Share

BAB 7

Author: Putria
last update Last Updated: 2023-02-05 17:23:52

Sejak insiden perkelahian itu, Elleonore meminimalisir pertemuan dengan Nathan. Izekiel juga tidak pernah mengunjunginya, satu hal yang harus disyukuri gadis itu.

Angin yang membawa dedaunan dengan cahaya matahari sore terasa pas. Mendudukkan diri di kursi taman belakang, sesekali melihat kebun bunga yang dirawat pekerja.

Semenjak kembali ke rumah ini, tidak ada pelayan yang mengajaknya bicara. Membalas senyumnya saja sepertinya mereka tidak mau.

Daya yang melihat wajah nonanya gundah mendekat.

"Apa Nona sedang memikirkan hadiah untuk tuan?" Gadis itu menoleh dan mengerutkan keningnya.

"Hadiah? Untuk apa?"

"Besok, ulang tahun tuan,"

"Besok? Ulang tahun papa?" teriaknya.

Nah, baru Elleonore benar-benar gundah. Beranjak dari sana dan mondar-mandir di sekitar taman, berpikir apa yang akan membuat pria itu senang.

Memberikan hadiah yang mahal? Pria itu saja bisa membeli apa saja yang lebih mahal. Ingin membuatnya, Elleonore tidak kreatif.

Matanya berbinar saat mendapatkan ide, berlari ke arah Daya dan memberitahunya.

"Memasak?" ulangnya yang di angguki Elleonore semangat.

"Nona tidak ingat, 3 tahun yang lalu saat belajar memasak. Nona, membakar dapur dan tidak ingin memasak lagi," Elleonore meringis mendengarnya.

Sepertinya selain kaya dan cantik, Elleonore tidak memiliki kelebihan apapun. Tapi tenang saja, Elleonore yang sekarang selain kaya dan cantik, tentu bisa memasak.

"Tuan selalu merayakan ulang tahunnya dengan makan diluar Nona. Karena itu, Nona harus menelpon tuan terlebih dahulu,"

"Papa ada di kantor kan?" berbalik ke arah Daya dan disambut gelengan.

"Tuan 2 hari yang lalu sedang ke luar negeri dan akan kembali besok," Elleonore manggut-manggut.

Lalu, apa gunanya Elleonore turun ke bawah saat jam-jam Nathan ke kantor dan akan berada di kamar saat pria itu pulang kantor.

Setelah menanyakan nomor ponsel Nathan pada Daya, akhirnya Elleonore merebahkan diri. Mengumpulkan keberanian sebelum menekan nomor pada ponselnya.

Deringan pertama berlalu sampai selesai, memilih untuk menelpon yang kedua kalinya.

"Ha-," ucapnya terputus saat mendengar suara di seberang sana.

"Siapa ini?" Elleonore mencebik kesal, Ara yang mengangkat teleponnya.

Kenapa anak pungut itu bisa bersama papanya?

"Papaku mana?" tanyanya.

Diseberang sana, terdengar suara Nathan yang bertanya siapa yang menelpon. Ara malah menjawab salah sambung dan mematikannya.

Kemarin, Elleonore masih melihat gadis itu di rumah ini. Tahu-tahu sekarang sudah berada di belahan bumi lain.

Selang beberapa puluh menit, Elleonore kembali menelpon dan malah Izekiel yang mengangkatnya. Memang lebih baik pria itu daripada Ara yang mengangkatnya lagi.

"Siapa?" suara dingin yang bahkan tidak Elleonore dengar itu menyambutnya.

"Kiel," panggilnya.

Tidak ada balasan cukup lama sebelum suara halus menyambut telinganya.

"Ingin berbicara dengan Nathan, Ive?" Elleonore mengangguk, namun cepat-cepat berbicara saat sadar pria itu tidak bisa.

"Tidak bisa Ive, papamu sedang bertemu klien,"

"Bisa sampaikan untuk pulang cepat besok malam," Izekiel mengiyakan sebelum mematikan telepon sepihak. Sepertinya pria itu juga sama sibuknya dengan Nathan.

Jadi, apa makanan kesukaan papanya? Aish, seharusnya dia bertanya saja pada pria itu. Membuka internet dan mencari-cari referensi makanan.

Sepertinya apapun referensi yang dicari, pikirannya mengarah ke nasi tumpeng. Fix, dia akan membuatnya. Lalu tinggal tanya pada bagian dapur, apa yang Nathan sukai.

