Share

BAB 2

Penulis: Putria
last update Terakhir Diperbarui: 2023-01-15 21:07:23

Rumah megah yang konon katanya kembali di injaki putri pemilik rumah setelah 10 tahun pergi. Meyakinkan diri agar tidak gila dengan keadaan sekarang, Sienna akan memilih menjalani.

Tidak, sekarang namanya bukan lagi Sienna, tapi. "Selamat datang Elleonore Ive Grayson," ucapnya pada diri sendiri.

Selama seminggu di rumah sakit, Sienna sudah terbiasa dengan nama itu. Sepertinya kehidupan ini datang karena Sienna yang tidak hentinya memaki author tersebut.

"Nona Elleonore," panggil Bi Daya, mempersilahkan nona mudanya masuk ke rumah itu.

Baru Sienna sadari si pemeran perempuan dalam novel itu memiliki nama yang sulit di sebut.

Sienna sudah mengatakan cukup memanggilnya dengan nama Elle saja, namun perempuan yang diketahui telah memasuki akhir umur 40 tahun itu enggan.

Katanya, lidahnya sudah terbiasa menyebut nama yang sulit itu. Memegang kepalanya pusing memikirkan alur hidupnya.

"Nona tidak perlu memaksakan mengingat, tugas saya untuk mengenalkan kembali pada Nona," sepertinya Bi Daya salah paham.

Sienna tidak percaya mengingat bagian dalam novel saat Ara, kakak tiri Elleonore mengatakan rumah ini adalah yang terindah yang pernah dia lihat. Ternyata ucapannya tidak dilebihkan.

Ornamen yang berwarna emas dan hitam memberikan kesan elegan, rumah yang berdiri dengan 3 lantai itu seakan menunjukkan bahwa pemiliknya bukan orang sembarangan.

"Silahkan lewat sini, Nona," Daya mengarahkan Nona-nya ke arah tangga dengan ornamen naga.

Tangga yang membawanya menuju lantai 2, berjalan beberapa langkah sebelum menemukan pintu berbahan jati, membukanya pelan dan melihat isi kamarnya.

Fix, antara Sienna yang memang kampungan atau kamar ini memang indahnya tidak wajar. Kalau kehidupannya seperti ini, Sienna ditusuk berapa kali pun akan di terima.

"Nona bisa beristirahat dulu, saya akan menjelaskan semuanya setelah Nona bangun," Daya undur diri, menutup pintu yang memperlihatkan Sienna yang hanya diam.

"Gila cantik banget!" teriaknya kesenangan, menaiki ranjang queen size bed dan melompat-lompat di atasnya.

Mendarat dengan sempurna pada karpet yang bulunya sangat halus, Sienna bisa menjamin karpet itu adalah karpet terhalus yang pernah di sentuhnya.

Bahkan dia tidak akan keberatan jika tidur di atas karpet tersebut, dengan euforia kebahagiaan berlari ke arah lemari megah berwarna putih itu.

Sedang membayangkan pakaian cantik nan mahal yang menunggu dibalik pintunya. Menatap cengo pada lemari yang isinya hanya di hiasi beberapa hanger.

"Hah? Kamu punya banyak barang mahal tapi nggak punya satu pun baju Elle?" monolognya.

"Eh tunggu, kan orang kaya nggak simpan baju di lemari. Tapi di ruang yang namanya walk in closet kan?"

Berjalan pada pintu yang saling berdampingan, menatap ke dalamnya dan benar saja. Tidak ada apa-apa di dalam ruangan itu. Beralih pada pintu satunya dan menemukan kamar mandi yang sangat cantik.

Di kehidupan sebelumnya Sienna bukanlah orang kelas bawah, tapi juga bukan kelas atas. Bisa dibilang kelas menengah yang malah ke bawah bukan ke atas. Kalian pasti paham perumpamaan ini bukan?

"Bukannya norak yah Elle, tapi aku tuh nggak pernah lihat kamar mandi se-bagus dan indah ini," tetap norak bahasanya.

Kembali menidurkan diri di atas tempat tidurnya.

"Harum," ucapnya senang, bergelinding dari ujung sampai kepala ranjang.

"Terima kasih Elleonore, akan aku jaga kehidupan kamu dengan baik," menutup mata seakan tidak memiliki beban.

Baru saja beberapa detik, Sienna tersentak. Bangun dan mencari apapun yang bisa digunakan untuk menulis. Dia harus menulis alur novel selagi masih ingat.

