Beranda / Urban / Tentang Harga Diri / S2.177 Akhir si Pria Kuat

Share

S2.177 Akhir si Pria Kuat

Penulis: Rindu Rinjani
last update Terakhir Diperbarui: 2022-09-16 20:47:23

“Kau? Ada apa Ian?” tanya Tuan Jims yang membuka pintu ruangannya.

Anak kecil itu memang sengaja mengetuk pintu ruang kerja Tuan Jims dan masih menunjukkan air matanya.

Pria berambut kelabu itu pun berjongkok menyamakan tinggi badannya dengan Ian, lalu mengusap rambut anak kecil itu.

“Kau kenapa, apa kau baru saja menangis?’ tanya pria itu.

Ian masih menangis dan memeluk kepala pengasuh perkemahan dan merangkulnya. Ian kembali terisak dan tak bisa menyembunyikan kesedihannya kembali.

“Kau kenapa?” Tuan Jims mengulang pertanyaannya kembali.

“Aku … aku … mmmm bolehkah aku menelepon ayahku?” tanya Ian dengan suara yang masih terisak.

Tuan Jims pun tersenyum sambil melihat Ian kemudian mengangguk. Ia mengerti kalau anak kecil di hadapannya mungkin sedang merindukan kehidupan di rumah. Sangat wajar bagi anak usia delapan tahun tidak bisa bertahan lama untuk hidup jauh dari orang tuanya.

“Terima kasih,” jawab Ian kemuian masuk ke dalam dan menuju meja yang ditunjuk oleh Tuan Jims.

Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

  • Tentang Harga Diri   S2.178 Tak Pandai Menyembunyikan

    Setelah menutup jenazah Rodgie dengan kain putih, dokter Morgan pun menuliskan surat pengantar untuk rumah sakit agar bisa disemayamkan di sana.“Ini untuk ke Rumah Sakit agar keluarganya bisa memberikan keputusan akan diapakan jenazah pria ini,” kata dokter Morgan.Petugas lapas yang bertugas hanya melirik ke arah dokter Morgan dengan malas, kemudian mengambil amplop itu dan meninggalkan klinik. Sementara beberapa petugas tampak mendorong brankar jenazah dan membawanya dengan ambulance.Dokter di klinik rumah sakit memang tidak bisa memberikan vonis meninggal dunia bagi para tahanan yang mengalami nasib seperti Rodgie. Jika hal itu terjadi di klinik tentu saja harus diteruskan pada pihak Rumah Sakit untuk memberikan putusan.“Huh, memangnya siapa yang akan mengambil mayatnya,” bisik salah seorang petugas sambil mendorong brankar.Rekan lainnya yang ikut membawa tubuh Rodgie dengan brankar pun memiliki pikiran yang sama. Semuanya tidak ada yang peduli akan tahanan. Sudah sering terjad

    Terakhir Diperbarui : 2022-09-17
  • Tentang Harga Diri   S2.179 Bagiamana Mengatakannnya

    Jo masih saja memandang suaminya yang duduk yang duduk bersandar dengan lemas. Wajah sang suami kini berkeringat dan tampak lesu, sangat berbeda dengan beberapa waktu sebelumnya. Tentu saja hal ini membuat Jo khawatir akan keadaan suaminya.“Nick, apa itu telepon dari lapas?” tanya Josephine yang tadi tak sengaja mendengar pembicaraan suaminya.Nicko mengangguk lemas, “Ya, lebih tepatnya ini telepon dari dokter Morgan, kau tahu kan apa yang terjadi pada Rodgie.”Josephine mengangguk, sebelum mereka datang ke pulau zambrud, mereka berdua memang sempat mendatangi lapas untuk bertemu Rodgie. Nicko sempar merasakan hal yang aneh saat bersalaman dengan ayah kandung Ian itu.Saat itu seakan ada aliran listrik yang masuk ke dalam tubuhnya. Saat itu juga Nicko bisa melihat gambaran yang akan diterima oleh Rodgie. Saat itu tenaga Nicko seakan terkuras karena telah melakukan sesuatu untuk menolong Rodgie tapi ternyata tidak bisa.Saat itu pula Nicko menyadari kalau kekuatannya tak akan bisa dig