Berputar-putar sekitar rumah dan tidak menemukan satupun pekerja, akhirnya mencari bi Daya yang ternyata berada di gudang belakang.

"Bi, pembantu yang lain kemana?" memperhatikan bibi yang dari tadi sedang membersihkan gudang.

Sebenarnya terhitung ada 6 orang yang bekerja di tempat ini. 2 sebagai supir, 1 bagian dapur dan 2 orang untuk bersih-bersih rumah. Bi Daya juga termasuk senior yang mengkoordinir semua pekerjaan.

"Pulang semua Nona, Bibi sepertinya lupa memberitahu jika saat hari ulang tahun tuan. Maka, para pekerja akan diliburkan. Bibi sengaja menyuruh mereka pulang lebih cepat," mengangguk paham.

"Lalu, Bibi kenapa tidak libur?"

"Keluarga Bibi sudah meninggal semua Non,"

Turut berdukacita, Elleonore menjulurkan tangannya, memeluk wanita paruh baya itu.

"Bibi kan punya Elleonore, ayo jalan-jalan," ajaknya, lagian dia juga sedang suntuk.

Daya tersenyum kecil, mengelus rambut bayi mungil yang telah menjadi gadis cantik itu. Mereka sekalian berbelanja bahan untuk besok. Daya memberitahunya untuk strawberry pie, kesukaan Nathan.

Tidak terasa sehari terlewat dengan cepat, Elleonore dari tadi sudah berkecimpung dengan berbagai masakan yang siap sedia.

Melirik jam tangan kecil yang melingkar di pergelangan tangan yang sudah menunjukkan jam 7.

Hanya tinggal menata makanan di sekitar tumpeng lalu tinggal mengeluarkan pie dari panggangan. Sempurna, masih ada waktu untuknya mandi dan bersiap.

"30 menit lagi, papa akan tiba," girangnya, masuk ke kamar dan menatap berbinar pada kado yang di bungkusnya. Saat jalan-jalan kemarin, Elleonore menemukan kemeja biru yang pas untuk Nathan.

Mandi sudah, harum sudah, tinggal duduk manis di ruang tamu menunggu papanya. Sesekali menatap jam tangan yang sudah menunjukkan jam setengah sembilan.

Apa Izekiel lupa memberi tahu papanya? Ah, mana mungkin. Memilih untuk menunggu di depan pintu, entah sudah berapa lama Elleonore mondar mandir.

Namun, angin malam mulai mengusiknya.

"Nona," panggil Daya.

Elleonore menoleh menampilkan senyumnya.

"Tunggu di dalam saja Nona, mungkin jalanan sedang macet," Elleonore mengangguk, walaupun tidak bisa percaya jalanan macet. Sekarang saja sudah jam 10 malam.

Mencoba menelpon ponsel papanya namun hanya deringan yang Elleonore dengar. Beberapa kali mencoba namun nomer itu akhirnya tidak aktif.

Memilih merebahkan tubuhnya di atas sofa ruang tamu dan memejamkan matanya. Nathan benar-benar keterlaluan jika sampai tidak datang.

Mengangkat tinggi-tinggi jari-jari yang dipenuhi plester. Usahanya demi memasak, walaupun Sienna tahu cara memasak namun, menggunakan tangan kaku Elleonore membuatnya beberapa kali tidak sengaja mengiris tangan.

"Nona istirahat di kamar saja," Daya datang kembali saat jam ruangan sudah berdentang 1 kali.

"Buang atau bagikan saja semuanya Bi," ucapnya berlalu begitu saja, memilih merebahkan dirinya pada kasur empuknya.

"Hari yang melelahkan Elleonore, terimakasih kerjasamanya yang terbuang sia-sia." lesunya lalu menutup mata.

***

Paginya, saat Elleonore sudah mandi dan bersiap turun ke bawah. Sebuah teriakan terdengar, bergegas turun dan melihat Ara yang tidak sadarkan diri.

Nathan yang baru saja turun, segera mengecek keadaan gadis itu.

"Ara, Ara," menepuk-nepuk kecil pipinya namun tidak ada reaksi apapun.

"Apa yang terjadi?" tanyanya pada siapapun yang melihat kondisi anaknya.

"A-anu Tuan, Nona Ara baru saja sarapan dan-" tanpa mendengar kelanjutannya, Nathan memerintahkan sopir untuk menyiapkan mobil.

Pelayan yang Elleonore ketahui memegang bagian dapur mengantarkan Nathan keluar kembali masuk ke dalam. Menuju ruang makan dan memeriksa sarapan nonanya hari ini.

