Atas permintaan Josephine, Nicko pun mampir ke rumah mertuanya dan mengikuti Jacklyn yang mendapat tugas untuk mengantar Daisy ke rumah. Mereka kini berada di ruang tamu dan beristirahat sejenak.Daisy menghela napas panjang dan mengelus dada, “Hari ini aku masih beruntung. Huh hampir saja aku dihabisi oleh dua orang brengsek itu.”Josephine yang duduk di depannya pun menghembuskan napas panjang. Ia tak bisa menahan rasa kesalanya pada Daisy. “Ibu apa tidak bisa berpikir lebih jernih lagi? Kenapa selalu saja bernapsu untuk memisahkan kami. Jika Nicko tidak datang tepat waktu, aku benar-benar tidak tahu apa yang akan terjadi pada kita.”Daisy tahu ia telah salah kali ini, tapi itu hanya di dalam hati saja. Secara terang-terangan ia tak mau menunjukkan perasaan itu. Apalagi jika ada Nicko di depannya.“Kau ini kenapa Jo, aku juga jadi korban. Kau tahu kan sebenarnya masalah ini disebabkan oleh suamimu itu. Jika dia tidak menjegal karir Enrique tentu saja semuanya baik-baik saja, salahka
Josephine menoleh ke arah Nicko yang ada di sekitar mereka. Sejak tadi Nicko memang memperhatikan istri dan mertuanya yang sedang berdebat.“Sayang, kita pulang saja sekarang, ajak Ian juga!”Nicko pun mengangguk, “Tak masalah. Aku akan ke kamar ayahmu dan mengajak Ian pulang!”Josephine pun menoleh ke arah ibunya dan ia kembali berkata dengan nada tinggi, “Aku akan memberi tahu ayah mengenai hal ini. Setelahnya aku tak mau ikut campur atas apa yang terjadi pada ibu!”Daisy langsung gugup. Jelas-jelas ia mulai panik. Josephine dan Catherine adalah harapan untuknya. Namun saat ini hanya Jo yang bisa diharapkan olehnya. Catherine sedang hamil dan ia tidak senaif putri bungsunya.Kehidupannya tentu akan semakin sulit jika hanya mengharapkan belas kasihan Catherine yang mengirimi uang untuk suaminya saja. Ia tak akan punya simpanan untuk bersenang-senang.Sikap Jo kali ini terlihat lebih tegas, dan ini kali pertamanya Daisy melihat perangai putri bungsunya seperti ini.Daisy segera mengha
Nicko memperhatikan layar ponselnya. Ia tengah membaca berita kebakaran yang terjadi di pinggiran Westcoast Town yang baru saja terjadi. Nicko tersenyum saat melihat berita itu, karena itu adalah bangunan tempat Jo hampir disekap.“Hmm kalian benar-benar hancur sekarang,” kata Nicko dalam hati.Villa tempat Josephine mendapatkan kemalangan memang letaknya sedikit terpencil dan jauh dari pusat kota. Apalagi saat ini lalu lintas sedang padat-padatnya, tentu saja mobil pemadam kebakaran membutuhkan waktu lebih lama untuk menuju ke sana.Saat mobil pemadam tiba dan melakukan tugasnya, bangunan sudah rata dengan tanah. Kini para petugas pun melakukan pemantauan untuk mencari korban jiwa yang mungkin ada dalam bencana kebakaran ini.Petugas pemadam kebakaran itu pun bisa bernapas lega saat mendapati tidak ada korban jiwa yang tersisa di sana. Mereka pun menganalisa penyebab kebakaran yang memang terjadi sebab adanya hubungan pendek arus listrik.Tidak adanya korban jiwa membuat petugas meni
