Apakah benar semua kejadian itu ulah mama Sean. yuk baca dan ikuti cerita ini beri dukungan juga dengan memberikan Gems terima kasih. Sambil menunggu update bab terbaru ikuti cerita saya yang lainnya. 1. Istriku Minta Cerai Setelah Aku Tagih Hutangnya. 2. Kunci Brangkas Rahasia Suamiku. 3. Maaf, Aku Pantang Cerai 4. Bawa Anak Lelakimu Pulang, Bu.
Talak bab 60Sean dan Rani terpaku, saat melihat dua orang duduk di teras rumah mereka. Meski pintu rumah terlihat terbuka lebar, pasangan suami-istri itu menarik napas panjang. Rani mengengam tangan suami, karena pria itu ternyata tak bisa lagi bersabar. "Tenanglah."Sean tak bersuara, hanya memukuli setir mobil untuk melepas geram. Mamanya semakin menantang, dia bahkan datang ke rumah mereka dan membuka pintu, seolah berkata kalau rumah itu juga miliknya. "Ayo turun dan hadapi mamamu."Rani mengajak Sean turun. Dia sengaja menunggu suaminya, agar pria itu tenang dan tak menyerang mamanya. "Bagus kau pulang, sekarang mama minta padamu. Ambil alih perusahaan itu dan jangan memberikannya pada orang luar. Apa kau tak belajar dari kesalahan mama, Sean?!"Mama Sean berteriak. Dia bahkan tak membiarkan, anak dan menantunya masuk ke rumah terlebih dahulu. Seorang wanita menepuk bahunya, agar tak lepas kontrol. Sepertinya dia salah satu orang yang mengurusinya. "Itu bukan urusan mama, kalau
Talak bab 61"Mama sudah keterlaluan!" Sean berteriak dengan suara kecil. Dia masih menahan diri untuk tidak melawan sang mama, sesuai permintaan istrinya. Namun emosinya sedang tinggi saat ini, setelah mengetahui wanita yang melahirkan dirinya itu. Mengirim notaris untuk menyerahkan perusahaan dan rumah untuk Rani, dengan syarat mau berpisah dengan Sean. "Keterlaluan dari mana, Sean? Mama memberikan, apa yang wanita seperti istrimu itu inginkan. Dia hanya ingin menikmati hartamu tak lebih, Mama dengar selama ini dia hidup miskin dan kekurangan. Perusahaan dan rumah mewah yang kalian tempati itu, cukup baginya hidup nyaman seumur hidupnya."Sean tertawa sembari menatap mamanya. Dia tak menyangka sama sekali, wanita itu bisa berpikir begitu picik. "Apa mama kira, orangtua Rani begitu miskin, Ma? Hingga tega, menghargainya dengan perusahaan dan rumah. Kalau begitu mama salah besar. Rani memiliki banyak warisan, hanya saja berada di tangan mama. Andai tas milik ayahnya ada padanya, hid
Talak bab 62Rani melirik suaminya yang duduk di ruang keluarga. Sudah dua hari sejak dia melihat, Sean makan siang bersama mamanya dan juga Bianca. Namun sampai sekarang pria itu tak mengatakan apapun padanya.Justru selama dua hari ini sang suami terlihat berubah. Suram dan tak bergairah, bahkan dia juga tak di sentuh sama sekali. Dicolek juga tidak, biasanya kalau sedang masak begini. Tangan jahil Sean selalu bekerja, mencolek dadanya atau sekedar menepuk bokongnya.Wanita itu kembali melirik, tapi sang suami tetap asyik dengan laptopnya. 'Ini weekend, tapi dia masih fokus banget dengan pekerjaannya,' ujar Rani dalam hati.Iseng dia membuka dua kancing bajunya. Hari ini dia memakai dress berkancing depan, begitu kancing terbuka hasilnya dadanya terekspos. Menampakan gunung kembarnya yang montok dan seksi, senyumnya terukir lebar, ketika membayangkan suaminya yang bakal klepek-klepek. "Minum tehnya, Mas."Rani sengaja menundukkan badannya. Membuat dadanya semakin terlihat menggoda, n
Talak bab 63"Sebenarnya kau bicara apa sih, Sean? Memangnya ada, selingkuh di depan umum begitu? Kau kan dengar sendiri tadi. Aku mengucapkan salam perpisahan, karena Robert akan kembali ke negaranya.Dia salah satu orang yang membantuku. Mewujudkan impian yang aku bangun sejak kecil, aku heran denganmu, kalau cemburu jangan sembarang. Tanya dulu, jangan main serbu begitu, asal kau tau kata-katamu itu menyakitkan, aku rasa sulit bagiku memaafkan dirimu lagi."Rani merangkak lalu naik ke tempat tidur. Sakit perutnya sudah mendingan, tapi masih berdenyut. Sean mengangkat tubuh istrinya, meski wanita itu menolak bantuannya. "Kalau begitu, katakan padaku. Apa yang kau lakukan di kamar hotel? Bersama pria itu dua hari yang lalu." Sean memberikan beberapa lembar foto. Rani tak menyangka ada orang yang mengambil fotonya, saat dia dan Robert ke hotel dua hari yang lalu.Bukannya menjawab Rani hanya tertawa. Membuat Sean heran, dia menatap istrinya dengan tatapan bingung. "Foto yang bagus, ta