Mengumpulkan para pelayan lalu memeriksa sarapan. Walaupun bukan dia yang memasak tapi tidak ada yang aneh dengan sarapan itu.

"Siapa yang memasak makanan ini?" bentaknya, para pelayan serempak menggeleng.

Elleonore memberanikan diri maju dan mengakuinya.

"Aku yang memasak," wajah marah pelayan itu perlahan surut.

Pelayan itu menatap jari-jari yang dipenuhi plester lalu kembali bertanya. "Apa Nona Elleonore menggunakan kemiri?"

Elleonore mengangguk yang memancing wajah pias semua pelayan.

Related chapters

  • Terikat Obsesi Pria Tampan dalam Novel   BAB 1

    Seorang gadis yang bangun dengan suasana hati kacau, berjalan menuju kulkas dan mencebik kesal. Tidak ada makanan yang tersisa disana. Berjalan ke pantry dan hanya menemukan air botol disana. "Waktunya belanja bulanan Sienna," gerutunya, perutnya yang meminta makan sejak tadi. Sesekali menguap saat memasuki kamarnya, akibat tidur hampir jam 5 subuh dan baru bangun saat jam 1 siang. Penyebabnya tidak lain dan tidak bukan adalah sebuah buku di tempat tidurnya."Apa lihat-lihat?" menatap sinis pada buku yang juga membuat matanya membengkak akibat menangis.Baru pertama kali ini, Sienna menangis gara-gara buku dan memaki si penulisnya. Bagaimana tidak pemeran utama wanita yang bernama Elleonore tidak pernah merasakan kebahagiaan.Baik itu dari keluarga atau lingkungan, di tambah obsesi aneh Izekiel yang merupakan teman papanya. Sienna yang selalu berharap ada pria yang terobsesi padanya, merinding saat mengetahui bagaimana gilanya obsesi Izekiel."Kalau aku jadi Elleonore, udah aku emba

    Last Updated : 2023-01-15
  • Terikat Obsesi Pria Tampan dalam Novel   BAB 2

    Rumah megah yang konon katanya kembali di injaki putri pemilik rumah setelah 10 tahun pergi. Meyakinkan diri agar tidak gila dengan keadaan sekarang, Sienna akan memilih menjalani.Tidak, sekarang namanya bukan lagi Sienna, tapi. "Selamat datang Elleonore Ive Grayson," ucapnya pada diri sendiri. Selama seminggu di rumah sakit, Sienna sudah terbiasa dengan nama itu. Sepertinya kehidupan ini datang karena Sienna yang tidak hentinya memaki author tersebut."Nona Elleonore," panggil Bi Daya, mempersilahkan nona mudanya masuk ke rumah itu.Baru Sienna sadari si pemeran perempuan dalam novel itu memiliki nama yang sulit di sebut.Sienna sudah mengatakan cukup memanggilnya dengan nama Elle saja, namun perempuan yang diketahui telah memasuki akhir umur 40 tahun itu enggan.Katanya, lidahnya sudah terbiasa menyebut nama yang sulit itu. Memegang kepalanya pusing memikirkan alur hidupnya."Nona tidak perlu memaksakan mengingat, tugas saya untuk mengenalkan kembali pada Nona," sepertinya Bi Daya

    Last Updated : 2023-01-15
  • Terikat Obsesi Pria Tampan dalam Novel   BAB 3

    Langit yang dipenuhi bintang dengan bulan yang bersinar terang tidak membuat Elleonore senang. Gadis itu menatap nanar pada tangan yang telah diobati, dia tidak lagi mengingat sensasi panas dingin yang diterimanya. Namun, senyuman pria itu malah menghantuinya.Bagaimana bisa Elleonore dan Izekiel bertemu dengan cepat? Bukankah butuh 1 Minggu untuk pertemuan itu terjadi.Lagian bukannya novel itu dimulai saat Elleonore bertemu Izekiel di ruang tamu, terkait kepulangan Elleonore. Itupun penulisnya hanya menjelaskan sedikit saja.Mencoret-coret buku yang akhirnya di dapatkan dari Daya. "Alurnya berubah?" menggigit pulpen, kebiasaan Elleonore saat kesal."Tidak, alurnya tidak berubah," gadis itu kembali menulis di halaman berikutnya.Pertemuan Elleonore dan Izekiel memang terjadi setelah 1 Minggu, Elleonore kembali ke rumah ini. Namun, karena kecelakaan yang membuat Elleonore di rawat dan terhitung 1 Minggu."Jadi, pertemuan selanjutnya itu di," melingkari tulisan acara perusahaan berka

