Raja dengan santainya menggendong Adelia masuk ke dalam rumah dan meletakkannya di atas sofa ruang tamu. Kebetulan Yola, mamanya Raden melewati tempat tersebut dan pemandangan janggal itu membuat Yola menjadi salah fokus dan beralih melihat apa yang sedang dilakukan oleh Raja.
Sepertinya Raja sengaja melakukan hal ini dan sudah tau jika Yola akan segera melewati tempat ini.Dengan wajah terkejut Yola menatap ke arah Raja dengan tatapan tak percaya."Raja, apa yang kamu lakukan? Siapa dia?" Yola bertanya pada Raja dengan tatapan mengintimidasi seperti tim introgasi yang sedang menyelidiki pelaku kejahatan."Maaf, Nyonya. Saya tidak kenal dengan wanita ini. Tuan Muda yang tadi membawanya," jawab Raja dengan tenang.Yola semakin terkejut mendengar apa yang baru saja Raja katakan tentang putranya. Yola yang penasaran melihat ke arah gadis yang tengah pingsan itu dan membenarkan posisi rambutnya yang menutupi wajah cantiknya.'Cantik', kata itulah yang saat ini tertanam dalam pikiran Yola saat melihat wajah Adelia."Dimana kalian menemukannya?" Yola sepertinya sedang memikirkan sesuatu sembari bertanya pada Raja."Di cafe tempat Tuan Muda melangsungkan meeting dengan investor, Nyonya." Raja dengan jujur menjawab setiap pertanyaan Yola."Dimana dia sekarang?""Di kamarnya, Nyonya.""Apa kalian benar-benar tidak mengenalnya? Apa kalian menemukan kartu identitasnya?""Maaf, tidak Nyonya."Sejenak suasana menjadi hening saat Yola menatap ke arah Adelia dan Raja secara bergantian."Dengar, bawa gadis ini masuk ke dalam kamar Raden saat Raden sudah tidur. Tempat kan dia tepat di samping Raden. Jangan sampai ketahuan, aku punya rencana untuk anak nakal itu," ujar Yola berbisik pada Raja hingga membuat Raja terkejut dengan apa yang baru saja ia dengar.Raja menatap wajah Yola untuk memastikan apa yang baru saja ia dengar adalah benar adanya. Dan Yola yang paham dengan arti tatapan Raja sengaja menganggukkan kepalanya agar Raja paham.Raja seakan bertanya-tanya apa yang saat ini Yola sedang pikirkan dan rencanakan. Tidak mungkin wanita sebaik dan sepintar Yola untuk menjebak seorang gadis polos yang tidak mereka kenal.Tak menunggu waktu lama, Raja kembali membawa Adelia dalam gendongannya dan meletakkannya di samping Raden yang sudah tertidur sesuai perintah Yola.Muncul perasaan kasihan dan tidak tega saat Raja hendak meninggalkan Adelia di kamar Raden.Walau bagaimanapun mereka adalah dua orang dengan jenis kelamin berbeda. Bagaimana jadinya jika mereka tidur satu kamar bahkan satu ranjang tanpa ada sesuatu yang membatasi mereka?Raja menghela nafas dan keluar dari kamar Raden dengan pikiran dan perasaan yang masih mengganjal.Malam ini Raja akan menginap di rumah Raden karena Yola melarang Raja untuk kembali tidur di kantor.Bagaimana dengan Yola?Setelah memerintahkan Raja agar membawa Adelia masuk ke dalam kamar putranya, dengan perasaan yang yakin Yola menceritakan maksud rencana dan tujuannya kepada Abimanyu, suaminya."Bagaimana, Pa? Mama yakin kok, Raden tidak akan mungkin menyentuh gadis itu, ya?" Yola membujuk Abimanyu agar menyetujui rencana untuk menjebak Raden agar segera menikahi gadis itu.Yola sangat yakin jika gadis itu berasal dari keluarga baik-baik. Hanya saja Yola