Share

Fitnah Pasangan Sundal

Author: Cheesecake
last update Huling Na-update: 2024-11-25 08:50:51

"Selamat ulang tahun Opa tersayang, semoga panjang umur dan sehat sentosa."

Dengan bangga Gio datang bersama dengan seorang wanita yang sejak tadi menggandeng lengannya.

Semua awak media saling berbisik, begitu pula para keluarga yang terlihat bingung.

"Saya memiliki hadiah istimewa pada ulang tahun Opa kali ini," ucap Gio.

Gio mengeluarkan selembar kertas dan juga foto hasil USG seseorang. Pria itu tersenyum lebar lalu menarik Irene untuk sedikit maju. "Dia adalah Irene Darsono. Kekasihku dan tengah mengandung anakku."

"Kami akan segera menikah," lanjut Gio.

Bak tersambar petir di siang bolong, Amira terkejut hingga nyaris membuatnya limbung. Kepalanya terasa berputar, diperparah dengan reaksi keluarga Gio yang tampak bahagia. Tidak ada yang memperdulikannya dan perasaannya.

Kesabarannya telah habis. Dengan sisa tenaga yang ia punya Amira mendekat dan menarik Gio dengan kasar, "Apa? Apa maksudmu, Mas?!"

"Saya akan menikahi Irene. Apa kau tuli?" jawab Gio enteng.

Semua perhatian tertuju padanya, tetapi Amira sama sekali tidak peduli. Hidupnya hancur karena wanita yang telah merenggut kasih sayang sang ayah darinya.

"Irene, kamu adikku. Kenapa kamu bisa-bisanya berselingkuh dengan suamiku?!" jerit Amira.

Sejenak suasana menjadi hening. Semua orang terdiam dengan segala spekulasi yang ada di pikiran mereka masing-masing.

Irene tersenyum tipis, lalu tiba-tiba saja menangis seperti orang yang memiliki 2 kepribadian.

"Berselingkuh? Sejak awal kamu yang memaksa untuk menikahi Gio!" teriak Irene dengan air mata yang mulai membasahi wajahnya.

Irene memeluk Gio, membuat siapapun merasa iba dengannya yang terlihat begitu lemah lembut. Disela isakan tangisnya, Irene kembali berkata, "Kamu jahat Amira, karena yang seharusnya menikah dengan Gio adalah aku, bukan kamu! Seandainya kamu tidak mengancam ingin bunuh diri, maka Ayah pasti menikahkan aku dengan Gio."

"Kamu adalah penghalang cinta kami, harusnya kamu sadar saat Gio tidak mau mempublikasikan hubungan kalian! Itu semua karena dia berusaha menjaga perasaanku," lanjutnya.

Bibir Amira sedikit terbuka, wajahnya terlihat kebingungan. Semua ucapan Irene sama sekali berbeda dari kenyataannya, dan membuatnya gugup harus berkata apa lagi.

"Gio, benarkah apa yang dikatakan olehnya?" Riani tiba-tiba saja membuka suaranya, membuat Amira semakin terpojokkan. Gio mengangguk, sambil menunjuk ke arah Amira dengan penuh kebencian.

"Dia adalah wanita buruk rupa yang menjijikan. Tingkah lakunya seburuk wajahnya."

Plak!

Tak hanya difitnah. Amira kembali merasakan sakitnya tamparan dari ibu mertuanya.

Hatinya sangat sakit, harga dirinya hancur lebur terinjak-injak. Tiap kilatan cahaya kamera yang menyorotnya seperti sebilah pisau yang terus menyayatinya.

Tanpa ada yang membela, Amira berusaha kuat berdiri di tengah-tengah orang-orang yang menatapnya penuh rasa jijik dan benci. Dengan sisa-sisa kekuatan yang ada, Amira sekuat tenaga membuka mulutnya yang terasa berat. Ia harus mempertahankan harga dirinya yang tersisa, itulah yang tengah dipikirkannya.

"T-tidak! Ini semua fitnah, aku tidak seperti itu!" ucapnya terbata. "A-aku yang dipaksa menikahimu, Gio. Karena ayah mengatakan, aku yang seharusnya bertanggung jawab atas hutang Beauty Lab."

