Share

Bab 3 Pelakor bernama Andien

Nico terperangah mendengar ucapan Rendy barusan, mulutnya sampai menganga karena saking tak percayanya. "Maksudmu, pacar Pak Arya?" tanyanya lagi saking tak percayanya, "kalau dilihat-lihat, Pak Arya sepertinya sudah berkeluarga."

"Memang dia susah beristri dan punya tiga anak," bisik Rendy, "kau seperti tidak tahu saja urusan orang dewasa," tambahnya sambil tertawa.

Nico memilih diam, ia tak harus menyibuki urusan atasannya namun ia melihat lagi ke arah pintu ruangan pria bernama Arya. Pria itu tampak begitu bijaksana dan Nico belum lupa bagaimana sikap atasannya tadi. Hanya saja, ia tak menyangka pria sebaik pak Arya itu ternyata menjalin hubungan cinta dengan salah satu pegawainya.

"Eh, itu Jessica!" seru Rendy.

Pandangan Nico langsung tertuju pada sosok Jessica yang kini berjalan menghampirinya. Wanita itu tampak berjalan begitu anggun dengan kemeja hitam lengan pendek dan rok pensil berwarna coklat muda.

"Kalau kau tidak ada kerjaan lagi segera temui aku, ya! Kita harus segera membicarakan proyek kita." Wanita itu tersenyum sebelum berbalik meninggalkan Nico dan Rendy di sana.

"Wah ... Jessica benar-benar cantik ya kalau dilihat dari dekat tadi," puji Rendy saat Jessica sudah menjauh dari mereka, "kau beruntung sekali bisa menjadi partnernya."

"Um ... aku temui Jessica dulu," kata Nico.

Nico lalu beranjak dan menghampiri Jessica yang tampak asik berbincang-bincang dengan koleganya yang lain.

"Um ... Jessica," panggil Nico.

Jessica menoleh ke arah Nico dan menatap tanya ke arahnya.

"Aku sedang tidak ada kerjaan, bisa kita bicarakan proyeknya sekarang?" kata Nico.

"Oh, tentu," jawab Jessica, "ikut aku ke lobby!" .

Jessica berdiri lalu berjalan dan Nico mengikuti wanita itu dari belakang. Jessica lalu mengajak Nico duduk di sofa yang berada di lobby. Jessica menjelaskan apa saja rencana mengenai toko Cattleya agar toko itu bisa eksis kembali.

"Jadi, saat launching nanti, kita akan menyelenggarakan fashion show di sana," kata Jessica, "nanti kau hubungi Event Organizer yang biasa kita pakai."

"Baik," jawab Nico.

Tiba-tiba handphone Jessica berbunyi dan wanita itu segera menerima panggilan teleponnya begitu melihat nama yang muncul di layar handphone-nya.

"Ya?" tiba-tiba gadis itu tertawa begitu manis, "tidak apa-apa, kenapa? Oh ... baiklah, aku ikut!"

Jessica lalu menutup panggilan teleponnya. "Nico, nanti kita lanjutkan rapat kita. Aku harus pergi dulu," kata Jessica tiba-tiba, "kalau Pak Heri tanya aku ke mana, bilang saja kalau aku pergi dengan Pak Arya."

Mata Nico melotot sejenak sebelum ia mengangguk patuh.

Jessica melemparkan senyuman manisnya yang menawan ke arah Nico sebelum ia beranjak meninggalkan pria itu. Ia tampak terburu-buru menuju kursi kerjanya dan mengambil tasnya.

Nico lalu kembali ke kursinya dan tampak Rendy asik bercerita dengan kolega lainnya.

Rendy yang duduk di samping seorang gadis melirik Nico dan segera menghampirinya. "Hei, kau ternyata lumayan juga," kata Rendy tiba-tiba.

"Lumayan apanya?" tanya Nico tak mengerti maksud Rendy.

"Kau anak baru tapi sudah diberi kepercayaan sama Pak Arya," kata Rendy, "hati-hati loh, partnermu itu pacarnya Pak Arya," Rendy mengingatkan Nico sambil tertawa

Nico mencoba untuk tak percaya pada ucapan Rendy. Wanita cantik dan anggun seperti Jessica tentu bisa mendapatkan pria lajang yang kaya. Nico memilih berkutat dengan layar komputernya di hadapannya dan tidak memedulikan ucapan Rendy yang menurutnya tak masuk akal.

***

"Siapa yang bernama Andien di sini!"

tiba-tiba seorang wanita berusia sekitar empat puluhan tahun masuk dan membuat kehebohan di kantor. "Mana dia? Dasar Pelakor!"

Semua karyawan menoleh ke arah wanita itu dengan tatapan tercengang dan tiba-tiba Pak Arya keluar dari ruangannya, berlari ke arah wanita itu.

"Cici, kenapa kamu malah ke sini?" seru Pak Arya pada wanita itu yang ternyata adalah istri dari Arya.

"Aku sudah tahu kalau wanita itu bekerja di sini, kan?" teriak wanita bernama Cici itu.

"Itu tidak benar!" ucap Arya gusar, "aku sudah tidak berhubungan dengan dia lagi!"

"Kau bohong!" sergah wanita itu, "mana dia? Jangan coba lindungi dia, ya!"

"Sudahlah, kita bicara di rumah saja!"

Arya langsung menarik istrinya dan keluar dari gedung kantor. Semua karyawan berbisik-bisik satu sama lain.

"Untung Jessica belum datang," bisik Rendy pada Nico, "kalau dia ada tadi, bisa habis dia."

"Tapi seingatku, dia menyebut nama Andien," kata Nico.

"Kau tidak tahu saja nama lengkap Jessica, Jessica itu nama lengkapnya Jessica Andini."

Nico memandang Rendy hampir tak percaya lagi. Tapi dia memilih untuk tidak secepat itu percaya. Tidak lama kemudian, tampak Jessica berjalan menuju kursinya dan semua orang kembali bekerja. Dari jauh Nico mengamati Jessica. Ia bertanya-tanya apakah benar Jessica simpanan atasan mereka.

***

Related chapters

Latest chapter

DMCA.com Protection Status