Yang benar saja, diantara banyaknya laci tidak ada satu-pun alat tulisnya. Membuka pintu dan menyusuri tempat itu, sesekali memanggil Bi Daya.

Terlihat seseorang berpakaian pelayan di ujung tangga.

"Bibi!" panggilnya, lagian dia tidak tahu harus memanggil apa pelayan dirumah ini selain bibi.

Gadis itu berbalik, memasang wajah kesalnya akibat dipanggil dengan kurang ajarnya. Tidak ada yang pernah memanggilnya dengan sebutan bibi di rumahnya.

"Minta tolong ambilin buku sama polpen yah," gadis itu menatap sinis sosok di depannya.

"Lu bilang apa tadi? Bibi? Lu pikir gue kayak pembantu gitu?"

Elleonore tidak sepenuhnya salah, gadis di depannya juga salah, siapa suruh menggunakan pakaian pelayan.

"Maaf, jadi saya harus manggil apa?" Elle menggaruk belakang kepala yang tidak gatal, malu dihadapan gadis itu.

"Gue Naomi Arataya, lu pembantu baru yah?" hilang sudah sikap malu-malu Elleonore, kini tatapan sinis dilayangkan pada gadis di depannya.

Berlalu begitu saja, menuruni tangga berharap bertemu Daya dilantai bawah.

"Heh kurang ajar, gue belum selesai ngomong," teriaknya.

Menyusul Elleonore meraih bahu gadis itu dan memberikan tamparan panas di pipi Elleonore.

Spontan Elleonore mendorong gadis itu, pertengkaran yang memancing beberapa pelayan menghentikan aktivitas mereka. Seorang pria yang di ikuti pelayan mendekat.

Pria yang menggunakan jas itu, membantu gadis yang Elleonore ketahui Ara, kakak angkatnya.

"Saya tahu kamu hilang ingatan, tapi bukan berarti tangan kotor kamu itu berhak menyentuh putri saya," pria yang menatapnya tajam lalu membawa Ara naik ke lantai atas.

Tidak terasa air matanya mengalir, Daya mendekati nona-nya dan menyuruh para pelayan melanjutkan pekerjaan. Mengajak ke taman belakang rumah. Sampai di ayunan taman, air matanya belum berhenti mengalir.

"Kenapa?" tanyanya pada diri sendiri, dengan kasar menghapus air mata itu.

"Nona?" panggilan dari Daya berhasil memecah tangis Elle.

Dia tidak tahu pria itu siapa, tapi kenapa hatinya terasa sangat sakit?

Elusan pada punggungnya membuat Elleonore semakin memeluk perempuan itu, lama mereka berpelukan. Elleonore memisahkan diri terlebih dahulu.

"Tuan Nathan," jawabnya seakan bisa menduga pertanyaan nona-nya.

Sienna mengerti, perasaan itu muncul bukan dari dirinya tapi dari Elleonore. Siapa juga yang tidak merasa sesak saat melihat papa-mu lebih membela anak angkat daripada anak kandungnya.

"Dia duluan yang nampar, Bi," adunya.

Menghapus kasar cairan bening yang keluar dari hidungnya menggunakan baju yang dipakainya.

"Sakit tahu Bi," menunjukkan pipi yang ditampar tadi.

Bukan berpura-pura tapi, tamparan itu benar-benar keras. Enak saja, selama hidup tidak ada yang pernah menamparnya dan gadis tidak tahu diri itu melakukannya.

"Tunggu di sini Nona, saya ambil obat dulu," yang di angguki Elle.

Menatap sekeliling taman dan menemukan banyak bunga yang tumbuh cantik. Elle tidak akan berhenti kagum pada tempat tinggal ini.

Menggerakkan kakinya menuju bunga yang terlihat paling cantik, betapa tidak bisa Elleonore tahan tangannya untuk menyentuh.

Mendekatkan penciuman pada bunga semerah darah.

"Harum sekali," girangnya.

Menarik batang bunga tanpa memperhatikan tangannya yang tertusuk duri bunga mawar.

"Ouch...," mencabut duri yang menancap dan menghasilkan darah yang menetes.

Seseorang langsung menarik tangannya, memasukkan telunjuk itu ke dalam mulutnya.

Mata tajam dan alis tebal menabrak penglihatan Elleonore. Bisa gadis itu rasakan, bagaimana mulut hangat pria asing di depannya mengulum dan menghisap telunjuknya.

Lesung pipi pria itu bagus. Lidah yang tidak sengaja menyentuh dan bibir yang jelas-jelas menjepit telunjuknya, membuat Elleonore panas dingin.