Wajah yang pucat dengan tubuh gemetar, membuat Irene tertawa melihat kondisi saudari tirinya. Semua skenario yang sudah disusunnya dan Gio, berhasil menarik simpati dan membuat Amira menjadi tersangka utamanya.

"Sampai akhir pun kamu masih tidak mengaku! Pantas saja, Irene ketakutan saat aku memohon padanya untuk kembali padaku 2 bulan yang lalu!" hina Gio. "Pantas saja kamu tak kunjung hamil. Kamu adalah wanita paling jahat yang dikutuk oleh Tuhan!"

Seluruh ucapan lontar dari mulut suaminya semakin memperburuk kondisi mental Amira. Tak sampai di situ, Gio melemparkan sepucuk surat dan juga sebuah pena hingga mengenai wajah Amira.

Amira meraih surat tersebut dan membacanya. Air matanya seketika tumpah, menerima kenyataan jika Gio sungguh akan menceraikan dirinya. Napasnya terengah-engah, pandangannya berputar dan berkunang-kunang. Amira menatap Gio dengan wajah sembab. "Cerai? Kamu ingin kita bercerai?"

"Cepat tanda tangani! Tidak ada lagi tempatmu di sini!" bentak Gio.

Tatapan penuh kebencian mengelilinginya. Menekan dan memaksa agar dirinya segera membubuhkan tanda tangan perceraian. Tak ada lagi yang bisa ia perjuangkan, semua kesabarannya selama ini berbuah getir.

Dengan gemetar Amira menanda tangani surat perceraian tersebut, dan segera direbut kembali oleh Gio yang terlihat tersenyum puas.

Tak sampai disitu saja. Tiba-tiba seseorang masuk sambil menarik sebuah koper dan sebuah tas jinjing berukuran besar. Amira sangat mengenalinya, karena orang tersebut adalah salah satu asisten rumah tangga yang sering mencibirnya.

Brak!

Koper dan tas itu mendarat tepat dihadapannya. Beberapa pakaian terpental keluar, yang membuat Amira menyadari jika semua itu adalah barang-barang miliknya.

"Silahkan pergi! Kamu bukan lagi bagian dari keluarga ini!"

Kaugnay na kabanata

  • Terhasut Rayuan Presdir Dingin    Aku Yang Terbuang

    "Kenapa semuanya menjadi seperti ini?" Amira berjalan menyusuri hiruk pikuk jalanan ibukota.Terpaan gerimis dan angin yang cukup kencang seolah bukanlah apa-apa. Dibandingkan dengan apa yang baru saja terjadi padanya.Tak peduli dengan orang yang menatapnya aneh, Amira terus menangis. Hatinya, harga dirinya, dan hidupnya hancur berantakan dalam sekejap."Jangankan merebut kembali perusahaan ibu. Merebut hati suamimu saja pun aku tak mampu," gumamnya.Entah kemana langkah kaki akan membawanya. Amira sama sekali tidak tahu harus kemana ia kembali. Pulang ke desa pun rasanya tidak mungkin, Amira takut hanya menjadi beban sang nenek dan membuat neneknya jatuh sakit karena memikirkan nasibnya.Sudah nyaris 1 jam lamanya ia berjalan, kakinya pun sudah terasa sakit. Amira terduduk di ujung trotoar, termenung memikirkan arah tujuannya."Amira, sedang apa kamu di sini?"Amira yang sedari tadi menenggelamkan wajah di lutut pun mulai mengadah, melihat suara familiar yang baru saja menyapanya. "

    Huling Na-update : 2024-11-25
  • Terhasut Rayuan Presdir Dingin    Hidup Baru Amira

