Home / Romansa / Teman Tapi Menikah / BAB 33 - Kelingking Kita Berjanji, Jari Manis Jadi Saksi

Share

BAB 33 - Kelingking Kita Berjanji, Jari Manis Jadi Saksi

Author: Sara Maureen
last update Last Updated: 2024-10-29 19:42:56

“Hari ini kita ke pesta lajangku, minggu depan kita nikah ya, Nai.”

“Orang gila,” sahut Rinai datar, tidak tertarik dengan candaan Ksatria yang membuat lelaki itu terkekeh sendiri usai mengucapkannya.

Perempuan itu masih setengah mengantuk bahkan saat mereka sudah berada di mobil seperti saat ini.

Pagi tadi Ksatria datang ke rumahnya dan mengatakan kalau siang ini mereka akan berpesta. Hari ini sebenarnya bukan akhir pekan, tapi tanggal merah membuat mereka bisa libur di tengah-tengah minggu seperti hari ini.

Rinai tadinya ingin tidur sampai siang, lalu nonton drama Korea yang sudah ia timbun episodenya sejak minggu lalu. Tetapi, Ksatria malah menyeretnya untuk ikut ke pesta lajang yang ia dan teman-temannya adakan untuk Ipang.

Yang barusan diakui Ksatri

Locked Chapter
Continue to read this book on the APP

Related chapters

  • Teman Tapi Menikah   BAB 34 - Aku Mau Lebih Mengenalmu Lagi

    “Kata papaku, aku harus mastiin kamu pulang untuk makan malam hari ini.”“Wah, udah siap buat lamaran kita, Nai?”“Bukan itu!” Rinai semakin ingin membenturkan kepala Ksatria.Sejak acara jalan-jalan mereka ke Taman Safari minggu lalu, omongan Ksatria jadi semakin gamblang. Lelaki itu bahkan tak segan untuk menggodanya seperti ini.Untunglah sejauh ini, Ksatria hanya melakukannya saat mereka sedang berdua. Paling parah ya saat sedang bersama sahabat Ksatria yang lain dan di perjalanan pulang-pergi ke kantor dengan Pak Anwar.“Terus?” tanya Ksatria. “Aku nggak ada janji sama siapa-siapa buat makan di rumah. Malah aku pengen ngajak kamu sate Padang kayak biasa.”“Di Radio Dalam?”“Iya.” Ksa

  • Teman Tapi Menikah   BAB 35 - Aku Bukannya Mau Buat Kamu Cemburu

    Ksatria belum pernah ke neraka, tapi kalau boleh ia bersikap berlebihan, maka makan malam hari ini adalah neraka kecil baginya.Di mana ia harus duduk dengan perempuan yang ia sayangi dan perempuan yang dijodohkan sang ibu kepadanya.“Hari ini papanya Ksatria ada acara, jadi nggak bisa makan malam sama kita,” ucap Leona kepada Aleah.“Oh, gitu. Nggak apa-apa, Tante,” sahut Aleah. “Om Haydar pasti sibuk kan.”“Kapan-kapan kita makan malam bareng keluarga kamu juga yuk,” ajak Leona dengan bersemangat. “Nanti Tante ngomong sama mama kamu deh.”“Boleh, Tante.” Aleah tentu saja antusias dengan rencana tersebut. “Mama emang udah kepikiran mau ngajak makan malam bareng sih.”“Nah, pas tuh.” Leona tersenyum senang, lalu beralih pada

  • Teman Tapi Menikah   BAB 36 - Akan Selalu Hanya Ada Kamu

    Dari semua lelaki yang pernah dekat dengan Rinai, Sandy Prawara tidak pernah membayangkan seorang Ksatria Auriga Abimayu yang akan mendekati anaknya.Bukan sebagai sahabat, tentu saja. Sahabat mana yang berdiri sangat rapat seperti itu dan terlihat seperti akan berciuman?“P-Pa,” gumam Rinai dengan gugup. Ia segera menghampiri ayahnya dan mengambil alih tas serta jas yang tadi disampirkan ayahnya di lengan. “Baru pulang, Pa?”Sandy mengangguk dan ketika tatapannya bertemu dengan Ksatria, lelaki itu mengangguk sopan padanya. “Malam, Om.”“Malam,” jawab Sandy. “Kamu ada waktu, Ksatria? Mau temenin Om ngobrol-ngobrol dulu?”

  • Teman Tapi Menikah   BAB 37 - Kamu Bisa Selamat dari Papaku?