Saat ini Sylvia tengah menunggu Thiery di sebuah ruangan. Ia terlihat gelisah menanti kehadiran lelaki yang akan dipertemukan dengannya. Ia khawatir kalau lelaki itu tak akan tertarik kepadanya. Tak lama setelahnya pintu pun dibuka.Di hadapannya berdiri seorang pria yang usianya lebih tua darinya. Pria itu mengenakan jas hitam rancangan desainer. Sylvia tentu mengenalinya dari potongan yang rapi dan halus. Pria itu menata rambutnya sangat rapi dan memandangi tubuhnya dari atas ke bawah, begitu terlihat cabul. Tak hanya pakaian yang mewah, ada jam tangan bertahta berlian di tangan kiri.Di belakang pria itu nampak seseorang dengan membawa tas, dan usianya lebih muda. Sylvia menaksir pria paruh baya itu adalah Thiery Allard, sedangkan yang di belakangnya sudah pasti asisten Thiery.Lelaki yang membawa tas itu pun tersenyum pada Sylvia dan menyapanya ramah, “Apa Anda Nyonya Sylvia?”Lelaki itu adalah Christian yang merupakan asisten Thiery, “Nyonya sebaiknya Anda duduk di dalam saja,” k
Sylvia menunduk dan tak dapat menjawab pertanyaan dari Thiery. Ia justru berusaha untuk menyembunyikan wajahnya yang bersemu merah.Dia bertanya-tanya bagaimana mungkin Thiery bisa mengatakan hal itu. Apakah mungkin ia ada hubungannya dengan suami yang saat ini masih berada di penjara.Ia lalu terigat akan temannya Erick Woolf yang saat ini menjalin kerjasama dengan Thiery. Ia kenal dengan Erick dari suaminya, Dominique. Sampai saat ini Erick belum tahu bagaimana kondisi Dominque yang sebenarnya.Tak mungkin ia mengatakan pada Thiery tentang suaminya. Bagaimanapun juga Erick kenal baik dengan Dominique.Sylvia dan Dominique pernah menikah, dan memiliki dua orang anak. Saat ini Dominique berada dalam penjara dan tak lagi bisa memberikan nafkah untuk kedua anaknya. Tentunya Sylvia sangat membutuhkan banyak uang.Jika ia mengatakan terus terang, bisa -bisa tujuannya untuk mendapatkan banyak uang tanpa bekerja keras tidak akan tercapai. Ia sangat berharap kalau Thiery bisa menggantikan pe
Erick masih tidak percaya dengan apa yang diucapkan oleh Tuan Allard. Ia mencoba untuk menepiskan pemikirannya sendiri, dan cepat-cepat ia tak mempedulikan lagi.Thiery Allard pun menghembuskan napas panjang, “Kakakku dan aku tak jauh berbeda, kita sama-sama memiliki tubuh yang tangguh. Wajahnya juga tampan, apalagi saat masih muda. Dia juga seorang perayu ulung, pandai untuk membujuk wanita. Ia selalu memanfaatkan kesempatan saat mencari bahan untuk kepentingan perusahaan farmasi. Kakakku selalu saja menggunakan kesempatan ini untuk bersenang-senang bersama wanita. Entah berapa banyak perempuan yang sudah tidur dengannya, aku tak pernah menghitung. Bisa jadi lebih dari dua puluh perempuan sudah pernah tidur bersamanya.”“Apa?”Erick Woolf tersentak kaget, dan ia berkata, “Kakakkmu sungguh luar biasa kuat saat masih muda?”Thiery Allard mengangguk dan berkata dengan lemah, “Jika tidak, mana mungkin ada seorang anak di luar nikah yang hidup di lingkungan keluargaku. Itu hanya yang ketah