    'Target masuk ke Apartemen Nature View, dengan pria yang diduga cucu ke 3 keluarga Sulaiman, Devan Sulaiman. Sekitar 1 jam kemudian mobil milik Devan Sulaiman meninggalkan gedung apartemen tersebut.'Sebuah pesan masuk ke dalam ponsel milik Dexa berserta beberapa foto yang menyertainya. Dexa yang sama sekali tidak tertarik hadir ke pesta ulang tahun kakeknya, hanya terus menunggu kabar dari seseorang yang sudah menjadi mata-mata kepercayaannya.Diketuk-ketuknya meja kerjanya dengan jemari tangan. Dexa berpikir sampai keningnya berkerut. "Devan Sulaiman, siapa dia?" gumamnya penasaran.Tak lama perhatiannya tertuju pada layar laptop, dimana gosip tentang Amira dan Gio langsung tersebar di portal online tanpa mengenal waktu. Hujatan dan cacian dari para pengguna internet pun tertuju pada Amira, tanpa mereka mengetahui apa yang terjadi sesungguhnya.Brak!Dexa tanpa sengaja memukul meja kerjanya, membaca seluruh komentar membuatnya menjadi sakit kepala. "Orang-orang ini! Bisa-bisanya ber

    Huling Na-update : 2024-11-25
  • Terhasut Rayuan Presdir Dingin    Bayar Hutangmu!

    "Selamat datang, Pelanggan!" ucap Dexa sambil tersenyum seringai.Detak jantung Amira semakin berdebar dengan kencang, selaras dengan isi kepalanya yang terus memikirkan solusi untuk masalahnya saat ini."M-maaf, saya tidak mengerti apa yang Tuan maksud." Amira beralasan, memutuskan untuk berpura-pura tidak tahu atau tidak mengingat kejadian malam itu.Mendengarnya seketika membuat Devan tertawa. Dengan sebelah alis yang terangkat Dexa berjalan mendekati Amira tanpa sedikitpun mengalihkan pandangannya.Diambilnya secarik kertas bekas bon belanja itu, lalu mengibaskannya di depan wajah Amira."Kamu mau melarikan diri dari hutangmu padaku?""Hutang apa? Kita bahkan baru pertama kali bertemu," jawab Amira.Rahang tegas, mata biru dan wajahnya yang terkesan seksi itu sejenak membius Amira. Betulkah pria luar biasa ini adalah pasangan one night stand -nya? Amira sedikit ragu tapi inilah kenyataannya."Apakah permainanku kurang memuaskan hingga kau membayarku dengan uang receh itu? Bahkan me

    Huling Na-update : 2024-12-05
  • Terhasut Rayuan Presdir Dingin    Bersimpuh, Menangis, dan Memohon

    "Ayo, Sayang. Dimakan dulu buahnya!"Riani tersenyum sambil perlahan menyuapi Irene dengan semangkuk buah yang ia potong-potong sendiri. Tutur katanya begitu manis, dengan perlakuannya yang terasa begitu hangat, berbanding terbalik dengan sikapnya kepada Amira selama ini."Sudahlah, Ma. Nanti Irene kekenyangan," ucap Gio mencegah ibunya untuk terus menerus menyuapi Irene dengan berbagai makanan. Terapi wanita tua keras kepala itu malah menatap tajam kepadanya sambil terus menyuapi Irene dengan potongan buah."Ini untuk cucu Mama! Kenapa kamu ini bawel sekali."Ruangan yang biasanya terasa sunyi itu kini dipenuhi oleh canda tawa. Sungguh ironi tetapi inilah kenyataannya, mereka tertawa bahagia di atas air mata Amira. Melupakan begitu saja perlakuan buruk mereka yang menjadi sebuah momok menakutkan bagi Amira."Ma, aku punya sesuatu untuk Mama," ucap Gio yang berhasil membuat Riani penasaran.Gio mengambil sebuah amplop yang cukup besar lalu memberikannya pada Irene, senyumannya begitu

    Huling Na-update : 2024-12-06
  • Terhasut Rayuan Presdir Dingin    Tawaran Menarik