tidak tau jika Adelia masih seorang pelajar.Yola terpaksa melakukan hal ini karena sampai saat ini Yola kesulitan untuk mengendalikan Raden agar menjauhi Stevani, kekasih Raden.Yola tahu betul latar belakang wanita yang saat ini menjadi prioritas Raden. Nyatanya wanita ini adalah wanita ular yang dengan suka rela memberikan tubuhnya untuk dinikmati oleh para pria hidung belang demi mendapat ketenaran dan juga uang.Stevani diketahui bekerja sebagai model majalah dewasa di salah satu agensi ilegal yang tidak diketahui agensi pusatnya dan tidak terdaftar.Yola sangat mengetahui latar belakang Stevani karena Yola selalu meminta agar Raja menyelidiki siapapun yang saat ini sedang dekat dengan Raden.Yola bahkan tahu jika Raden sering memberikan Stevani uang dan juga cek. Stevani benar-benar memanfaatkan Raden.Tapi Raden seakan dibutakan oleh cinta palsu Stevani dan selalu menuruti keinginannya. Raden juga selalu menolak keinginan Yola agar Raden segera menikah dan meninggalkan Stevani.Oleh sebab itu, Yola bertekad untuk menikahkan Raden dengan gadis yang baru saja ia temui itu agar Raden tidak punya alasan untuk menolaknya, Yola harus menjebaknya.Pagi hari.Setelah usaha ekstra Yola membujuk suaminya selama semalaman, akhirnya Abimanyu menyetujui rencana dan keinginan Yola.Sebenarnya Abimanyu tidak terlalu memperdulikan kehidupan percintaan putranya asal perusahaan berjalan dengan lancar tanpa hambatan. Namun demi istri tercintanya, akhirnya Abimanyu harus berekting untuk sama-sama memainkan sebuah drama.Raden dan Adelia masih belum bangun saat semua orang sudah bangun terlebih dahulu.Semalaman Raja tidak bisa tertidur karena sibuk memikirkan Adelia dan juga Raden. Raja merasa kasihan pada gadis malang itu, tapi Raja tidak bisa melakukan apapun atau mengatakan apapun pada Yola.Yola sengaja bangun lebih awal hari ini agar bisa memulai aksinya lebih dramatis. Yola mengajak Abimanyu masuk ke dalam kamar Raden.Benar saja, sesuai dugaan, Raden dan Adelia terlihat masih tidur dengan posisi berpelukan. Yola sengaja membangunkan Raden dengan ekspresi marah agar Raden tidak curiga."Raden! Astaga! Bangun kamu!" Yola menarik selimut Raden dan memukul lengannya agar Raden segera bangun.Raden dan Adelia sontak terkejut dan bangun dengan wajah bingung. Raden dan Adelia sejenak saling menatap dengan isi pikiran berbeda.Tak lama kemudian Raden dan Adelia berteriak histeris dan saling dorong."Siapa kamu? Apa yang kamu lakukan? Kenapa aku bisa berada di sini?" Adelia yang bingung dan juga takut tanpa sadar mulai menangis menatap ke sekelilingnya.Sesuai dengen ekspektasi Yola, mungkin setelah ini Raden akan kebingungan untuk menjawab!"Raden, lihat Mama. Jelaskan siapa gadis ini? Kenapa kamu menbawanya masuk ke dalam kamar kamu? Apa yang kamu lakukan padanya?" Yola bertanya sembari mengatur ekspresinya."Bukan begitu, Ma. Raden juga gak tau. Raden gak ngapa-ngapain kok, Ma. Beneran deh, atau Mama boleh tanya sama Raja," ujar Raden panik dan hendak membela diri.Sesaat kemudian Abumanyu masuk dengan membawa Raja untuk mendukung peran istrinya yang mungkin sebentar lagi akan mendapat piala oscar.Raden dengan cepat menarik tangan Raja agar Raja membantunya dan membelanya."Hei, katakan