    “Kamu emangnya nggak takut sama Bu Leona, Nai?”Rinai yang tadinya baru saja membuka magic jar, terperanjat kaget begitu mendengar pertanyaan dari sang ayah.Pagi ini Rinai sengaja bangun lebih pagi untuk menyiapkan sarapan. Sejak ibunya meninggal, sang ayahlah yang menyiapkan semuanya tanpa pernah mengeluh. Sandy memang tidak pernah menyuruh Rinai melakukan semua pekerjaan, jadilah tugas menyiapkan sarapan, makan siang, sampai makan malam biasa dikerjakan oleh Sandy.Rinai hanya menyiapkan sarapan saat ingin meminta izin, ingin bicara yang penting, atau saat merasa bersalah—sifat seorang anak yang sering ditemui pada siapa pun, termasuk Rinai.“Takut gimana maksudnya, Pa?” tanya Rinai pura-pura tak mengerti.

  • Teman Tapi Menikah   BAB 38 - In the Midst of the Crowds I Don’t See Nobody but You

    “Kasih tahu aku kenapa kalian ngadain pesta lajang sampai dua kali?”“Karena kita suka pesta?” Ksatria menjawab dengan nada tanya di ujung kalimatnya. “Lagipula ide pesta lajang di siang bolong kan usulan si Nara dan itu cupu.”Rinai mendecakkan lidahnya dan begitu mereka memasuki The Clouds, Ksatria langsung menggandeng lengan Rinai.Seperti Sabtu biasanya, The Clouds pasti lebih ramai dari biasanya. Karena hari pernikahan Ipang semakin dekat, anggota VIP Club lainnya memutuskan untuk mengadakan pesta lajang kedua untuk Ipang.Tentu saja tidak sesopan pesta pertama, tapi tetap tanpa perempuan seksi, penari erotis, atau apa pun yang sempat diusulkan Yogas tanpa tahu malu beberapa hari yang lalu.

  • Teman Tapi Menikah   BAB 39 - Latihan Pacaran Backstreet

    “Apa aku nggak usah dateng ya?” gumam Rinai seraya menatap refleksinya di cermin, yang sudah merias wajah dan memakai gaun rancangan Shua.Hari ini adalah hari pernikahan Ipang. Rinai sebenarnya mulai maju-mundur akan keputusannya untuk hadir di resepsi pernikahan Ipang dan Priska, calon istrinya.Apalagi penyebabnya kalau bukan karena Ksatria dan perintah Leona yang berbanding terbalik.Sejak minggu lalu Leona sudah mewanti-wanti Ksatria untuk datang dengan Aleah. Aleah sendiri sempat menelepon ke kantor dan melewati Rinai dulu, untuk mengatakan pada Ksatria kalau mereka akan pergi bersama karena keluarga Aleah juga diundang.Ksatria yang sudah susah payah memblokir nomor Aleah sampai kesal setengah mati dan menggerutu kalau Aleah gila, karena perempuan i

  • Teman Tapi Menikah   BAB 40 - Lucky I’m in Love with My Best Friend

    “Ini acara nikahan atau pemakaman sih? Suram ya.”“Kayak nikahan Badai yang pertama dong.” Yogas menjawab pertanyaan Kalu dengan spontan.Ksatria, Nara, Kalu, Rinai, dan Shua langsung menoleh pada Yogas yang mengatakan hal tersebut. Beruntung Badai dan Padma sedang tak bersama mereka, jadi nyawa Yogas masih ada di tubuh lelaki itu—belum melayang keluar dari tubuhnya karena dihajar Badai.“Aku kan cuma ngomongin fakta.” Yogas membela dirinya ketika sadar kalau semua orang tengah memelototinya.Ksatria menggeleng. “Susah juga temenan sama orang yang otaknya tinggal setengah.”Yogas mendesis kesal, tapi menahan diri untuk tidak meninju Ksatria di tengah-tengah resepsi antara Ipang dan perempuan yang bukan calon istrinya i

  • Teman Tapi Menikah   BAB 41 - Membuatmu Merona Setiap Hari

    “Yang nikah siapa, yang keliatan kayak pasangan jatuh cinta malah siapa,” ujar Kalu begitu Ksatria dan Rinai kembali usai menyanyikan dua lagu—Lucky-nya Jason Mraz dan Colbie Caillat pilihan Ksatria dan I Still Love You dari The Overtunes yang diminta khusus oleh Suri.“Iri bilang, Bos,” sahut Ksatria dengan santai. “Yang lain pada ke mana?”“Shua sama Padma ke toilet, Badai nyamperin ayah mertuanya, Yogas dipanggil kakeknya, Nara di sini—” Kalu langsung celingukan saat menyadari kalau ia benar-benar sendirian saat ini.Padahal sampai tadi Ksatria dan Rinai turun bersama dari panggung, Nara masih ada di sebelahnya dan mengomentari bagaimana modusnya Ksatria hari ini berjalan cukup lancar.Tetapi, lelaki itu kini malah menghilang entah ke mana.

