Nicko langsung menghentikan mobilnya di samping villa. Sesuai dengan petunjuk yang diberikan oleh Enrique kalau ia harus datang melalui pintu samping dengan alasan lebih dekat dengan ruangannya. Padahal alasan yang sebenarnya agar tidak bertemu dengan Jacklyn.Saat turun dari mobil mewahnya, Nicko langsung menghubungi Enrique, dan lelaki itu menanggapinya dengan sinis, “Apa kau datang sendirian seperti yang kuperintahkan?”“Ya, aku datang sendiri,” jawab Nicko.Enrique memperhatikan Nicko dari siaran cctv dan benar laki-laki itu datang lewat pintu samping sendirian. Dari ruangannya, ia membuka kunci pintu yang ada di depan Nicko.Villa yang didatangi Josephine adalah bangunan klasik yang memiliki teknologi tinggi. Setiap pintu keluar menggunakan smartlock yang hanya bisa diakses menggunakan kartu, pemindai ponsel ataupun akses kode yang dibuka dari dalam seperti yang saat ini dilakukan oleh Enrique.Pintu di hadapan Nicko terbuka dengan tiba-tiba, dan ia menerima perintah, “Kau masuk
Nicko tersenyum sinis melihat ke arah dua orang itu. Sementara Josephine dan Ibunya hanya bisa diam menahan marah. Wajah mereka pun mulai memerah.“Hmm, jadi kau ingin merambah jalur karir yang baru setelah kehancuranmu dengan menjadi konten kreator. Hmm kurasa idemu tak buruk juga. Konten kreator dapat menjanjikan penghasilan yang tinggi. Biar kubantu memberi ide, bagaimana kalau kau memberi efek api untuk melambangkan diriku yang begitu berapi-api?”Nicko sama sekali tidak takut akan ancaman yang dilontarkan oleh Enrique. Ia justru meremehkan pemuda itu dan membuat kesal ibu mertuanya. Namun tidak dengan Josephine, ia justru tahu kalau suaminya pasti punya rencana yang tak diduga-duga.Mendengar ochean Nicko, Enrique pun memaki, “Kurang ajar kau. Apa kau lupa kalau kau sudah mau mati? Masih saja kau berpura-pura dan bersikap seolah tak terjadi apa-apa?”“Cih! Memangnya siapa yang akan mati? Bukankah itu seharusnya kau?”Tuan Gareth yang sudah tidak sabar pun mengambil pistol yang ia
“Hah, bagaimana mungkin mereka bisa pingsan begitu saja. Kita belum juga melakukan apa-apa dan mengambil keuntungan dari mereka. Kenapa hal ini bisa terjadi?” Enrique bertanya pada Tuan Gareth dia mulai terlihat panik.“Nampaknya memang demikian,” Tuan Gareth menanggapi kemudian menggerutu. “Kurang ajar! Aku masih ingin mereka melihat bagaimana aku menghabisi si sombong itu!”Enrique langsung mengambil bucket tempatnya menyimpan sparkling wine dan es batu. Es dalam bucket itu sudah mulai mencair.“Apa yang akan kau lakukan Enrique?” tanya Tuan Gareth.“Aku akan menyiram mereka dengan air dingin ini supaya cepat sadar. Mereka harus melihat bagaimana aku menghabisi nyawa laki-laki paling kaya di Westcoast Town ini.Nicko yang mendengar itu tak tahan untuk tertawa. Dengan kekuatan yang dimilikinya, ia yakin kalau kedua wanita yang sekarang tertidur tak akan terpengaruh dengan air dingin yang akan diguyur pada tubuh mereka.“Ha ha kalian pikir kalian mudah untuk mengalahkanku?” tanya Nick
Kedua mata Enrique membulat begitu lebar, ia tak pernah melihat kekuatan yang begitu dahsyat seperti ini. Saat ini ia tidak melihat Nicko sebagai seorang rival ataupun musuh. Ia bahkan melihat Nicko sudah seperti demon.Sekarang tubuh Enrique gemetar, semua perangainya yang ganas seketika hilang. Saking kuatnya gemetar dalam tubuh, lututnya pun lemas dan Enrique tidak lagi kuat untuk berdiri. Ia pun akhirnya lemas kehilangan tenaga dan berlutut di hadapan Nicko.Sekarang ia mengerti kenapa begitu banyak orang yang takut pada keluarga Lloyd, terutama Nicko. Bukan cuma kekayaan dan pengaruhnya yang membuatnya disegani. Namun Nicko memiliki kemampuan yang luar biasa dan tidak bisa dijelaskan dengan akal sehat.Kini ia tahu kenapa ia bisa kehilangan pekerjaan dengan mudahnya. Karir yang dibangun dengan susah payah dapat dihancurkan oleh Nicko hanya dalam hitungan detik saja.Enrique teringat akan kehadiran Sylvia dan suaminya. Ia tahu pasti kalau Dominique dipenjara karena ulah Nicko. Sia
