“Hari ini kita ke pesta lajangku, minggu depan kita nikah ya, Nai.”
“Orang gila,” sahut Rinai datar, tidak tertarik dengan candaan Ksatria yang membuat lelaki itu terkekeh sendiri usai mengucapkannya.
Perempuan itu masih setengah mengantuk bahkan saat mereka sudah berada di mobil seperti saat ini.
Pagi tadi Ksatria datang ke rumahnya dan mengatakan kalau siang ini mereka akan berpesta. Hari ini sebenarnya bukan akhir pekan, tapi tanggal merah membuat mereka bisa libur di tengah-tengah minggu seperti hari ini.
Rinai tadinya ingin tidur sampai siang, lalu nonton drama Korea yang sudah ia timbun episodenya sejak minggu lalu. Tetapi, Ksatria malah menyeretnya untuk ikut ke pesta lajang yang ia dan teman-temannya adakan untuk Ipang.
Yang barusan diakui Ksatri
“Kata papaku, aku harus mastiin kamu pulang untuk makan malam hari ini.”“Wah, udah siap buat lamaran kita, Nai?”“Bukan itu!” Rinai semakin ingin membenturkan kepala Ksatria.Sejak acara jalan-jalan mereka ke Taman Safari minggu lalu, omongan Ksatria jadi semakin gamblang. Lelaki itu bahkan tak segan untuk menggodanya seperti ini.Untunglah sejauh ini, Ksatria hanya melakukannya saat mereka sedang berdua. Paling parah ya saat sedang bersama sahabat Ksatria yang lain dan di perjalanan pulang-pergi ke kantor dengan Pak Anwar.“Terus?” tanya Ksatria. “Aku nggak ada janji sama siapa-siapa buat makan di rumah. Malah aku pengen ngajak kamu sate Padang kayak biasa.”“Di Radio Dalam?”“Iya.” Ksa
Ksatria belum pernah ke neraka, tapi kalau boleh ia bersikap berlebihan, maka makan malam hari ini adalah neraka kecil baginya.Di mana ia harus duduk dengan perempuan yang ia sayangi dan perempuan yang dijodohkan sang ibu kepadanya.“Hari ini papanya Ksatria ada acara, jadi nggak bisa makan malam sama kita,” ucap Leona kepada Aleah.“Oh, gitu. Nggak apa-apa, Tante,” sahut Aleah. “Om Haydar pasti sibuk kan.”“Kapan-kapan kita makan malam bareng keluarga kamu juga yuk,” ajak Leona dengan bersemangat. “Nanti Tante ngomong sama mama kamu deh.”“Boleh, Tante.” Aleah tentu saja antusias dengan rencana tersebut. “Mama emang udah kepikiran mau ngajak makan malam bareng sih.”“Nah, pas tuh.” Leona tersenyum senang, lalu beralih pada
Dari semua lelaki yang pernah dekat dengan Rinai, Sandy Prawara tidak pernah membayangkan seorang Ksatria Auriga Abimayu yang akan mendekati anaknya.Bukan sebagai sahabat, tentu saja. Sahabat mana yang berdiri sangat rapat seperti itu dan terlihat seperti akan berciuman?“P-Pa,” gumam Rinai dengan gugup. Ia segera menghampiri ayahnya dan mengambil alih tas serta jas yang tadi disampirkan ayahnya di lengan. “Baru pulang, Pa?”Sandy mengangguk dan ketika tatapannya bertemu dengan Ksatria, lelaki itu mengangguk sopan padanya. “Malam, Om.”“Malam,” jawab Sandy. “Kamu ada waktu, Ksatria? Mau temenin Om ngobrol-ngobrol dulu?”
“Kamu emangnya nggak takut sama Bu Leona, Nai?”Rinai yang tadinya baru saja membuka magic jar, terperanjat kaget begitu mendengar pertanyaan dari sang ayah.Pagi ini Rinai sengaja bangun lebih pagi untuk menyiapkan sarapan. Sejak ibunya meninggal, sang ayahlah yang menyiapkan semuanya tanpa pernah mengeluh. Sandy memang tidak pernah menyuruh Rinai melakukan semua pekerjaan, jadilah tugas menyiapkan sarapan, makan siang, sampai makan malam biasa dikerjakan oleh Sandy.Rinai hanya menyiapkan sarapan saat ingin meminta izin, ingin bicara yang penting, atau saat merasa bersalah—sifat seorang anak yang sering ditemui pada siapa pun, termasuk Rinai.“Takut gimana maksudnya, Pa?” tanya Rinai pura-pura tak mengerti.
