Bianca sudah mulai bergerak, apa yang akan Rani lakukan untuk menghadapinya. yuk baca dan ikuti cerita ini beri dukungan juga dengan memberikan Gems terima kasih. Sambil menunggu update bab terbaru ikuti cerita saya yang lainnya. 1. Istriku Minta Cerai Setelah Aku Tagih Hutangnya. 2. Kunci Brangkas Rahasia Suamiku. 3. Maaf, Aku Pantang Cerai 4. Bawa Anak Lelakimu Pulang, Bu.
Talak bab 59"Kau yang mulai mengusikku, Reino. Meski masalah ini sudah dianggap selesai, tapi bagiku belum. Kau barani melecehkan seorang wanita, juga merendahkan harga dirinya, kata maaf saja tak cukup."Rani menepuk pipi Reino membuat pemuda itu kesal. Rani tak mempedulikannya, dia hanya memilih duduk di kantin, sembari menunggu kelas selanjutnya. Dia tak mengikuti kelas pertama, karena terlambat di sebabkan masalah tadi. Untunglah dia ingat ada CCTV, jadi dia punya bukti kalau pemuda itu yang salah. Reino dan pria gendut tak mengira, kalau dia akan terpikir soal CCTV. 'Wen, cari tau tentang keluarga Reino Asmadi. Ayahnya mencalonkan diri menjadi walikota.'Rani meletakkan ponselnya di atas meja, begitu selesai mengirim pesan pada Wendi. Dia tak mau melepaskan Reino, karena sang ayah tak bisa mendidiknya. Biar dia yang mendidik ayahnya. "Apa dia mengganggumu, Kak? Perlu bantuan untuk memberinya pelajaran?" Wendi bertanya karena dia sudah mengenal Rani, sekarang wanita itu bisa mel
Talak bab 60Sean dan Rani terpaku, saat melihat dua orang duduk di teras rumah mereka. Meski pintu rumah terlihat terbuka lebar, pasangan suami-istri itu menarik napas panjang. Rani mengengam tangan suami, karena pria itu ternyata tak bisa lagi bersabar. "Tenanglah."Sean tak bersuara, hanya memukuli setir mobil untuk melepas geram. Mamanya semakin menantang, dia bahkan datang ke rumah mereka dan membuka pintu, seolah berkata kalau rumah itu juga miliknya. "Ayo turun dan hadapi mamamu."Rani mengajak Sean turun. Dia sengaja menunggu suaminya, agar pria itu tenang dan tak menyerang mamanya. "Bagus kau pulang, sekarang mama minta padamu. Ambil alih perusahaan itu dan jangan memberikannya pada orang luar. Apa kau tak belajar dari kesalahan mama, Sean?!"Mama Sean berteriak. Dia bahkan tak membiarkan, anak dan menantunya masuk ke rumah terlebih dahulu. Seorang wanita menepuk bahunya, agar tak lepas kontrol. Sepertinya dia salah satu orang yang mengurusinya. "Itu bukan urusan mama, kalau
Talak bab 61"Mama sudah keterlaluan!" Sean berteriak dengan suara kecil. Dia masih menahan diri untuk tidak melawan sang mama, sesuai permintaan istrinya. Namun emosinya sedang tinggi saat ini, setelah mengetahui wanita yang melahirkan dirinya itu. Mengirim notaris untuk menyerahkan perusahaan dan rumah untuk Rani, dengan syarat mau berpisah dengan Sean. "Keterlaluan dari mana, Sean? Mama memberikan, apa yang wanita seperti istrimu itu inginkan. Dia hanya ingin menikmati hartamu tak lebih, Mama dengar selama ini dia hidup miskin dan kekurangan. Perusahaan dan rumah mewah yang kalian tempati itu, cukup baginya hidup nyaman seumur hidupnya."Sean tertawa sembari menatap mamanya. Dia tak menyangka sama sekali, wanita itu bisa berpikir begitu picik. "Apa mama kira, orangtua Rani begitu miskin, Ma? Hingga tega, menghargainya dengan perusahaan dan rumah. Kalau begitu mama salah besar. Rani memiliki banyak warisan, hanya saja berada di tangan mama. Andai tas milik ayahnya ada padanya, hid
