Share

Bab 76: Mengganti Memori

“Kamu itu mau bulan madu atau apa, Mal? Kok pake nawari kami ikut segala?” Papa memperjelas maksud Mas Akmal. Mungkin karena melihat respon istrinya yang langsung memalingkan muka.

              Dari sini pun aku bisa megambil hikmah. Saat kita diam mengalah, justru hati suami mulai terketuk untuk membuka diri atas apa yang kita inginkan. Coba jika tadi Mama langsung besikap frontal, mendebat apa yang Papa nasihatkan. Mungkin ego Papa sebagai pemimpin merasa tak dihargai. Malah mungkin akan diambil keputusan dengan tegas. “Enggak boleh ikut. Titik.” Ini namanya seni mengalah untuk menang. Duh … salut aku sama Mama.

“Bulan madu, Pa. Tapi kami ‘kan tak boleh egois. Aku dan Alya sama-sama punya anak sebelumnya. Apalagi anaknya Alya masih kecil-kecil. Kami memang berkomitmen untuk selalu melibatkan anak-anak saat kami bepergian selama itu

Locked Chapter
Ituloy basahin ang aklat na ito sa APP

Kaugnay na kabanata

Pinakabagong kabanata

DMCA.com Protection Status