“Kau sudah menjemput anak itu?” tanya Russell dengan santai.“Yah aku sudah menjemputnya, kali ini dia sedang di bangku belakang bersamaku. Anak bodoh, dia bahkan tak curiga apapun saat aku menjemputnya,” jawab anak buah Russell.Pria berpakaian serba hitam itu berdiri sambil menyandarkan tubuhnya pada meja resepsionis, lalu mengaktifkan menu pengeras suara. kali ini Russell ingin direktur rumah sakit mendengarkan sesuatu.Saat itulah direktur rumah sakit mendengar putrinya menyanyikan lagu favorit yang biasa ia nyanyikan saat berada di mobil. Lagu itu terdengar begitu jelas diimbangi dengan suara gemuruh.Raut wajah Tuan Warren berubah seketika. Ia kenal betul suara anaknya, dan kini wajahnya memerah semakin tak sabar untuk menghajar Russell.“Kurang ajar kau!” serunya.Namun Russell tak mempedulikan, ia justru melanjutkan instruksi pada anak buahnya.“Bawa anak itu ke markas, buat dia merasa nyaman, jangan sampai buat dia ketakutan dan berpikiran untuk lari. Kau tahu kan kalau dia m
Tuan Woody pun mempersilakan Tuan Jims untuk masuk ke ruang kerjanya. Pria yang rambutnya mulai memutih ini masih bertanya-tanya kenapa ia dipanggil masuk ke ruangan Tuan Woody. Apakah hal ini ada hubungannya dengan Ian yang menangis dan mendesak ingin pulang.“Selamat siang Tuan Woody?” tanya Tuan Jims begitu dipersilakan duduk.Tuan Woody mencoba untuk bersikap tenang, padahal ia sedang memikirkan apa yang akan dilakukan oleh Nicko saat mendapati ada hal yang tak menyenangkan pada putranya. Bahkan pria ini duduk di ujung meja seperti tak ada beban.Mungkin ini taktiknya sebagai orang nomor satu di perkemahan. Ia tak ingin kegugupannya dapat dilihat oleh bawahannya.Nicko begitu mempercayai Tuan Woody dengan memberikan sponsosr untuk program perkemahan musim panasnya. Nicko juga yang meminta Tuan Woody untuk menjaga anaknya, tapi ternyata lalai.“Tuan Jims, aku baru saja mendapat telepon dari Tuan Muda Lloyd, kau tahu kan apa maksudnya?” tanya Tuan Woody memancing.Tuan Jims menggele
Tuan Jims mencoba untuk mencerna pernyataan dari Tuan Woody. Pria ini sempat terpikirkan suatu nama, tapi ia tidak yakin.“Akan menodai imejnya? Tunggu apakah ini berarti Enrique Ramos? Kukira tidak mungkin, bukankah selama ini ia dikenal sebagai pria yang sangat sayang pada anak-anak. Ah kurasa ini tidak mungkin,” pikir Tuan Jims.Melihat raut wajah Tuan Jims yang mendadak aneh, Tuan Woody pun sedikit membungkuk ke arah Tuan Jims.“Apa kau terpikirkan oleh sesuatu nama?” tanyanya.Tuan Jims mengangguk cepat.“Ya, aku berpikir kalau orang dewasa itu Enrique, karena Anda bicara mengenai imej yang akan hancur. Bukankah selama ini Enrique dikenal sebagai pemain sepak bola yang begitu dekat dengan anak-anak?”Tuan Woodie tersenyum lebar, “Kau tidak salah, memang dia yang kubicarakan.”Kini Tuan Jims semakin heran, bagaimana mungkin Enrique melakukan hal ini. Selama karirnya ia dikenal sebagai pria yang begitu mencintai anak-anak. Pria yang dekat dengan anak-anak bahkan aktif dalam kegiata
Mobil yang dikemudikan Nicko pun tiba di area perkemahan musim panas. Tuan Jims dan Tuan Woody sudah menyambut mobil Nicko dan membungkuk begitu pasangan suami istri ini keluar dari mobil.“Selamat datang Tuan dan Nyonya Lloyd,” sapa Tuan Woody bersama Tuan Jims penuh hormat.“Hmm,” jawab Nicko sedikit menyunggingkan senyuman yang misterius.“Saya minta maaf untuk apa yang telah terjadi pada putra Anda di sini, kami mengaku telah lalai dalam membina anak-anak,” kata Tuan Woody yang semakin gugup dengan kedatangan Nicko.Semenjak mendapatkan telepon dari Nicko, perasaannya jadi tak karuan. Banyak hal yang harus dipikirkan olehnya, terutama tentang kelangsungan perkemahan ini.Kedatangan Nicko kali ini justru memperburuk perasaannya, jantungnya semakin berdegup kencang dan telapak tangannya selalu berkeringat. Kalau saja ada tempat untuk bersembunyi, ia sudah melakukannya kali ini.“Aku akan menelepon seseorang lebih dulu,” kata Nicko yang semakin membuat Tuan Woody kehilangan keberania
