Langkah Kael tampak gontai. Pandangan netranya tertuju ke lantai granit warna hitam Blue House yang mengelilinginya. Kosong, itulah yang ia rasakan saat ini. Ucapan Amber tampaknya berhasil mempengaruhi pikiran Kael. Tanpa sadar, dirinya berhenti di depan sebuah pintu hitam pekat bertuliskan CEO of Blue House 'Cleon Juvenal Graciano'. Netra coklat terang itu terus menatap papan nama yang menempel di pintu yang menjadi ruangan sang kakak.
"CEO, ya ..."gumam Kael pelan.
Tak lama kemudian, pintu tersebut dibuka dan kehadiran Kael mengejutkan sang kakak yang terlihat setengah mabuk.
"Apa yang kau lakukan di depan ruanganku?" tanya Cleon datar.
"Tak ada, hanya melihat-lihat saja." sahut Kael tampak gugup.
Cleon menatap dan mengamati sang adik, wajah androgini miliknya kemudian mendekati sang adik dan berkata, "Apa yang sedang kau pikirkan? Apa kau ...."
"Jangan berpikiran macam-macam terhadapku, Kak! Aku tahu maksud ucapanmu dan aku tahu ba
Kediaman Lucas Castano de la Vega "Bagaimana? Apa ada kabar tentang kenari emasku?" tanya pria berusia setengah baya namun memiliki rupa bak usia 30-an seraya menempelkan ponsel di telinganya. [Belum, Tuan. Saya belum mendapatkan lagi kabar putri Anda. Tapi dari beberapa informasi yang saya terima, saat ini Nona bekerja di salah satu restoran ternama di kota London.] "Apa? Bekerja di restoran?" [Benar, Tuan. Tapi ....] "Tapi apa? Cepat katakan!" [Tempat di mana Nona bekerja bukanlah restoran biasa. Restoran itu bernama Blue House dan wajah asli dari tempat itu bisa Anda lihat di malam hari.] Lucas terdiam. "Berikan aku alamatnya!" [Baik, Tuan. Akan segera saya kirimkan pada Anda.] 'Blue House, ya ...." Gumam Lucas kemudian melihat ponselnya yang berbunyi memandakan pesan masuk. Senyum seringai mengembang dari balik mulutnya. Dengan pandangan lurus ke depan melihat sebuah foto gadis cilik de
Blue House Club Amber masih mendekati Kael dan mempengaruhi laki-laki muda itu. Dengan segala cara, ia merayu dan mencoba membuat agar Kael mengikuti permainan yang telah ia susun. "Tuan Kael, saya percaya Anda tak ingin melihat Blue House hancur, bukan? Apa yang dikatakan oleh kakak Anda tak usah dipikirkan. Percayalah, Anda memiliki bakat dan insting yang luar biasa dalam berbisnis," ucap Amber mendekati Kael perlahan. "Biar saya pikirkan!" Sahut Kael tanpa memandang Amber yang sedang duduk di sebelahnya. "Ayolah, apa lagi yang Anda pikirkan, kesempatan memang selalu ada di tiap waktu. Tapi kesempatan yang paling baik, apakah akan datang 'tuk kedua kali?" tanya Amber tersenyum tipis. Kali ini Kael mengalihkan pandangannya ke arah Amber. Pikiran yang sempat ragu menghampiri dirinya kini pelan-pelan mulai menyiratkan keputusan dan tekad yang bulat. "Sejak awal aku bekerja di sini, kakak selalu bisa menempatkan antara pribadi dan
"Apa kabar, Romano Kael Graciano?" Suara bariton berat dari seorang laki-laki yang tengah berdiri di hadapan Kael membuatnya tak dapat menyembunyikan rasa terkejutnya. "Kau!" "Kenapa? Terkejut? Apa kabar?" ucap pria itu sambil tersenyum lebar. "Greg Nathanael," sahut Kael tak senang. "Sepertinya kau tak senang dengan kedatanganku." Ucap Greg langsung duduk di sofa ruangan Cleon dan mengapit salah satu kakinya. "Apa maumu? Bukankah urusan kita sudah selesai?" tanya Kael dingin. "Di GG Pharmacy, ya, urusan kita telah selesai. Dan tujuanku datang ke sini hanya untuk mengunjungimu, tak lebih dari itu," jelas Greg meyakinkan Kael. "Sejak kegagalanku menjadi CEO di GG Pharmacy, aku sudah tak percaya lagi padamu! Kau telah membuang-buang waktuku dengan menjadikanku kandidat CEO di tempat itu! Pergilah! Aku sibuk!" sengit Kael menatap tajam Greg. "Soal itu ... aku minta maaf. Aku benar-benar tak tahu jika ayahmu a
Kediaman Keluarga Graciano "Ouch," Cleon yang telah tersadar dan terbangun dari tidurnya tampak memegangi kepalanya yang pusing akibat terlalu banyak mengkonsumsi minuman. "Kau sudah bangun, suamiku?" tanya Adley yang berdiri tepat di sebelah Cleon. "Jam berapa sekarang?" tanya Cleon masih memegangi kepalanya dan melihat Adley dengan samar. Tak menjawab, Adley berjalan melangkah ke tirai warna merah yang letaknya tak jauh dari tempat tidur mereka, dan .... Srrekkkkk! "Hei!" teriak Cleon sambil menutup matanya karena silau mentari. "Apa kau gila!" ketusnya. "Kau tanya jam berapa sekarang, kan? Aku hanya mencoba memberitahukan padamu jika sekarang matahari sudah hampir berada di atas kepala." Jelas Adley menyampirkan tirai merah itu di sebuah gagang berlapis emas. "Ambilkan aku air!" "Aku bukan pembantumu! Jika kau ingin air, bisa kau katakan pada asisten rumah tangga di rumah ini!" Sahut Adley meninggalka
