Share

Aku Telah Terikat

Penulis: Cheesecake
last update Terakhir Diperbarui: 2024-12-30 16:53:50

"Aku akan berusaha menjadi istri yang baik untuk kamu tapi, aku harap kamu tidak akan lupa akan janjimu!"

Dexa tersenyum sumringah lalu lalu berdiri dan mendekati Amira. Pria tampan itu merengkuh dagu Amira, menatap lekat mata jernih nan indah milik Amira. "Satu tahun! Berikan waktu paling lama 1 tahun untuk menyelesaikannya. Tapi, jika semua sudah aku penuhi, aku harap ...." ucap Dexa menggantung.

Dexa mendekati telinga Amira dan berbisik, "Jangan pernah sedikitpun berpikir untuk pergi dariku!"

Entah mengapa Amira merasa berdebar hanya karena bisikan dari Dexa. Ia menelan salivanya dengan kasar, dan berusaha untuk tetap memasang mimik wajah tenang. "Baiklah."

"Bagus. Tugas pertamamu adalah pindah ke rumahku! Bawalah barang-barang yang menurutmu berharga, selebihnya aku akan membelikan semuanya yang baru."

Amira mengangguk, tanpa banyak bicara ia menuruti semua perintah dari Dexa. Amira masuk ke dalam kamarnya dan membawa berkas berharga serta barang peninggalan mendiang ibunya, seda
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

  • Terhasut Rayuan Presdir Dingin    Sombong Dikit Gak Masalah

    "Maaf, saya tidak sengaja." Spontan Amira mengucapkan permintaan maaf dengan suaranya yang lembut dan sopan. Ia pun turut membantu mengambilkan barang wanita yang baru saja ia tabrak tanpa melihat sosoknya terlebih dahulu."Kalau jalan tuh pakai mata! Lihat tas mewah saya jadi jatuh, emangnya kami bisa ganti?!" teriak wanita tersebut dengan wajah jengkel.Amira yang masih menunduk dan berpakaian sederhana itu pun di anggap sebagai seorang pembantu oleh wanita tersebut, yang terus menerus memaki dan merendahkannya. "Mana tas saya, lelet!"Wanita itu pun menarik paksa tas yang baru saja Amira raih, sehingga membuat Amira tersentak dan spontan mendongakkan kepala.Seketika tawa wanita itu pecah, melihat siapa sosok yang ada di hadapannya."Ya ampun! Lihat siapa ini, Sayang?!"Amira terdiam, dadanya terasa bergemuruh karena wanita yang tak sengaja ia tabrak adalah Irene yang tengah bersama Gio. Keduanya tampak mesra, dan tanpa ragu menunjukkan kemesraan mereka di depan umum.Irene menoleh

    Terakhir Diperbarui : 2025-01-03
  • Terhasut Rayuan Presdir Dingin    Tuntutan Mertua

    "Sudah mau 2 tahun pernikahanmu, kapan kamu bisa memberikan kami cucu?"Tenggorokan Amira terasa tercekik saat pertanyaan itu kembali dilontarkan oleh ayah mertuanya. Makanan yang sedari tadi dikunyah terasa sukar ditelan, Amira terdiam sambil menunduk bahkan tangannya gemetar sambil menggenggam pisau dan garpu."S-secepatnya, Pih. Iya, kan Mas?" jawabnya sambil menatap sang suami. Namun Gio sama sekali tidak menggubrisnya dan masih terus saja menikmati makanannya sendiri seolah tak mendengar apapun.Amira Alexandra, dipaksa menikahi Gio Vegas oleh sang ayah demi menjadi hutang piutang perusahaan kosmetik milik mendiang ibunya yang semakin lama semakin membengkak.Gadis yang tumbuh remaja di desa Greenville bersama neneknya ini hanya bisa pasrah, tanpa bisa melawan kehendak ayah yang telah menelantarkannya demi menikahi wanita simpanannya."Saya merasa ditipu, uang 500 miliar sia-sia hanya ditukar oleh wanita kampung mandul dan tidak berguna ini," celetuk Riani Herawati dengan ketus.

