“Mari, Nona. Tuan sudah menunggu Anda di depan.”“Menungguku?” Pandora mengangkat sebelah alis tinggi menghadapi Helios yang tiba – tiba muncul di depan pintu kamar. Dia pikir Kingston sudah pergi meninggalkan mansion, mengingat pria itu terlalu sibuk untuk apa pun.Kemarin setelah memagut bibirnya penuh keintiman, pria itu lantas meninggalkan Pandora seorang diri tenggelam dengan ketakutan yang tak lantas hilang. Dia terpaksa harus melewati dua mata kuliah tiga sks. Sungguh tak siap menghadapi situasi yang membuatnya tertumbuk dalam gulungan gelisah. Pun karena dia memang terbangun hampir jam 11 siang selepas waktu – waktu bergadang.“Tuan bilang Anda akan ikut mobil tuan ke kampus.”“Tidak, Helios. Katakan padanya aku bisa naik taksi sendiri,” tolak Pandora pelan. Memilih untuk melewati tubuh di hadapannya. Kingston hanya akan menimbulkan masalah baru jika mereka kedapatan pergi bersama. Seisi fakultas bisa geger dengan pemberitaan yang bersumber dari satu mulut ke mulut lainnya. Pa
“Bisakah kita menjadi menjadi konjungsi yang sangat cantik di langit, seperti konjungsi venus dan bulan?” Suara Anna pas pada intonasi merendah. Emosi dan penjiwaannya sangat dapat saat mendalami peran. Gadis itu memegang wajah lawan mainnya. Sebuah adegan diakhiri dengan pelakukan sederhana. Kemudian tirai merah dari panggung saling menutup. Pandora menepuk tangan semangat tak sadar sedang menjepit kertas berisi daftar agenda kegiatan di sebelah lengan. Setelah gladi bersih hari ini, besok mereka akan menghadapi puncak dari proyek besar yang Kingston berikan. Tadi pria itu terlihat sedang bersama Mr. Lee di ujung backstage. Tidak tahu ke mana Kingston sekarang—Pandora hanya menunggu Anna menghampirinya. Dan gadis itu akan bertanya tentang penampilan yang disajikan beberapa saat lalu. “Sudah selesai? Aku tak melihatmu beristirahat sejak tadi.” Pandora merasakan rengkuhan hangat di pinggul. Aroma maskulin menyeruak lekat begitu tubuh Kingston berhimpit sangat dekat. Pandora berpalin
“Kau yakin aku akan memakai dress seperti ini untuk acara besok?” Pandora mematut diri di depan cermin memperhatikan penampilan dalam balutan embroidery lace dress dengan ukuran lengan menutup sampai siku. Sementara bagian dada menuju pinggul semua menjiplak sempurna lekuk tubuhnya, terutama bagian perut yang sedikit menonjol ke depan, yang bagian depan itu pula panjang lumbaian dress sebatas di atas lutut dan sisi belakang menjuntai sedikit menyentuh lantai. Satu helaan napas kecil. Pandora mengambil posisi menyamping memperhatikan bagaimana dress itu akan mengatakan kebenaran lain tentang dirinya pada semua orang. Sesaat sorot mata Pandora berhenti pada titik di mana bayangan tubuh Kingston turut terperangkap dalam cermin. Sedang meneliti Pandora dari sana. Lalu ketika pria itu mendekat, Pandora harus menahan napas terhadap sentuhan memusat di perut bagian bawah. “Mengapa aku harus tidak yakin?” Kingston membungkus Pandora. Menjatuhkan wajah di ceruk leher terbuka demi menghirup
“King, kau mau apa? Kenapa membawaku ke sini?” Debar dada Pandora luar biasa berdentum menyorot cara Kingston menarik kain yang menjuntai saling melekat. Ruang ganti hanya dibatasi tirai merah telah memerangkap keduanya. Atmosfer di sana tegang. Pandora semakin tak berdaya saat dia terpojok di sudut dinding. Ruang gerak Pandora begitu sedikit, terutama saat Kingston sedang menghimpit tubuhnya. Ditambah kostum – kostum tergantung turut menenggelamkan keadaan di mana mereka akan dalam bahaya apabila Anna dan para pemeran lain masuk untuk mengambil kostum. “Aku harap kau tak lupa di mana kita saat ini.” Pandora menekan dada Kingston. Berbisik lembut mengingatkan pria berjarak sangat dekat itu, sesekali ingin menyingkirkan lengan yang mengurungnya dalam keterbatasan ruang. “King ....” “Mereka mungkin akan datang sebentar lagi.” Pandora menarik napas karena suara – suara dari luar sana. Sayup – sayup dia mengerti teman – temannya sedang berlatih beberapa dialog dari naskah yang akan d
