Share

Tuduhan

Penulis: Mayangnoura
last update Terakhir Diperbarui: 2024-10-28 00:07:29

Ting!

Pintu lift terbuka. Dari baliknya Leo muncul dengan wajah penuh emosi. Roby yang sedang duduk di mejanya langsung berdiri.

"Pak Leo," ucap Roby sembari mendekati Leo. "Ada yang bisa saya bantu?"

"Aku mencari Bayu? Di mana dia?" tanya Leo dengan pongkah angkuhnya.

Roby menatap Leo dengan tatapan kesal. Baru saja Leo bertanya tentang Bayu tapi dengan sikap yang kurang menyenangkan. Sebagai assisten pribadi Bayu alias Arthur, tentu dia tidak terima tuannya diperlakukan seperti itu.

"Memangnya kenapa dengan Bayu sehingga anda mencarinya?"

"Aku punya masalah pribadi dengannya."

Mata Roby menyipit. Dia menebak ini ada sangkut pautnya dengan Moza. Ah, bukankah Leo sudah menceraikan wanita yang menjadi incaran atasannya itu?

"Bayu sedang..."

Belum selesai bicara, Bayu dan Moza keluar dari pantry. Ada satu nampan makanan yang berada di tangan Moza. Sedang Bayu yang tidak membawa apa-apa sedang berjalan di samping Moza.

"Nah, ini dia orangnya." Dengan rahang yang mengencang, Leo berger
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

  • Istri Yang Tersakiti   Kenyataan

    "Apa yang harus aku jelaskan lagi, Pak Leo? Aku hanya diminta untuk mencatat dua nama ini sebagai karyawan di sini. Ya sudah. Aku tulis saja sesuai dengan keinginan Presdir. Itu saja. Memangnya kalau mereka bekerja di sini, bapak merasa keberatan?" ucap Wisnu.Leo mengangguk cepat. "Iya, pak. Aku sangat keberatan. Aku datang ke sini adalah untuk meminta kepada bapak agar dua orang itu dipecat. Apa bapak bisa melakukannya?"Wisnu langsung mengangkat kedua tangannya. "Oh, maaf pak. Aku tidak bisa. Mereka bekerja atas keinginan Presdir maka berhenti pun harus dengan perintah Presdir. Aku tidak bisa ikut campur."Leo menghela nafas kecewa. "Aku mengerti, Pak. Akan tetapi aku bingung kenapa Presdir melakukan itu? Apa Bayu sebenarnya punya hubungan yang erat dengan Presdir?"Wisnu geleng-geleng. "Sudahlah, Pak Leo. Jangan terlalu memikirkan tentang hal itu. Kalau mereka memang bekerja di sini ya biarkan saja. Toh, Bayu sudah bukan assisten bapak lagi dan Moza bukan istri bapak lagi. Jalani

    Terakhir Diperbarui : 2024-10-28
  • Istri Yang Tersakiti   Penjelasan Leo

    Astrid terhenyak. Dia tidak menyangka kalau Leo akan melakukan hal sejauh itu. Sekarang jawaban apa yang harus dia berikan pada Leo. Dia sudah capek untuk berbohong."Seandainya iya, apa mas mau menceraikanku?"Leo menyipitkan matanya. "Jadi benar kamu yang ada di balik drama ini?"Astrid mengencangkan rahangnya. Dia merasa marah karena Leo masih saja membahas tentang ini. Itu artinya cinta Leo memang sudah terbagi dua. Tidak sepenuhnya untuk dirinya seperti waktu mereka pacaran. Kini separuh dari hati Leo sudah terisi dengan Moza. "Kalau iya kenapa, mas? Aku memang tidak suka cinta mas terbagi dua. Aku mau memiliki mas seorang diri. Sekarang dalam perutku sudah ada anak kita mas. Tidak bisakah mas melepaskan Moza dengan ikhlas dan fokus dengan kehamilanku?"Leo mengepalkan jemarinya. Dia merasa emosi tengah menjalar ke ubun-ubunnya. Ternyata benar apa yang dikatakan Bayu kalau Astrid adalah dalang di balik drama ini. Dia tidak menyangka kalau Astrid bisa melakukan hal ini."Mengapa