Talak bab 62Rani melirik suaminya yang duduk di ruang keluarga. Sudah dua hari sejak dia melihat, Sean makan siang bersama mamanya dan juga Bianca. Namun sampai sekarang pria itu tak mengatakan apapun padanya.Justru selama dua hari ini sang suami terlihat berubah. Suram dan tak bergairah, bahkan dia juga tak di sentuh sama sekali. Dicolek juga tidak, biasanya kalau sedang masak begini. Tangan jahil Sean selalu bekerja, mencolek dadanya atau sekedar menepuk bokongnya.Wanita itu kembali melirik, tapi sang suami tetap asyik dengan laptopnya. 'Ini weekend, tapi dia masih fokus banget dengan pekerjaannya,' ujar Rani dalam hati.Iseng dia membuka dua kancing bajunya. Hari ini dia memakai dress berkancing depan, begitu kancing terbuka hasilnya dadanya terekspos. Menampakan gunung kembarnya yang montok dan seksi, senyumnya terukir lebar, ketika membayangkan suaminya yang bakal klepek-klepek. "Minum tehnya, Mas."Rani sengaja menundukkan badannya. Membuat dadanya semakin terlihat menggoda, n
Talak bab 63"Sebenarnya kau bicara apa sih, Sean? Memangnya ada, selingkuh di depan umum begitu? Kau kan dengar sendiri tadi. Aku mengucapkan salam perpisahan, karena Robert akan kembali ke negaranya.Dia salah satu orang yang membantuku. Mewujudkan impian yang aku bangun sejak kecil, aku heran denganmu, kalau cemburu jangan sembarang. Tanya dulu, jangan main serbu begitu, asal kau tau kata-katamu itu menyakitkan, aku rasa sulit bagiku memaafkan dirimu lagi."Rani merangkak lalu naik ke tempat tidur. Sakit perutnya sudah mendingan, tapi masih berdenyut. Sean mengangkat tubuh istrinya, meski wanita itu menolak bantuannya. "Kalau begitu, katakan padaku. Apa yang kau lakukan di kamar hotel? Bersama pria itu dua hari yang lalu." Sean memberikan beberapa lembar foto. Rani tak menyangka ada orang yang mengambil fotonya, saat dia dan Robert ke hotel dua hari yang lalu.Bukannya menjawab Rani hanya tertawa. Membuat Sean heran, dia menatap istrinya dengan tatapan bingung. "Foto yang bagus, ta
Talak bab 65"Ada apa?" Rani bertanya karena melihat keributan di kampusnya. "Ada mahasiswa di tangkap, karena pemerkosaan dan pemerasan. "Siapa?" tanyanya lagi. "Reino."Mendengar nama itu di sebutkan. Rani hanya tersenyum tipis, lalu dia berjalan melewati Reino yang terborgol tangannya. Pria itu emosi, saat menatap senyum sinis di wajah Rani. Dia bisa menebak, kalau semua ini ulah wanita itu. "Bagaimana bisa kau melakukan ini?"Sebuah pertanyaan yang membuat dahi Rani berkerut. Jelas dia tau arti pertanyaan itu, tapi dia pura-pura tak mengerti. Reino menundukkan kepala, begitu menatap mata hitam Rani. "Aku tak mengerti kau bicara apa? Tapi sudah saatnya, kau membayar apa yang kau lakukan. Selain itu, ayahmu juga akan menanggung akibat, dari perbuatan anaknya yang tak tau diri sepertimu." Begitu selesai bicara. Rani kembali melangkah, meninggalkan Reino yang langsung di bawa pihak kepolisian. "Apa hubungan pria itu dengan Rani? Kenapa mereka terlihat saling menyimpan dendam?"Sean y
Talak bab 66Rani dan Sean keluar dari restoran, setelah selesai makan malam. Rani mencoba tetap tenang, saat melihat suaminya mengucapkan terima kasih pada Bianca. "Kalian lanjut saja bicaranya, aku akan pergi ke depan dulu."Rani menujuk ke arah Abang penjual martabak. Dia memesan satu lalu menunggu dibuatkan, sialnya lagi, Sean dan Bianca justru ikut bersamanya. "Mereka pasangan yang serasi ya? Lihat suaminya begitu perhatian. Pasti istrinya sedang mengidam, lihat perut istrinya sudah membesar." Sean dan Bianca datang belakangan. Mungkin karena itu orang yang melihatnya jadi salah paham, Sean terpaku begitu mendengarnya. Dia ingin menjelaskan, tapi Rani segera memotongnya. "Maaf paman, minta satu lagi yang rasa keju coklat ya."Rani berjalan menjauh dari Sean dan Bianca. Meski sudah menahan diri, tapi dia punya perasaan dan hati, sedangkan Sean tak peka sama sekali. "Paman saya akan pergi duluan, suami saya akan membayarnya setelah selesai."Rani menujuk ke arah Sean. Membuat oran