Wajah Kingston menggelap ketika mengetahui kenyataan sebenarnya. Alih – alih membawa Pandora ke rumah sakit. Dia melempar tubuh Pandora terseret beberapa meter usai melangkah masuk ke dalam mansion. Warna keemasan yang bercampur darah menjiplak jelas pada celana kain biru keabuan. Warna yang menunjukkan betapa Kingston takkan memaafkan kesalahan fatal yang Pandora lakukan. Ratusan tahun lalu, kali pertama dia bisa menyelamatkan janin di rahim Arcadeaz. Itu tak akan berakhir sama terhadap janin yang hilang dengan sendirinya. Anggur akan menawarkan kematian, dan Pandora mendobrak hal yang tak seharusnya menjadi bagian terburuk dalam riwayat keputusan Kingston. Memilih gadis yang tak bisa diatur seperti Pandora hanya akan membakar habis kesabarannya. Kingston takkan memberi ampun saat dia sendiri sudah tersulut amarah. Tidak ada rasa cinta selama ini, tetapi kebencian datang dengan mudahnya. Seolah menentang keberadaan garis yang sangat tipis di antara dua rasa demikian. “Dari awal kau
Gemerincing rantai saling menyambar ketika pergerakan kecil Pandora berlangsung untuk memahami situasi sejak kali pertama membuka mata. Sedikit masih dibayangi perasaan kacau, dia menarik lengannya kasar hingga gesekan menyakitkan kembali mengingatkan betapa seluruh tubuh Pandora seakan remuk redam tak tertahan oleh bekas hantaman yang bahkan dia tak ingat bagaimana Kingston melakukannya.Pandora mendesis dengan napas tercekat meneliti beberapa bekas lebam di tubuhnya, terutama pada bagian kaki yang terbentur keras. Dia kembali menarik lengan—tak bisa merampas kebebasan dari rantai yang saling terhubung di antara pilar ranjang. Bukankah Pandora sungguh tak pernah bercerita tentang bentukan ranjang yang mencekam, kini atmosfer semakin menjadi – jadi saat dia harus terbelenggu seperti ini.Tentang darah ....Warna merah menyakitkan itu berkecamuk hebat di benak Pandora. Dia sadar seseorang telah mengganti kain yang membalut. Harusnya Pandora masih mengenakan blazer, dalaman putih polos
Penyiksaan semalam rasanya tak jauh berbeda dari hari ini. Pandora sendiri kesulitan harus menutup tubuh telanjangnya saat sering kali selimut tebal itu tersibak karena berusaha ingin membebaskan jerat rantai hingga luka di pergelangan tangan menjadi luka yang terparah.Sungguh Pandora terjerumus tudingan menyakitkan Kingston. Dia pembunuh. Membunuh janin tidak bersalah. Membuat dirinya keguguran sebelum siap dan sebelum pernah bicara jujur pada ayahnya. Tapi ada satu hal yang coba Pandora mungkiri. Dia berpikir mungkinkah tuduhan itu adalah tuduhan utuh, atau justru hanya kebenaran separuh.Jika benar anggur merupakan angin yang membesarkan api terhadap masalah yang sedang dia hadapi, mengapa Pandora harus menerima itu bagian dari akal sehatnya? Dia memang memakan banyak anggur, bahkan di saat – saat sedang merasa waspada ketika menuju penghujung acara waktu itu. Namun pantaskah Kingston menjatuhkan segala kesalahan berdua, hanya padanya?Dari awal Kingston sudah menyerukan larangan.
