Share

Bab 77: Work on Cruise Ship

Penulis: Ana Sh
last update Terakhir Diperbarui: 2022-03-31 15:38:30

Undangan pernikahan Alya dan Akmal dikirim Lek Titik lewat aplikasi pesan. Ada perasaan tak percaya Alya begitu cepat menerima laki-laki lain dalam hidupnya. Kupikir, saat aku mengucapkan talak kepada Nely di hadapan semua orang dan dia juga menyaksikannya, itu bisa menjadi jalan bagi kami kembali bersatu.

              Nyatanya wanita yang dulu kunikahi secara sederhana itu move on begitu cepat. Padahal dia selama ini perempuan yang kalem. Tidak agresif. Namun keputusannya menikah lagi dalam waktu dekat benar-benar membuat mataku terbelalak. Apakah ini hanya pelariannya?

              Pagi ini, nama yang ditulis ibuku dalam lembaran kertas di akhir hidupnya itu telah melangsungkan akad nikah. Maafkan anakmu ini Ibu, tak bisa menjalankan amanat terakhirmu.

           &nbs

Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

  • Tenggelam: Ketulusan Istri Pelaut   Bab 78: Terhenyak

    “Kamu sudah bangun?” Dengan entengnya dia bertanya. Seperti tak ada rasa kaget sama sekali. “Apa yang terjadi semalam?” Tanpa melihatnya, kulontarkan tanya. “Kamu mabuk. Sepertinya kamu enggak pernah minum ya sebelumnya? Jadi minum sedikit saja sudah membuatmu sempoyongan.” “Trus?” tanyaku tak sabar mengetahui apa yang terjadi setelahnya. “Kebetulan shiftku jaga bar sudah selesai. Kamu kubantu ke kamar.” “Gimana kamu tahu ini kamarku?”&n

    Terakhir Diperbarui : 2022-03-31
  • Tenggelam: Ketulusan Istri Pelaut   Bab 79: Gigitan Lebah

    Jam dinding di restoran hotel menunjukkan pukul 07.25 WIB. Namun matahari pagi belum menampakkan sinarnya. Hampir semua tamu yang bermalam di sini sudah menikmati sarapan. Bahkan sebagian dari mereka telah menandaskan isi piringnya. Yang tersisa tinggal menghabiskan minuman hangat yang ada di cangkir-cangkir warna putih tulang itu. Sementara itu, Akmal dan Alya baru melangkah menuju meja hidangan. Mereka tak sadar ada dua pasang mata yang terus mengikuti gerak-geriknya. “Enggak usah diliatin terus, kali! Tar mereka tambah belagu lagi!” Nely mencoba mengingatkan teman satu mejanya.“Aku sepertinya enggak bisa deh jalanin idemu, Nel. Rasanya kayak wanita murahan. Bukan aku banget!” Jasmin seketika meletakkan garpu dan sendoknya. Nafsu

    Terakhir Diperbarui : 2022-04-01
  • Tenggelam: Ketulusan Istri Pelaut   Bab 80: Wellcome to Marina Bay Cruise Center

    Alya dan Akmal kini dalam perjalanan menuju Bandara Juanda. Jadwal penerbangan yang dipilih pukul 10.05-11.40 WIB. Sebelum keluar dari mobil, Akmal mengecup kening istrinya itu lembut. Alya kian membenamkan wajahnya seolah enggan berpisah.Kali ini Akmal yang bisa mengotrol diri. “Sudah ya …, Sayang. Aku pergi sebentar saja kok.”Tepat pukul 09.05 mereka sudah berada di ruang tunggu. Bandara ini aktivitas penerbangan internasionalnya cukup ramai, bahkan termasuk tersibuk kedua setelah bandara Soekarno Hatta.“Kamu sebenarnya enggak perlu anter aku sampe sini. ‘Kan bisa naik taksi online tadi. Tar kamu capek.” Akmal menggenggam tangan Alya erat. Mereka duduk di salah satu deretan kursi tunggu. “Enggak apa-apa, Mas. Selagi aku ada waktu.” Alya memberikan senyum terman

    Terakhir Diperbarui : 2022-04-01
  • Tenggelam: Ketulusan Istri Pelaut   Bab 81: Hari Pertama di Kapal Pesiar

