Accueil / Romansa / Terbawa Hasrat / Bab 3. Trapped

Share

Bab 3. Trapped

What the fuck! Payudara kecil? Pria itu berani mengatakan payudaraku kecil?” Xena tak henti meloloskan umpatan, mengingat Morgan menghina payudaranya. Xena langsung menatap cermin. Gadis itu tengah memakai bathrobe, karena baru selesai mandi. Pun rambut Xena masih dililit oleh handuk.

“Dia saja belum tahu ukuran payudaraku yang sebenarnya.” Xena memegang kedua payudaranya sendiri. Xena tak terima mendapatkan hinaan dari Morgan. Padahal, baginya ukuran payudaranya sudah pas dan bagus. Tidak terlalu besar, dan tidak terlalu kecil. Hanya terkadang kesalahan dalam memilih bra membuat payudara Xena berukuran kecil.

“Selamat pagi, Nona Xena?” seorang pelayan melangkah menghampiri Xena. Refleks, Xena mengalihkan pandangannya, pada sumber suara itu.

“Ya? Ada apa?” tanya Xena dingin.

“Maaf, Nona. Ini sudah waktunya sarapan. Silahkan Anda sarapan,” ucap sang pelayan sopan.

Xena mendesah pelan. “Di mana Morgan? Apa dia sudah bangun?”

“Tuan Morgan sudah bangun, Nona. Tapi beliau sedang berada di ruang lukisnya,” jawab sang pelayan sontak membuat Xena terkejut.

“Morgan Louise bisa melukis?” ulang Xena memastikan. Gadis itu takut dirinya salah dengar.

Sang pelayan mengangguk. “Tuan Morgan memang memiliki hobby melukis. Setiap pagi, jika beliau sedang senggang, maka beliau akan memilih melukis.”

Xana terdiam mendengar apa yang dikatakan oleh sang pelayan. Xena tak mengira kalau pria berengsek macam Morgan Louise memiliki hobby melukis. Namun, tiba-tiba sesuatu ide muncul dalam benak Xena. Ide di mana dirinya tahu harus bertindak apa.

“Aku akan menemui Morgan, di mana ruang lukis pria itu?” tanya Xena seraya menatap lekat sang pelayan.

“Anda ingin menemui Tuan Morgan?” sang pelayan nampak bingung.

Xena mengangguk. “Ya, aku ingin menemuinya, karena ada hal yang ingin aku katakan padanya. Tolong kau beritahu aku di mana ruang lukis Morgan.”

Sang pelayan terlihat ragu untuk memberitahu Xena. Akan tetapi jika tak memberitahu, pasti pelayan itu mendapatkan amukan. Meski baru mengenal Xena, namun sang pelayan mulai memahami sifat seorang Xena Foster.

“Ruang lukis Tuan Morgan ada di lantai 4, Nona.” Akhirnya sang pelayan itu memutuskan untuk memberitahu, di mana ruang lukis Morgan.

Thanks.” Tanpa lagi berkata, Xena melangkah pergi meninggalkan kamarnya, menuju ruang lukis Morgan. Sang pelayan bingung kala Xena pergi masih memakai bathrobe dan rambut yang dililit handuk. Sang pelayan ingin mencegah, tapi tak berani.

***

Xena mengendarkan pandangannya, melihat lantai 4 di mansion Morgan Louise yang berdesain elegan dan mewah. Tatanan ruangan dan pajangan menyejukan mata. Xena menyukai desain di mansion Morgan Louise ini.

Tatapan Xena tanpa sengaja melihat sebuah ruangan yang tak jauh darinya. Ruang yang terbuka setengah, memperlihatkan banyak lukisan di ruangan itu. Xena segera melangkah menuju ruangan itu, dan masuk ke dalam tanpa mengetuk.

Lalu, seketika tubuh Xena mematung melihat Morgan tengah melukis. Pria itu hanya memakai celana training panjang berwarna abu-abu muda, dan tubuh bertelanjang dada. Xena meneguk ludahnya berat. Lengan Morgan begitu kekar. Tubuh pria itu bidang dan seksi sangatlah menggodanya.

“Apa yang membawamu ke sini, Nona Foster.” Morgan sudah menyadari kehadiran Xena. Hanya saja pria itu masih tetap melukis. Tak melihat ke arah Xena sedikit pun.

Xena melangkah ke depan Morgan dengan langkah yang anggun. “Aku cukup terkejut pria sepertimu bisa melukis, Tuan Louise.” Xena melihat ke sekeliling ruangan, penuh dengan lukisan yang menakjubkan.

Morgan mendongakan kepalanya, dan tersenyum melihat Xena datang ke hadapannya, hanya memakai bathrobe. “Kau baru selesai mandi, dan langsung ke sini?” ucapnya sambil menggelengkan kepalanya. Morgan tak menghiraukan perkataan Xena.

Xena melepaskan handuk yang melilit di rambut, dan menjatuhkan ke lantai. “Ya, aku ke sini saat aku dengar dari pelayanmu, kalau kau sedang melukis.”

So, apa tujuanmu ke sini, Nona Foster?” tanya Morgan dingin.

 “Tujuanku pertama, aku hanya ingin memastikan kebenaran kau bisa melukis, dan tujuanku ke dua, karena aku tahu kau bisa melukis, maka aku ingin kau melukisku, Tuan Louise,” jawab Xena angkuh.