jika semalam kita hanya menolong gadis ini." Raden berharap bahwa kali ini Raja akan berpihak padanya.Namun Abimanyu menepuk pundak Raja disertai tatapan Yola yang seakan siap menggigitnya jika Raja membuat rencananya gagal.Satu sisi Raja menatap Adelia yang menangis dengan tatapan iba karena Adelia dimanfaatkan untuk menjadi umpan Yola sedang di sisi lain hidup Raja akan semakin singkat jika Raja tidak mematuhi wanita yang sudah ia anggap sebagai ibu itu.Raja menelan salivanya sembari memikirkan kata-kata yang akan Raja katakan agar kedua pihak ini tidak menyerangnya. Tapi sebelum Raja membuka mulutnya, Yola kembali menyela dan memojokkan Raden."Jika hanya berniat menolong bagaimana bisa gadis ini berada di kamarmu? Mama tidak mau tau, kalian harus segera mempertanganggung jawabkan hal ini." Yola tidak membiarkan Raden membela diri atau memberikan Raja kesempatan untuk membuat rencananya gagal.Di samping itu, Adel yang ketakutan semakin menangis sembari meremas pakaiannya yang sudah berantakan."Tapi, Ma ... Mama ...." Raden mencoba menghentikan langkah Yola agar bisa menjelaskan kejadian sebenarnya."Hiks ... Hiks ... Aku mau pulang," ujar Adel dengan takut dan membuat Yola sadar jika dirinya membuat Adel takut.Yola berhenti dan berbalik. Yola berjalan mendekati Adelia dan memegang kepala gadis itu dengan lembut."Tidak apa-apa, ini bukan salah kamu. Tapi anak ini harus bertanggung jawab sama kamu. Ayo, ikut Tante dan jangan takut
Raden tau betul jika dirinya tidak membawa Adelia masuk ke dalam kamar apalagi mengotorinya. Bahkan pakaian Adelia masih sangat lengkap saat mereka terbangun tadi pagi.Jika Raden ingin melakukannya, Raden bisa saja melakukannya pada Stevani, kekasihnya. Untuk apa Raden melakukannya dengan anak kecil seperti Adel?Kali ini Raden terpaksa mengalah dan hanya diam saja demi mempertahankan perusahaannya padahal Raden sudah sangat yakin jika ini tidak lah benar."Bunda, maafin Adel. Adelia juga tidak tau apa yang sebenarnya terjadi. Semalam waktu Adel pergi ke pesta ulang tahun Sisil, ada 3 orang pria yang mau nyulik Adel. Tapi kakak itu membantu Adel, selanjutnya Adel tidak tau karena Adel pingsan, Bun. Begitu bangun Adel uda di dalam kamar kakak itu," jelas Adel pada bundanya agar Sang Bunda tidak menyalahkannya."Bunda tau kok, Del. Bunda tau kamu anak baik, tidak mungkin jika kamu melakukan hal semacam itu. Bunda percaya sama kamu. Sekarang kita harus mengambil keputusan untuk masalah
Adelia seperti tidak rela saat orang tuanya hendak pulang dan meninggalkannya bersama keluarga barunya yang sama sekali tidak Adel kenal. "Ingat ya, Nak. Kapanpun kamu ingin pulang, rumah kita akan selalu terbuka untuk kamu. Jadi anak yang baik dan juga penurut ya, Nak. Tolong jangan kecewakan kami, Bunda percaya sama kamu," ujar Yulia mengecup kening Adelia lama sebelum akhirnya Adelia menangis histeris saat melihat orang tuanya pergi. Adnan tidak sanggup melihat Adelia menangis, oleh sebab itu Adnan memutuskan untuk masuk ke dalam mobil terlebih dahulu atau Adnan akan gagal menahan emosinya saat melihat Adel, putri kesayangannya. "Ayo, Bun. Kita masih punya pekerjaan lain," ujar Adnan memanggil Yulia yang masih menangis. Yola dan Abimanyu menahan Adelia yang hendak mengejar mobil yang ditumpangi orang tuanya dengan memeluknya dan juga menenangkannya. "Sayang, dengerin Mama. Sekarang kamu juga anak kami. Jadi jangan takut, kami akan menjaga dan melindungi kamu. Kamu harus p