Talak bab 67Mobil Rani baru saja keluar dari rumahnya. Ketika beberapa pengendara motor, mengejar dan memepet mobil yang dia tumpangi. Rani hanya seorang wanita, tentu merasa takut di saat seperti ini, pak Narno memintanya tenang dan memintanya menghubungi Sean. Namun Rani kecewa saat Sean menerima panggilannya. karena terdengar Bianca dan mama Sean, seperti menganggu konsentrasi suaminya. "Wendi tolong ada yang menyerang!" Tak ada pilihan lain, setelah mematikan panggilan pada Sean, Rani langsung menghubungi Wendi. "Ah!"Rani berteriak, saat melihat kaca mobilnya pecah dihantam palu besar. Mendengar teriak Rani, pak Narno jadi panik. Dia menginjak rem mendadak, tentu saja membuat para penyerang itu senang. Mereka mulai mendekati mobil dan meminta Rani keluar."Jangan keluar Bu Rani." Pak Narno semakin panik. Apalagi saat seorang pengendara motor, berhasil menarik majikannya keluar. Orang itu bahkan menampar wajah Rani, untunglah di saat genting itu seseorang datang menolong. Rani t
Rani berhenti menguap saat melihat di depan lobby perusahaannya penuh wartawan. Dia dan Sean saling pandang setelah itu sibuk mengaktifkan ponselnya, benar saja ratusan panggilan dan pesan masuk tanpa di buka.'Buka link ini.' Pesan Wendi. Pesan yang sama dari Marco, Gilang dan yang lainnya. Sean segera menyambar ponsel sang istri lalu membuka link dari Wendi. Sean terlihat marah begitu melihat Vidio lama Rani saat di bully."Berikan padaku." Rani merampas ponselnya dari tangan Sean. Meski dia tau Sean bukan marah padanya tapi tetap saja dia tak mau sang suami melihat keadaannya yang memalukan itu, apalagi dia tau vidio itu telah di edit sedemikian rupa. "Jangan menangis." Sean memeluk tubuh Rani yang mulai bergetar. Pria itu menghapus airmata di pipi sang istri dan menenangkan. Rani mencoba memejamkan mata untuk bersiap menghadapi wartawan, Sean menggenggam telapak tangannya dan meminta agar tidak keluar tapi Rani menolaknya. "Ini kesempatan bagus untuk menghancurkan Riri dan membe
Talak bab 202Rani menatap Marco dan Wendi yang duduk di depannya setelah memberikan laporan. Wanita itu tersenyum sinis sembari mengetukkan jarinya di atas meja. "Lawan yang lumayan tangguh, kelicikan mereka patut mendapatkan acungan jari jempol. Kali ini Hardian yang mereka gigit sampai mati." Rani tertawa sinis."Ada bagusnya juga jadi aku bisa menendang mereka dengan kekuatanku sendiri. Kalian bisa istirahat sisanya biar aku yang membereskannya." Rani kembali menyibukkan diri dengan pekerjaannya. Di Sedangkan Marco dan Wendi menikmati camilan buatan Rani. "Sebenarnya aku kasihan dengan teman kedua wanita itu. Dia hanya ingin menjilat tapi baru mulai langsung jadi korban fitnah, siapa sangka dia akan menjadi tersangka hanya karena meletakkan lipstik di dalam tas menjadi meletakkan narkoba." Wendi teringat pada wanita yang menangis sembari memohon saat di kantor polisi."Justru para penjilat seperti itu yang pantas di musnahkan, mereka yang punya andil besar untuk menyakiti orang ya
