Dominique menggelengkan kepala saat petugas memintanya untuk datang ke kantor. Sementara Sylvia hanya bisa berdiri tidak jauh dari pelayan di rumahnya. Ia sama sekali tidak kebingungan dengan apa yang akan terjadi pada suaminya.Sesekali wanita ini memperhatikan kukunya yang cantik, sementara suaminya tampak berusaha untuk menghindar dari penangkapan itu.“Apa-apaan ini. Kalian pasti bercanda!” seru Dominique mengamuk.“Bercanda? Maaf Tuan apa Anda tidak bisa melihat surat perintah yang diberikan pada Anda. Sudah seharusnya Anda ikut kami. Di sini jelas sekali kalau Anda menunggak pembayaran pajak selama lima tahun. Anda tahu sendiri kan jika menunggak selalu ada denda keterlambatan. Jika Anda sudah terlambat tentu saja ada denda yang harus dibayar,” kali ini petugas bicara dengan nada yang lebih tegas.Namun ternyata Dominique sama sekali tidak memiliki ketakutan apapun pada kedua polisi ini. Ia justru mengambil ponselnya dan merangkul salah satu dari petugas kepolisian itu.“Begini
Enrique tahu kalau wanita seperti dirinya pasti berpura-pura untuk tidak peduli dengan orang baru. Ia bukan sekali dua kali menangani wanita, semuanya sama saja.Sosoknya yang tampan dan atletis tentu digilai kaum hawa dan membuatnya mudah untuk berkencan dengan wanita manapun yang ia suka. Bukan hanya itu, Enrique juga memiliki kepandaian dalam berbicara, membuat semua wanita yang awalnya tidak tertarik atau mengabaikannya jadi menggilainya. Seperti yang dilakukannya pada Sylvia kali ini.Mengetahui kalau wanita itu seperti tidak menganggapnya sama sekali, Enrique pun mulai membuat gerakan-gerakan seksi nan menggoda di dekatnya.Kali ini ia berdiri di belakang Sylvia dan mulai berbicara lirih di dekat telinganya.ia tahu kalau banyak wanita yang sensitif jika telinganya terkena hembusan udara, sama halnya dengan leher bagian belakang, apalagi saat ini Sylvia Lynn mengenakan gaun yang terbuka di bagian belakang.“Boleh aku bertanya sesuatu pada Anda, Nyonya?” tanya Enrique dengan suara
Russell sudah menyelesaikan urusannya di kantor pajak dan ia kembali pada kediaman Nicko. Saat itu jasad Rodgie sudah dibersihkan dan di make up oleh perias mayat untuk menunjukkan tubuhnya agar terlihat lebih segar.Kali ini tubuh Rodgie sudah mengenakan setelan jas hitam dan sudah dilengkapo kamper agar tidak menimbulkan aroma yang tak sedap. Kemudian dibungkus kain tile sebelum peti mati ditutup.“Apa kita akan menutupnya sekarang, Tuan?” tanya petugas dari jasa pemakaman.Russell menggeleng,”Tak perlu, biar kami yang akan melakukannya. Kau sudah pastikan kalau lahan untuk pemakamannya sudah selesai kan?” tanya Russell.“Betul Tuan, semua sudah saya siapkan.”“Baguslah kalau begitu!” seru Russell kemudian mengeluarkan sejumlah uang untuk membayar biaya pemakaman.Kali ini lelaki gagah berambut merah itu memperhatikan tubuh Rodgie yang tengah terbaring kaku.“Selamat jalan kawan, kau sudah tak sakit lagi!” ucapnya kemudian melihat ke arah atas dan mengingat bagaimana pertemuannya de