    Last Updated : 2023-01-15
  • Terikat Obsesi Pria Tampan dalam Novel   BAB 4

    Setelah insiden memalukan itu, Elleonore kini mengubah panggilannya dari paman menjadi Kiel.Sebenarnya nama Kiel terdengar imut namun, tidak cocok untuk memanggil pria disampingnya itu. Elleonore kira, Izekiel akan menertawakan kebodohannya tentang kartu ATM. Ternyata pria itu tidak membahasnya. Berlanjut dari toko pakaian sehari-hari, Izekiel menariknya ke toko dress dan sepatu.Selanjutnya ke toko tas, padahal Elleonore hanya membutuhkan pakaian saat ini. Tapi tidak apa, toh Izekiel yang mentraktir termasuk makan siang mereka.Dan disinilah mereka, mobil yang awalnya kosong di bagian belakang, kini diisi oleh banyaknya tas belanjaan bermerk."Paman kenal papa darimana?" ucapnya, Elleonore adalah orang yang tidak bisa berhenti bicara."Kiel, Ive!""Iya-iya, Kiel kenal papa darimana?" hal yang selalu membuat Sienna kepo saat membaca buku itu."Dari kamu lahir," Entah candaan atau tidak namun, jawaban sukses membuatnya merinding melihatnya dan memberikan tatapan tidak percaya.Janga

    Last Updated : 2023-01-15
  • Terikat Obsesi Pria Tampan dalam Novel   BAB 5

    Pagi-pagi sekali, Izekiel sudah berada di dalam kamar Elleonore. Entah siapa yang mengizinkannya masuk, tapi si pemilik kamar belum mengetahui kelakukannnya tersebut."Cantik," ucapnya tertegun, Izekiel bisa gila jika melihat wajah itu terus menerus. Pria yang wajahnya hanya berjarak dua jengkal dari wajah Elleonore sudah berada sekitar sejam di ruangan itu. Menatap aktivitas tidur si pemilik kamar lebih menyenangkan daripada melihat berkas bertumpuk di kantornya.Izekiel menggigit bibir bagian dalamnya tatkala melihat bibir gadis di depannya terbuka. Bibir peach yang sangat menggoda untuk di gigit.Menjauhkan wajahnya saat si pemilik bibir itu melenguh, membuka mata dan berteriak kaget melihat Izekiel. Mengambil bantal dan memukul pria itu sekuat tenaga."Adu, sakit Ive," menahan kedua tangan gadis itu dan mendekatkan wajah mereka.Elleonore memalingkan wajahnya."Brutal sekali," bisiknya pelan, gadis itu mendorong Izekiel dengan sekuat tenaga."Dasar tua bangka mesum!" teriaknya, m

    Last Updated : 2023-01-15
  • Terikat Obsesi Pria Tampan dalam Novel   BAB 6

    Ruangan interior yang didominasi dengan warna gelap dengan si pemilik ruangan berada di balik meja kebesarannya."Kenapa bisa terluka?" pertanyaan yang tentu akan ditanyakan pada seseorang yang melihat orang yang dikenal terluka.Izekiel tidak menjawab pertanyaan Nathan, tidak mungkin dia berkata, "Anakmu menamparku gara-gara aku menyukainya,""Ada apa memanggil?" Nathan melemparkan map merah ke meja, menyuruh pria itu untuk membacanya."Ayolah kawan, kamu bisa mengatasi perusahaan mereka," menolak melakukan apa yang diperintahkan dalam berkas itu."Rosalie yang mengambil alih kerjasamanya," jelasnya."Lalu?" "Dia akan menerima kerja samaku jika aku bisa membujukmu," Izekiel menghela nafas panjang, datang bersama Rosalie ke ulang tahun perusahaan Nathan sama saja mencari mati.Media akan semakin memanas jika mengetahuinya, Izekiel tidak bisa mengalahkan Nathan. Kontrak kerja sama tadi, benar-benar sangat menguntungkan.Pintu terbuka, seorang perempuan dengan rok ketatnya masuk."Pak,