Erick Woolf menunjukkan raut wajah yang lemas, dan sepertinya ia lelah tampaknya ada seusatu yang memang tengah disembunyikan olehnya. Sepertinya ini adalah hal yang terlihat memalukan.“Tuan Allard, mmm sejujurnya aku memiliki sebuah masalah yang serius. Saat ini aku kehilangan kemampuan sebagai seorang laki-laki. Aku tidak bisa menunjukkan kemampuanku, yah itu kau tahu kan,” katanya sambil mengangkat jari telunjuk perlahan sebagai isyarat lelaki yang berereksi. Aku sudah berulang kali mengunjungi dokter, dan tak satu pun ada yang bisa memberiku solusi. Aku sangat berharap Anda bisa membantuku.Diam-diam Sylvia mencuri dengar ucapan mereka, dan ia menutup mulutnya karena terkejut dengan pernyataan Erick Woolf. “Jadi dia impoten? Kasihan sekali,” pikir Sylvia.Setelah mengatakan hal itu, Erick pun lanjut bicara dengan tergesa-gesa, mungkin ia sadar kalau Sylvia mengetahuinya, “Katakan lebih lanjut tentang obat yang dikonsumsi oleh kakakmu itu. Seberapa kuat pengaruhnya, serta apa efek
Sylvia kaget bukan kepalang saat mendengar pernyataan ini. Hal ini benar-benar di luar dugaannya, bahkan ia sampai tak bisa bereaksi apa-apa.Sementara Thiery Allard justru menyambut ajakan ini dengan gembira. Pria itu sangat tidak sabar untuk segera bersama Sylvia.Sejak melihat Sylvia pertama kali, ia sudah mengharapkan hal yang indah-indah dengan wanita cantik ini. Namun saat ia tahu kalau Sylvia sudah bersuami, ia jadi sangat kecewa. Apalagi suami Sylvia adalah teman akrab rekan bisnisnya.Namun siapa sangka, ternyata rekan bisnisnya, Erick Woolf memberikan restu padanya. Sepertinya ini sebuah sogokan untuk Thiery karena ia memiliki masalah pada kejantanannya dan ingin mendapatkan obat yang dulu dikonsumsi oleh kakaknya.Thiery Allard tersenyum puas, dalam satu waktu ia bisa mendapatkan keuntungan sekaligus, seorang wanita cantik dan uang untuk obat kejantanan.Dalam hati Sylvia bimbang, ia tidak tahu harus senang atau tidak dengan hal ini. Walau sudah berpisah dengan Dominique, t
Matthew tidak berkata apa-apa, bahkan bereaksi terhadap Josephine yang masih keheranan. Ia malah menunjukkan sikap dingin pada Josephine. Saat ini jantung Josephine pun bergetar penuh ketakutan, ia langsung memeluk tubuh Ian yang saat ini sudah tertidur dengan erat.Matthew melirik sejenak dan tak mempedulikan Jo, ia malah melangkah keluar dan kembali dengan membawa kejutan. Matthew langsung menarik tubuh dua penjaga yang sedang pingsan ke dalam dan menggulingkannya pada tumpukan jerami.Tanpa diduga Matthew pun mendekat ke arah Jo dan melepas jaketnya dan memberikan pada Josephine, “Pakai ini di luar akan dingin!”Sedikit ragu Josephine pun menerima dan memakai jaket milik Matthew. Pemuda asing itu pun mengangkat tubuh Ian pada pundaknya dan mengangguk , “Aku akan mengantarmu ke kota, setelah itu hubungi suamimu untuk menjemput! Kita harus cepat sebelum mereka semua bangun!” ajak Matthew.