Pagi hari.Adelia bangun lebih dulu saat mendengar suara adzan subuh berkumandang karena Adelia sudah terbiasa bangun saat hari masih gelap. Berbeda dengan Raden yang terlihat semakin menarik selimut ke seluruh tubuhnya saat adzan mulai mengganggu telinganya."Ckk, apa mereka tidak pernah shalat subuh?" Guman Adelia dalam hati saat melihat pria yang sudah menjadi suaminya ini semakin menarik selimut.Adelia turun dari ranjang dengan perlahan dan pergi ke kamar mandi yang berada di kamar mereka.Bahkan kamar mandi mereka terlihat sangat besar seperti satu ruangan di rumah bundanya.Adelia membersihkan diri lalu berwudhu dan setelahnya Adelia mengeluarkan mukenahnya yang ia bawa dari rumah.Untung saja Adelia membawanya!Adelia bingung melihat sisi kamar Raden. Adelia tidak tau kemana arah kiblat dan lupa menanyakannya pada Mama mertuanya semalam.Gadis manis itu keluar dari kamar dan mengintip sekitar ruangan. Adelia menghampiri salah satu pelayan yang kebetulan lewat dengan membawa sa
Selama di perjalanan diam-diam Adelia mencuri pandang terhadap pria yang saat ini Adelia kagumi bukan hanya wajah tampannya, tapi juga sikap dan etikanya. Andai saja Adelia bisa memilih, pasti akan lebih baik jika Adelia menikah dengan Raja. "Ada apa? Kenapa anda menatap saya seperti itu? Apa ada yang salah? Apa anda kesal yang mengantarkan anda bukan suami anda? Jangan berharap lebih padanya ... Sudah sampai, turunlah. Nanti saya akan mengingatkan Tuan Muda untuk menjemput anda," ujar Raja dengan cool yang semakin membuat Adelia hanyut dalam pesonanya. Adelia tersentak saat Raja berbicara padanya yang artinya Adelia tertangkap basah. Ini benar-benar memalukan. "Maafkan saya, tolong jangan salah paham. Saya hanya kagum dengan anda. Anda bisa menganggap saya sebagai fans saja. Maaf jika saya lancang. Baiklah, terima kasih .... " Adelia tidak dapat menyelesaikan kalimatnya karena bingung harus memanggil Raja dengan sebutan apa. Adel membuka pintu mobil dan berlari ke kelasnya. Say
Dengan ekspresi kesal Raja terpaksa keluar dari ruangan Raden. Sebelum keluar, Raja mengingatkan Raden akan tugasnya dan itu membuat Stevani terkejut tak percaya. "Tuan Muda jangan lupa untuk menjemput Nona Adel atau anda akan mendapat masalah jika saya melapor pada Nyonya Besar." Raja segera berlalu tak lupa untuk memberikan Stevani tatapan mengintimidasi dan itu berhasil membuat Stevani takut padanya. "Aku tau, keluarlah!" Bentak Raden melirik Stevani. Setelah Raja keluar. "Sayang, siapa itu Adel? Kenapa kamu harus menjemputnya?" Stevani merengek dan merajuk pada Raden. Raden si buaya darat langsung berdiri dari kursinya dan memegang wajah Stevani yang sangat menggoda. Cupp! Raden mengecup singkat bibir merah Stevani. "Jangan hiraukan dia. Kamu tau kan, jika aku tidak bisa berpaling darimu? Hmm?" Raden semakin melanjutkan aksinya. Kali ini tangan nakal Raden mulai berjelajah di paha mulus Stevani dan itu berhasil membuat Stevani tanpa sadar mulai mendesah. Pukk!