    Last Updated : 2023-02-03

Latest chapter

  • Terikat Obsesi Pria Tampan dalam Novel   BAB 7

    Sejak insiden perkelahian itu, Elleonore meminimalisir pertemuan dengan Nathan. Izekiel juga tidak pernah mengunjunginya, satu hal yang harus disyukuri gadis itu.Angin yang membawa dedaunan dengan cahaya matahari sore terasa pas. Mendudukkan diri di kursi taman belakang, sesekali melihat kebun bunga yang dirawat pekerja.Semenjak kembali ke rumah ini, tidak ada pelayan yang mengajaknya bicara. Membalas senyumnya saja sepertinya mereka tidak mau.Daya yang melihat wajah nonanya gundah mendekat."Apa Nona sedang memikirkan hadiah untuk tuan?" Gadis itu menoleh dan mengerutkan keningnya."Hadiah? Untuk apa?" "Besok, ulang tahun tuan,""Besok? Ulang tahun papa?" teriaknya.Nah, baru Elleonore benar-benar gundah. Beranjak dari sana dan mondar-mandir di sekitar taman, berpikir apa yang akan membuat pria itu senang. Memberikan hadiah yang mahal? Pria itu saja bisa membeli apa saja yang lebih mahal. Ingin membuatnya, Elleonore tidak kreatif.Matanya berbinar saat mendapatkan ide, berlari k

  • Terikat Obsesi Pria Tampan dalam Novel   BAB 6

    Ruangan interior yang didominasi dengan warna gelap dengan si pemilik ruangan berada di balik meja kebesarannya."Kenapa bisa terluka?" pertanyaan yang tentu akan ditanyakan pada seseorang yang melihat orang yang dikenal terluka.Izekiel tidak menjawab pertanyaan Nathan, tidak mungkin dia berkata, "Anakmu menamparku gara-gara aku menyukainya,""Ada apa memanggil?" Nathan melemparkan map merah ke meja, menyuruh pria itu untuk membacanya."Ayolah kawan, kamu bisa mengatasi perusahaan mereka," menolak melakukan apa yang diperintahkan dalam berkas itu."Rosalie yang mengambil alih kerjasamanya," jelasnya."Lalu?" "Dia akan menerima kerja samaku jika aku bisa membujukmu," Izekiel menghela nafas panjang, datang bersama Rosalie ke ulang tahun perusahaan Nathan sama saja mencari mati.Media akan semakin memanas jika mengetahuinya, Izekiel tidak bisa mengalahkan Nathan. Kontrak kerja sama tadi, benar-benar sangat menguntungkan.Pintu terbuka, seorang perempuan dengan rok ketatnya masuk."Pak,

  • Terikat Obsesi Pria Tampan dalam Novel   BAB 5

    Pagi-pagi sekali, Izekiel sudah berada di dalam kamar Elleonore. Entah siapa yang mengizinkannya masuk, tapi si pemilik kamar belum mengetahui kelakukannnya tersebut."Cantik," ucapnya tertegun, Izekiel bisa gila jika melihat wajah itu terus menerus. Pria yang wajahnya hanya berjarak dua jengkal dari wajah Elleonore sudah berada sekitar sejam di ruangan itu. Menatap aktivitas tidur si pemilik kamar lebih menyenangkan daripada melihat berkas bertumpuk di kantornya.Izekiel menggigit bibir bagian dalamnya tatkala melihat bibir gadis di depannya terbuka. Bibir peach yang sangat menggoda untuk di gigit.Menjauhkan wajahnya saat si pemilik bibir itu melenguh, membuka mata dan berteriak kaget melihat Izekiel. Mengambil bantal dan memukul pria itu sekuat tenaga."Adu, sakit Ive," menahan kedua tangan gadis itu dan mendekatkan wajah mereka.Elleonore memalingkan wajahnya."Brutal sekali," bisiknya pelan, gadis itu mendorong Izekiel dengan sekuat tenaga."Dasar tua bangka mesum!" teriaknya, m

  • Terikat Obsesi Pria Tampan dalam Novel   BAB 4

    Setelah insiden memalukan itu, Elleonore kini mengubah panggilannya dari paman menjadi Kiel.Sebenarnya nama Kiel terdengar imut namun, tidak cocok untuk memanggil pria disampingnya itu. Elleonore kira, Izekiel akan menertawakan kebodohannya tentang kartu ATM. Ternyata pria itu tidak membahasnya. Berlanjut dari toko pakaian sehari-hari, Izekiel menariknya ke toko dress dan sepatu.Selanjutnya ke toko tas, padahal Elleonore hanya membutuhkan pakaian saat ini. Tapi tidak apa, toh Izekiel yang mentraktir termasuk makan siang mereka.Dan disinilah mereka, mobil yang awalnya kosong di bagian belakang, kini diisi oleh banyaknya tas belanjaan bermerk."Paman kenal papa darimana?" ucapnya, Elleonore adalah orang yang tidak bisa berhenti bicara."Kiel, Ive!""Iya-iya, Kiel kenal papa darimana?" hal yang selalu membuat Sienna kepo saat membaca buku itu."Dari kamu lahir," Entah candaan atau tidak namun, jawaban sukses membuatnya merinding melihatnya dan memberikan tatapan tidak percaya.Janga