"Tuan Izekiel," suara yang dikenali membuatnya menarik telunjuknya.

Bukan karena kepergok menatap mulut pria itu. Namun, nama yang disebut Daya seakan memperingatkan Elleonore. Pria yang berjongkok di depannya adalah pria yang membuat hidupnya sengsara.

Pria yang memberikan senyum manis malah terlihat seperti senyum licik di mata Elleonore. Izekiel Helios Raven, adalah sosok pria yang menjadi salah satu penyebab gadis itu menghembuskan napas terakhirnya.

Bab terkait

  • Terikat Obsesi Pria Tampan dalam Novel   BAB 3

    Langit yang dipenuhi bintang dengan bulan yang bersinar terang tidak membuat Elleonore senang. Gadis itu menatap nanar pada tangan yang telah diobati, dia tidak lagi mengingat sensasi panas dingin yang diterimanya. Namun, senyuman pria itu malah menghantuinya.Bagaimana bisa Elleonore dan Izekiel bertemu dengan cepat? Bukankah butuh 1 Minggu untuk pertemuan itu terjadi.Lagian bukannya novel itu dimulai saat Elleonore bertemu Izekiel di ruang tamu, terkait kepulangan Elleonore. Itupun penulisnya hanya menjelaskan sedikit saja.Mencoret-coret buku yang akhirnya di dapatkan dari Daya. "Alurnya berubah?" menggigit pulpen, kebiasaan Elleonore saat kesal."Tidak, alurnya tidak berubah," gadis itu kembali menulis di halaman berikutnya.Pertemuan Elleonore dan Izekiel memang terjadi setelah 1 Minggu, Elleonore kembali ke rumah ini. Namun, karena kecelakaan yang membuat Elleonore di rawat dan terhitung 1 Minggu."Jadi, pertemuan selanjutnya itu di," melingkari tulisan acara perusahaan berka

    Terakhir Diperbarui : 2023-01-15
  • Terikat Obsesi Pria Tampan dalam Novel   BAB 4

    Setelah insiden memalukan itu, Elleonore kini mengubah panggilannya dari paman menjadi Kiel.Sebenarnya nama Kiel terdengar imut namun, tidak cocok untuk memanggil pria disampingnya itu. Elleonore kira, Izekiel akan menertawakan kebodohannya tentang kartu ATM. Ternyata pria itu tidak membahasnya. Berlanjut dari toko pakaian sehari-hari, Izekiel menariknya ke toko dress dan sepatu.Selanjutnya ke toko tas, padahal Elleonore hanya membutuhkan pakaian saat ini. Tapi tidak apa, toh Izekiel yang mentraktir termasuk makan siang mereka.Dan disinilah mereka, mobil yang awalnya kosong di bagian belakang, kini diisi oleh banyaknya tas belanjaan bermerk."Paman kenal papa darimana?" ucapnya, Elleonore adalah orang yang tidak bisa berhenti bicara."Kiel, Ive!""Iya-iya, Kiel kenal papa darimana?" hal yang selalu membuat Sienna kepo saat membaca buku itu."Dari kamu lahir," Entah candaan atau tidak namun, jawaban sukses membuatnya merinding melihatnya dan memberikan tatapan tidak percaya.Janga

    Terakhir Diperbarui : 2023-01-15
  • Terikat Obsesi Pria Tampan dalam Novel   BAB 5

    Pagi-pagi sekali, Izekiel sudah berada di dalam kamar Elleonore. Entah siapa yang mengizinkannya masuk, tapi si pemilik kamar belum mengetahui kelakukannnya tersebut."Cantik," ucapnya tertegun, Izekiel bisa gila jika melihat wajah itu terus menerus. Pria yang wajahnya hanya berjarak dua jengkal dari wajah Elleonore sudah berada sekitar sejam di ruangan itu. Menatap aktivitas tidur si pemilik kamar lebih menyenangkan daripada melihat berkas bertumpuk di kantornya.Izekiel menggigit bibir bagian dalamnya tatkala melihat bibir gadis di depannya terbuka. Bibir peach yang sangat menggoda untuk di gigit.Menjauhkan wajahnya saat si pemilik bibir itu melenguh, membuka mata dan berteriak kaget melihat Izekiel. Mengambil bantal dan memukul pria itu sekuat tenaga."Adu, sakit Ive," menahan kedua tangan gadis itu dan mendekatkan wajah mereka.Elleonore memalingkan wajahnya."Brutal sekali," bisiknya pelan, gadis itu mendorong Izekiel dengan sekuat tenaga."Dasar tua bangka mesum!" teriaknya, m