    Terakhir Diperbarui : 2024-11-25
  • Terhasut Rayuan Presdir Dingin    Aku Orang Kaya!

    "Maaf ya, Mbak ...." ucapan seorang pria berkacamata yang duduk di samping pria tampan itu terputus, karena pria tampan itu memberikan isyarat untuk diam.Pria bernama Dexa itu tersenyum miring, alisnya terangkat sebelah ke atas menatap Amira yang berada di hadapannya dengan berani. "Aku ingin kau menghamiliku, aku akan membayar mahal untuk benihmu!" ucap Amira sambil menunjuk Dexa."Sungguh?" tanya Dexa. Suaranya terdengar sangat berat selaras dengan wajahnya yang terkesan maskulin dan sensual."Aku ini orang kaya raya. Uang aku banyak. Aku akan bayar benih kamu dengan harga fantastis. Cepat buat aku hamil!"Amira meraih kerah baju Dexa, hingga membuat jarak mereka semakin terkikis. "Apa kamu meragukanku karena penampilanku? Tenang saja, aku adalah pewaris resmi Beauty Lab, aku bisa membayar benihmu dengan cek kosong!"Dexa bangkit dari duduknya, kudua tangannya merangkul pinggul mungil Amira. Dexa tersenyum dan berbisik, "Baiklah, aku harap kau tidak menyesalinya, pelanggan!"***"K

    Terakhir Diperbarui : 2024-11-25
  • Terhasut Rayuan Presdir Dingin    Dexa Vegas

    "Aku sudah gak waras! Aku benar-benar gak waras!"Sepanjang perjalanan pulang Amira tak henti-hentinya bergumam, merutuki dirinya sendiri yang telah melakukan kesalahan besar. Amira terus saja mengigit kuku ibu jarinya, yang merupakan sebuah kebiasaannya jika tengah gundah.Kring! Kring!Ponselnya berdering, Amira segera mengambilnya dari dalam tas lalu melihat nama nenek kesayangannya yang terpampang jelas pada layar ponsel berbentuk persegi panjang itu."Iya, Oma," ucap Amira memulai pembicaraan.Terdengar samar-samar suara Nenek Yolanda menangis. Hal itu sontak membuat Amira mengerutkan keningnya dan merasa khawatir. "Hallo, Oma. Oma kenapa?" tanyanya.'Nak, pulang sajalah. Oma sudah tahu semuanya dari Devan.'Amira membisu setelah mendengar ucapan dari Yolanda. Suara wanita tua berusia 65 tahun itu terdengar parau, membuat Amira semakin terluka mendengarnya."Tidak Oma, jika Amira pulang maka Amira akan kalah. Amira ingin mengambil kembali perusahaan Bunda dari tangan Ayah, Amira

    Terakhir Diperbarui : 2024-11-25
  • Terhasut Rayuan Presdir Dingin    Kejutan Ulang Tahun Marion

    "Jangan-jangan selama ini Mas Gio selalu pulang ke apartemen Irene."Amira bergumam, berspekulasi liar akan suaminya yang jarang pulang dengan alasan sibuk.Menjadi seorang aktor yang tengah naik daun memang memuat Gio memiliki jadwal yang padat, tetapi kini Amira tidak mampu lagi menahan prasangka buruknya.Amira menutup kedua wajahnya, meratap akan nasibnya. "Apa kurangku? Aku selalu berusaha menjadi istri yang baik walaupun kamu tidak pernah sekalipun menoleh ke arahku."Dibaringkannya tubuh di atas ranjang. Ranjang besar yang bahkan tak sekalipun pernah Gio jamah sepanjang waktu pernikahan mereka."Seandainya sikap Gio bisa seperti pria semalam," gumamnya mengingat betapa lembut dan hangatnya Dexa memperlakukannya. Pikiran liat itu seketika Amira tepis, bagaimanapun suaminya adalah Gio diluar bagaimana pria itu bersikap buruk padanya.Amira menghela napasnya, melihat jam di dindin yang sudah menunjukkan pukul 1 siang. Namun, walaupun waktu telah berlalu tidak ada satu orang peker