Raden berhenti memarahi Adelia saat mendengar suara tangis Adelia. "Cukup, dasar cengeng! Katakan kamu dimana?" Raden menjadi tidak tega setelah mendengar isakan tangis Adelia yang disebabkan olehnya. Bagaimana pun Adelia masih anak kecil, wajar jika Adelia lebih cengeng. "Saya ... Saya di rumah Bunda." Di tengah isakan tangisnya, Adelia menjawab pertanyaan Raden. "Tunggu di situ, aku akan segera kesana." Raden menutup ponselnya dengan kasar Hati Adel masih sangat lembut. Adelia tidak pernah dibentak oleh orang tuanya, maka Adelia akan langsung menangis saat ada orang yang membentaknya. Adelia sampai di rumah Yulia dengan mata yang masih memerah. "Assalamualaikum, Bunda ...." "Waalaikumsalam, Nak. Sini nak, uda makan?" Yulia sangat senang melihat Adelia pulang ke rumahnya. Namun ekspresi wajah Yulia berubah setelah melihat mata Adelia yang murni mencerminkan sebuah kesedihan. "Kamu kenapa, Del? Ada apa? Sini cerita sama, Bunda." Yulia langsung berdiri memeluk Adelia.
Sore hari. Yola yang baru pulang segera memanggil Pak Darto untuk menyuruhnya memanggil Adelia karena Yola ingin mengajak Adelia pergi berbelanja. Tak menunggu waktu lama Adelia turun sudah lengkap dengan memakai kerudung hitam andalannya. Tadi Pak Darto sudah menjelaskan jika Yola ingin mengajak Adelia berbelanja, jadi Adelia langsung bersiap-siap agar Yola tidak menunggu waktu lama. "Baru pulang, Ma?" Adelia menyapa Yola dan mencium tangannya. Yola terharu dengan sikap dan etika Adelia. Bahkan putra Yola, Raden saja tidak pernah bersikap seperti itu padanya. "Iya, yuk kita berangkat sekarang." Yola merangkul pundak Adelia yang masih lebih pendek darinya agar mereka bisa berjalan berdampingan. Di dalam mobil. "Kita mau kemana, Ma?" Adelia bertanya pada Yola agar bisa menyesuaikan diri. "Hmm kita ke Mall aja, Del. Kita harus beli pakaian dan tas baru untuk kamu sekolah. Hmm pokoknya kita harus beli semua yang akan kamu butuhkan," jawab Yola tersenyum senang. "Tapi
Ketiga gadis dan satu pria yang asik bercanda menoleh ke arah sumber suara yang berasal dari dalam rumah. "Siapa yang datang?" tanya Yulia lagi. "Assalamualaikum, Bunda." serentak teman-teman Clara yang langsung menghampiri Yulia dan mencium punggung tangan Yulia. Yulia sangat dekat dengan ketiga teman Clara ini karena mereka sering mampir ke rumah Clara untuk sekedar bermain atau belajar bersama saat pulang sekolah. "Waalaikumslaam. Ayo silakan masuk," jawab Yulia mempersilahkan Renata, Putri dan Dimas masuk. "Terima kasih, Bun." Seperti biasa, saat rumah mereka kedatangan tamu tanpa pilih kasih Yulia pasti akan menghidangkan mereka kue buatannya dan juga air teh. "Bunda, kue ini sangat enak. Sama seperti biasanya," ujar Putri si tukang makan yang tanpa malu-malu langsung menyerobot wadah kue yang baru saja Yulia letakkan dan membuat Yulia sedikit tertawa senang dengan pujianny
Raja menjadi pusat perhatian di dalam ruang wali kelas Clara setelah sebelumnya harus menjadi korban teriakan dan colekan para wanita baik muda ataupun tua, baik siswa maupun guru. Raja mengatakan alasan kenapa Clara dan Sisil mengambil cuti itu karena mereka sedang dalam masa pemulihan setelah insiden yang menimpa mereka. Raja tidak langsung pergi dari sekolah Clara, namun Raja pergi ke belakang sekolah Clara untuk menunggu seseorang. Siapa yang sedang Raja tunggu dan untuk apa? Ternyata pria misterius yang beberapa waktu lalu ditemui oleh Pak Davit secara diam-diam adalah Raja. Kenapa Raja melakukan hal itu? Apa tujuan Raja sebenarnya? Kembali lagi di awal bahwa alasan Raja menyuruh David, sepupunya mengajar di sekolah Clara adalah untuk mengawasinya karena Raja merasa jika Sisil, teman Clara akan berusaha mencelakainya belum lagi Stevani. Jika Niko mencampakkannya nanti mungk