    Terakhir Diperbarui : 2024-10-29
  • Istri Yang Tersakiti   Resmi Bercerai

    "Aku sudah tidak bisa lagi mempertahankan pernikahanku dengan Moza lagi pa," keluh Leo pada kedua orangtuanya. "Dia sudah mendatangi pengadilan agama dan sudah menyewa seorang pengacara.""Lho, darimana Moza punya uang untuk mengurus perceraian ke pengadilan agama dengan memakai pengacara? Dia 'kan tidak punya apa-apa," sahut Susan seolah tidak terima atas sikap mantan menantunya tersebut. Rasanya harga diri putranya yang seorang manager di perusahaan terkenal, telah dicampakkan oleh wanita biasa seperti Moza."Itu juga yang membuat aku bingung, ma. Bagaimana Moza bisa memiki uang untuk menyewa pengacara.""Jangan-jangan selama ini dia mengambil uang yang kamu berikan setiap bulannya.""Tidak, ma. Kartu debit Moza saja ada di rumah. Ketika aku mengusirnya, dia lupa membawa dompet dan ponselnya.""Ya mungkin saja dia sudah menyembunyikan sebagian uang bulanan dari kamu di tempat lain.""Kalau itu sudah menjadi hak istri, ma." Malik urun suara. Jujur jika ingin mengikuti kata hati, Mali

    Terakhir Diperbarui : 2024-10-29
  • Istri Yang Tersakiti   Terkuaknya Identitas Bayu

    "Mas terima kasih karena selama ini sudah meminjamkan rumah mas padaku." Moza menyodorkan sebuah kunci kepada Bayu. Bayu mengamati kunci itu lama sebelum akhirnya menatap Moza. "Mengapa harus dikembalikan? Kamu bisa terus menepati rumah itu.""Itu tidak mungkin, mas. Itu rumah mas. Jadi harus aku kembalikan lagi pada mas. Aku kebetulan sudah mendapat kontrakan tak jauh dari tempat tinggal mas."Bayu terdiam. Dia tidak suka Moza pindah dari rumahnya. Selama ini, Bayu selalu mempunyai alasan untuk datang ke rumah itu meski hanya untuk sekadar mengambil pakaian atau barang lainnya. Tapi jika Moza pindah, itu artinya dia kehilangan kesempatan untuk sering mendatangi tempat tinggal Moza.Bayu menghela nafas. "Kamu baru saja selesai mengurus perceraianmu dengan Leo, Moza. Jadi jangan berfikir untuk pindah dulu."Moza tersenyum. "Aku tau mas itu baik. Tapi aku tidak boleh menyusahkan, mas.""Kamu tidak menyusahkanku. Aku senang kamu tinggal di rumah itu.""Mas, butuh rumah itu. Nanti jika a

    Terakhir Diperbarui : 2024-10-30
  • Istri Yang Tersakiti   Jangan Melawan

    Moza menoleh. Dia mendapati Bayu-lah yang memegang tangannya. "Aku tidak akan membiarkanmu keluar sebelum kita membuat kesepakatan," ucap Bayu lirih tapi penuh ketegasan."Kesepakatan?" tanya Moza bingung. "Kesepakatan apa?" Bayu melirik Roby dan Aditya secara bergantian. Dia memberi kode agar kedua laki-laki itu keluar dari ruangan ini. Terbiasa mendapatkan kode dari Bayu karena selama ini tuannya itu dalam penyamaran, Roby dan Aditya langsung mengerti. Tanpa diisyaratkan untuk kedua kalinya, mereka berdua langsung keluar dari ruangan tersebut. Setelah sampai di luar ruangan, keduanya langsung menutup pintu ruangan kembali. Setelah keluarnya Roby dan Aditya, ruangan itu terasa sunyi. Seketika Moza menjadi takut. Bagaimana tidak, dia tengah berdua dengan pria seperti Bayu oh bukan, Arthur. Pria berkuasa yang penuh dengan siasat.Selama ini, berdua dengan Bayu bukanlah sesuatu yang menakutkan. Tapi sekarang dirasa lain. Dari dulu dia sudah mendengar cerita tentang Arthur dari Leo. A