    Terakhir Diperbarui : 2023-01-15
  • Terikat Obsesi Pria Tampan dalam Novel   BAB 6

    Ruangan interior yang didominasi dengan warna gelap dengan si pemilik ruangan berada di balik meja kebesarannya."Kenapa bisa terluka?" pertanyaan yang tentu akan ditanyakan pada seseorang yang melihat orang yang dikenal terluka.Izekiel tidak menjawab pertanyaan Nathan, tidak mungkin dia berkata, "Anakmu menamparku gara-gara aku menyukainya,""Ada apa memanggil?" Nathan melemparkan map merah ke meja, menyuruh pria itu untuk membacanya."Ayolah kawan, kamu bisa mengatasi perusahaan mereka," menolak melakukan apa yang diperintahkan dalam berkas itu."Rosalie yang mengambil alih kerjasamanya," jelasnya."Lalu?" "Dia akan menerima kerja samaku jika aku bisa membujukmu," Izekiel menghela nafas panjang, datang bersama Rosalie ke ulang tahun perusahaan Nathan sama saja mencari mati.Media akan semakin memanas jika mengetahuinya, Izekiel tidak bisa mengalahkan Nathan. Kontrak kerja sama tadi, benar-benar sangat menguntungkan.Pintu terbuka, seorang perempuan dengan rok ketatnya masuk."Pak,

    Terakhir Diperbarui : 2023-02-03
  • Terikat Obsesi Pria Tampan dalam Novel   BAB 7

    Sejak insiden perkelahian itu, Elleonore meminimalisir pertemuan dengan Nathan. Izekiel juga tidak pernah mengunjunginya, satu hal yang harus disyukuri gadis itu.Angin yang membawa dedaunan dengan cahaya matahari sore terasa pas. Mendudukkan diri di kursi taman belakang, sesekali melihat kebun bunga yang dirawat pekerja.Semenjak kembali ke rumah ini, tidak ada pelayan yang mengajaknya bicara. Membalas senyumnya saja sepertinya mereka tidak mau.Daya yang melihat wajah nonanya gundah mendekat."Apa Nona sedang memikirkan hadiah untuk tuan?" Gadis itu menoleh dan mengerutkan keningnya."Hadiah? Untuk apa?" "Besok, ulang tahun tuan,""Besok? Ulang tahun papa?" teriaknya.Nah, baru Elleonore benar-benar gundah. Beranjak dari sana dan mondar-mandir di sekitar taman, berpikir apa yang akan membuat pria itu senang. Memberikan hadiah yang mahal? Pria itu saja bisa membeli apa saja yang lebih mahal. Ingin membuatnya, Elleonore tidak kreatif.Matanya berbinar saat mendapatkan ide, berlari k

    Terakhir Diperbarui : 2023-02-05
  • Terikat Obsesi Pria Tampan dalam Novel   BAB 1

    Seorang gadis yang bangun dengan suasana hati kacau, berjalan menuju kulkas dan mencebik kesal. Tidak ada makanan yang tersisa disana. Berjalan ke pantry dan hanya menemukan air botol disana. "Waktunya belanja bulanan Sienna," gerutunya, perutnya yang meminta makan sejak tadi. Sesekali menguap saat memasuki kamarnya, akibat tidur hampir jam 5 subuh dan baru bangun saat jam 1 siang. Penyebabnya tidak lain dan tidak bukan adalah sebuah buku di tempat tidurnya."Apa lihat-lihat?" menatap sinis pada buku yang juga membuat matanya membengkak akibat menangis.Baru pertama kali ini, Sienna menangis gara-gara buku dan memaki si penulisnya. Bagaimana tidak pemeran utama wanita yang bernama Elleonore tidak pernah merasakan kebahagiaan.Baik itu dari keluarga atau lingkungan, di tambah obsesi aneh Izekiel yang merupakan teman papanya. Sienna yang selalu berharap ada pria yang terobsesi padanya, merinding saat mengetahui bagaimana gilanya obsesi Izekiel."Kalau aku jadi Elleonore, udah aku emba