Niko sedang memikirkan cara agar bisa bertemu dengan Clara untuk meminta maaf dan menjelaskan apa yang sebenarnya terjadi. Tapi di satu sisi Niko takut jika Clara akan membencinya jika mendengar cerita yang sebenarnya terkait Stevani. Tapi bagaimana pun, cepat atau lambat semuanya juga pasti akan terungkap. Jadi Niko harus mempersiap diri untuk itu dan menaggung semua resikonya. Niko berjanji pada dirinya sendiri jika Niko akan berusaha untuk berubah menjadi lebih baik lagi dan melupakan Stevani. Baru saja Niko berjanji akan melupakan Stevani, tapi sepertinya Tuhan sangat ingin menguji Niko. Tepat saat Niko ingin beristirahat, Stevani menelpon Niko dan meminta Niko agar membukakan pintu untuknya karena dirinya sudah berada di depan pintu. Takut ada orang yang melihat Stevani dan salah paham, Niko segera berlari dari kamarnya ke depan pintu masuk rumah dan membuka pintu. "Ada apa?
Niko menelan kasar salivanya mendengar keputusan terbaik oleh Abimanyu. Mungkin dengan begini hidup Niko akan berubah dan akan menjadi dewasa. Sebenarnya Raja tidak cukup puas mendengar keputusan Abimanyu, namun Raja tidak bisa melakukan apapun selain menerima perintah. "Pergi pulang lah ke rumah kamu. Renungkan kesalahanmu dan siapkan dirimu. Mulai besok kamu adalah seorang pegawai baru di kantor Papa." Abimanyu meminta agar Niko pulang. "Sendirian, Pa?" tanya Niko memastikan. "Menurut kamu?" "Iya, Pa." Sesuai perintah Abimanyu sekarang Niko harus kembali ke rumah barunya tanpa Clara. Dengan wajah frustasi, Niko mengendarai mobilnya dengan kecepatan kilat membelah ramainya suasana jalan di kota Jakarta yang bukan lagi ibu kota negara. Rasanya ini sangat menyebalkan untuk Niko. Bagaimana dirinya bisa lalai hingga membuat Clara, istrinya terluka. Dan
Abimanyu mendengar cerita Yola dengan sangat serius dan rahang yang mulai mengeras. Rasanya seperti Abimanyu ingin meledak saat mendengar bahwa kelalaian Niko membuat menantunya celaka dan Niko malah memilih bersama dengan wanita yang sangat ia benci. Abimanyu mengajak Yola untuk menunggu Niko di ruang tamu sembari Abimanyu menelpon Niko. "Halo," "Halo, Pa. Ada apa? Clara ada di rumah gak ya, Pa?" Niko menjawab pada deringan pertama. "Segera pulang ke rumah Papa." Abimanyu langsung menutup panggilan telepon setelah memerintahkan agar Niko segera pulang ke rumah Yola tanpa membiarkan Niko menjawab. Dari nada yang Niko terima, Niko sudah tau pasti Abimanyu sedang marah. Hanya saja Niko tidak tau alasan yang membuat Abimanyu marah. Apakah terjadi sesuatu pada Clara? Atau apakah dirinya bertemu dengan Stevani ketahuan oleh Abimanyu? Jantung Niko berdegup kencang membayangkan apa yang
Clara diantar pulang oleh Raja setelah keluarga Sisil datang untuk menemani Sisil. Clara termenung mengingat perkataan Sisil sebelum keluarganya datang tadi. Dalam kondisi menangis Sisil memeluk Clara dan meminta maaf padanya dan Sisil juga mengucapkan banyak terima kasih pada Clara dan meminta agar Clara tidak membencinya. Perasaan Clara menjadi campur aduk saat ini. Raja terus menyetir sembari memerhatikan Clara yang hanya diam dan menatap kosong keluar jendela. "Bagaimana lukanya? Apa kamu yakin tidak ingin dirawat di rumah sakit aja?" Raja memulai percakapan. "Tidak, terima kasih. Aku akan lebih sakit jika berada di rumah sakit," jawab Clara tanpa menoleh. "Kak, terima kasih untuk hari ini dan juga maaf karena telah membuatmu terluka." Mata Clara berkaca-kaca saat Clara mengucapkan banyak terima kasih pada Raja dan menangis karena merasa sakit hati saat penggilan teleponnya di tolak oleh Niko.