Morgan tersenyum miring. “Aku hanya melukis object yang aku inginkan lukis. Sayangnya, kau tidak masuk ke dalam object yang aku inginkan. Kau bisa pergi sekarang.”

“Ah, really? Benarkah kau menolakku, Tuan Louise?” Xena membuka tali bathrobe-nya, dan dengan santai Xena menaggalkan bathrobe-nya ke lantai. “Apa kau masih menolak untuk melukisku, hm?” ucapnya sensual.

Morgan menyeringai melihat tubuh telanjang Xena. Gadis di hadapannya itu hanya memakai G-string. Payudara yang berukuran bulat, padat, dan menantang tak luput dari pandangan Morgan. Harus Morgan akui, Xena Foster memiliki tubuh yang indah. Kulit gadis itu putih mulus, tanpa noda sedikit pun.

Well, kau ingin aku melukis seluruh tubuhmu, hm?” jawab Morgan dengan tatapan yang tak lepas mentap Xena. Puncak payudara gadis itu sudah menegang seakan mendapatkan rangsangan.

Yes, please. Tunjukan keahlianmu dalam melukis.” Xena duduk dengan anggun di sofa yang ada di hadapan Morgan. Gadis itu membusungkan dadanya, seakan ingin menunjukan payudaranya pada Morgan.

Morgan tak henti tersenyum. “Alright, dengan senang hati aku melukismu.” Lalu, Morgan mulai melukis, dan Xena berpose seksi. Tangan gadis itu diletakan ke atas kepala, membuatnya kian sempurna.

Xena menampilkan wajah anggun dan angkuh. Xena bukanlah gadis polos. Memperlihatkan payudara adalah hal biasa. Jika dirinya ke pantai, untuk berjemur terkadang Xena pun hanya memakai G-string tak memakai bra. Jadi kalau Morgan melukis tubuh telanjangnya, bukanlah masalah besar.

Tak selang lama, Morgan sudah berhasil melukis Xena. Pria itu bangkit berdiri, membawa papan lukisnya, dan menunjukan pada Xena. “Ternyata payudaramu, tidak sekecil yang aku pikirkan.” Morgan duduk di samping Xena, menarik dagu gadis itu. “Tapi tindakanmu ini termasuk menggodaku, Nona Foster. Kau sendiri yang mengantarkan dirimu ke kandang harimau. Kalau kau diterkam, jangan pernah salahkan harimau itu.”

Xena mendekatkan bibirnya pada bibir Morgan. “Aku hanya ingin membuktikan, bahwa apa yang kau ucapkan salah. Tidak akan ada pria yang tidak tergoda padaku.”

Morgan menangkup rahang Xena, lalu dengan berani pria itu mengusap puncak payudara Xena dengan jemarinya. “Aku tahu tujuanmu bukan hanya sekedar membuktikan diri, tapi kau ingin menggodaku.”

“Ah.” Xena menggigit bibir bawahnya kala telunjuk Morgan mengusap puncak payudaranya.

Morgan tersenyum puas. “See? Kau mudah terangsang dengan sentuhanku. Artinya kau memang sudah tergoda padaku.” Morgan menundukan kepalanya, mengecup puncak payudara Xena.

“Ah.” Xena membusungkan dadanya. Tubuhnya menegang dalam kungkungan Morgan. Sialnya, Xena terjebak dalam rencana yang dirinya ciptakan.

“Kalau object yang aku lukis seperti ini, maka aku tidak mungkin menolak.” Morgan mencium bahu telanjang Xena.

“M-Morgan, s-singkirkan tanganmu,” desah Xena.

“Kau memiliki dua tangan, Xena. Singkirkan saja tanganku menggunakan tanganmu,” bisik Morgan seraya mengusap-usap puncak payudara Xena.

“Ah!” Xena mendongakan kepalanya, tak sanggup menahan sentuhan Morgan.

Morgan menurunkan tangannya, menyentuh titik sensitive Xena, hingga membuat Xena mengerang hebat.

“Ah, Morgan!” Xena meremas bahu kekar Morgan. Alih-alih menyudahi, malah Xena membuka lebar kedua pahanya.

Morgan terkekeh melihat Xena mendesah. Ditambah pria itu merasakan titik sensitive Xena sudah basah akibat ulahnya. Morgan menunduk, dan mengisap puncak payudara Xena dengan lembut.

“Ah, ah, ah.” Xena mendongakan kepalanya. Gadis itu tak henti meloloskan desahan.

Morgan menghentikan permainan panas itu. Mensejajarkan wajahnya pada Xena sambil berbisik serak, “Jangan menggodaku, Nona Foster. Kau belum mengenalku.” Lalu, Morgan bangkit berdiri—melangkah meninggalkan Xena yang masih bergeming di tempatnya—dengan napas yang terengah-engah.

Shit! Apa yang kau lakukan, Xena!” Xena memukul keningnya, merutuki kebodohan yang telah dilakukannya. Ide yang ada di dalam pikirannya, malah membuatnya terjebak.

Commentaires (1)
goodnovel comment avatar
Puspita Adi Pratiwi
xena malah menggoda harimau yg sdg tidur...
VOIR TOUS LES COMMENTAIRES

Related chapter

Latest chapter

DMCA.com Protection Status