    Terakhir Diperbarui : 2023-01-15

Bab terbaru

  • Terikat Obsesi Pria Tampan dalam Novel   BAB 7

    Sejak insiden perkelahian itu, Elleonore meminimalisir pertemuan dengan Nathan. Izekiel juga tidak pernah mengunjunginya, satu hal yang harus disyukuri gadis itu.Angin yang membawa dedaunan dengan cahaya matahari sore terasa pas. Mendudukkan diri di kursi taman belakang, sesekali melihat kebun bunga yang dirawat pekerja.Semenjak kembali ke rumah ini, tidak ada pelayan yang mengajaknya bicara. Membalas senyumnya saja sepertinya mereka tidak mau.Daya yang melihat wajah nonanya gundah mendekat."Apa Nona sedang memikirkan hadiah untuk tuan?" Gadis itu menoleh dan mengerutkan keningnya."Hadiah? Untuk apa?" "Besok, ulang tahun tuan,""Besok? Ulang tahun papa?" teriaknya.Nah, baru Elleonore benar-benar gundah. Beranjak dari sana dan mondar-mandir di sekitar taman, berpikir apa yang akan membuat pria itu senang. Memberikan hadiah yang mahal? Pria itu saja bisa membeli apa saja yang lebih mahal. Ingin membuatnya, Elleonore tidak kreatif.Matanya berbinar saat mendapatkan ide, berlari k

  • Terikat Obsesi Pria Tampan dalam Novel   BAB 6

    Ruangan interior yang didominasi dengan warna gelap dengan si pemilik ruangan berada di balik meja kebesarannya."Kenapa bisa terluka?" pertanyaan yang tentu akan ditanyakan pada seseorang yang melihat orang yang dikenal terluka.Izekiel tidak menjawab pertanyaan Nathan, tidak mungkin dia berkata, "Anakmu menamparku gara-gara aku menyukainya,""Ada apa memanggil?" Nathan melemparkan map merah ke meja, menyuruh pria itu untuk membacanya."Ayolah kawan, kamu bisa mengatasi perusahaan mereka," menolak melakukan apa yang diperintahkan dalam berkas itu."Rosalie yang mengambil alih kerjasamanya," jelasnya."Lalu?" "Dia akan menerima kerja samaku jika aku bisa membujukmu," Izekiel menghela nafas panjang, datang bersama Rosalie ke ulang tahun perusahaan Nathan sama saja mencari mati.Media akan semakin memanas jika mengetahuinya, Izekiel tidak bisa mengalahkan Nathan. Kontrak kerja sama tadi, benar-benar sangat menguntungkan.Pintu terbuka, seorang perempuan dengan rok ketatnya masuk."Pak,

  • Terikat Obsesi Pria Tampan dalam Novel   BAB 5

    Pagi-pagi sekali, Izekiel sudah berada di dalam kamar Elleonore. Entah siapa yang mengizinkannya masuk, tapi si pemilik kamar belum mengetahui kelakukannnya tersebut."Cantik," ucapnya tertegun, Izekiel bisa gila jika melihat wajah itu terus menerus. Pria yang wajahnya hanya berjarak dua jengkal dari wajah Elleonore sudah berada sekitar sejam di ruangan itu. Menatap aktivitas tidur si pemilik kamar lebih menyenangkan daripada melihat berkas bertumpuk di kantornya.Izekiel menggigit bibir bagian dalamnya tatkala melihat bibir gadis di depannya terbuka. Bibir peach yang sangat menggoda untuk di gigit.Menjauhkan wajahnya saat si pemilik bibir itu melenguh, membuka mata dan berteriak kaget melihat Izekiel. Mengambil bantal dan memukul pria itu sekuat tenaga."Adu, sakit Ive," menahan kedua tangan gadis itu dan mendekatkan wajah mereka.Elleonore memalingkan wajahnya."Brutal sekali," bisiknya pelan, gadis itu mendorong Izekiel dengan sekuat tenaga."Dasar tua bangka mesum!" teriaknya, m

  • Terikat Obsesi Pria Tampan dalam Novel   BAB 4

    Setelah insiden memalukan itu, Elleonore kini mengubah panggilannya dari paman menjadi Kiel.Sebenarnya nama Kiel terdengar imut namun, tidak cocok untuk memanggil pria disampingnya itu. Elleonore kira, Izekiel akan menertawakan kebodohannya tentang kartu ATM. Ternyata pria itu tidak membahasnya. Berlanjut dari toko pakaian sehari-hari, Izekiel menariknya ke toko dress dan sepatu.Selanjutnya ke toko tas, padahal Elleonore hanya membutuhkan pakaian saat ini. Tapi tidak apa, toh Izekiel yang mentraktir termasuk makan siang mereka.Dan disinilah mereka, mobil yang awalnya kosong di bagian belakang, kini diisi oleh banyaknya tas belanjaan bermerk."Paman kenal papa darimana?" ucapnya, Elleonore adalah orang yang tidak bisa berhenti bicara."Kiel, Ive!""Iya-iya, Kiel kenal papa darimana?" hal yang selalu membuat Sienna kepo saat membaca buku itu."Dari kamu lahir," Entah candaan atau tidak namun, jawaban sukses membuatnya merinding melihatnya dan memberikan tatapan tidak percaya.Janga