Talak bab 65"Ada apa?" Rani bertanya karena melihat keributan di kampusnya. "Ada mahasiswa di tangkap, karena pemerkosaan dan pemerasan. "Siapa?" tanyanya lagi. "Reino."Mendengar nama itu di sebutkan. Rani hanya tersenyum tipis, lalu dia berjalan melewati Reino yang terborgol tangannya. Pria itu emosi, saat menatap senyum sinis di wajah Rani. Dia bisa menebak, kalau semua ini ulah wanita itu. "Bagaimana bisa kau melakukan ini?"Sebuah pertanyaan yang membuat dahi Rani berkerut. Jelas dia tau arti pertanyaan itu, tapi dia pura-pura tak mengerti. Reino menundukkan kepala, begitu menatap mata hitam Rani. "Aku tak mengerti kau bicara apa? Tapi sudah saatnya, kau membayar apa yang kau lakukan. Selain itu, ayahmu juga akan menanggung akibat, dari perbuatan anaknya yang tak tau diri sepertimu." Begitu selesai bicara. Rani kembali melangkah, meninggalkan Reino yang langsung di bawa pihak kepolisian. "Apa hubungan pria itu dengan Rani? Kenapa mereka terlihat saling menyimpan dendam?"Sean y
Talak bab 66Rani dan Sean keluar dari restoran, setelah selesai makan malam. Rani mencoba tetap tenang, saat melihat suaminya mengucapkan terima kasih pada Bianca. "Kalian lanjut saja bicaranya, aku akan pergi ke depan dulu."Rani menujuk ke arah Abang penjual martabak. Dia memesan satu lalu menunggu dibuatkan, sialnya lagi, Sean dan Bianca justru ikut bersamanya. "Mereka pasangan yang serasi ya? Lihat suaminya begitu perhatian. Pasti istrinya sedang mengidam, lihat perut istrinya sudah membesar." Sean dan Bianca datang belakangan. Mungkin karena itu orang yang melihatnya jadi salah paham, Sean terpaku begitu mendengarnya. Dia ingin menjelaskan, tapi Rani segera memotongnya. "Maaf paman, minta satu lagi yang rasa keju coklat ya."Rani berjalan menjauh dari Sean dan Bianca. Meski sudah menahan diri, tapi dia punya perasaan dan hati, sedangkan Sean tak peka sama sekali. "Paman saya akan pergi duluan, suami saya akan membayarnya setelah selesai."Rani menujuk ke arah Sean. Membuat oran
Talak bab 67Mobil Rani baru saja keluar dari rumahnya. Ketika beberapa pengendara motor, mengejar dan memepet mobil yang dia tumpangi. Rani hanya seorang wanita, tentu merasa takut di saat seperti ini, pak Narno memintanya tenang dan memintanya menghubungi Sean. Namun Rani kecewa saat Sean menerima panggilannya. karena terdengar Bianca dan mama Sean, seperti menganggu konsentrasi suaminya. "Wendi tolong ada yang menyerang!" Tak ada pilihan lain, setelah mematikan panggilan pada Sean, Rani langsung menghubungi Wendi. "Ah!"Rani berteriak, saat melihat kaca mobilnya pecah dihantam palu besar. Mendengar teriak Rani, pak Narno jadi panik. Dia menginjak rem mendadak, tentu saja membuat para penyerang itu senang. Mereka mulai mendekati mobil dan meminta Rani keluar."Jangan keluar Bu Rani." Pak Narno semakin panik. Apalagi saat seorang pengendara motor, berhasil menarik majikannya keluar. Orang itu bahkan menampar wajah Rani, untunglah di saat genting itu seseorang datang menolong. Rani t
Talak bab 68Rani menatap layar ponselnya. Dia terdiam cukup lama, setelah membaca email yang Wendi kirim. Dia bahkan tak menyadari, kalau Sean diam-diam menatapnya. Sudah tiga hari sejak kejadian penyerangan itu, namun Rani masih kesal pada suaminya itu. "Sayang makan dulu, jangan main ponsel terus."Rani mengangkat kepala lalu menatap suaminya. Pria itu tersenyum, sembari meletakkan udang yang sudah dia kupas ke piring sang istri. "Makan yang banyak biar makin sehat."Rani tak menjawab hanya diam lalu meletakkan ponselnya. Hanya saja benda itu kembali bergetar, pertanda ada notifikasi. Saat dilirik ternyata email lagi dari Wendi. Rani meraih ponselnya dan membuka email itu, mendadak wajahnya terlihat kaku. seolah mengalami kejutan luar biasa, namun itu tak berlangsung lama. "Huh, sudah aku duga," ucap Rani pelan namun bisa Sean dengar. "Ada apa?"Mendengar pertanyaan Sean. Membuat nafsu makan Rani menurun, dia ingin berhenti makan tapi suaminya belum selesai. jadi dia memilih diam