“Kasih tahu aku kenapa kalian ngadain pesta lajang sampai dua kali?”“Karena kita suka pesta?” Ksatria menjawab dengan nada tanya di ujung kalimatnya. “Lagipula ide pesta lajang di siang bolong kan usulan si Nara dan itu cupu.”Rinai mendecakkan lidahnya dan begitu mereka memasuki The Clouds, Ksatria langsung menggandeng lengan Rinai.Seperti Sabtu biasanya, The Clouds pasti lebih ramai dari biasanya. Karena hari pernikahan Ipang semakin dekat, anggota VIP Club lainnya memutuskan untuk mengadakan pesta lajang kedua untuk Ipang.Tentu saja tidak sesopan pesta pertama, tapi tetap tanpa perempuan seksi, penari erotis, atau apa pun yang sempat diusulkan Yogas tanpa tahu malu beberapa hari yang lalu.
“Apa aku nggak usah dateng ya?” gumam Rinai seraya menatap refleksinya di cermin, yang sudah merias wajah dan memakai gaun rancangan Shua.Hari ini adalah hari pernikahan Ipang. Rinai sebenarnya mulai maju-mundur akan keputusannya untuk hadir di resepsi pernikahan Ipang dan Priska, calon istrinya.Apalagi penyebabnya kalau bukan karena Ksatria dan perintah Leona yang berbanding terbalik.Sejak minggu lalu Leona sudah mewanti-wanti Ksatria untuk datang dengan Aleah. Aleah sendiri sempat menelepon ke kantor dan melewati Rinai dulu, untuk mengatakan pada Ksatria kalau mereka akan pergi bersama karena keluarga Aleah juga diundang.Ksatria yang sudah susah payah memblokir nomor Aleah sampai kesal setengah mati dan menggerutu kalau Aleah gila, karena perempuan i
“Ini acara nikahan atau pemakaman sih? Suram ya.”“Kayak nikahan Badai yang pertama dong.” Yogas menjawab pertanyaan Kalu dengan spontan.Ksatria, Nara, Kalu, Rinai, dan Shua langsung menoleh pada Yogas yang mengatakan hal tersebut. Beruntung Badai dan Padma sedang tak bersama mereka, jadi nyawa Yogas masih ada di tubuh lelaki itu—belum melayang keluar dari tubuhnya karena dihajar Badai.“Aku kan cuma ngomongin fakta.” Yogas membela dirinya ketika sadar kalau semua orang tengah memelototinya.Ksatria menggeleng. “Susah juga temenan sama orang yang otaknya tinggal setengah.”Yogas mendesis kesal, tapi menahan diri untuk tidak meninju Ksatria di tengah-tengah resepsi antara Ipang dan perempuan yang bukan calon istrinya i
“Yang nikah siapa, yang keliatan kayak pasangan jatuh cinta malah siapa,” ujar Kalu begitu Ksatria dan Rinai kembali usai menyanyikan dua lagu—Lucky-nya Jason Mraz dan Colbie Caillat pilihan Ksatria dan I Still Love You dari The Overtunes yang diminta khusus oleh Suri.“Iri bilang, Bos,” sahut Ksatria dengan santai. “Yang lain pada ke mana?”“Shua sama Padma ke toilet, Badai nyamperin ayah mertuanya, Yogas dipanggil kakeknya, Nara di sini—” Kalu langsung celingukan saat menyadari kalau ia benar-benar sendirian saat ini.Padahal sampai tadi Ksatria dan Rinai turun bersama dari panggung, Nara masih ada di sebelahnya dan mengomentari bagaimana modusnya Ksatria hari ini berjalan cukup lancar.Tetapi, lelaki itu kini malah menghilang entah ke mana.