    "Benarkah?" tanya Dexa dengan senyuman yang seakan terpatri pada wajahnya yang rupawan.Mata elangnya menatap Amira yang menunduk yang sambil sesekali mengusap air matanya dengan punggung tangannya. Ketakutan menguasainya, memikirkan nasib neneknya jika ia berakhir di dalam jeruji besi."Saya pikir jika menerima perjodohan itu, hidup saya bisa bahagia. Saya berharap jika kelak suami saya akan membantu untuk mengambil kembali semua hak saya atas perusahan mendiang ibu saya," ungkap Amira.Rasa takut, khawatir, marah, kecewa pun berpadu menjadi satu. Memenuhi seluruh rongga hati yang kini bahkan kian meluap. Bibirnya gemetar, tetapi Amira tidak berniat sama sekali untuk berhenti berbicara. "Tetapi kenyataannya, yang saya dapat hanya hinaan. Dan kini kami bercerai karena ia berselingkuh dengan saudari tiri saya sendiri.""Mereka memfitnah saya, membuang saya begitu saja seperti sampah. Sebenarnya apa kurang saya? Selama ini saya selalu berusaha menjadi yang terbaik di mana mereka!" Tida

    Huling Na-update : 2024-12-09
  • Terhasut Rayuan Presdir Dingin    Pernikahan Tanpa Rencana

    "Kamu ini sudah gak waras?" Suara seorang pria tampak murka selaras dengan wajahnya yang memerah. Pria itu mengusap wajahnya dengan kasar, tidak habis pikir dengan jalan pikiran dari lawan bicaranya. "Amira, jawab!""Semuanya terjadi begitu saja! Aku juga masih bingung, Devan!" jawab Amira.Satu jam yang lalu, dirinya dan Dexa pergi menuju catatan sipil. Keduanya pun segera mendaftarkan pernikahan mereka, agar langsung terlihat dah di mata hukum negara.Amira menghela napasnya, memijat keningnya yang masih terasa berdenyut. "Aku gak punya pilihan lain. Aku benar-benar bingung!"Kedua tangan Devan mengepal, rahangnya bahkan mengeras menahan rasa kesal yang sudah payah ia kendalikan. "Dasar Vegas brengsek. Mereka semua sama saja!"Amira meraih segelas air putih dingin yang terletak di atas meja, lalu segera meminumnya hingga tandas. Matanya menatap pemandangan balkon apartemen milik sang ibu. Langit terlihat kelabu, seolah menggambarkan hati dan pikirannya saat ini."Gak bisa dibiarkan"

    Huling Na-update : 2024-12-14
  • Terhasut Rayuan Presdir Dingin    Tamu Tengah Malam

    "Sayang, pelan-pelan dong! Geli tau."Suara desahan dan tawa saling silih berganti, memenuhi sebuah kamar yang biasanya hanya diselimuti keheningan.Sinar sang rembulan yang bersinar terang mengintip di balik celah gorden kamar yang sedikit terbuka.Sepasang kekasih bak merpati itu saling bercumbu berbagi kasih atas kemenangan hubungan mereka."Apakah dia pernah menyentuhmu seperti ini?" tanya Irene dengan jemarinya membelai lembut wajah tampan Gio.Gio tersenyum, menangkap tangan Irene yang berada di bawahnya lalu perlahan mengecupnya. "Hanya kamu yang melakukannya, Sayang.""Sungguh?""Tentu saja. Aku tidak akan membiarkan wanita kampungan buruk rupa itu menyentuhku," jawan Gio tersenyum lebar.Suara decitan ranjang pun semakin membuat panas malam itu. Mereka tidak memperdulikan apapun, selain kesenangan dan kepuasan mereka sendiri.Sementara di lantai bawah sebuah kabar membuat keributan dari orang tua Gio. Wajah pasangan suami istri itu tampak bingung sekaligus terkejut tidak perc

    Huling Na-update : 2024-12-17
  • Terhasut Rayuan Presdir Dingin    Tuntutan Mertua

    "Sudah mau 2 tahun pernikahanmu, kapan kamu bisa memberikan kami cucu?"Tenggorokan Amira terasa tercekik saat pertanyaan itu kembali dilontarkan oleh ayah mertuanya. Makanan yang sedari tadi dikunyah terasa sukar ditelan, Amira terdiam sambil menunduk bahkan tangannya gemetar sambil menggenggam pisau dan garpu."S-secepatnya, Pih. Iya, kan Mas?" jawabnya sambil menatap sang suami. Namun Gio sama sekali tidak menggubrisnya dan masih terus saja menikmati makanannya sendiri seolah tak mendengar apapun.Amira Alexandra, dipaksa menikahi Gio Vegas oleh sang ayah demi menjadi hutang piutang perusahaan kosmetik milik mendiang ibunya yang semakin lama semakin membengkak.Gadis yang tumbuh remaja di desa Greenville bersama neneknya ini hanya bisa pasrah, tanpa bisa melawan kehendak ayah yang telah menelantarkannya demi menikahi wanita simpanannya."Saya merasa ditipu, uang 500 miliar sia-sia hanya ditukar oleh wanita kampung mandul dan tidak berguna ini," celetuk Riani Herawati dengan ketus.