Sejak pertama Nicko bertemu dengan Ian di penampungan sosial, kondisi anak itu terlihat begitu memprihatinkan. Ian tidak lagi mendapatkan pendidikan yang layak, dan juga kehidupan yang indah.Terlair dari keluarga yang miskin dan lingkungan keluarga yang kekurangan membuat mereka tak memiliki pilihan tempat tinggal. Sebuah pemukiman kelas bawah padat penduduk dan memiliki angka kriminalitas yang cukup tinggi membuat Rodgie akhirnya memilih untuk berada di sana.Mereka hanya tinggal di sebuah pemukiman dengan dua buah kamar tidur berukuran kecil, satu ditempati oleh Rodgie dan istrinya Tori, satu lagi untuk Ian bersama ibunya. Itupun ukurannya tidak besar. Kamar tidur Ian bahkan hanya cukup untuk sebuah tempat tidur susun, dan lemari pakaian dua pintu yang merangkap rak buku Ian. Untuk belajar saja, Ian tidak pernah melakukannya di dalam kamar melainkan di ruang tengah.Hampir setiap hari ia mendengarkan keributan antara ayah dan ibunya. Ibunya, Tori tidak pernah puas dengan apa yang
“Jadi kau menolak?” kata Dominique dengan angkuh.Kali ini ia benar-benar membuat kedua petugas kepolisian ini kesal karena telah menghina mereka, menganggap kalau kedua orang ini mudah untuk disuap seperti apa yang ia lakukan pada petugas pajak.“Jangan banyak bicara atau kami akan bertindak tegas!” seru salah seorang petugas sambil mengeluarkan alat pengejut listrik untuknya.“A … apa yang akan kalian lakukan?” tanya Dominique yang terlihat begitu gugup.Melihat Dominique yang gugup, petugas pun langsung meletakkan kedua tangan ke belakang dan mengikatnya dengan menggunakan cable tie.Istrinya yang cantik tampak tenang melihat Dominique dibawa pergi oleh petugas kepolisian. Ia tidak bersikap histeris seperti istri pada umumnya. Ia hanya memandang ke arah suaminya yang dibawa pergi oleh polisi.Melihat tingkah laku istrinya yang tidak ada perasaan sedih atau kehilangan, ia pun melirik ke arah Sylvia. Namun Sylvia menunduk dan berpura-pura tidak melihat suaminya. Sepertinya Sylvia ten
Enrique tentu tidak terima dengan tuduhan yang dilontarkan oleh Tuan Jims. Menurutnya apa yang telah ia lakukan adalah hal yang benar.“Tuan apa yang kulakukan adalah menyelamatkan anak-anak dari pengaruh buruk. Mungkin apa yang kulakukan terdengar jahat, tapi itu bukan yang sesungguhnya,” kata Enrique membela diri.Atlet profesional itu pun menghembuskan napas panjang kemudian mengusap wajahnya kembali dengan kedua tangan.“Tuan, coba Anda pikirkan kembali, anak-anak memiliki jiwa yang murni sehingga mereka akan mudah sekali terkena pengaruh yang buruk. Apa yang akan terjadi pada mereka jika seorang yang terlibat kejahatan hadir di tengah mereka. Yah memang yang melakukan pembunuhan itu adalah ayahnya Ian, tapi bukan berarti anak itu bebas dari tuduhan kan?”Tuan Jims dan Tuan Woody sama-sama mengertukan dahi.“Kau bilang anak itu bisa bebas dari tuduhan? Apa maksudmu? Aku sama sekali tidak mengerti akan hal itu,” balas Tuan Woody menyelidik.“Hmm begini Tuan, aku sengaja melakukanny
Enrique tampak menyibakkan rambutnya ke belakang, ia memastikan apa yang baru saja ia dengar.“Tuan Muda mengatakan kalau aku baru saja membicarakan anaknya? Ah tidak mungkin ini pasti bercanda,” pikirnya.Lelaki bertubuh atletis ini pun berdehem untuk mengatur ritme suaranya dan juga menetralisir keterkejutannya. Ia harus memastikan kalau apa yang ia dengar hanya sebuah candaan.“Maaf Tuan Muda, saya bukan membicarakan putra Anda. Saya bicara mengenai Ian, peserta termuda di sini. Dia anak seorang kriminal yang harus segera dijauhi. Anda adalah seorang yang hebat, mana mungkin memiliki seorang anak seperti dia?” balas Enrique Ramos.Nicko membuang muka ia muak melihat wajah Enrique yang terlihat begitu tak bersalah padahal sudah menyinggungg perasaannya dengan sangat dalam.“Kau kira aku sedang bercanda dengan ucapanku? Ian memang anakku, kau mau apa?” balas Nicko.Enrique diam, ia tak berani menatap mata hazel Nicko. Bagaimana mungkin Nicko mengatakan hal itu dengan sebegitu yakin.