Talak bab 201"Kau sudah gila, Sean!" pekik Rani saat melihat siapa orang-orang yang ada di dalam kantor polisi. "Kau bahkan membawa orang dari dinas pendidikan, juga Kepala sekolah yang lama." Rani merasa kakinya lemas. Uang menyelesaikan masalah yang tak dia selesaikan selama lebih dari sepuluh tahun."Setelah masalah ini selesai, kau harus mengalihkan sebagian hartamu padaku," dengus Rani dengan kesal. "Macam orang miskin aja gayamu." Sean juga tak mau kalah mencibir istrinya tanpa menyadari di belakang mereka Della dan Hardian sudah sampai, mereka mendengar suami-istri itu bercanda berdua. "Cepat jalan!" Sean dan Rani berbalik saat mendengar bentakan itu.Mereka tersenyum melihat Della dan Hardian datang. Sean merengkuh bahu sang istri menghindari Della dan Hardian, kedua orang itu terpaksa melangkah masuk dan terpekik saat melihat keluarga mereka datang. "Anak kurang ajar, kau membuat keluarga kita malu." Della jatuh setelah sang ibu mendorongnya. Wanita itu meringis saat merasaka
Talak bab 200Wendi dan Marco terlihat duduk sambil cemberut. Mereka kesal karena harus mengikuti permintaan Rani, sedangkan Sean terlihat diam sembari menggenggam telapak tangan sang istri. "Selama ini aku tidak berada di sampingmu saat kau membutuhkanku, tapi saat ini aku akan menemanimu untuk bermain sampai puas." Sean mengecup kening Rani lalu membiarkannya keluar dari mobil.Rani berdiri di depan hotel tempat reuni di adakan. Dia tersenyum walau terlihat getir, dia tau sudah waktunya dia membalas apa yang dia dapatkan selama sekolah dulu. "Sayang tenang saja aku ada di belakangmu. Bermain saja sepuasmu urusan lainnya aku yang akan membereskannya," ujar Sean dari dalam mobil.Rani berbalik sebentar lalu menganggukkan kepala. Setelah itu dia berjalan menuju ke dalam hotel, dengan senyum di bibir dia menghampiri kerumunan orang yang pasti sedang menunggunya. "Kau berjalan kaki apa tidak naik mobil, Ran?" tanya seseorang seperti yang dia duga mereka memang menunggunya."Naik, tapi tur
Talak bab 199Marco berdiri di depan Rani dengan kepala menunduk. Dia menatap berkas di tangannya, namun tak berani menyerahkan pada wanita itu. Wendi yang juga berada di ruangan itu bersama Rani merasa heran, karena merasa bosan dengan keraguan Marco, maka Wendi segera merampas berkas itu dan menyerahkan pada Rani. Hanya saja Wendi tidak menyangka setelah itu Marco akan kabur begitu saja. Merasa ada yang aneh pria itu segera berdiri dan bersiap untuk melarikan diri, sayangnya dia terlambat karena Rani sudah menarik kerah bajunya dan menjambak rambutnya dengan keras. "Brengsek, Sean mengenal Della wibisana!" Mendengar ucapan Rani membuat otak Wendi nyaris meledak. Pantas saja Marco Kabur secepat kilat dan dia dengan bodohnya mengorbankan diri menerima kemarahan Rani. "Pergi, bantu Marco menyelidiki sejak kapan mereka kenal!" Rani kembali berteriak membuat Wendi segera keluar dari ruangan Rani. Begitu sampai depan pintu matanya berkilau, saat melihat Sean datang membawa banyak bungku
Talak bab 198Wendi menatap tajam dua orang di depannya. Dia kesal karena menangkap adegan tak pantas di dalam lift. Saat dia sedang kesal, Sean dan Rani tengah bercumbu dengan penuh nafsu.Jika dia tidak menarik kerah baju Sean, pria itu tidak akan pernah tau kalau pintu lift sudah terbuka cukup lama. Bukannya malu Sean sempat mencium lagi bibir sang istri sebelum membawanya keluar dan berjalan menuju ke ruangan Wendi."Bersihkan bibirmu itu." Wendi melemparkan kotak tisu di depan Sean, sedangkan Rani langsung kabur ke kamar mandi membenarkan lipstiknya. "Kau sudah cukup dewasa dan tau rasanya pisah lama dengan wanitamu. Jangan bilang kau belum menyentuh gadis itu?" Sean menunjuk pada foto di meja Wendi.Wajah seorang gadis yang mengorbankan diri demi Rani dan Wendi. Gadis satu-satunya yang menguasai jiwa dan raga Wendi, mendengar pertanyaan Sean membuat Wendi meringis karena dia memang belum menyentuh pujaan hatinya itu."Tunggu apa lagi? Nikahi dia. Jika kau tak berani maka biarkan