    Huling Na-update : 2024-11-25

Pinakabagong kabanata

  • Terhasut Rayuan Presdir Dingin    Tamu Tengah Malam

    "Sayang, pelan-pelan dong! Geli tau."Suara desahan dan tawa saling silih berganti, memenuhi sebuah kamar yang biasanya hanya diselimuti keheningan.Sinar sang rembulan yang bersinar terang mengintip di balik celah gorden kamar yang sedikit terbuka.Sepasang kekasih bak merpati itu saling bercumbu berbagi kasih atas kemenangan hubungan mereka."Apakah dia pernah menyentuhmu seperti ini?" tanya Irene dengan jemarinya membelai lembut wajah tampan Gio.Gio tersenyum, menangkap tangan Irene yang berada di bawahnya lalu perlahan mengecupnya. "Hanya kamu yang melakukannya, Sayang.""Sungguh?""Tentu saja. Aku tidak akan membiarkan wanita kampungan buruk rupa itu menyentuhku," jawan Gio tersenyum lebar.Suara decitan ranjang pun semakin membuat panas malam itu. Mereka tidak memperdulikan apapun, selain kesenangan dan kepuasan mereka sendiri.Sementara di lantai bawah sebuah kabar membuat keributan dari orang tua Gio. Wajah pasangan suami istri itu tampak bingung sekaligus terkejut tidak perc

  • Terhasut Rayuan Presdir Dingin    Pernikahan Tanpa Rencana

    "Kamu ini sudah gak waras?" Suara seorang pria tampak murka selaras dengan wajahnya yang memerah. Pria itu mengusap wajahnya dengan kasar, tidak habis pikir dengan jalan pikiran dari lawan bicaranya. "Amira, jawab!""Semuanya terjadi begitu saja! Aku juga masih bingung, Devan!" jawab Amira.Satu jam yang lalu, dirinya dan Dexa pergi menuju catatan sipil. Keduanya pun segera mendaftarkan pernikahan mereka, agar langsung terlihat dah di mata hukum negara.Amira menghela napasnya, memijat keningnya yang masih terasa berdenyut. "Aku gak punya pilihan lain. Aku benar-benar bingung!"Kedua tangan Devan mengepal, rahangnya bahkan mengeras menahan rasa kesal yang sudah payah ia kendalikan. "Dasar Vegas brengsek. Mereka semua sama saja!"Amira meraih segelas air putih dingin yang terletak di atas meja, lalu segera meminumnya hingga tandas. Matanya menatap pemandangan balkon apartemen milik sang ibu. Langit terlihat kelabu, seolah menggambarkan hati dan pikirannya saat ini."Gak bisa dibiarkan"

  • Terhasut Rayuan Presdir Dingin    Tawaran Menarik

    "Benarkah?" tanya Dexa dengan senyuman yang seakan terpatri pada wajahnya yang rupawan.Mata elangnya menatap Amira yang menunduk yang sambil sesekali mengusap air matanya dengan punggung tangannya. Ketakutan menguasainya, memikirkan nasib neneknya jika ia berakhir di dalam jeruji besi."Saya pikir jika menerima perjodohan itu, hidup saya bisa bahagia. Saya berharap jika kelak suami saya akan membantu untuk mengambil kembali semua hak saya atas perusahan mendiang ibu saya," ungkap Amira.Rasa takut, khawatir, marah, kecewa pun berpadu menjadi satu. Memenuhi seluruh rongga hati yang kini bahkan kian meluap. Bibirnya gemetar, tetapi Amira tidak berniat sama sekali untuk berhenti berbicara. "Tetapi kenyataannya, yang saya dapat hanya hinaan. Dan kini kami bercerai karena ia berselingkuh dengan saudari tiri saya sendiri.""Mereka memfitnah saya, membuang saya begitu saja seperti sampah. Sebenarnya apa kurang saya? Selama ini saya selalu berusaha menjadi yang terbaik di mana mereka!" Tida