Russell masih memandangi cincin permata merah yang diberikan oleh pria di hadapannya. Ia membolak-balikkan benda itu kemudian mengangkatnya ke atas, ke arah sinar lampu.“Tenang saja Tuan Raines, benda itu asli. Kami tak mungkin membohongi Anda dengan hal seperti ini. Adalah suatu hinaan jika kami berani memberikan barang palsu pada Anda,” kembali pria itu membujuk Russell.“Hmm, kau serius ingin memberikan cincin ini padaku? Apa kau tidak tahu kalau benda ini sangat mahal?” tanya Russell memastikan.“Ah tentu saja Tuan, saya sangat yakin kalau benda ini sangat pantas untuk Anda terima,” kata pegawai kantor pajak dengan antusias.Russell pun mengangguk setelah mendengarkan jawaban dari pegawai kantor pajak. Pria di hadapannya pun tersenyum dan terlihat sangat percaya diri setelah melihat Russell memegang benda yang sempat menjadi miliknya itu.Cincin itu memang terbuat dari batu permata yang langka, tentu saja harganya sangat mahal. Cincin itu membuatnya tampak berkarisma dan dihormat
Kali ini Tuan Woody duduk dengan tegak setelah ia memepersilakan pasangan Lloyd muda untuk menempati sofa di ruangannya. Di samping Tuan Woody tampak Tuan Jims duduk sama tegak, keduanya tampak tidak nyaman dan begitu gugup. Hanya saja Tuan Jims tampak sedikit lebih rileks dibandingkan ketua program perkemahan musim panas.“Tuan Lloyd, kami menyesal dengan apa yang telah terjadi. Kami benar-benar tidak mengira hal ini akan terjadi pada putra Anda. Kami telah lalai dalam mengawasi program,” kata Tuan Woody mengawali.Sekali lagi Tuan Woody mencoba mencari kata-kata yang pantas untuk diucapkan pada Nicko. Tentu saja karena ia memiliki ketakutan yang besar kalau programnya akan dihentikan dan ia harus memiliki hutang yang besar untuk program ini.“Saya sebagai pengasuh juga merasa bersalah karena telah lalai mengawasi anak-anak. Harusnya saya tidak membiarkan Ian berada dalam satu kamar dengan ketiga anak nakal itu,” Tuan Jims menjelaskan.Nicko mengangkat telapak tangannya tanda meminta
Ayah Denise Dominique Lynn sedang duduk di tepi kolam renang menemani istrinya yang cantik Sylvia. Wanita itu tampak merebahkan dirinya di atas sun deck sambil menganakan pakaian renang two pieces.Usia sylvia tak lagi muda, sudah mencapai empat puluh tahun tapi masih terlihat begitu menawan terutama bagi kaum adam. Sylvia sudah melahirkan sebanyak dua kali, Denise dan juga adiknya tapi tubuhnya masih seperti biola. Wanita ini memiliki kulit yang kecoklatan terbakar matahari dan rambutnya cokelat dengan highlight pirang, membuat penampilannya terlihat sempurna.Untuk yang tidak mengenalnya tentu menganggap kalau dirinya adalah seorang wanita berusia dua puluhan.Sementara Dominique sendiri juga sudah berusia empat puluh tahun. Sebagian rambutnya mulai memutih dan perutnya mulai buncit, sama sekali bertolak belakang dengan keadaan istrinya.Sylvia sepertinya terlihat begitu menikmati suasana musim panas kali ini. Wanita cantik itu pun duduk dan melepas kacamata hitamnya.“Sayang,” pang
Dominique menggelengkan kepala saat petugas memintanya untuk datang ke kantor. Sementara Sylvia hanya bisa berdiri tidak jauh dari pelayan di rumahnya. Ia sama sekali tidak kebingungan dengan apa yang akan terjadi pada suaminya.Sesekali wanita ini memperhatikan kukunya yang cantik, sementara suaminya tampak berusaha untuk menghindar dari penangkapan itu.“Apa-apaan ini. Kalian pasti bercanda!” seru Dominique mengamuk.“Bercanda? Maaf Tuan apa Anda tidak bisa melihat surat perintah yang diberikan pada Anda. Sudah seharusnya Anda ikut kami. Di sini jelas sekali kalau Anda menunggak pembayaran pajak selama lima tahun. Anda tahu sendiri kan jika menunggak selalu ada denda keterlambatan. Jika Anda sudah terlambat tentu saja ada denda yang harus dibayar,” kali ini petugas bicara dengan nada yang lebih tegas.Namun ternyata Dominique sama sekali tidak memiliki ketakutan apapun pada kedua polisi ini. Ia justru mengambil ponselnya dan merangkul salah satu dari petugas kepolisian itu.“Begini