    Terakhir Diperbarui : 2022-09-18
  • Tentang Harga Diri   S2. 180 Aduan Ian

    Ian yang sudah dipersilakan masuk pun langsung menekan nomor telepon Josephine. Nomor ibu angkatnya itu sudah dihapal oleh Ian, karena selama ini Jo yang paling sering ia hubungi jika ada sesuatu.“Ibu,” sapa Ian begitu panggilan telepon diangkat.Josephine masih diam dan memastikan kalau yang meneleponnya benar-benar Ian.“Eh, Ian, kata Josephine dengan sedikit tergagap, lantaran beberapa waktu lalu ia dan suaminya kebingungan untuk membahas soal Ian.“Ibu,” kata Ian sekali lagi.“Ya, sayang, kau ada apa menelepon,” jawab Josephine sambil mencoba menstabilkan suaranya.Mendengar suara ibunya di seberang sana, air mata Ian pun tumpah. Anak kecil itu tak lagi bisa lagi menahan diri untuk tidak menangis.“Ibu …,” panggil Ian lagi dengan suara terisak.“Ian, kau menangis? Ada apa?” kali ini Josephine terdengar khawatir pada keadaan putranya.“Ibu aku ingin pulang, aku tidak ingin ikut perkemahan musim panas lagi.”“Kau tidak ingin mengikuti perkemahan musim panas?”“Iya Ibu aku ingin pul

    Terakhir Diperbarui : 2022-09-19
  • Tentang Harga Diri   S2.181 Bagaimana Kau Mengatasinya

    Nicko yang sudah tak bisa menahan emosi pun langsung menghubungi Tuan Woody.“Selamat siang Tuan Muda, ada yang bisa kami bantu?” tanya Tuan Woody dengan ramah.“Hmm, aku hanya ingin tahu apa yang terjadi pada Ian putraku. Kudengar putraku mendapatkan perundungan semasa di sini. Bagaimana kau mengatasinya?” tanya Nicko tanpa basa-basi.“Perundungan? Apakah Anda tidak sedang bercanda?”“Bedebah kau! Kau kira aku bercanda dengan keadaan anakku? Asal kau tahu kalau orang yang paling sering melakukan perundungan di sini adalah Enrique Ramos!” seru Nicko.Mendengar amukan Tuan Muda, Tuan Woody pun langsung meralat ucapannya. Ia tak ingin membuat kecewa Tuan Muda. Bagaimana pun juga kegiatan ini bisa terlaksana karena kemurahan hati Nicko.Hampir saja kegiatan ini tak ada peminat, karena kebanyakan anak sekarang lebih suka menghabiskan waktu untuk bermain game. Namun berkat pendanaan dari Nicko dan juga mendatangankan bintang profesional, acara ini jadi banyak peminatnya.“Maafkan saya Tuan

    Terakhir Diperbarui : 2022-09-20
  • Tentang Harga Diri   S2. 182 Rumah Sakit Distrik C

    Sementara itu di Rumah Sakit distrik C ….Russell datang bersama dengan beberapa anak buahnya. Lelaki berambut merah itu berjalan dengan gagahnya dan terlihat begitu menyeramkan. Beberapa orang yang berada di rumah sakit terlihat ketakutan saat melihat dirinya dan anak buahnya datang.Di satu sisi seorang perempuan muda tampak menggendong bayi dengan begitu panik. Di depannya tampak seorang lelaki yang usianya juga masih muda tengah berlutut di hadapan seorang pria berpakaian serba putih.“Huh, selalu saja ada potret seperti ini di rumah kebanyakan rumah sakit,” gumam Russell.Lelaki itu seperti memohon sesuatu pada petugas berpakaian serba putis sementara perempuan di belakangnya tampak memandang penuh harap sambil bersusah payah untuk menenangkan bayinya.“Tidak bisa! Kalau kau tidak punya asuransi atau tak punya deposit lebih baik pulang saja. Berikan anakmu obat penurun panas, kalau mati ya itu sudah takdirnya. Salah sendiri kalian miskin!” seru pria berpakaian serba putih itu sam