Napas Pandora tercekat segera menunduk tak ingin berpas – pasan dengan manik mata spektrum yang berkilat marah. Dia mengetatkan jemari pada Helios, tidak peduli bagaimana pria itu berusaha melepas tautan yang masih melekat dan mungkin akan memancing hura – hara besar ketika Kingston dengan seringai sinis menjulang tinggi, lalu bersimpuh meletakkan salah satu tangannya di antara keputusan salah yang Pandora buat. “Tunanganmu ini aku atau bawahanku?” Ada ketegangan bergumul liar di benak Pandora begitu Kingston meminta Helios untuk meninggalkan kamar. Pandora terpaksa menghadap wajah yang sialnya tampan itu saat dia sendiri tak berdaya terhadap jemari yang menarik tulang rahangnya kasar. Pandora bersyukur belum menyematkan pasangan dari cincin bertata batu hijau yang masih tersarung sempurna di jari manisnya untuk benar – benar mengikat Kingston sebagai seorang tunangan. Kingston sendiri tak pernah menganggap Pandora ada. Tidak semestinya Pandora mematahkan perasaan ragu hanya karena
Hallo, Kakak - Kakak pembaca. Long Time No see di sini. Bagi yang belum tahu kalau kisah Hores dan Avanthe sudah muncul dan sudah bisa dibaca. Kalian boleh langsung cari saja di pencarian dengan judul 'Passionate Devil: Selir yang Terluka'."Di hari kau memutuskan untuk berubah jahat. Kau tak pernah mengajariku cara melupakan pria yang pernah sangat kukenal." -Avanthe- (Season dua: Series Demigod).Perjuangan Avanthe menghadapi kebencian Hores setelah perang dan kematian Raja Vanderox. Dengan kehadiran putri kecil-nya, apakah itu bisa mengembalikan perasaan Hores seperti sedia kala?Terkadang benci dan cinta adalah dua hal paling tak berjarak. Yuk, ikuti keseruan kisah mereka.
Ini waktunya ... sebuah perjuangan di mana cinta dan kerja sama adalah bukti paling nyata yang membawa Pandora pada titik mengagumkan. Pusat perhatiannya selalu terpaku kepada satu orang di sana; pria di atas podium dengan hak dan kerelasian terhadap kontribusi-nya sebagai seorang donatur. Kingston bicara setelah rektor memberikan sambutan pembuka hingga amanat. Sulit dimungkiri bahwa pria itu menjadi yang paling mencolok di antara civitas akademika dan siapa pun di sana. Sisiran rambut ke belakang, rapi, menambah kesan memuja. Sayup – sayup suara bisikan dari beberapa wisudawati terus menjalar sampai di pendengaran Pandora. Dia hanya bisa tersenyum tipis, dan mungkin tidak akan memberitahu Kingston, bahkan jika urusan pria itu selesai. Tidak akan memberitahu suaminya bahwa pria itu menjadi bahan gosip. Riuh tepukan tangan mengakhiri kesempatan Kingston ada di atas podium. Sorot mata spektrum itu sesaat menyorot ke arahnya. Senyum tipis, nyaris tidak terlihat, memancing Pandora memb
“Terima kasih, Helios.”Akhirnya, Pandora bernapas lega setelah perjalanan menuju pulang dan macam – macam kegiatan yang menguras tenaga; dia baru saja menyelesaikan kegiatan akhir kuliah lapangan, tetapi rasanya itu semacam sebuah perpisahan besar. Ntah karena Pandora bersama Anna sepakat melakukan kegiatan praktik di perusahaan Kingston, sehingga seluruh staff penting maupun para pegawai memperlakukan-nya lebih daripada mahasiswi yang mencari ilmu. Pandora lebih yakin hal tersebut karena ulah Kingston. Pria itu tak segan menunjukkan sikap manis di hadapan semua orang. Tidak peduli gosip akan bertebaran, asal Pandora menyelesaikan studi dengan baik. Demikian sering Kingston jadikan alasan ketika Pandora berusaha membatasi kedekatan mereka saat pria itu secara mendadak tiba di kantornya.Langkah Pandora pelan menaiki undakan tangga teratas. Hal paling pertama dilakukan adalah memasuki kamar. Dia sudah sangat merindukan tiga bayi-nya yang berturut – turut menyajikan sebuah pemandangan