    Wildan terduduk di lantai. Tubuhnya yang semula bersandar di dinding kini merosot. Lemas. Apa yang dilihatnya barusan seperti mimpi. Benar dia merindukan anak-anaknya, bahkan Alya. Namun tidak dalam situasi seperti ini berjumpanya. Anak yang ingin dia peluk, justru ada dalam gendongan pria lain. Ada pun Alya, jangan ditanya. Bahkan Wildan telah merelakan dirinya menenggak minuman yang bisa meringankan beban pikirannya sejenak. Wildan lupa, justru dari hilangnya kesadaran, akan mengantarkan pada kerusakan yang lebih parah. Lihatlah apa yang telah dilakukannya beberapa waktu lalu. Sudah bagus dia menolak ajakan Joseph. Agar terhindar dari godaan wanita-wanita penghibur. Akan tetapi pilihannya masuk ke bar juga bukan sesuatu yang tepat. Akhirnya mengantarkannya pada dosa besar. “Samp

    Terakhir Diperbarui : 2022-04-01
  • Tenggelam: Ketulusan Istri Pelaut   Bab 82: Nely Vs Nita

    Rombongan Akmal memilih makan dalam satu meja. Bilqist pun juga bergabung dengan bundanya. Meski dia tahu ada mamanya di meja yang lain. “Pa, habis makan malam kita ngapain? Tidur?” tanya Bilqist setelah duduk manis.“Enggak lah, Qist. Kamu bisa pilih nonton film layar lebar, show on ice, atau teater ala Broadway. Di kamar tadi ‘kan tersedia macam-macam fasilitasnya. Dah dibaca belum?” tanya Akmal sambil menggerakkan hidungnya. “Nonton saja ya, Pa. Besok baru yang lainnya.” Akhirnya Bilqist menjatuhkan pilihan. “Siap, Tuan Putri.”&nb

    Terakhir Diperbarui : 2022-04-01
  • Tenggelam: Ketulusan Istri Pelaut   Bab 83: Kebersamaan Terakhir

    “Al, boleh aku ikut renang sama anak-anak?” Wildan tiba-tiba muncul dengan permintaan yang mengagetkan Alya. “Eh, kamu, Mas!” jawab Alya dengan perasaan canggung. Dia sekarang sedang mengawasi anak-anaknya. “Gimana pernikahanmu?” tanya Wildan mencoba mencari bahan obrolan. “Apa kamu bahagia?” Wildan masih berdiri di samping Alya yang duduk di kursi tunggu tepi kolam renang kapal pesiar. Laki-laki itu menanyakan sesuatu yang sudah dapat ia saksikan di depan mata. “Seperti yang kamu lihat, Mas. Apakah aku dan anak-anak terlihat tidak bahagia?” Pandangan Alya lurus ke kolam renang. Menyaksikan Akmal, Rheza, Rohim, dan Bilqist berena

    Terakhir Diperbarui : 2022-04-01
  • Tenggelam: Ketulusan Istri Pelaut   Bab 84: Terjatuh

    Sebelum semua memori itu muncul ke permukaan, Alya segera meninggalkan kolam renang itu. Dia berjalan menuju kafe yang sebagian kursinya berada di ruang terbuka. Alya memilih kursi di dalam kafe, karena cuaca mulai menyengat.“Mau pesan apa, Mbak?”Alya terkejut melihat pelayan itu menyapanya dengan Bahasa Indonesia. “Cokelat panas.” “Ada lagi?” “Kentang goreng, ada?” Alya memesan itu untuk selingan camilan anak-anaknya setelah berenang. Meski dia tak tahu apakah punya nyali untuk mendekati kolam renang atau tidak. Sebab Alya paham betul kelemahannya, syahwatnya mudah terpancing saat melihat tubuh Wildan dalam kondisi basah. Terutama ketika selesai berenang. Buliran air yang mebasahi rambut dan wajah laki-laki itu membuatnya

    Terakhir Diperbarui : 2022-04-01
  • Tenggelam: Ketulusan Istri Pelaut   Bab 85: Mimpi Terasa Nyata

    “Mas Wildan …! Mas Wildan ….!” Alya seketika terbangun dari tidurnya. Dia yang tadi dalam posisi berbaring, kini duduk dengan napas menderu. Akmal yang tidur di sampingnya akhirnya juga terbangun. Kaget mendengar istrinya meneriakkan nama mantan suaminya. “Yang … kamu kok nyebut-nyebut Wildan?” “Ma-maaf, Mas. Aku juga enggak tahu. Barusan seperti mendengar Mas Wildan minta tolong,” jawab Alya terbata. Dia sendiri kaget atas apa yang terjadi. Akmal ikut duduk. Dirangkulnya bahu istrinya itu. Alya yang sedang mengenakan lingerie menjadikan tangan Akmal mengelus lengan istrinya tanpa terhalang apa pun. “Sudahlah, mungkin itu cuma

    Terakhir Diperbarui : 2022-04-01

Bab terbaru

  • Tenggelam: Ketulusan Istri Pelaut   Bab 98: Kelahiran (Tamat)