Latest chapter

  • Teman Tapi Menikah   [EXTRA] Kejutan yang Tidak Ada Habisnya

    "Rinai beneran ninggalin kamu berdua sama Rengga?""Iya." Ksatria menyuapi Rengga yang menerima suapannya dengan riang. "Kenapa?""Wah... kasihan Rinai nanti pas pulang," jawab Yogas dari seberang sana. "Menurut pengalamanku setelah lihat temen-temen kita, bapak dan anak kecil yang ditinggal sama istrinya pasti akan bikin kekacauan.""Aku nggak bikin kekacauan," tampik Ksatria, setengah keki. Enak saja Yogas bicara seperti itu! Maksudnya Ksatria dan Rengga bisa jadi biang onar sampai Rinai pusing, begitu?!“Lagipula kamu juga ditinggal Shua!” sambung Ksatria. “Nggak usah jemawa gitu!”“Tapi aku nggak pernah separah Badai dan Ipang.”“Halah, itu kan karena Tuhan belum nunjukin aibmu aja!”

  • Teman Tapi Menikah   [EXTRA] Napak Tilas Ksatria dan Rinai

    "Berhenti cengar-cengirnya, bisa nggak? Kamu nggak takut dikira kurang waras sama orang lain kah?"Ksatria menggeleng tanpa pikir panjang. Tangannya meraih tangan Rinai yang ada di atas meja, tapi perempuan itu dengan iseng menarik tangannya menjauh dari Ksatria."Aku nggak takut, soalnya nggak peduli kata orang." Ksatria masih saja nyengir saat menjawab Rinai. "Aku seneng banget.""Aku juga."Ah, senang sekali mendengar dari bibir Rinai secara langsung kalau ia juga senang.Ksatria merekam senyum di wajah Rinai dengan latar belakang dinding Huize Trivelli yang dipenuhi figura dan hiasan dinding lawas lainnya.Sore ini Rinai mengajak Ksatria ke sebuah restoran yang bisa dibilang cukup tersembunyi di kawasan Cideng, Jakarta Pusat. Restor

  • Teman Tapi Menikah   [EXTRA] Rencana yang Tidak Diketahui Ksatria

    Rinai melangkah keluar dari lift dengan perasaan rindu. Wah, ternyata ia lumayan rindu datang dan bekerja di sini, di Heavenly & Co. Dari perusahaan keluarga Ksatria ini juga, tumbuh kecintaan Rinai terhadap wewangian dan semua proses menyangkut wewangian."Mbak Rinaiii!"Rinai terkekeh melihat bagaimana hebohnya Fiona saat melihat dirinya. Ia merentangkan tangan dan Fiona yang segera keluar dari mejanya langsung menyambut Rinai ke dalam pelukan."Kangen deeeh," kata Fiona sambil mengeratkan pelukannya pada Rinai. Rinai sendiri tertawa mendengarnya. "Apa kabar? Sehat, Mbak?""Sehat kok. Kamu sendiri?""Sehattt, Bos Kecil jarang lembur soalnya, hehehe."Rinai tertawa dan merenggangkan pelukan mereka. Setelah menikah dengan Ksatria, h

  • Teman Tapi Menikah   [EXTRA] Mereka yang Baru menjadi Orangtua

    Kehidupan sebagai orangtua baru bukanlah hal yang mudah.Ksatria belajar banyak hal dari pengalamannya selama enam bulan ini bersama Rengga, anak pertamanya dengan Rinai. Pengalaman Ksatria saat ikut menyaksikan bagaimana tumbuh kembang anak-anak sahabatnya, nyatanya hanya sebagian kecil daripada apa yang harusnya ia lakukan."Rengga ganteng, anaknya Papa yang ganteng juga... tidur yuk...." Ksatria masih menimang-nimang tubuh mungil Arengga Cakra Abimayu di dalam dekapannya. Anaknya yang biasa dipanggil Rengga itu masih menangis, meski tangisannya sudah tidak sekeras tadi. "Kan minum susu udah... dibawa keliling kamar udah... sekarang waktunya bobo yuk? Ikut Mama tidur... siapa tahu ketemu di mimpi."Omongan panjang lebar Ksatria kali ini ternyata berhasil meredakan tangis anaknya. Kini, tangisan Rengga semakin memelan. Anaknya itu mulai mengerj