Enrique tersedak begitu mendengarkan ucapan Nicko barusan. Memang benar mirip atau tidaknya Ian dengan Nicko memang bukan urusannya.Apa yang dilakukan oleh Enrique tadi semata-mata untuk melindungi para peserta perkemahan, terutama putra Tuan Muda. Saat ia menerima pekerjaan itu, Nicko sempat memintanya untuk mendukung putranya dan menjaganya.Saat itu Nicko sempat mengucapkan siapa nama putranya, tapi sepertinya Enrique tidak mengingatnya. Enrique hanya mengingat nama belakang Lloyd saja. Sebenarnya Ian menyandang nama Lloyd di namanya, tapi bodohnya Enrique tidak menanyakan siapa nama anak yang disebut sebagai anak pembunuh itu.“Tuan Muda, yang saya lakukan adalah untuk memberi perlindungan pada putra Anda. Bukankah putra Anda mengikuti perkemahan ini? saya tentunya tak ingin anak anda mendapat masalah dengan kedatangan anak pembunuh ini,” Enrique masih berusaha untuk membela diri dan menyatakan kalau dirinya telah melakukan hal yang benar.Nicko kembali memaki.“Cih! Apa-apaan ka
Matthew tidak berkata apa-apa, bahkan bereaksi terhadap Josephine yang masih keheranan. Ia malah menunjukkan sikap dingin pada Josephine. Saat ini jantung Josephine pun bergetar penuh ketakutan, ia langsung memeluk tubuh Ian yang saat ini sudah tertidur dengan erat.Matthew melirik sejenak dan tak mempedulikan Jo, ia malah melangkah keluar dan kembali dengan membawa kejutan. Matthew langsung menarik tubuh dua penjaga yang sedang pingsan ke dalam dan menggulingkannya pada tumpukan jerami.Tanpa diduga Matthew pun mendekat ke arah Jo dan melepas jaketnya dan memberikan pada Josephine, “Pakai ini di luar akan dingin!”Sedikit ragu Josephine pun menerima dan memakai jaket milik Matthew. Pemuda asing itu pun mengangkat tubuh Ian pada pundaknya dan mengangguk , “Aku akan mengantarmu ke kota, setelah itu hubungi suamimu untuk menjemput! Kita harus cepat sebelum mereka semua bangun!” ajak Matthew.
“Jadi ini perbuatanmu?” tanya Nicko dengan geram. Kali ini wajahnya memerah dan matanya menatap tajam ke depan.“Ha ha ha kenapa? Apa ini terdengar menyakitkan untukmu? Baguslah kalau ini terdengar menyakitkan untukmu. Setidaknya dengan begini kau tahu telah berhadapan dengan siapa, dan kau bisa berpikir ulang untuk menghianati putriku!”“Watson, kau!” amuk Nicko. Kali ini ia benar-benar marah sampai tidak bisa berkata apa-apa lagi. Tangannya mulai mengepal kuat dan memaki pria yang meneleponnya. Tak ada yang pernaha mengira kalau Robert Watson, ayah Camilla terlibat penculikan istri dan anaknya sekarang.“Brengsek kau Watson, apa maumu! Aku peringaktan kau kalau aku tidak pernah mengkhianati putrimu. Itu hanya sebuah permainan konyol di masa kecil!” balas Nicko.“Permainan konyol masa kecil katamu? Sayang sekali sampai sekarang putriku masih saja
Pria yang dikenal Josephine melipat tangannya di depan dada lalu berjalan mendekati Josephine. “Kau ingin tahu kenapa aku bisa berada di sini? Tentu saja karena aku ingin bertemu denganmu manisku.”Tentu saja pria itu adalah Gerlad Jones, laki-laki paling egois yang pernah dikenal oleh Josephine.“Apa kau tidak bosan menggangguku terus menerus? Bukankah kau sudah tahu kalau aku dan kau tidak lagi ada hubungan apa-apa?” balas Josephine dengan ketus.Gerald langsung berjongkok dan menjajari posisinya dengan Josephine. Kali ini ia menyentuh lembut pipi Josephine dan membuat mantan kekasihnya itu jijik.Josephine tampak menepiskan tangan Gerald yang terus saja berusaha untuk menyentuhnya. Semakin Josephine menghindar semakin ia senang untuk menggodanya.“Kulitmu tetap saja mulus dan lembut, hanya saja sekarang kau sedikit berbeda. Sepertinya kau sedikit