  • Terhasut Rayuan Presdir Dingin    Bersimpuh, Menangis, dan Memohon

    "Ayo, Sayang. Dimakan dulu buahnya!"Riani tersenyum sambil perlahan menyuapi Irene dengan semangkuk buah yang ia potong-potong sendiri. Tutur katanya begitu manis, dengan perlakuannya yang terasa begitu hangat, berbanding terbalik dengan sikapnya kepada Amira selama ini."Sudahlah, Ma. Nanti Irene kekenyangan," ucap Gio mencegah ibunya untuk terus menerus menyuapi Irene dengan berbagai makanan. Terapi wanita tua keras kepala itu malah menatap tajam kepadanya sambil terus menyuapi Irene dengan potongan buah."Ini untuk cucu Mama! Kenapa kamu ini bawel sekali."Ruangan yang biasanya terasa sunyi itu kini dipenuhi oleh canda tawa. Sungguh ironi tetapi inilah kenyataannya, mereka tertawa bahagia di atas air mata Amira. Melupakan begitu saja perlakuan buruk mereka yang menjadi sebuah momok menakutkan bagi Amira."Ma, aku punya sesuatu untuk Mama," ucap Gio yang berhasil membuat Riani penasaran.Gio mengambil sebuah amplop yang cukup besar lalu memberikannya pada Irene, senyumannya begitu

  • Terhasut Rayuan Presdir Dingin    Bayar Hutangmu!

    "Selamat datang, Pelanggan!" ucap Dexa sambil tersenyum seringai.Detak jantung Amira semakin berdebar dengan kencang, selaras dengan isi kepalanya yang terus memikirkan solusi untuk masalahnya saat ini."M-maaf, saya tidak mengerti apa yang Tuan maksud." Amira beralasan, memutuskan untuk berpura-pura tidak tahu atau tidak mengingat kejadian malam itu.Mendengarnya seketika membuat Devan tertawa. Dengan sebelah alis yang terangkat Dexa berjalan mendekati Amira tanpa sedikitpun mengalihkan pandangannya.Diambilnya secarik kertas bekas bon belanja itu, lalu mengibaskannya di depan wajah Amira."Kamu mau melarikan diri dari hutangmu padaku?""Hutang apa? Kita bahkan baru pertama kali bertemu," jawab Amira.Rahang tegas, mata biru dan wajahnya yang terkesan seksi itu sejenak membius Amira. Betulkah pria luar biasa ini adalah pasangan one night stand -nya? Amira sedikit ragu tapi inilah kenyataannya."Apakah permainanku kurang memuaskan hingga kau membayarku dengan uang receh itu? Bahkan me

  • Terhasut Rayuan Presdir Dingin    Hidup Baru Amira

    'Target masuk ke Apartemen Nature View, dengan pria yang diduga cucu ke 3 keluarga Sulaiman, Devan Sulaiman. Sekitar 1 jam kemudian mobil milik Devan Sulaiman meninggalkan gedung apartemen tersebut.'Sebuah pesan masuk ke dalam ponsel milik Dexa berserta beberapa foto yang menyertainya. Dexa yang sama sekali tidak tertarik hadir ke pesta ulang tahun kakeknya, hanya terus menunggu kabar dari seseorang yang sudah menjadi mata-mata kepercayaannya.Diketuk-ketuknya meja kerjanya dengan jemari tangan. Dexa berpikir sampai keningnya berkerut. "Devan Sulaiman, siapa dia?" gumamnya penasaran.Tak lama perhatiannya tertuju pada layar laptop, dimana gosip tentang Amira dan Gio langsung tersebar di portal online tanpa mengenal waktu. Hujatan dan cacian dari para pengguna internet pun tertuju pada Amira, tanpa mereka mengetahui apa yang terjadi sesungguhnya.Brak!Dexa tanpa sengaja memukul meja kerjanya, membaca seluruh komentar membuatnya menjadi sakit kepala. "Orang-orang ini! Bisa-bisanya ber