Pandora tidak tahu harus terpaku pada yang mana. Bayi-nya yang tenang saat dimandikan, atau suami-nya yang panas ketika sedang menggosok sabun nyaris tak berbusa di tubuh mungil Luca. Gerakan tangan Kingston luwes, menegaskan betapa pria itu mahir menjalankan perannya sebagai seorang ayah. Dia telah, pernah, terbiasa memandikan Aceli sewaktu gadis kecil itu masih begitu bayi. Dan sekarang mempraktikkannya kepada anak sendiri, sementara Pandora ... sambil – sambil belajar dia menunggu Kingston selesai.“Handuk, Kucing manis.”Pandora mengerjap cepat setelah mengguncang dirinya keluar dari lamunan. Dia menyerahkan kain yang sama mungilnya di dekat tangan Kingston. Pria itu menerima dengan tenang; mengeringkan tubuh Luca, lalu membawa bayi mungil mereka keluar dari kamar mandi.“Kapan kau akan memberiku giliran?”Mengambil posisi duduk di pinggir ranjang sambil mengamati Kingston memoles minyak di beberapa bagian tubuh Luca, termasuk di puncak kapal yang lembut itu, membuat Pandora sedik
Tengah malam suara tangis menggelegar menjadi salah satu hal paling baru yang pernah Pandora hadapi. Dia mengerjap sebentar untuk menatap langit – langit kamar temaram. Sesaat Pandora bergeser, begitu hati – hati tidak ingin membangunkan Aceli di tengah – tengah ranjang. Tubuhnya sudah bersiap akan bangun menuju keranjang bayi, tetapi satu cekalan hangat benar – benar baru menghentikan apa yang nyaris Pandora lakukan.“Biar aku saja, Kucing manis. Sebaiknya kau kembali tidur.”Sayup – sayup suara dalam Kingston diliputi langkah kaki meninggalkan ranjang. Bayangan tubuh pria itu terus berjalan, kemudian berhenti di satu titik persis perhatian Pandora tak terenggut di sana.Gerakan Kingston luwes mendekap bayi mungil mereka. Lekuk tubuh pria itu terlihat menyisir di depan meja. Kingston mungkin akan menunggu beberapa saat sampai susu perah yang disimpan di satu perangkat khusus untuk mengisi penuh ke dalam susu botol.“Bawa Luca ke sini, King.”Namun, Pandora merasa terlalu lama, sement
Hari di mana dia dipersilakan pulang, Pandora melangkahkan kaki pelan – pelan masuk ke dalam gedung mentereng. Dia sedikit terkejut ketika menemukan Chris sudah berdiri menyambut dengan hangat, lalu pria itu segera mendekat diliputi satu – satunya perhatian tertuju pada bayi mungil dan kebiasaan tidur yang begitu panjang.“Kenapa tidak memberitahuku saat kau akan melahirkan, Panda?”Mendapati Chris mengajukan pertanyaan sambil tersenyum kepada Luca. Pandora segera memindahkan perhatiannya lurus – lurus memberi Kingston isyarat. Apa yang harus mereka katakan?Kejujuran sudah dipastikan tidak akan terjadi, karena itu akan sanggup membuat Chris berpikir betapa Pandora benar – benar telah membahayakan nyawanya.“Saat aku akan melahirkan, semuanya terjadi secara tiba – tiba, Dad. Jadi baru bisa memberitahumu belakangan.”Pandora meringis usai menceritakan separuh kebenaran. Memang Luca ingin dilahirkan secara tiba – tiba. Tiba – tiba kontraksi dan tiba – tiba dia harus menghadapi peristiwa