Sore ini Nicko tengah menemani Josephine dan Ian untuk pergi ke taman. Kali ini mereka hanya ditemani oleh Jacklyn dan juga Owen pengawal Ian dan Jo.Sepertinya sudah cukup lama Josephine tidak menghabiskan waktu bertiga seperti sekarang ini. Belakangan, Nicko memang sibuk dengan segala aktivitasnya sendiri dan juga dunia pengobatan yang baru saja didapatkan olehnya. Kini mereka pun berpikir untuk beristirahat sejenak, lagipula semalam Jo berkata kalau ia ingin berbagi.Dengan bantuan Owen dan juga Jacklyn mereka pun menggelar meja dan meletakkan beberapa kotak makanan di sana yang akan diberikan pada siapapun yang membutuhkan secara cuma-cuma. Kali ini bukan hanya Jo saja yang terlihat begitu senang, tapi juga Ian, karena ia sudah lama tidak menghabiskan waktu bersama ayah angkatnya itu.Begitu Nicko selesai membereskan meja dan meletakkan beberapa makanan, seorang wanita paruh baya dengan pakaian lusuh pun mendatangi mereka. Dilihat dari pakaian yang dikenakan sepertinya dia adalah
Saat ini Andrew Young benar-benar terdesak. Ia benar-benar tidak menyangka akan mengalami nasib seperti ini.Orang yang dulu pernah dia remehkan tiba-tiba saja membalikkan keadaan hanya dalam hitungan beberapa menit saja. Dulu ia menganggap remeh keluarga Watson karena mereka memiliki kelas ekonomi di bawahnya.Apalagi dengan Nicko, dia justru tak pernah memperhitungkan pemuda itu sama sekali. Justru menganggap Nicko seperti hama yang harus segera dibasmi. Namun sekarang dialah hama itu. Bahkan Chuck yang jadi sekutunya juga menyalahkan dirinya.“Chuck, kau tidak menganggapku lagi? Apa kau tidak mengingat hubungan baik kita terdahulu?” tanya Tuan Young dengan suara yang terdengar bergetar karena mengandung kesedihan.Chuck menggeleng dan kembali berkata, “Apa kau tidak dengar apa yang telah dikatakan oleh pamanku tadi? Kami keluarga Watson sama sekali tidak menyambut kedatangan seorang pembohong. Sekarang lebih baik kau pergi dari sini!”“Chuck kau,—” Andrew tak lagi melanjutkan ucapa
Tubuh Andrew Young tiba-tiba terasa kaku dan lemas. Sekarang ia sudah tidak punya uang lagi dan itu sangat menyakitkan. Sekarang ia mendengar kabar kalau putra bungsunya mati bunuh diri, hidupnya benar-benar hancur saat ini.Dengan langkah yang gontai ia pun berjalan ke arah panggung kembali. Saat itu ia sudah melihat keadaan yang porak poranda. Semuanya penuh dengan sampah dan tak ada satu orangpun di sana.Ia pun berjalan dengan gontai, tapi seketika seorang pelayan pun datang untuk mengejarnya, “Maaf Tuan Young, ini tagihan untuk acara malam ini!”Saat itulah Andrew Young langsung menepuk dahinya dan bergumam kalau ia hampir lupa dengan tagihan yang harus dilunasinya. Saat menyewa tempat ini memang ia baru membayar setengah dari total layanan banket yang dipesan olehnya.Saat ini ia masih bisa bernapas lega sebab dalam saldo rekeningnya masih tersisa uang untuk biaya pelunasan acara kali ini. Namun untuk setelah itu ia tidak tahu harus bagaimana. Bahkan tidak yakin bisa membeli tik