    Terakhir Diperbarui : 2024-11-25
  • Terhasut Rayuan Presdir Dingin    Fitnah Pasangan Sundal

    "Selamat ulang tahun Opa tersayang, semoga panjang umur dan sehat sentosa."Dengan bangga Gio datang bersama dengan seorang wanita yang sejak tadi menggandeng lengannya.Semua awak media saling berbisik, begitu pula para keluarga yang terlihat bingung."Saya memiliki hadiah istimewa pada ulang tahun Opa kali ini," ucap Gio.Gio mengeluarkan selembar kertas dan juga foto hasil USG seseorang. Pria itu tersenyum lebar lalu menarik Irene untuk sedikit maju. "Dia adalah Irene Darsono. Kekasihku dan tengah mengandung anakku.""Kami akan segera menikah," lanjut Gio.Bak tersambar petir di siang bolong, Amira terkejut hingga nyaris membuatnya limbung. Kepalanya terasa berputar, diperparah dengan reaksi keluarga Gio yang tampak bahagia. Tidak ada yang memperdulikannya dan perasaannya.Kesabarannya telah habis. Dengan sisa tenaga yang ia punya Amira mendekat dan menarik Gio dengan kasar, "Apa? Apa maksudmu, Mas?!""Saya akan menikahi Irene. Apa kau tuli?" jawab Gio enteng.Semua perhatian tertu

    Terakhir Diperbarui : 2024-11-25
  • Terhasut Rayuan Presdir Dingin    Aku Yang Terbuang

    "Kenapa semuanya menjadi seperti ini?" Amira berjalan menyusuri hiruk pikuk jalanan ibukota.Terpaan gerimis dan angin yang cukup kencang seolah bukanlah apa-apa. Dibandingkan dengan apa yang baru saja terjadi padanya.Tak peduli dengan orang yang menatapnya aneh, Amira terus menangis. Hatinya, harga dirinya, dan hidupnya hancur berantakan dalam sekejap."Jangankan merebut kembali perusahaan ibu. Merebut hati suamimu saja pun aku tak mampu," gumamnya.Entah kemana langkah kaki akan membawanya. Amira sama sekali tidak tahu harus kemana ia kembali. Pulang ke desa pun rasanya tidak mungkin, Amira takut hanya menjadi beban sang nenek dan membuat neneknya jatuh sakit karena memikirkan nasibnya.Sudah nyaris 1 jam lamanya ia berjalan, kakinya pun sudah terasa sakit. Amira terduduk di ujung trotoar, termenung memikirkan arah tujuannya."Amira, sedang apa kamu di sini?"Amira yang sedari tadi menenggelamkan wajah di lutut pun mulai mengadah, melihat suara familiar yang baru saja menyapanya. "

    Terakhir Diperbarui : 2024-11-25
  • Terhasut Rayuan Presdir Dingin    Hidup Baru Amira

    'Target masuk ke Apartemen Nature View, dengan pria yang diduga cucu ke 3 keluarga Sulaiman, Devan Sulaiman. Sekitar 1 jam kemudian mobil milik Devan Sulaiman meninggalkan gedung apartemen tersebut.'Sebuah pesan masuk ke dalam ponsel milik Dexa berserta beberapa foto yang menyertainya. Dexa yang sama sekali tidak tertarik hadir ke pesta ulang tahun kakeknya, hanya terus menunggu kabar dari seseorang yang sudah menjadi mata-mata kepercayaannya.Diketuk-ketuknya meja kerjanya dengan jemari tangan. Dexa berpikir sampai keningnya berkerut. "Devan Sulaiman, siapa dia?" gumamnya penasaran.Tak lama perhatiannya tertuju pada layar laptop, dimana gosip tentang Amira dan Gio langsung tersebar di portal online tanpa mengenal waktu. Hujatan dan cacian dari para pengguna internet pun tertuju pada Amira, tanpa mereka mengetahui apa yang terjadi sesungguhnya.Brak!Dexa tanpa sengaja memukul meja kerjanya, membaca seluruh komentar membuatnya menjadi sakit kepala. "Orang-orang ini! Bisa-bisanya ber