    Terakhir Diperbarui : 2022-09-21
  • Tentang Harga Diri   S2.183 Aturan Macam Apa Ini

    “Bos, apa kita akan langsung mengurus jenazah teman Tuan Muda?” tanya salah satu anak buah Russell yang ikut mengawalnya.Russell tak menjawab hanya melambaikan tangan ke arah depan seakan mengajak anak buahnya untuk terus berjalan mengikutinya. Kelompok jubah hitam itu pun langsung masuk ke arah lobi Rumah sakit dan kembali kehadiran mereka menyita perhatian publik.Pakaian serba hitam memang identik dengan para penjahat, apalagi kiprah mereka sudah tidak bisa diragukan lagi. Russell cukup terkenal sebagai pimpinan dunia hitam, mewarisi tahta dari Chuck Raines pendahulunya.Bersama anak buahnya, lelaki berambut merah itu pun langsung melangkah mendekat ke arah meja resepsionis.“Aku ingin menjemput jenazah Rodgie dari lapas distrik C.”Petugas resepsionis itu pun berdiri dan bertingkah seperti orang bodoh, menoleh ke kanan kiri dengan tidak jelas.“Hei apa kau tak mendengarku, kami ingin mengambil jenazahnya!” Russell mengulang perintahnya dengan lebih lantang.Namun sayangnya petuga

    Terakhir Diperbarui : 2022-09-22
  • Tentang Harga Diri   S2.184 Berharga Bagimu tidak untukku

    Lift yang ditumpangi Edric Warren pun terbuka tepat di lobi. Segera pria berambut pirang ini pun melangkah dengan lebar. Ia begitu terburu-bur dan di dalam kepalanya hanya ada bayangan putrinya yang saat ini masih mengikuti kursus balet.Edric langsung menuju meja resepsionis, dan ia masih melihat bagaimana resepsionisnya itu tampak sangat gugup dan mencoba untuk menghindar dari tatapan mata pria-pria berpakaian serba hitam di depannya. Cepat-cepat Edric pun melangkah ke sana dan segera melabrak. Sempat direktur rumah sakit ini bergetar saat melihat sosok mereka yang berpakaian serba hitam di sana. Namun tampaknya rasa cinta pada anak mengalahkan semuanya.“Kalian! Apa yang akan kalian lakukan pada putriku?” tanya direktur Rumah Sakit dengan nada tinggi.Kali ini ia bicara dengan nada tinggi sambil mengacungkan telunjuk ke arah mereka.Russell yang melihat keberanian pria ini pun tertawa meremehkan.“Kau ingin tahu apa yang akan terjadi pada putrimu? Hmm aku belum memikirkannya, lebi

    Terakhir Diperbarui : 2022-09-23
  • Tentang Harga Diri   2.185 Jebakan Russel

    “Kau sudah menjemput anak itu?” tanya Russell dengan santai.“Yah aku sudah menjemputnya, kali ini dia sedang di bangku belakang bersamaku. Anak bodoh, dia bahkan tak curiga apapun saat aku menjemputnya,” jawab anak buah Russell.Pria berpakaian serba hitam itu berdiri sambil menyandarkan tubuhnya pada meja resepsionis, lalu mengaktifkan menu pengeras suara. kali ini Russell ingin direktur rumah sakit mendengarkan sesuatu.Saat itulah direktur rumah sakit mendengar putrinya menyanyikan lagu favorit yang biasa ia nyanyikan saat berada di mobil. Lagu itu terdengar begitu jelas diimbangi dengan suara gemuruh.Raut wajah Tuan Warren berubah seketika. Ia kenal betul suara anaknya, dan kini wajahnya memerah semakin tak sabar untuk menghajar Russell.“Kurang ajar kau!” serunya.Namun Russell tak mempedulikan, ia justru melanjutkan instruksi pada anak buahnya.“Bawa anak itu ke markas, buat dia merasa nyaman, jangan sampai buat dia ketakutan dan berpikiran untuk lari. Kau tahu kan kalau dia m