Meski penuh ketakutan, cepat-cepat Enrique mengangguk mengiyakan pernyataan Nicko. Bagaimanapun juga ia menilai kalau hidup masih jauh lebih bernilai walaupun harus cacat selamanya, dibandingkan mati muda.Dengan memiliki kehidupan, setidaknya ia masih bisa memperbaiki dirinya dan tentu hidup lebih baik lagi.“Hmm jadi kau tidak merasa menderita dengan apa yang menimpamu kali ini?” cibir Nicko.Tentu saja pernyataan ini tidak disukai oleh Nicko sebab menurutnya Enrique masih belum mendapatkan balasan yang setimpal atas perilaku tidak sopan terhadap istri dan anaknya. Nicko justru menganggap Enrique masih menantangnya.Nicko kembali mengangkat tangannya, kali ini kedua tangannya berada di depan dada dengan posisi atas bawah. Diantara kedua tangannya seperti ada bola api yang terlihat samar. Enrique yang melihat ini semakin ketakutan, wajahnya makin pucat dan keringat makin banyak yang mengucur.Bola api diantara kedua tangan Nicko semakin lama semakin jelas dan kali ini Enrique merasak
Ucapan Nicko barusan benar-benar membuat Enrique ketakutan setengah mati. Ia berteriak minta tolong saking takutnya. Nicko tidak memberinya kesempatan lagi, ia tersenyum sinis dan kembali membuat formasi yang sama seperti tadi.Slash! Suara keras yang menakutkan disertai kilatan cahaya yang begitu menyilaukan. Makin lama tubuh Enrique yang berotot mulai mengecil sampai sebesar ibu jari. Saat itu Nicko tersenyum puas, dan meremas tubuh Enrique yang sebesar ibu jari dan meremasnya hingga hancur dan bersatu dengan debu. Kekuatan yang dimiliki Nicko benar-benar tidak meninggalkan jejak sama sekali.Nicko langsung melirik ke arah istri dan mertuanya yang masih tak sadarkan diri. Ia langsung menghela napas panjang dan melangkah mendekat kearah pintu depan untuk membuka kunci dari dalam.Saat itu ia Jacklyn terbelalak kaget, dan ia mulai bergetar. Perempuan itu tahu kalau dirinya sudah melakukan kesalahan di hadapan Tuan Muda.Sejak pertama kali mengantar Josephine kemari, ia sudah menilai a
Atas permintaan Josephine, Nicko pun mampir ke rumah mertuanya dan mengikuti Jacklyn yang mendapat tugas untuk mengantar Daisy ke rumah. Mereka kini berada di ruang tamu dan beristirahat sejenak.Daisy menghela napas panjang dan mengelus dada, “Hari ini aku masih beruntung. Huh hampir saja aku dihabisi oleh dua orang brengsek itu.”Josephine yang duduk di depannya pun menghembuskan napas panjang. Ia tak bisa menahan rasa kesalanya pada Daisy. “Ibu apa tidak bisa berpikir lebih jernih lagi? Kenapa selalu saja bernapsu untuk memisahkan kami. Jika Nicko tidak datang tepat waktu, aku benar-benar tidak tahu apa yang akan terjadi pada kita.”Daisy tahu ia telah salah kali ini, tapi itu hanya di dalam hati saja. Secara terang-terangan ia tak mau menunjukkan perasaan itu. Apalagi jika ada Nicko di depannya.“Kau ini kenapa Jo, aku juga jadi korban. Kau tahu kan sebenarnya masalah ini disebabkan oleh suamimu itu. Jika dia tidak menjegal karir Enrique tentu saja semuanya baik-baik saja, salahka
Josephine menoleh ke arah Nicko yang ada di sekitar mereka. Sejak tadi Nicko memang memperhatikan istri dan mertuanya yang sedang berdebat.“Sayang, kita pulang saja sekarang, ajak Ian juga!”Nicko pun mengangguk, “Tak masalah. Aku akan ke kamar ayahmu dan mengajak Ian pulang!”Josephine pun menoleh ke arah ibunya dan ia kembali berkata dengan nada tinggi, “Aku akan memberi tahu ayah mengenai hal ini. Setelahnya aku tak mau ikut campur atas apa yang terjadi pada ibu!”Daisy langsung gugup. Jelas-jelas ia mulai panik. Josephine dan Catherine adalah harapan untuknya. Namun saat ini hanya Jo yang bisa diharapkan olehnya. Catherine sedang hamil dan ia tidak senaif putri bungsunya.Kehidupannya tentu akan semakin sulit jika hanya mengharapkan belas kasihan Catherine yang mengirimi uang untuk suaminya saja. Ia tak akan punya simpanan untuk bersenang-senang.Sikap Jo kali ini terlihat lebih tegas, dan ini kali pertamanya Daisy melihat perangai putri bungsunya seperti ini.Daisy segera mengha