    Terakhir Diperbarui : 2024-10-30
  • Istri Yang Tersakiti   Kebingungan Tentang Bayu

    "Leo! Melamun saja kamu! Tidak tau apa kalau di luar sedang heboh?" Hendra tiba-tiba masuk. Bahkan tanpa ketuk pintu. Pria itu menemukan Leo sedang melamun sembari memainkan bolpoin. Mendengar suara cempreng Hendra, Leo langsung menoleh. "Kamu buat orang kaget saja."Hendra tersenyum. Lalu mengambil duduk di kursi depan Leo. "Ada baiknya kamu keluar dulu dari ruangan. Orang se-perusahaan pada heboh tau."Kening Leo mengerut. "Heboh? Heboh kenapa?""Heboh karena Bayu. Ah, salah bicara tidak sih, aku. Apa aku harus ikut-ikutan Roby memanggilnya tuan?"Kerutan di kening Leo kian rapat. "Kamu bicara apa, Hen? Memangnya kenapa dengan Bayu? Dia mencuri? Atau merusak barang?""Lebih dari itu hebohnya.""Jadi dia kenapa?""Kamu tau, banyak orang yang melihat Pak Roby mengangguk hormat pada Bayu. Bahkan Pak Roby memanggilnya tuan."Deg.Leo tersentak kaget. Dia hampir tidak percaya dengan apa yang dia dengar. "Kamu jangan bercanda!""Kenapa aku harus bercanda? Ini serius. Nah, sampai sekarang

    Terakhir Diperbarui : 2024-10-31
  • Istri Yang Tersakiti   Menemui Desainer

    "Aku pulang dulu. Kamu hati-hati di rumah sendirian. Nanti sebelum tidur, aku telpon kamu."Moza memaksakan senyum. "Iya." Hanya itu yang dia katakan. Dia tidak mau terlibat obrolan panjang dengan Arthur. Dia ingin Arthur cepat meninggalkan rumahnya. Dia sudah stress menghadapi Arthur hari ini."Baiklah. Kalau begitu aku pulang ya sayang. Daaa."Moza melambaikan tangan. "Daaa."Mobil Arthur pun bergerak meninggalkan tempat kediaman Moza. Dan itu membuat Moza sangat lega. Setelah mengunci pintu rumah, Moza langsung membaringkan tubuhnya di atas tempat tidur. Otot-ototnya yang terasa kaku langsung mengendur. Tapi itu tidak mengendurkan stressnya menghadapi Arthur.Moza menatap plafon kamar. Kedua mata bening indahnya tampak sayu. Dia benar-benar sudah menghadapi hari yang buruk. Dan kemungkinan, besok-besok juga begitu. Tak kalah buruknya.Arthur memang kaya raya. Banyak wanita yang mengidamkan pria itu. Tapi saat ini, tak sedikitpun Moza berkeinginan untuk menikah secepat ini. Kegagal

    Terakhir Diperbarui : 2024-10-31
  • Istri Yang Tersakiti   Kehancuran Leo

    "Baiklah kalau itu mau kamu." Arthur mengambil kertas-kertas berisi gambar rancangan Adi Gunawan dan memperhatikan gambar di tangannya satu persatu. Penuh seksama dia memperhatikan gambar-gambar itu. Dia ingin Moza terlihat cantik jelita di hari pertunangan mereka. Itu sebabnya dia tidak mau sembarangan memilihkan gaun untuk Moza."Bagaimana kalau yang ini?" tanya Arthur kepada Adi Gunawan sang desainer. Adi Gunawan langsung melongokkan kepala ke kertas yang disodorkan Arthur. Matanya langsung membulat. "Ya, it's good. Aku juga sudah menebak kalau anda akan memilih ini. Gaun ini sangat pas dengan Non Moza yang cantik jelita.""Kalau begitu aku ambil yang ini untuk calon istriku.""Baik tuan. Sekarang saatnya mengukur." Adi Gunawan berdiri dari duduknya. Dia lalu melambai lentik pada Moza. "Ayo nona! Berdiri! Kita ukur mengukur dulu!"Tak membantah, Moza pun berdiri. Adi Gunawan langsung mengambil meteran."Ayo, nona! Rentangkan tangannya sedikit. Aku mau mengukur lingkar dadah nona d