  • Terikat Obsesi Pria Tampan dalam Novel   BAB 3

    Langit yang dipenuhi bintang dengan bulan yang bersinar terang tidak membuat Elleonore senang. Gadis itu menatap nanar pada tangan yang telah diobati, dia tidak lagi mengingat sensasi panas dingin yang diterimanya. Namun, senyuman pria itu malah menghantuinya.Bagaimana bisa Elleonore dan Izekiel bertemu dengan cepat? Bukankah butuh 1 Minggu untuk pertemuan itu terjadi.Lagian bukannya novel itu dimulai saat Elleonore bertemu Izekiel di ruang tamu, terkait kepulangan Elleonore. Itupun penulisnya hanya menjelaskan sedikit saja.Mencoret-coret buku yang akhirnya di dapatkan dari Daya. "Alurnya berubah?" menggigit pulpen, kebiasaan Elleonore saat kesal."Tidak, alurnya tidak berubah," gadis itu kembali menulis di halaman berikutnya.Pertemuan Elleonore dan Izekiel memang terjadi setelah 1 Minggu, Elleonore kembali ke rumah ini. Namun, karena kecelakaan yang membuat Elleonore di rawat dan terhitung 1 Minggu."Jadi, pertemuan selanjutnya itu di," melingkari tulisan acara perusahaan berka

  • Terikat Obsesi Pria Tampan dalam Novel   BAB 2

    Rumah megah yang konon katanya kembali di injaki putri pemilik rumah setelah 10 tahun pergi. Meyakinkan diri agar tidak gila dengan keadaan sekarang, Sienna akan memilih menjalani.Tidak, sekarang namanya bukan lagi Sienna, tapi. "Selamat datang Elleonore Ive Grayson," ucapnya pada diri sendiri. Selama seminggu di rumah sakit, Sienna sudah terbiasa dengan nama itu. Sepertinya kehidupan ini datang karena Sienna yang tidak hentinya memaki author tersebut."Nona Elleonore," panggil Bi Daya, mempersilahkan nona mudanya masuk ke rumah itu.Baru Sienna sadari si pemeran perempuan dalam novel itu memiliki nama yang sulit di sebut.Sienna sudah mengatakan cukup memanggilnya dengan nama Elle saja, namun perempuan yang diketahui telah memasuki akhir umur 40 tahun itu enggan.Katanya, lidahnya sudah terbiasa menyebut nama yang sulit itu. Memegang kepalanya pusing memikirkan alur hidupnya."Nona tidak perlu memaksakan mengingat, tugas saya untuk mengenalkan kembali pada Nona," sepertinya Bi Daya

  • Terikat Obsesi Pria Tampan dalam Novel   BAB 1

    Seorang gadis yang bangun dengan suasana hati kacau, berjalan menuju kulkas dan mencebik kesal. Tidak ada makanan yang tersisa disana. Berjalan ke pantry dan hanya menemukan air botol disana. "Waktunya belanja bulanan Sienna," gerutunya, perutnya yang meminta makan sejak tadi. Sesekali menguap saat memasuki kamarnya, akibat tidur hampir jam 5 subuh dan baru bangun saat jam 1 siang. Penyebabnya tidak lain dan tidak bukan adalah sebuah buku di tempat tidurnya."Apa lihat-lihat?" menatap sinis pada buku yang juga membuat matanya membengkak akibat menangis.Baru pertama kali ini, Sienna menangis gara-gara buku dan memaki si penulisnya. Bagaimana tidak pemeran utama wanita yang bernama Elleonore tidak pernah merasakan kebahagiaan.Baik itu dari keluarga atau lingkungan, di tambah obsesi aneh Izekiel yang merupakan teman papanya. Sienna yang selalu berharap ada pria yang terobsesi padanya, merinding saat mengetahui bagaimana gilanya obsesi Izekiel."Kalau aku jadi Elleonore, udah aku emba

DMCA.com Protection Status