    Terakhir Diperbarui : 2024-11-25

Bab terbaru

  • Terhasut Rayuan Presdir Dingin    Sombong Dikit Gak Masalah

    "Maaf, saya tidak sengaja." Spontan Amira mengucapkan permintaan maaf dengan suaranya yang lembut dan sopan. Ia pun turut membantu mengambilkan barang wanita yang baru saja ia tabrak tanpa melihat sosoknya terlebih dahulu."Kalau jalan tuh pakai mata! Lihat tas mewah saya jadi jatuh, emangnya kami bisa ganti?!" teriak wanita tersebut dengan wajah jengkel.Amira yang masih menunduk dan berpakaian sederhana itu pun di anggap sebagai seorang pembantu oleh wanita tersebut, yang terus menerus memaki dan merendahkannya. "Mana tas saya, lelet!"Wanita itu pun menarik paksa tas yang baru saja Amira raih, sehingga membuat Amira tersentak dan spontan mendongakkan kepala.Seketika tawa wanita itu pecah, melihat siapa sosok yang ada di hadapannya."Ya ampun! Lihat siapa ini, Sayang?!"Amira terdiam, dadanya terasa bergemuruh karena wanita yang tak sengaja ia tabrak adalah Irene yang tengah bersama Gio. Keduanya tampak mesra, dan tanpa ragu menunjukkan kemesraan mereka di depan umum.Irene menoleh

  • Terhasut Rayuan Presdir Dingin    Aku Telah Terikat

    "Aku akan berusaha menjadi istri yang baik untuk kamu tapi, aku harap kamu tidak akan lupa akan janjimu!"Dexa tersenyum sumringah lalu lalu berdiri dan mendekati Amira. Pria tampan itu merengkuh dagu Amira, menatap lekat mata jernih nan indah milik Amira. "Satu tahun! Berikan waktu paling lama 1 tahun untuk menyelesaikannya. Tapi, jika semua sudah aku penuhi, aku harap ...." ucap Dexa menggantung.Dexa mendekati telinga Amira dan berbisik, "Jangan pernah sedikitpun berpikir untuk pergi dariku!"Entah mengapa Amira merasa berdebar hanya karena bisikan dari Dexa. Ia menelan salivanya dengan kasar, dan berusaha untuk tetap memasang mimik wajah tenang. "Baiklah.""Bagus. Tugas pertamamu adalah pindah ke rumahku! Bawalah barang-barang yang menurutmu berharga, selebihnya aku akan membelikan semuanya yang baru."Amira mengangguk, tanpa banyak bicara ia menuruti semua perintah dari Dexa. Amira masuk ke dalam kamarnya dan membawa berkas berharga serta barang peninggalan mendiang ibunya, seda

  • Terhasut Rayuan Presdir Dingin    Suami Baru

    "M-maaf! Maaf aku gak sengaja!"Kedua pipinya merona, dengan kepalanya yang menunduk sambil sedikit membungkuk.Amira setengah mati menahan rasa malu setelah ia akhirnya menyadari, jika dirinya sedari tadi terjatuh di tas tubuh Dexa."Kenapa harus minta maaf? Bahkan jika kamu masih ingin bersandar padaku pun aku akan senang hati melakukannya," ujar Dexa menggoda.Dengan pakaian yang terlihat berantakan dan membuka sebagian kemeja bagian atasnya, Dexa merentangkan tangannya seolah menanti Amira untuk kembali terjun ke dalam pelukannya.Brak!"K-kamu tidur di sini!" ucap Amira setelah melemparkan sebuah bantal sofa hingga mengenai wajah Dexa.Rasa malu yang mendominasi hatinya membuat Amira segera berlari masuk ke dalam kamarnya dan mengunci pintunya. Amira terdiam di balik pintu, memegang dadanya yang masih terasa berdetak kencang."Ya Tuhan, sebenarnya apa yang terjadi pada hidupku?"Perlahan tubuhnya merosot hingga terduduk di lantai. Rasa dingin malam itu terasa menusuk hati, menema

