Share

Aku Merindukanmu

"Astaga, ke mana dia?" Sarena panik bukan main. Matanya melirik ke segala arah, seolah berharap Felicia muncul dari balik sudut. Suara bising di lobi gedung yang ramai itu semakin memperburuk kekhawatirannya. Sarena bertanya kepada resepsionis dengan nada cemas, tetapi wanita itu hanya menggelengkan kepala, suaranya penuh penyesalan. "Maaf, saya tidak tahu apa-apa." Dalam sekejap, rasa tenang itu sirna, digantikan oleh gelombang cemas yang menggelora di dadanya. Jantungnya berdegup kencang, setiap detak menambah rasa bersalah yang meliputi pikirannya.

Ponselnya tiba-tiba berdering, dan nama Luna, saudari iparnya, muncul di layar. Sarena meraihnya dengan harapan bahwa Luna bisa memberinya kabar baik.

"Hai..." Luna menyapa dengan riang, suaranya ceria seakan tidak menyadari kepanikan yang melanda Sarena. Sarena membalas dengan senyuman terpaksa, berusaha menyembunyikan rasa khawatir yang membakar hatinya.

"Kamu sudah bertemu dengannya?" tanya Luna, menyoroti momen ceria yang seolah tida
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status