Talak bab 197Rumah keluarga Narendra gempar saat Rani kembali membawa kedua anaknya pulang. Kedua orang tua Rani dan kedua orang tua Sean menangis, saat melihat kedua cucunya dalam keadaan sehat.Semua orang bahagia kecuali Sean. Pria itu menatap di kejauhan Rani tengah berbicara dengan Wendi, dia merasa marah dan cemburu namun tak mampu berbuat apa-apa. Jari lentiknya mengetuk meja dari pelan kemudian menjadi cepat saat melihat Rani memeluk Wendi. "Tetap di tempat, Daddy. Jika tidak mommy bisa mengamuk saat seseorang menganggu dia yang sedang bicara." Entah sejak kapan Junior sudah duduk di sampingnya. Menatap seolah kasihan pada sang ayah.Sean menarik napas sembari menatap sang anak. Semakin lama anak ini semakin mirip Wendi selalu membuatnya kesal, lihat caranya bicara seolah dia bukan ayahnya. "Apa kau tau, Jun? Papi bisa mengirim dirimu pergi jika terus membuat Papi kesal," ancam Sean.Bukannya takut Junior malah menatap seolah tak percaya. Hal itu membuat Sean semakin kesal, t
Talak bab 196Di jalanan sepi terlihat sebuah mobil Fortuner melaju dengan sangat cepat. Di belakangnya terlihat beberapa motor mengejar, Lotus terlihat begitu tenang mengemudikan mobil Fortuner itu, di belakangnya Junior duduk sibuk dengan ponselnya.Meski berusia belia tapi anak itu mewarisi ketenangan Rani. Sesekali dia melirik ke belakang lalu memberi perintah, untuk melaju ke arah yang sudah dia tentukan. "Apa Tuan muda sudah menunggu di sana, Tuan Muda kecil?" tanya Lotus dengan suara masih terdengar santai. Junior tak menjawab tapi menganggukkan kepala. "Kita akan lihat siapa yang akan muncul duluan," jawab Junior dengan wajah tenang. Lotus membawa mobilnya menuju jalan yang sudah Junior tentukan. Di belakangnya para pengejarnya masih berusaha mengalahkan Lotus, tapi mereka resah karena orang yang mereka kejar sangat ahli mengemudi.Tak berapa lama Junior meminta Lotus melambatkan mobilnya. Para pengejar itu terlihat bingung namun mereka senang, karena mengira pekerjaan mereka
Talak bab 195Keluarga Narendra gempar saat mendengar penangkapan Stella. Tuduhannya tak main-main pengedar dan penyalahgunaan obat terlarang. Pihak rumah sakit segera menghubungi Sean, karena ada dugaan Stella menyalahgunakan jabatannya saat bekerja di rumah sakit mereka."Ini gila! Berani sekali wanita itu melakukan hal seperti ini." Sean meradang setelah mengetahui perbuatan Stella. Tak ada cara lain Sean juga melaporkan temuannya.Dalam beberapa hari Sean menghadapi banyak tekanan. Apalagi saat mendengar Margin juga di tangkap, saat sedang pesta seks dan narkoba di sebuah hotel. Nama baik rumah sakitnya harus terseret, karena Stella dan Margin pernah bekerja di tempatnya."Sial!" pekik Sean dengan kesal. Di depannya Miko hanya bisa diam, karena dia juga tidak tau cara menghadapi situasi mereka saat ini. "Kirim pengacara untuk menghadapi jika ada tuduhan dari Stella dan Margin. Mereka pasti tidak mau jatuh sendiri, pasti mencari kambing hitam." Sean memberi perintah pada Miko. Mere