Pintu kamar rawat terbuka perlahan; di mana Kingston terlihat membungkuk menurunkan tubuh Aceli dari balik punggung pria tersebut. Gadis kecil yang sepertinya malas berjalan, sehingga butuh sentuhan ajaib dari sang paman untuk membuat mereka terlihat harmonis.“Mommy Panda!”Pandora tetap menjatuhkan perhatian; mengamati derap langkah Aceli terburu mendekatinya. Kursi yang diseret menimbulkan suara gemerisik, kemudian wajah Aceli muncul setelah gadis itu menaiki kursi sekadar menunjang tubuhnya yang pendek.“Aceli sangat merindukan Mommy Panda.”Senyum menggemaskan itu tidak pernah berubah. Pandora hampir tertawa menanggapi ungkapan kalimat demikian, tetapi dia tak bisa bohong; perasaan haru yang mendesak sedikit mengguncang sisi emosional-nya. Pandora sangat – sangat merindukan Aceli. Sengaja merentangkan tangan untuk melihat bagaimana reaksi gadis kecil Kingston.Aceli antusias ingin merangkak ke atas blankar, kemudian tubuh kecilnya langsung ditangkap. Bukan Pandora. Kingston-lah s
Iris hijau Pandora sekelebat menerima siraman lampu terang, dia mengerjap beberapa kali untuk membiaskan diri. Lurus – lurus mengamati, baru kemudian keningnya bertaut menyadari dia sedang berada di satu tempat berbeda. Seingatnya, hal paling terakhir bisa dia lihat adalah wajah Kingston yang begitu khawatir. Ya, pria itu yang paling terakhir ada bersamanya. Dan tiba – tiba saat dia merasa dunia kembali memberi sebuah kesempatan. Kingston pula yang sekarang sedang menawarkan tatapan lembut. Melebihi sebuah kemurnian yang pernah Pandora miliki.. Sorot mata itu teduh. Teduh sekali ke satu titik, turun sedikit di samping Pandora.“King ...,” panggil Pandora, tidak tahu mengapa akhirnya membuat Kingston seperti tersentak. Barangkali Kingston sedang melamunkan sesuatu, tetapi reaksinya begitu tak terduga ketika pria itu diam, seolah berjuang mengumpulkan informasi, yang salah – salah tidak pernah dipikirkan sebelumnya.Untuk waktu cukup lama Pandora masih harus menunggu. Tak sadar di satu
“Tuan ....”“Maaf, Tuan. Tubuh Anda tidak bisa menerima jarum suntik.”Kata – kata sang perawat menyeret perhatian Kingston untuk terguncang. Saat memikirkan bagaimana keadaan Pandora, itu membuatnya hilang cukup lama. Sekarang, setelah menyadari wanita yang ingin mengambil darahnya hanya melakukan hal sia – sia. Kingston tidak mengatakan apa pun, selain membiarkan kebekuan di urat nadi tangannya; yang tak terjamah, benar – benar bisa menerima benda asing menerobos ke dalam.Jarum tajam mulai berfungsi. Kingston terus terpaku pada aliran darah yang bergerak melalui selang. Darahnya akan diberikan kepada Pandora. Ini memang sebuah keputusan penuh tekad. Tidak tahu bagaimana selanjutnya. Kingston berharap darah yang dia donorkan tidak akan mempengaruhi tubuh Pandora. Itu adalah kemungkinan paling kecil. Kalaupun ada harga yang harus diterima. Hanya diharapkan Pandora tidak akan menua. Itu saja.“Anda mungkin akan sedikit merasa pusing, Tuan. Beristirahatlah sebentar.”Wanita yang baru s