    Terakhir Diperbarui : 2022-09-23

Bab terbaru

  • Tentang Harga Diri   S2. 469 Final

    Matthew tidak berkata apa-apa, bahkan bereaksi terhadap Josephine yang masih keheranan. Ia malah menunjukkan sikap dingin pada Josephine. Saat ini jantung Josephine pun bergetar penuh ketakutan, ia langsung memeluk tubuh Ian yang saat ini sudah tertidur dengan erat.Matthew melirik sejenak dan tak mempedulikan Jo, ia malah melangkah keluar dan kembali dengan membawa kejutan. Matthew langsung menarik tubuh dua penjaga yang sedang pingsan ke dalam dan menggulingkannya pada tumpukan jerami.Tanpa diduga Matthew pun mendekat ke arah Jo dan melepas jaketnya dan memberikan pada Josephine, “Pakai ini di luar akan dingin!”Sedikit ragu Josephine pun menerima dan memakai jaket milik Matthew. Pemuda asing itu pun mengangkat tubuh Ian pada pundaknya dan mengangguk , “Aku akan mengantarmu ke kota, setelah itu hubungi suamimu untuk menjemput! Kita harus cepat sebelum mereka semua bangun!” ajak Matthew.

  • Tentang Harga Diri   S2. 468 PEnyelamat

    “Jadi ini perbuatanmu?” tanya Nicko dengan geram. Kali ini wajahnya memerah dan matanya menatap tajam ke depan.“Ha ha ha kenapa? Apa ini terdengar menyakitkan untukmu? Baguslah kalau ini terdengar menyakitkan untukmu. Setidaknya dengan begini kau tahu telah berhadapan dengan siapa, dan kau bisa berpikir ulang untuk menghianati putriku!”“Watson, kau!” amuk Nicko. Kali ini ia benar-benar marah sampai tidak bisa berkata apa-apa lagi. Tangannya mulai mengepal kuat dan memaki pria yang meneleponnya. Tak ada yang pernaha mengira kalau Robert Watson, ayah Camilla terlibat penculikan istri dan anaknya sekarang.“Brengsek kau Watson, apa maumu! Aku peringaktan kau kalau aku tidak pernah mengkhianati putrimu. Itu hanya sebuah permainan konyol di masa kecil!” balas Nicko.“Permainan konyol masa kecil katamu? Sayang sekali sampai sekarang putriku masih saja

  • Tentang Harga Diri   S2.467 Penghianat

    Pria yang dikenal Josephine melipat tangannya di depan dada lalu berjalan mendekati Josephine. “Kau ingin tahu kenapa aku bisa berada di sini? Tentu saja karena aku ingin bertemu denganmu manisku.”Tentu saja pria itu adalah Gerlad Jones, laki-laki paling egois yang pernah dikenal oleh Josephine.“Apa kau tidak bosan menggangguku terus menerus? Bukankah kau sudah tahu kalau aku dan kau tidak lagi ada hubungan apa-apa?” balas Josephine dengan ketus.Gerald langsung berjongkok dan menjajari posisinya dengan Josephine. Kali ini ia menyentuh lembut pipi Josephine dan membuat mantan kekasihnya itu jijik.Josephine tampak menepiskan tangan Gerald yang terus saja berusaha untuk menyentuhnya. Semakin Josephine menghindar semakin ia senang untuk menggodanya.“Kulitmu tetap saja mulus dan lembut, hanya saja sekarang kau sedikit berbeda. Sepertinya kau sedikit