    Sebuah mobil jenis MPV berhenti tepat di rumah lantai dua dengan pagar warna putih. “Hati-hati ya Sayang, yang patuh sama Bapak Ibu Guru di sekolah,” pesan Alya kepada Rohim.“Iya, Bunda. Assalamu’alaikum.”Alya pun segera menjawab salamnya Rohim. Kemudian anak itu mencium pungung tangan Alya dan Alya balik mencium keningnya. Sejak Alya mengambil cuti melahirkan, Rohim diikutkan travel sekolah sebab Akmal sendiri tidak bisa dipastikan dapat mengantar jemput setiap pagi. Termasuk pada hari ini. Bakda Subuh Akmal bersama timnya harus pergi ke luar kota sebab ada agenda pembebasan lahan untuk proyek pembangunan perumahan baru.Saat Rohim hendak naik ke mobil, suara motor berhenti di depan rumah Alya. Menghalangi laju mobil yang akan berangkat.“Rohim!”Panggilan itu memalingkan Rohim juga Alya.“Mas Wildan!”

  • Tenggelam: Ketulusan Istri Pelaut   Bab 97: Menebus Rasa Bersalah

    Lantunan kalimat tahlil terdengar menggema di rumah Pak Danu. Kali ini tidak ada kaitannya dengan ritual selamatan kematian. Pak Danu mendapat giliran tahlil dari rumah ke rumah. Acara rutin yang diadakan warga kampung. Di tengah acara, datang laki-laki bercelana hitam dan berbaju koko putih. Dia ikut duduk di teras dan mengikuti bacaan tahlil. Lima belas menit kemudian bacaan tahlil telah usai dilakukan. Suguhan lontong sayur mulai diedarkan kepada seluruh warga yang datang. Setelah selesai menyantap suguhan, mereka semua pamit dengan membawa berkat nasi dan kue. Kecuali laki-laki berbaju koko putih dan bercelana hitam itu tetap di tempat. Sosok itu lalu berdiri dan mendekati Pak Danu begitu semua anggota jemaah tahlil sudah angkat kaki.“Assalamu’alaik

  • Tenggelam: Ketulusan Istri Pelaut   Bab 96: Kematian

    “Yang … jangan tinggalin aku.” Nely setengah berteriak memanggil Wildan. Dia sedang berjuang mengapung agar tak tenggelam. Tangan dan kakinya bergerak tak tentu arah. Mulutnya megap-megap sebab air laut mulai masuk ke dalamnya.“Yang …” Panggilan itu terus terulang.Namun, sosok yang dipanggil sama sekali tak bergerak mendekat. Situasi ini sangat berbeda saat Nely terjatuh dari kapal karena selfie dulu. Nely kian frustasi. Satu-satunya harapan dia selamat adalah pertolongan laki-laki yang pernah tergila-gila padanya itu. Harapan tinggal harapan. Wildan hanya memejamkan mata dan menggerakkan kedua kakinya ke kiri dan ke kanan agar memperoleh keseimbangan. Saat ini yang ada dalam benaknya adalah ibunya yang meninggal lantaran ulah wanita yang kini berteriak meminta tolong kepadanya. Ada pergul

  • Tenggelam: Ketulusan Istri Pelaut   Bab 95: Ekspresi Terima Kasih

    Di sebuah baby shop, terdapat pakaian bayi dan anak-anak yang lucu. Sebagian terlipat rapi dalam rak. Sebagian lain digantung. Hari ini Akmal sekeluarga jalan-jalan ke pusat perbelanjaan. Begitu melihat baju bayi terpampang di balik kaca, Alya spontan membelokkan kakinya.“Mas, ini bagus, enggak?” Alya mengambil satu baju motif bunga warna merah muda.Akmal hanya mengacungkan dua jempolnya. “Tapi itu baju anak cewek, Yang. Kita kan belum tahu jenis kelaminnya?” Tangan Akmal mengelus perut Alya perlahan.“Feeling-ku mengatakan anak kita perempuan, Mas.”“Aku pingin laki-laki,” sahut Akmal.“Kalo yang lahir cewek?”“Ya kita bikin lagi,” jawab Akmal sambil nyengir.“Sampai dapet baby boy?” Alya mempertegas maksud suaminya.

