenti memikirkan pe

Jelajahi dan baca novel bagus secara gratis
Akses gratis ke berbagai novel bagus di aplikasi GoodNovel. Unduh buku yang kamu suka dan baca di mana saja & kapan saja.
Baca buku gratis di Aplikasi
Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status