Kediaman Keluarga Graciano Delano dan Adley kini tengah berada di ruang kerja milik sang mertua. Adley yang baru pertama kali masuk ke dalamnya langsung takjub dan terkejut kala melihat isi ruang kerja sang ayah mertua. Begitu banyak koleksi buku yang ada di dalam sebuah lemari warna coklat gelap berukuran besar, kemudian mini perpustakaan yang juga tak kalah menakjubkannya dengan lemari yang ia lihat sebelumnya. Bagai menemukan harta karun, Adley tanpa pikir panjang langsung menghampiri mini perpustakaan di ruang kerja sang ayah mertua dan melihat dari dekat koleksi buku-buku yang dimilikinya. "Wow, aku tak tahu jika Papa adalah seorang kutu buku." Seloroh Adley netranya menatap lekat buku-buku di hadapannya. "Apa kau juga senang membaca, Teonna?" Tanya Delano duduk di kursi kebesarannya. Adley mengangguk. "Aku suka membaca novel. Tapi yang paling aku suka adalah novel karya Sidney Sheldon." "Hmm, jadi kau suka cerita kriminal ya?" sahut Dela
Adley yang tengah bersembunyi di balik mantel-mantel yang besar dan tebal, melihat sepasang kaki dengan sneakers warna merah menyala dan jeans ketat warna hitam tengah berdiri tepat di depannya. Mulutnya langsung ia tutup dengan kedua tangannya, napasnya seakan ditahan, dan netranya terus memperhatikan sosok pria yang ada di ruangan itu. Adley tak langsung melongokkan kepalanya, ketika pria itu berpindah tempat menuju jam tangan miliknya, ia membuka sedikit mantel yang menutupi wajahnya. Dilongokkan kepalanya dan melihat siapa gerangan yang membuatnya terkejut setengah mati. Ketika pria itu telah selesai memakai jam tangan miliknya, tubuhnya berbalik dan menuju pintu keluar. Adley buru-buru langsung bersembunyi lagi di balik mantel yang membuat tubuhnya berkeringat. Sesaat, wangi aroma kayu dan citrus menyeruak di antara penciuman miliknya.'Wangi ini sepertinya aku kenal. Aroma kayu dan citrus, apa mungkin ....'Adley segera keluar dari mantel bulu-buku lebat itu keti
"Berikan Blue House padaku dan semua kompensasi Anda kuanggap lunas!" sahut Adley menyeringai. "APA!" delik Cleon sambil menahan emosinya dan langsung berdiri menarik gaun minim yang dikenakan sang istri. "Dasar wanita gila! Apa sebenarnya tujuanmu!? Wanita jalang sepertimu, apa yang kau inginkan dariku!" Cleon menghentakkan suaranya sekencang-kencangnya di depan wajah sang istri. Sedikit terkejut dengan sikap Cleon yang bagaikan banteng liar Afrika. Dia mendorong tubuh Cleon dengan keras hingga tersungkur ke lantai, memelintir tangannya ke belakang, dan mengunci salah satu lengannya. "Ouchhhhh!!" Teriak Cleon kencang. "Lepaskan! Dasar wanita jalang!" teriaknya hingga air liurnya keluar. "Aku sudah cukup bersabar, Cleon! Karena kau tak bisa bekerja sama, maka aku terpaksa melakukan ini! Sekarang pilihan ada di tanganmu, GG Pharmacy atau Blue House?" tegas Adley duduk di punggung Cleon dan mengunci pergelangan salah satu tangannya. 'Wanita kepa
"Tunggulah sampai kau melihatnya nanti!" Kael segera keluar ruangan Cleon dan melihat dengan sinis serta tajam para pegawai yang sedang menonton 'drama' mereka. "Apa kalian sudah puas? Sudah tersalurkankah hasrat keingintahuan kalian selama ini? Bukankah kalian ingin sebuah drama? Hari ini, aku telah memperlihatkannya pada kalian. Jadi ..." Kael menatap salah satu dari pegawai Blue House dengan ekspresi dingin dan tatapan tajam, "Bisakah kalian kembali bekerja dan memuaskan keinginan para pelanggan kita?" bariton dalam Kael seakan membuat para pegawai ketakutan dan bergidik. Mereka kemudian tunggang langgang kembali ke posnya masing-masing, kecuali seorang bartender yang hanya berdiri di tempatnya dan mengelap gelas-gelas berkaki seraya merekam pertengkaran antara kakak-adik duo Graciano itu. Netra Kael tiba-tiba melihat ke arah bartender tersebut dan menghampirinya. Dengan cepat, dia mengalihkan pandangannya dan fokus mengelap gelas di tangannya. "Kenapa kau