“Jadi ini perbuatanmu?” tanya Nicko dengan geram. Kali ini wajahnya memerah dan matanya menatap tajam ke depan.“Ha ha ha kenapa? Apa ini terdengar menyakitkan untukmu? Baguslah kalau ini terdengar menyakitkan untukmu. Setidaknya dengan begini kau tahu telah berhadapan dengan siapa, dan kau bisa berpikir ulang untuk menghianati putriku!”“Watson, kau!” amuk Nicko. Kali ini ia benar-benar marah sampai tidak bisa berkata apa-apa lagi. Tangannya mulai mengepal kuat dan memaki pria yang meneleponnya. Tak ada yang pernaha mengira kalau Robert Watson, ayah Camilla terlibat penculikan istri dan anaknya sekarang.“Brengsek kau Watson, apa maumu! Aku peringaktan kau kalau aku tidak pernah mengkhianati putrimu. Itu hanya sebuah permainan konyol di masa kecil!” balas Nicko.“Permainan konyol masa kecil katamu? Sayang sekali sampai sekarang putriku masih saja
Pria yang dikenal Josephine melipat tangannya di depan dada lalu berjalan mendekati Josephine. “Kau ingin tahu kenapa aku bisa berada di sini? Tentu saja karena aku ingin bertemu denganmu manisku.”Tentu saja pria itu adalah Gerlad Jones, laki-laki paling egois yang pernah dikenal oleh Josephine.“Apa kau tidak bosan menggangguku terus menerus? Bukankah kau sudah tahu kalau aku dan kau tidak lagi ada hubungan apa-apa?” balas Josephine dengan ketus.Gerald langsung berjongkok dan menjajari posisinya dengan Josephine. Kali ini ia menyentuh lembut pipi Josephine dan membuat mantan kekasihnya itu jijik.Josephine tampak menepiskan tangan Gerald yang terus saja berusaha untuk menyentuhnya. Semakin Josephine menghindar semakin ia senang untuk menggodanya.“Kulitmu tetap saja mulus dan lembut, hanya saja sekarang kau sedikit berbeda. Sepertinya kau sedikit
Sore ini Nicko tengah menemani Josephine dan Ian untuk pergi ke taman. Kali ini mereka hanya ditemani oleh Jacklyn dan juga Owen pengawal Ian dan Jo.Sepertinya sudah cukup lama Josephine tidak menghabiskan waktu bertiga seperti sekarang ini. Belakangan, Nicko memang sibuk dengan segala aktivitasnya sendiri dan juga dunia pengobatan yang baru saja didapatkan olehnya. Kini mereka pun berpikir untuk beristirahat sejenak, lagipula semalam Jo berkata kalau ia ingin berbagi.Dengan bantuan Owen dan juga Jacklyn mereka pun menggelar meja dan meletakkan beberapa kotak makanan di sana yang akan diberikan pada siapapun yang membutuhkan secara cuma-cuma. Kali ini bukan hanya Jo saja yang terlihat begitu senang, tapi juga Ian, karena ia sudah lama tidak menghabiskan waktu bersama ayah angkatnya itu.Begitu Nicko selesai membereskan meja dan meletakkan beberapa makanan, seorang wanita paruh baya dengan pakaian lusuh pun mendatangi mereka. Dilihat dari pakaian yang dikenakan sepertinya dia adalah
Saat ini Andrew Young benar-benar terdesak. Ia benar-benar tidak menyangka akan mengalami nasib seperti ini.Orang yang dulu pernah dia remehkan tiba-tiba saja membalikkan keadaan hanya dalam hitungan beberapa menit saja. Dulu ia menganggap remeh keluarga Watson karena mereka memiliki kelas ekonomi di bawahnya.Apalagi dengan Nicko, dia justru tak pernah memperhitungkan pemuda itu sama sekali. Justru menganggap Nicko seperti hama yang harus segera dibasmi. Namun sekarang dialah hama itu. Bahkan Chuck yang jadi sekutunya juga menyalahkan dirinya.“Chuck, kau tidak menganggapku lagi? Apa kau tidak mengingat hubungan baik kita terdahulu?” tanya Tuan Young dengan suara yang terdengar bergetar karena mengandung kesedihan.Chuck menggeleng dan kembali berkata, “Apa kau tidak dengar apa yang telah dikatakan oleh pamanku tadi? Kami keluarga Watson sama sekali tidak menyambut kedatangan seorang pembohong. Sekarang lebih baik kau pergi dari sini!”“Chuck kau,—” Andrew tak lagi melanjutkan ucapa