  • Terhasut Rayuan Presdir Dingin    Tamu Tengah Malam

    "Sayang, pelan-pelan dong! Geli tau."Suara desahan dan tawa saling silih berganti, memenuhi sebuah kamar yang biasanya hanya diselimuti keheningan.Sinar sang rembulan yang bersinar terang mengintip di balik celah gorden kamar yang sedikit terbuka.Sepasang kekasih bak merpati itu saling bercumbu berbagi kasih atas kemenangan hubungan mereka."Apakah dia pernah menyentuhmu seperti ini?" tanya Irene dengan jemarinya membelai lembut wajah tampan Gio.Gio tersenyum, menangkap tangan Irene yang berada di bawahnya lalu perlahan mengecupnya. "Hanya kamu yang melakukannya, Sayang.""Sungguh?""Tentu saja. Aku tidak akan membiarkan wanita kampungan buruk rupa itu menyentuhku," jawan Gio tersenyum lebar.Suara decitan ranjang pun semakin membuat panas malam itu. Mereka tidak memperdulikan apapun, selain kesenangan dan kepuasan mereka sendiri.Sementara di lantai bawah sebuah kabar membuat keributan dari orang tua Gio. Wajah pasangan suami istri itu tampak bingung sekaligus terkejut tidak perc

  • Terhasut Rayuan Presdir Dingin    Pernikahan Tanpa Rencana

    "Kamu ini sudah gak waras?" Suara seorang pria tampak murka selaras dengan wajahnya yang memerah. Pria itu mengusap wajahnya dengan kasar, tidak habis pikir dengan jalan pikiran dari lawan bicaranya. "Amira, jawab!""Semuanya terjadi begitu saja! Aku juga masih bingung, Devan!" jawab Amira.Satu jam yang lalu, dirinya dan Dexa pergi menuju catatan sipil. Keduanya pun segera mendaftarkan pernikahan mereka, agar langsung terlihat dah di mata hukum negara.Amira menghela napasnya, memijat keningnya yang masih terasa berdenyut. "Aku gak punya pilihan lain. Aku benar-benar bingung!"Kedua tangan Devan mengepal, rahangnya bahkan mengeras menahan rasa kesal yang sudah payah ia kendalikan. "Dasar Vegas brengsek. Mereka semua sama saja!"Amira meraih segelas air putih dingin yang terletak di atas meja, lalu segera meminumnya hingga tandas. Matanya menatap pemandangan balkon apartemen milik sang ibu. Langit terlihat kelabu, seolah menggambarkan hati dan pikirannya saat ini."Gak bisa dibiarkan"

  • Terhasut Rayuan Presdir Dingin    Tawaran Menarik

    "Benarkah?" tanya Dexa dengan senyuman yang seakan terpatri pada wajahnya yang rupawan.Mata elangnya menatap Amira yang menunduk yang sambil sesekali mengusap air matanya dengan punggung tangannya. Ketakutan menguasainya, memikirkan nasib neneknya jika ia berakhir di dalam jeruji besi."Saya pikir jika menerima perjodohan itu, hidup saya bisa bahagia. Saya berharap jika kelak suami saya akan membantu untuk mengambil kembali semua hak saya atas perusahan mendiang ibu saya," ungkap Amira.Rasa takut, khawatir, marah, kecewa pun berpadu menjadi satu. Memenuhi seluruh rongga hati yang kini bahkan kian meluap. Bibirnya gemetar, tetapi Amira tidak berniat sama sekali untuk berhenti berbicara. "Tetapi kenyataannya, yang saya dapat hanya hinaan. Dan kini kami bercerai karena ia berselingkuh dengan saudari tiri saya sendiri.""Mereka memfitnah saya, membuang saya begitu saja seperti sampah. Sebenarnya apa kurang saya? Selama ini saya selalu berusaha menjadi yang terbaik di mana mereka!" Tida