  • Tentang Harga Diri   2. 466 Diculik

    Sore ini Nicko tengah menemani Josephine dan Ian untuk pergi ke taman. Kali ini mereka hanya ditemani oleh Jacklyn dan juga Owen pengawal Ian dan Jo.Sepertinya sudah cukup lama Josephine tidak menghabiskan waktu bertiga seperti sekarang ini. Belakangan, Nicko memang sibuk dengan segala aktivitasnya sendiri dan juga dunia pengobatan yang baru saja didapatkan olehnya. Kini mereka pun berpikir untuk beristirahat sejenak, lagipula semalam Jo berkata kalau ia ingin berbagi.Dengan bantuan Owen dan juga Jacklyn mereka pun menggelar meja dan meletakkan beberapa kotak makanan di sana yang akan diberikan pada siapapun yang membutuhkan secara cuma-cuma. Kali ini bukan hanya Jo saja yang terlihat begitu senang, tapi juga Ian, karena ia sudah lama tidak menghabiskan waktu bersama ayah angkatnya itu.Begitu Nicko selesai membereskan meja dan meletakkan beberapa makanan, seorang wanita paruh baya dengan pakaian lusuh pun mendatangi mereka. Dilihat dari pakaian yang dikenakan sepertinya dia adalah

  • Tentang Harga Diri   S2. 465 Karma Masih Ada

    Saat ini Andrew Young benar-benar terdesak. Ia benar-benar tidak menyangka akan mengalami nasib seperti ini.Orang yang dulu pernah dia remehkan tiba-tiba saja membalikkan keadaan hanya dalam hitungan beberapa menit saja. Dulu ia menganggap remeh keluarga Watson karena mereka memiliki kelas ekonomi di bawahnya.Apalagi dengan Nicko, dia justru tak pernah memperhitungkan pemuda itu sama sekali. Justru menganggap Nicko seperti hama yang harus segera dibasmi. Namun sekarang dialah hama itu. Bahkan Chuck yang jadi sekutunya juga menyalahkan dirinya.“Chuck, kau tidak menganggapku lagi? Apa kau tidak mengingat hubungan baik kita terdahulu?” tanya Tuan Young dengan suara yang terdengar bergetar karena mengandung kesedihan.Chuck menggeleng dan kembali berkata, “Apa kau tidak dengar apa yang telah dikatakan oleh pamanku tadi? Kami keluarga Watson sama sekali tidak menyambut kedatangan seorang pembohong. Sekarang lebih baik kau pergi dari sini!”“Chuck kau,—” Andrew tak lagi melanjutkan ucapa

  • Tentang Harga Diri   S2. 464 Hari Yang Buruk

    Tubuh Andrew Young tiba-tiba terasa kaku dan lemas. Sekarang ia sudah tidak punya uang lagi dan itu sangat menyakitkan. Sekarang ia mendengar kabar kalau putra bungsunya mati bunuh diri, hidupnya benar-benar hancur saat ini.Dengan langkah yang gontai ia pun berjalan ke arah panggung kembali. Saat itu ia sudah melihat keadaan yang porak poranda. Semuanya penuh dengan sampah dan tak ada satu orangpun di sana.Ia pun berjalan dengan gontai, tapi seketika seorang pelayan pun datang untuk mengejarnya, “Maaf Tuan Young, ini tagihan untuk acara malam ini!”Saat itulah Andrew Young langsung menepuk dahinya dan bergumam kalau ia hampir lupa dengan tagihan yang harus dilunasinya. Saat menyewa tempat ini memang ia baru membayar setengah dari total layanan banket yang dipesan olehnya.Saat ini ia masih bisa bernapas lega sebab dalam saldo rekeningnya masih tersisa uang untuk biaya pelunasan acara kali ini. Namun untuk setelah itu ia tidak tahu harus bagaimana. Bahkan tidak yakin bisa membeli tik