Tubuh Andrew Young tiba-tiba terasa kaku dan lemas. Sekarang ia sudah tidak punya uang lagi dan itu sangat menyakitkan. Sekarang ia mendengar kabar kalau putra bungsunya mati bunuh diri, hidupnya benar-benar hancur saat ini.Dengan langkah yang gontai ia pun berjalan ke arah panggung kembali. Saat itu ia sudah melihat keadaan yang porak poranda. Semuanya penuh dengan sampah dan tak ada satu orangpun di sana.Ia pun berjalan dengan gontai, tapi seketika seorang pelayan pun datang untuk mengejarnya, “Maaf Tuan Young, ini tagihan untuk acara malam ini!”Saat itulah Andrew Young langsung menepuk dahinya dan bergumam kalau ia hampir lupa dengan tagihan yang harus dilunasinya. Saat menyewa tempat ini memang ia baru membayar setengah dari total layanan banket yang dipesan olehnya.Saat ini ia masih bisa bernapas lega sebab dalam saldo rekeningnya masih tersisa uang untuk biaya pelunasan acara kali ini. Namun untuk setelah itu ia tidak tahu harus bagaimana. Bahkan tidak yakin bisa membeli tik
Andrew Young tersentak dengan pernyataan mantan pengawalnya itu. Apalagi mereka malah menahannya dan membuat dirinya tidak lagi bisa bergerak dan mengumpankan pada orang-orang yang kini memburunya.Sebenarnya sekarang dia sudah benar-benar terjepit, tak ada yang bisa menolongnya. Ingin berteriak dan meminta tolong pada Matthew tapi sekarang anak muda itu sudah tidak bersamanya lagi. Lalu Tuan Watson, seharusnya pria itu bisa diandalkan olehnya. Sementara Chuck, adalah benar-benar sekutu baginya. Namun posisi mereka terlalu jauh dan tak memungkinkan untuknya berteriak.Kalaupun ia berteriak meminta bantuan mereka, sebelum Chuck datang ke sini dirinya pun sudah babak belur.Kini yang bisa dilakukannya hanya menggertak mantan pengawalnya lagi agar mau melindunginya. Pengawal yang telah dipecatnya adalah kumpulan orang-orang bodoh dengan badan yang kekar. Dengan memberikan mereka sedikit harapan saja, mereka pasti akan bergerak melindunginya, tak peduli sesulit apa rintangan yang harus di
Andrew Young mencoba untuk mengejar Nyonya Eleanor yang sekarang sudah menuruni panggung dan mengarah pada jalan keluar. Ia terus saja memanggil wanita itu dan memintanya untuk kembali.Namun sayang saat ia baru saja menuruni panggung ia sudah dihadang oleh beberapa orang yang telah membeli obatnya.Salah satunya adalah Tuan Austin. Ia berdiri merentangkan tangan dan menghalanginya untuk pergi. “Kau mau kemana? Segera bertanggung jawab atas apa yang telah kau lakukan pada kami! Kembalikan uang kami!”Beberapa yang telah membeli obat itu pun ikut membantu Tuan Austin. Mereka semua tampak mengepungnya.“Cepat kembalikan uang kami!” seru orang-orang itu sambil berteriak marah.Andrew Young justru menggelengkan kepala dan mencoba untuk menolak, “Tidak … tidak kalian sudah tahu kan kalau jika barang yang sudah dibeli tidak dapat dikembalikan.”Namun orang-orang tidak mau mengerti dan berkata kepadanya dengan lantang, “Tidak bisa, uang ini harus dikembalikan karena kau telah melakukan penip
Andrew Young tersenyum dan menggelengkan kepalanya, “Tentu tidak Tuan. Harga itu adalah harga yang sangat sepadan dengan apa yang kalian dapatkan.”“Huh kau pasti ingin merampok kami dengan membayar biaya yang tak sedikit itu! Aku tak mau membeli!” seru salah satu pengunjung.Andrew Young pun tersenyum sinis an berkata, “Aku tidak memiliki niat merampok pada kalian. Aku menetapkan harga yang pantas. Seperti yang kalian lihat pada pesta ulang tahun Tuan Watson, dan juga perubahan pada diriku. Kalian semua bahkan sudah menyentuhku dan merasakan perbedaan yang terjadi. Jadi menurutku 2,5 miliar itu sangat pantas.”Para pengunjung yang mengerubunginya pun berbicara seperti dengung kumbang. Setelah itu ia pun berkata lagi dengan memberikan penjelasan pada semuanya. “Apa kalian semua tidak tahu kalau di masa muda kita banyak menghabiskan waktu untuk bekerja keras, memikirkan banyak hal bahkan membuat kita lupa akan makan dan kurang tidur. Seringkali kita harus memakan makanan cepat saji unt