Andrew Young tersentak dengan pernyataan mantan pengawalnya itu. Apalagi mereka malah menahannya dan membuat dirinya tidak lagi bisa bergerak dan mengumpankan pada orang-orang yang kini memburunya.Sebenarnya sekarang dia sudah benar-benar terjepit, tak ada yang bisa menolongnya. Ingin berteriak dan meminta tolong pada Matthew tapi sekarang anak muda itu sudah tidak bersamanya lagi. Lalu Tuan Watson, seharusnya pria itu bisa diandalkan olehnya. Sementara Chuck, adalah benar-benar sekutu baginya. Namun posisi mereka terlalu jauh dan tak memungkinkan untuknya berteriak.Kalaupun ia berteriak meminta bantuan mereka, sebelum Chuck datang ke sini dirinya pun sudah babak belur.Kini yang bisa dilakukannya hanya menggertak mantan pengawalnya lagi agar mau melindunginya. Pengawal yang telah dipecatnya adalah kumpulan orang-orang bodoh dengan badan yang kekar. Dengan memberikan mereka sedikit harapan saja, mereka pasti akan bergerak melindunginya, tak peduli sesulit apa rintangan yang harus di
Andrew Young mencoba untuk mengejar Nyonya Eleanor yang sekarang sudah menuruni panggung dan mengarah pada jalan keluar. Ia terus saja memanggil wanita itu dan memintanya untuk kembali.Namun sayang saat ia baru saja menuruni panggung ia sudah dihadang oleh beberapa orang yang telah membeli obatnya.Salah satunya adalah Tuan Austin. Ia berdiri merentangkan tangan dan menghalanginya untuk pergi. “Kau mau kemana? Segera bertanggung jawab atas apa yang telah kau lakukan pada kami! Kembalikan uang kami!”Beberapa yang telah membeli obat itu pun ikut membantu Tuan Austin. Mereka semua tampak mengepungnya.“Cepat kembalikan uang kami!” seru orang-orang itu sambil berteriak marah.Andrew Young justru menggelengkan kepala dan mencoba untuk menolak, “Tidak … tidak kalian sudah tahu kan kalau jika barang yang sudah dibeli tidak dapat dikembalikan.”Namun orang-orang tidak mau mengerti dan berkata kepadanya dengan lantang, “Tidak bisa, uang ini harus dikembalikan karena kau telah melakukan penip
Andrew Young tersenyum dan menggelengkan kepalanya, “Tentu tidak Tuan. Harga itu adalah harga yang sangat sepadan dengan apa yang kalian dapatkan.”“Huh kau pasti ingin merampok kami dengan membayar biaya yang tak sedikit itu! Aku tak mau membeli!” seru salah satu pengunjung.Andrew Young pun tersenyum sinis an berkata, “Aku tidak memiliki niat merampok pada kalian. Aku menetapkan harga yang pantas. Seperti yang kalian lihat pada pesta ulang tahun Tuan Watson, dan juga perubahan pada diriku. Kalian semua bahkan sudah menyentuhku dan merasakan perbedaan yang terjadi. Jadi menurutku 2,5 miliar itu sangat pantas.”Para pengunjung yang mengerubunginya pun berbicara seperti dengung kumbang. Setelah itu ia pun berkata lagi dengan memberikan penjelasan pada semuanya. “Apa kalian semua tidak tahu kalau di masa muda kita banyak menghabiskan waktu untuk bekerja keras, memikirkan banyak hal bahkan membuat kita lupa akan makan dan kurang tidur. Seringkali kita harus memakan makanan cepat saji unt