  • Tenggelam: Ketulusan Istri Pelaut   Bab 94: Kunci Istikamah

    “Mau kemana, Bro? Dah rapi banget. Pake baju koko macam ustaz saja.” Joseph yang sedang tidur-tiduran keheranan melihat teman sekamarnya.“Aku rencananya tiap kapal sandar di Penang akan ke pondok Syaikh Saleh, Jo. Itu, orang yang nolong aku.”“Oh, baguslah. Oya, soal Nita. Gue minta maaf ya, Bro,” ucap Joseph sambil menepuk-nepuk punggung lelaki yang saat ini mengenakan peci warna putih. Benda yang sudah lama tersimpan di dalam lemari.“Malam itu sebenarnya gue lihat Nita yang lepasin baju lo. Dia minta bantuan gue tuk dapetin lo. Makanya gue disuruh cerita yang baik-baik tentang Nita,” jelas Joseph.“Aku sudah lupain semunanya kok, Jo. Dah, enggak usah dibahas. Aku berangkat dulu, ya. Mau, ikut?” tawar Wildan serius. Barangkali saja temannya itu ikut tobat.“Thanks, Bro! Tar deh kalo gue dah tobat,” sahutny

  • Tenggelam: Ketulusan Istri Pelaut   Bab 93: Raungan Ibu

    “Pak, aku mau nyari Nely.” Perempuan yang sudah mempunyai lima cucu itu hanya membolak-balik tempe goreng yang sudah tercampur bumbu pecel.“Mau nyari ke mana toh, Buk’e?”“Aku tak ke rumah Wildan iku, Pak. Mestinya Nely di sana.”“Lah emange ngerti rumahnya?”“Ngerti, Pak. Dulu ‘kan pas Nely jatuh dari sepeda terus keguguran, aku dampingin dia pulang ke rumah Wildan,” ucap Bu Danu yang sudah tak kuat menanggung rindu.“Oalah, Buk, Buk. Nanti malah bikin masalah.”“Ora, Pak. Atiku enggak tenang iki,” kilah Bu Danu sambil mencak-mencak. “Assalamu’alaikum!” Perempuan berwajah ayu mengucapkan salam di pintu pagar. Pak Danu dan istrinya yang sedang menikmati

  • Tenggelam: Ketulusan Istri Pelaut   Bab 92: Firasat

    “Mas, aku mau cerita tapi kamu jangan marah, ya?” Alya sedang duduk di kursi goyang. Pemandangan taman mini di halaman rumahnya yang baru menjadi tempat favorit menghabiskan sore.“Ngomong saja. Mau minta rujak cingur lagi?” Akmal memperlihatkan giginya yang rapi. Selama hamil istrinya itu memang sering minta dibelikan beraneka ragam rujak. Mulai dari rujak kikil, rujak cingur, rujak manis, dan rujak gobet.“Hm … bukan.” Wanita yang perutnya mulai buncit itu menggulung-gulung ujung kerudungnya.“Lalu?”“Aku mimpi Rohim sama Rheza diajak ayahnya pergi sholat jama’ah ke masjid. Lain waktu lagi mereka main bola di sebelah,” ucap Alya sambil menggigit bibir bawahnya. Bersiap Akmal mungkin akan marah atau cemburu.Perumahan garapan tangan dingin Akmal ini memang kelasnya diperuntukkan kalangan menengah ke atas. Sehingga, dised

  • Tenggelam: Ketulusan Istri Pelaut   Bab 91: Hakikat Ujian

    “Semua peristiwa yang kita alami di dunia ini hakikatnya hanyalah ujian untuk mengetahui siapa yang terbaik cara mengabdinya.” Syaikh Saleh sedang berdiri di atas mimbar. Beliau ceramah dengan logat melayunya. Tiap Ahad bakda Subuh pekan pertama dan kedua di masjid pesantren diadakan pengajian umum. Warga sekitar atau wali santri yang bermalam saat menjenguk anaknya pasti tidak akan melewatkan kegiatan ini. Di antara ratusan jemaah itu ada lelaki beralis tebal yang juga ikut menyimak. “Sebagaimana firman Allah dalam surat al-Mulk ayat 2. Alladzi kholaqol mauta wal hayaata liyabluwakum ayyukum ahsanu ‘amala…..” Syaikh Saleh melafadzkan ayat tersebut dengan fasih. 

  • Tenggelam: Ketulusan Istri Pelaut   Bab 90: Nasihat Usia 40 Tahun

    “Saya ragu, Syaikh. Haruskah saya kembali bekerja di kapal? Sepertinya pekerjaan itu menjauhkan saya dari jalan Tuhan.” Syaikh Saleh terbatuk mendengar pernyataan laki-laki di depannya itu. Kemudian beliau menyilangkan kedua kakinya dari yang semula duduk berselonjor.“Tidak ada pekerjaan yang menjauhkkan dari Jalan Tuhan selama yang dilakukan itu halal, Mas. Apakah menjalankan kapal itu haram?” Pertanyaan retoris Syaikh Saleh itu tak memerlukan jawaban. “Tapi lingkungannya, Syaikh.” “Lingkungan itu diciptakan oleh penghuninya,

DMCA.com Protection Status