  • Teman Tapi Menikah   [EXTRA] Jangan Sampai seperti Ksatria

    Mungkin jika dibandingkan dengan lelaki sebayanya, Ksatria telah melalui hari persalinan lebih banyak dibanding orang-orang di luar sana.Ksatria pernah beberapa kali ikut menemani sahabatnya yang menanti kelahiran buah hati mereka dengan harap-harap cemas. Jadi ia sudah cukup berpengalaman untuk mengetahui bagaimana biasanya seorang calon ayah menghadapi situasi seperti ini.Dulu, Ksatria akan mencatat di dalam hatinya bahwa ia akan melakukan A atau tidak akan melakukan B kalau suatu hari ia akan mendampingi istrinya melahirkan. Tapi lihatlah saat ini….Pengetahuan yang Ksatria simpan, entah hilang ke mana saat harinya sebagai calon ayah baru datang.“Kacau banget kelihatannya.” Yogas datang sambil tertawa. Tangan lelaki itu menyodorkan segelas kopi hangat yang langsung d

  • Teman Tapi Menikah   [EXTRA] Hal yang Tidak Disangka oleh Semua Orang dari Seorang Ksatria

    Ksatria menatap nanar ke arah laptopnya, di mana terpampang fotonya dan Rinai di SUBO saat mereka masih sebagai kekasih. Lelaki itu mengembuskan napasnya, sebal karena lima menit yang lalu, formulir untuk RSVP ke SUBO besok telah ditutup alias reservasinya sudah penuh.Padahal Ksatria ingin sekali ke sana. Sejak semalam lelaki itu sudah membayangkan bagaimana indahnya makan siang dengan menu yang tidak ia tahu apa (karena memang begitu sistem di Subo, mereka tidak punya menu pasti), sambil mendengarkan lagu-lagu gubahan Glenn Fredly dan The Bakuucakar lewat piringan hitam.Hal itu memang sudah pernah ia dan Rinai lakukan. Tapi Ksatria tiba-tiba terpikirkan ingin mengulangi lagi salah satu momen kencan manisnya dengan sang istri."Pak Ksatria....""Hmmm?" Ksatria bergumam asal tanpa mendongak untuk me

  • Teman Tapi Menikah   [EXTRA] Rasa Bersalah Itu Tetap Ada

    Menjelang ulang tahun Rinai, Ksatria selalu excited dan bingung di waktu yang sama.Hadiah apa yang kira-kira dibutuhkan dan akan disukai Rinai? Apa Rinai akan tersenyum lebar saat menerima hadiah darinya?Pertanyaan-pertanyaan sejenis masih sering mampir di kepala Ksatria, meskipun sudah puluhan kali ia mencari hadiah untuk Rinai alias sudah nyaris seumur hidup ia habiskan dengan momen yang sama.Siapa bilang Ksatria tidak pernah berpikir keras jika harus memberikan hadiah untuk sahabat slash istrinya itu?Karena selalu ingin memberikan yang terbaik dan sebisa mungkin memang berguna juga disukai Rinai, Ksatria selalu berakhir dengan kebingungan sendiri dan berpikir sangat keras untuk waktu yang lama.Seperti sekarang ini.

  • Teman Tapi Menikah   [EXTRA] Bahagianya Rinai (Saat Ini), Bukan Bahagianya Ksatria

    [Ksatria dan Rinai, di tahun ketiga mereka kuliah.]

Ksatria melangkah menuju rumah Rinai sambil berpikir mau makan siang dengan apa hari ini—ayam penyet sambal cabai hijau atau soto daging dengan tambahan kikil dan babat yang terlihat tidak sehat, tapi melenakan.Baru sampai di teras, pintu rumah Rinai tiba-tiba terbuka. Perempuan itu terlihat cantik dengan midi skirt hitam dan blus longgar berwarna baby pink. Ada pita di rambutnya dan hal itu memberi tahu Ksatria kalau sahabatnya ini sedang senang.Iya, Rinai kerap kali mengenakan jepitan berhias pita tersebut hanya saat sedang senang.“Baru mau kupanggil,” sapa Ksatria. “Udah siap? Yuk.”“

  • Teman Tapi Menikah   [EXTRA] Apakah Ini Pertama Kalinya untuk Ksatria Menyadari Perasaannya?

    [Ksatria dan Rinai, di tahun ketiga mereka kuliah.]

Ksatria mengetukkan jemarinya di stir mobil, mencoba bersabar menunggu Rinai yang belum juga keluar dari rumahnya. Lelaki itu mengecek jam di tangannya. Memang sih, masih ada satu setengah jam lagi sebelum kelas dimulai. Tapi biasanya Rinai sudah akan menyuruh Ksatria menyetir ke kampus dengan alasan tidak ingin datang mepet dan mendapat kursi tidak strategis di kelas."Ke mana sih dia?" gerutu Ksatria. Lelaki itu akhirnya tidak tahan menunggu dan bergegas keluar dari mobilnya yang masih parkir di halaman rumah.Pandangan Ksatria mengedar ke sekitar dan setelah merasa aman (tidak ada pegawai rumahnya yang berkeliaran di sekitar), Ksatria mengeluarkan kotak rokok dan lighter-nya dari saku celana jeans

DMCA.com Protection Status