  • Tentang Harga Diri   S2. 463 Karma Untuknya

    Andrew Young tersentak dengan pernyataan mantan pengawalnya itu. Apalagi mereka malah menahannya dan membuat dirinya tidak lagi bisa bergerak dan mengumpankan pada orang-orang yang kini memburunya.Sebenarnya sekarang dia sudah benar-benar terjepit, tak ada yang bisa menolongnya. Ingin berteriak dan meminta tolong pada Matthew tapi sekarang anak muda itu sudah tidak bersamanya lagi. Lalu Tuan Watson, seharusnya pria itu bisa diandalkan olehnya. Sementara Chuck, adalah benar-benar sekutu baginya. Namun posisi mereka terlalu jauh dan tak memungkinkan untuknya berteriak.Kalaupun ia berteriak meminta bantuan mereka, sebelum Chuck datang ke sini dirinya pun sudah babak belur.Kini yang bisa dilakukannya hanya menggertak mantan pengawalnya lagi agar mau melindunginya. Pengawal yang telah dipecatnya adalah kumpulan orang-orang bodoh dengan badan yang kekar. Dengan memberikan mereka sedikit harapan saja, mereka pasti akan bergerak melindunginya, tak peduli sesulit apa rintangan yang harus di

  • Tentang Harga Diri   S2. 462 Kau Harus Bertanggung Jawab

    Andrew Young mencoba untuk mengejar Nyonya Eleanor yang sekarang sudah menuruni panggung dan mengarah pada jalan keluar. Ia terus saja memanggil wanita itu dan memintanya untuk kembali.Namun sayang saat ia baru saja menuruni panggung ia sudah dihadang oleh beberapa orang yang telah membeli obatnya.Salah satunya adalah Tuan Austin. Ia berdiri merentangkan tangan dan menghalanginya untuk pergi. “Kau mau kemana? Segera bertanggung jawab atas apa yang telah kau lakukan pada kami! Kembalikan uang kami!”Beberapa yang telah membeli obat itu pun ikut membantu Tuan Austin. Mereka semua tampak mengepungnya.“Cepat kembalikan uang kami!” seru orang-orang itu sambil berteriak marah.Andrew Young justru menggelengkan kepala dan mencoba untuk menolak, “Tidak … tidak kalian sudah tahu kan kalau jika barang yang sudah dibeli tidak dapat dikembalikan.”Namun orang-orang tidak mau mengerti dan berkata kepadanya dengan lantang, “Tidak bisa, uang ini harus dikembalikan karena kau telah melakukan penip

  • Tentang Harga Diri   S2. 461 Dia Membohongi Kita!

    Andrew Young tersenyum dan menggelengkan kepalanya, “Tentu tidak Tuan. Harga itu adalah harga yang sangat sepadan dengan apa yang kalian dapatkan.”“Huh kau pasti ingin merampok kami dengan membayar biaya yang tak sedikit itu! Aku tak mau membeli!” seru salah satu pengunjung.Andrew Young pun tersenyum sinis an berkata, “Aku tidak memiliki niat merampok pada kalian. Aku menetapkan harga yang pantas. Seperti yang kalian lihat pada pesta ulang tahun Tuan Watson, dan juga perubahan pada diriku. Kalian semua bahkan sudah menyentuhku dan merasakan perbedaan yang terjadi. Jadi menurutku 2,5 miliar itu sangat pantas.”Para pengunjung yang mengerubunginya pun berbicara seperti dengung kumbang. Setelah itu ia pun berkata lagi dengan memberikan penjelasan pada semuanya. “Apa kalian semua tidak tahu kalau di masa muda kita banyak menghabiskan waktu untuk bekerja keras, memikirkan banyak hal bahkan membuat kita lupa akan makan dan kurang tidur. Seringkali kita harus memakan makanan cepat saji unt

DMCA.com Protection Status