  • Terhasut Rayuan Presdir Dingin    Bersimpuh, Menangis, dan Memohon

    "Ayo, Sayang. Dimakan dulu buahnya!"Riani tersenyum sambil perlahan menyuapi Irene dengan semangkuk buah yang ia potong-potong sendiri. Tutur katanya begitu manis, dengan perlakuannya yang terasa begitu hangat, berbanding terbalik dengan sikapnya kepada Amira selama ini."Sudahlah, Ma. Nanti Irene kekenyangan," ucap Gio mencegah ibunya untuk terus menerus menyuapi Irene dengan berbagai makanan. Terapi wanita tua keras kepala itu malah menatap tajam kepadanya sambil terus menyuapi Irene dengan potongan buah."Ini untuk cucu Mama! Kenapa kamu ini bawel sekali."Ruangan yang biasanya terasa sunyi itu kini dipenuhi oleh canda tawa. Sungguh ironi tetapi inilah kenyataannya, mereka tertawa bahagia di atas air mata Amira. Melupakan begitu saja perlakuan buruk mereka yang menjadi sebuah momok menakutkan bagi Amira."Ma, aku punya sesuatu untuk Mama," ucap Gio yang berhasil membuat Riani penasaran.Gio mengambil sebuah amplop yang cukup besar lalu memberikannya pada Irene, senyumannya begitu

  • Terhasut Rayuan Presdir Dingin    Bayar Hutangmu!

    "Selamat datang, Pelanggan!" ucap Dexa sambil tersenyum seringai.Detak jantung Amira semakin berdebar dengan kencang, selaras dengan isi kepalanya yang terus memikirkan solusi untuk masalahnya saat ini."M-maaf, saya tidak mengerti apa yang Tuan maksud." Amira beralasan, memutuskan untuk berpura-pura tidak tahu atau tidak mengingat kejadian malam itu.Mendengarnya seketika membuat Devan tertawa. Dengan sebelah alis yang terangkat Dexa berjalan mendekati Amira tanpa sedikitpun mengalihkan pandangannya.Diambilnya secarik kertas bekas bon belanja itu, lalu mengibaskannya di depan wajah Amira."Kamu mau melarikan diri dari hutangmu padaku?""Hutang apa? Kita bahkan baru pertama kali bertemu," jawab Amira.Rahang tegas, mata biru dan wajahnya yang terkesan seksi itu sejenak membius Amira. Betulkah pria luar biasa ini adalah pasangan one night stand -nya? Amira sedikit ragu tapi inilah kenyataannya."Apakah permainanku kurang memuaskan hingga kau membayarku dengan uang receh itu? Bahkan me

  • Terhasut Rayuan Presdir Dingin    Hidup Baru Amira

    'Target masuk ke Apartemen Nature View, dengan pria yang diduga cucu ke 3 keluarga Sulaiman, Devan Sulaiman. Sekitar 1 jam kemudian mobil milik Devan Sulaiman meninggalkan gedung apartemen tersebut.'Sebuah pesan masuk ke dalam ponsel milik Dexa berserta beberapa foto yang menyertainya. Dexa yang sama sekali tidak tertarik hadir ke pesta ulang tahun kakeknya, hanya terus menunggu kabar dari seseorang yang sudah menjadi mata-mata kepercayaannya.Diketuk-ketuknya meja kerjanya dengan jemari tangan. Dexa berpikir sampai keningnya berkerut. "Devan Sulaiman, siapa dia?" gumamnya penasaran.Tak lama perhatiannya tertuju pada layar laptop, dimana gosip tentang Amira dan Gio langsung tersebar di portal online tanpa mengenal waktu. Hujatan dan cacian dari para pengguna internet pun tertuju pada Amira, tanpa mereka mengetahui apa yang terjadi sesungguhnya.Brak!Dexa tanpa sengaja memukul meja kerjanya, membaca seluruh komentar membuatnya menjadi sakit kepala. "Orang-orang ini! Bisa-bisanya ber

DMCA.com Protection Status