  • Terhasut Rayuan Presdir Dingin    Aku Yang Terbuang

    "Kenapa semuanya menjadi seperti ini?" Amira berjalan menyusuri hiruk pikuk jalanan ibukota.Terpaan gerimis dan angin yang cukup kencang seolah bukanlah apa-apa. Dibandingkan dengan apa yang baru saja terjadi padanya.Tak peduli dengan orang yang menatapnya aneh, Amira terus menangis. Hatinya, harga dirinya, dan hidupnya hancur berantakan dalam sekejap."Jangankan merebut kembali perusahaan ibu. Merebut hati suamimu saja pun aku tak mampu," gumamnya.Entah kemana langkah kaki akan membawanya. Amira sama sekali tidak tahu harus kemana ia kembali. Pulang ke desa pun rasanya tidak mungkin, Amira takut hanya menjadi beban sang nenek dan membuat neneknya jatuh sakit karena memikirkan nasibnya.Sudah nyaris 1 jam lamanya ia berjalan, kakinya pun sudah terasa sakit. Amira terduduk di ujung trotoar, termenung memikirkan arah tujuannya."Amira, sedang apa kamu di sini?"Amira yang sedari tadi menenggelamkan wajah di lutut pun mulai mengadah, melihat suara familiar yang baru saja menyapanya. "

  • Terhasut Rayuan Presdir Dingin    Fitnah Pasangan Sundal

    "Selamat ulang tahun Opa tersayang, semoga panjang umur dan sehat sentosa."Dengan bangga Gio datang bersama dengan seorang wanita yang sejak tadi menggandeng lengannya.Semua awak media saling berbisik, begitu pula para keluarga yang terlihat bingung."Saya memiliki hadiah istimewa pada ulang tahun Opa kali ini," ucap Gio.Gio mengeluarkan selembar kertas dan juga foto hasil USG seseorang. Pria itu tersenyum lebar lalu menarik Irene untuk sedikit maju. "Dia adalah Irene Darsono. Kekasihku dan tengah mengandung anakku.""Kami akan segera menikah," lanjut Gio.Bak tersambar petir di siang bolong, Amira terkejut hingga nyaris membuatnya limbung. Kepalanya terasa berputar, diperparah dengan reaksi keluarga Gio yang tampak bahagia. Tidak ada yang memperdulikannya dan perasaannya.Kesabarannya telah habis. Dengan sisa tenaga yang ia punya Amira mendekat dan menarik Gio dengan kasar, "Apa? Apa maksudmu, Mas?!""Saya akan menikahi Irene. Apa kau tuli?" jawab Gio enteng.Semua perhatian tertu

  • Terhasut Rayuan Presdir Dingin    Kejutan Ulang Tahun Marion

    "Jangan-jangan selama ini Mas Gio selalu pulang ke apartemen Irene."Amira bergumam, berspekulasi liar akan suaminya yang jarang pulang dengan alasan sibuk.Menjadi seorang aktor yang tengah naik daun memang memuat Gio memiliki jadwal yang padat, tetapi kini Amira tidak mampu lagi menahan prasangka buruknya.Amira menutup kedua wajahnya, meratap akan nasibnya. "Apa kurangku? Aku selalu berusaha menjadi istri yang baik walaupun kamu tidak pernah sekalipun menoleh ke arahku."Dibaringkannya tubuh di atas ranjang. Ranjang besar yang bahkan tak sekalipun pernah Gio jamah sepanjang waktu pernikahan mereka."Seandainya sikap Gio bisa seperti pria semalam," gumamnya mengingat betapa lembut dan hangatnya Dexa memperlakukannya. Pikiran liat itu seketika Amira tepis, bagaimanapun suaminya adalah Gio diluar bagaimana pria itu bersikap buruk padanya.Amira menghela napasnya, melihat jam di dindin yang sudah menunjukkan pukul 1 siang. Namun, walaupun waktu telah berlalu tidak ada satu orang peker

DMCA.com Protection Status