Share

S2. 172 Kau Kira Dia Peduli

“Kau menangis? Huh menjijikkan sekali, anak seorang pembunuh sepertimu menunduk dan menangis,” ledek Denise.

Ian masih saja diam dan tetap menangis. Sesekali ia menyeka matanya dengan punggung tangan. Dalam hati Ian mengungkapkan kesedihannya.

“Apa salahku hingga teman sekamarku selalu menggangguku? Apa karena kejadian saat aku membantu mereka memotong rumput,” pikir Ian.

Kini Ronald justru mendorong tubuh Ian yang ukurannya jauh lebih kecil dibanding mereka. Tubuh anak kecil itu sampai terhuyung nyaris terjatuh ke arah belakang. Untung saja saat itu posisi Ian duduk di tempat tidurnya.

“Hei anak penjahat, kau lebih baik pulang saja. Tempatmu bukan di sini!” seru Ronald.

“Kau akan mengotori tempat kami,” tambah Jerry.

Ketiga anak itu terus saja merundung Ian. Membuat anak angkat Nicko itu semakin banyak mengeluarkan air mata.

Sempat Ian berpikir untuk pergi saja dari tempat ini dan melupakan kegembiraan yang mungkin ia dapat selama mengikuti program perkemahan musim panas. Perkemahan
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status