  • Terikat Obsesi Pria Tampan dalam Novel   BAB 3

    Langit yang dipenuhi bintang dengan bulan yang bersinar terang tidak membuat Elleonore senang. Gadis itu menatap nanar pada tangan yang telah diobati, dia tidak lagi mengingat sensasi panas dingin yang diterimanya. Namun, senyuman pria itu malah menghantuinya.Bagaimana bisa Elleonore dan Izekiel bertemu dengan cepat? Bukankah butuh 1 Minggu untuk pertemuan itu terjadi.Lagian bukannya novel itu dimulai saat Elleonore bertemu Izekiel di ruang tamu, terkait kepulangan Elleonore. Itupun penulisnya hanya menjelaskan sedikit saja.Mencoret-coret buku yang akhirnya di dapatkan dari Daya. "Alurnya berubah?" menggigit pulpen, kebiasaan Elleonore saat kesal."Tidak, alurnya tidak berubah," gadis itu kembali menulis di halaman berikutnya.Pertemuan Elleonore dan Izekiel memang terjadi setelah 1 Minggu, Elleonore kembali ke rumah ini. Namun, karena kecelakaan yang membuat Elleonore di rawat dan terhitung 1 Minggu."Jadi, pertemuan selanjutnya itu di," melingkari tulisan acara perusahaan berka

  • Terikat Obsesi Pria Tampan dalam Novel   BAB 2

    Rumah megah yang konon katanya kembali di injaki putri pemilik rumah setelah 10 tahun pergi. Meyakinkan diri agar tidak gila dengan keadaan sekarang, Sienna akan memilih menjalani.Tidak, sekarang namanya bukan lagi Sienna, tapi. "Selamat datang Elleonore Ive Grayson," ucapnya pada diri sendiri. Selama seminggu di rumah sakit, Sienna sudah terbiasa dengan nama itu. Sepertinya kehidupan ini datang karena Sienna yang tidak hentinya memaki author tersebut."Nona Elleonore," panggil Bi Daya, mempersilahkan nona mudanya masuk ke rumah itu.Baru Sienna sadari si pemeran perempuan dalam novel itu memiliki nama yang sulit di sebut.Sienna sudah mengatakan cukup memanggilnya dengan nama Elle saja, namun perempuan yang diketahui telah memasuki akhir umur 40 tahun itu enggan.Katanya, lidahnya sudah terbiasa menyebut nama yang sulit itu. Memegang kepalanya pusing memikirkan alur hidupnya."Nona tidak perlu memaksakan mengingat, tugas saya untuk mengenalkan kembali pada Nona," sepertinya Bi Daya

  • Terikat Obsesi Pria Tampan dalam Novel   BAB 1

    Seorang gadis yang bangun dengan suasana hati kacau, berjalan menuju kulkas dan mencebik kesal. Tidak ada makanan yang tersisa disana. Berjalan ke pantry dan hanya menemukan air botol disana. "Waktunya belanja bulanan Sienna," gerutunya, perutnya yang meminta makan sejak tadi. Sesekali menguap saat memasuki kamarnya, akibat tidur hampir jam 5 subuh dan baru bangun saat jam 1 siang. Penyebabnya tidak lain dan tidak bukan adalah sebuah buku di tempat tidurnya."Apa lihat-lihat?" menatap sinis pada buku yang juga membuat matanya membengkak akibat menangis.Baru pertama kali ini, Sienna menangis gara-gara buku dan memaki si penulisnya. Bagaimana tidak pemeran utama wanita yang bernama Elleonore tidak pernah merasakan kebahagiaan.Baik itu dari keluarga atau lingkungan, di tambah obsesi aneh Izekiel yang merupakan teman papanya. Sienna yang selalu berharap ada pria yang terobsesi padanya, merinding saat mengetahui bagaimana gilanya obsesi Izekiel."Kalau aku jadi Elleonore, udah aku emba

DMCA.com Protection Status