Clara dengan buru-buru mencari nomor seseorang yang berada di kontaknya dan menghubunginya namun seseorang yang ternyata dia adalah Niko tidak menjawab ponselnya karena sedang pergi ke toilet dan meletakkan ponselnya di atas meja yang telah ia pesan bersama Stevani di salah satu restauran. Melihat ponsel Niko berdering, Stevani hanya melihat nama Clara sekilas lalu menolak panggilan tersebut sebelum Niko kembali. Sedang di sisi lain, Clara yang sudah mulai panik dengan kondisi Sisil memencet nomor Raja berharap Raja akan langsung menjawab teleponnya dan membantunya. Tuttttt .... Pada deringan pertama Raja menjawab telepon Clara dan menjadi panik setelah mendengar suara Clara. "Halo, Kak. Tolong aku!" "Halo, kamu kenapa? Dimana? Share lokasi sekarang!" Clara menutup panggilannya dan mengirimkan posisi dirinya saat ini pada Raja agar bisa
Pak David mengehela napas panjang melihat kelakuan murit barunya yang genit. "Sudah, cukup! Sekarang kalian bertiga ambil posisi push up." Clara, Renata dan Putri telah siap dengan posisi mereka dan para penonton mulai teriak tidak terima jika Clara harus mendapatkan hukuman itu karena tau lemah secara fisik. "Maaf, Pak. Boleh kah saya saja yang menggantikan hukuman untuk Clara?" Dimas maju menawarkan diri lebih dulu karena tidak terima jika guru tampan mereka menekan wanita pujaannya. Pak David mengerutkan dahi melirik ke arah Dimas, dan berkacak pinggang. Pak David berjalan ke arah Dimas dengan karismanya dan menepuk pundak Dimas hingga berhasil membuat Dimas tergoyah takut. "Mana yang namanya Clara?" Clara mengangkat tangan saat Pak Dimas melihat ke arah mereka bertiga. "Apa gadis itu pacarmu?" Pak David bertanya mengintimidasi kepada Dimas. "Tidak, Pak."
Sesuai dengan yang telah disepakati hari ini Niko dan Clara akan tetap tidur di kamar yang berbeda. Tapi bukan Niko namanya jika tidak bertindak curang dan licik. Malam hari saat Clara sudah tidur, diam-diam Niko menyelinap masuk ke dalam kamar Clara seperti seorang pencuri. Niko tersenyum senang saat berhasil masuk tanpa harus memikirkan dan melakukan banyak cara tipuan. Niko melihat Clara yang tertidur dengan nyenyak dan mulai berjalan mendekatinya. Dengan sangat lembut dan perlahan Niko mulai merebahkan tubuhnya tepat di samping Clara. Niko mulai memeluk Clara masuk ke dalam pelukannya namun gerakan Niko ini mengganggu tidur Clara dan membuatnya terbangun. Clara melirik Niko sekilas dan kemudian mengabaikannya. Niko melanjutkan aksinya dengan mulai mengusap paha Clara dan terkejut saat tangan Niko menyentuh benda aneh yang sedikit tebal menutupi jalan masuk lembah idaman Niko.