    Terakhir Diperbarui : 2024-10-31

Bab terbaru

  • Istri Yang Tersakiti   Terbongkarnya Siasat Busuk Rebeca

    "Maksud kamu apa sih?" tanya Haris dengan tatapan penuh selidik. Arthur tersenyum geli. Dia merasa lucu dengan drama ini. Dia lalu mencondongkan wajahnya pada Haris. "Paman mau tau apa yang sebenarnya sudah terjadi?"Haris tidak bereaksi. "Oke, lihat apa yang aku lakukan ya?"Dengan angkuhnya, Arthur mendekati tempat pembaringan Rebeca. Dia lalu duduk di samping Rebeca dekat kepala wanita itu. Dia menatap wajah Rebeca yang tampak lesu tidak berdaya."Oma," Arthur mulai berbisik di dekat telinga Rebeca. Tapi suaranya bisa di dengar oleh semua orang yang ada di dalam ruangan itu. "Kenapa Oma tidak bangun saja? Memangnya Oma tidak pegal berpura-pura sakit?"Deg.Saat itu juga, jantung Rebeca berdegup kencang. Apa maksud dari ucapan Arthur? Mungkinkah pria itu sudah mengetahui kepura-puraannya?"Sudahlah, Oma. Aku sudah tau kok kalau Oma itu sehat walafiat. Dan sakit Oma ini hanyalah sandiwara saja agar aku mengikuti keinginan Oma untuk menikah dengan Isyana."Melihat itu, Haris geram.

  • Istri Yang Tersakiti   Jebakan

    Akhirnya setelah dipikirkan dan setelah meminta pendapat Amelia, Moza ikut pulang bersama Arthur meski hatinya masih berkecamuk. Tapi dia memberi penegasan kapada suaminya itu bahwa di rumah nanti, dia ingin berpisah kamar dulu seperti yang pernah dia lakukan sampai tiga hari sesuai dengan kesepakan mereka. Arthur setuju dan akan secepatnya menyelesaikan masalah ini tanpa harus menyakiti hati siapa pun."Kamu tenang saja, ya. Masalah ini pasti akan selesai dengan baik. Aku butuh dukungan kamu untuk sabar dan jangan lagi melarikan diri. Kamu boleh marah padaku. Marah saja. Tapi jangan lagi melarikan diri. Aku sedang mencari jalan yang terbaik," ucap Athur sembari menggenggam tangan Moza. Moza mengangguk. "Iya, mas. Tapi waktu itu ketika aku marah dan tidak mau dikecup sama mas, mas balik marah sama aku dan langsung memaksaku."Glek.Arthur menelan salivanya. "Oh, kalau yang waktu itu sih aku sedang khilaf. Aku syok karena tiba-tiba kamu menolak.""Tapi tetap saja namanya mas tidak te

  • Istri Yang Tersakiti   Moza Yang Lelah

    "Aku lelah hidup seperti ini, Mel. Mengapa masalahku selalu ada orang ketiga? Mas Arthur memang berkata bahwa dia tidak akan menduakan aku dan lebih memilih diriku daripada keluarganya. Akan tetapi aku tidak nyaman dengan keadaan ini. Aku tidak mau dia berdosa mengabaikan keinginan almarhum kakek dan oma-nya. Gara-gara kehadiranku, oma-nya sampai sakit. Aku sepertinya jadi beban keluarganya."Amelia menghela nafas panjang. "Aku bingung mau memberi solusi apa, Moz. Aku merasa pendapat kalian berdua sama-sama benar. Kamu yang tidak nyaman di posisi ini lalu merasa lelah dan Mas Arthur yang lebih memilih kamu daripada keluarganya. Dia tidak mau dipaksa menikah dengan wanita yang tidak dia cinta.""Iya, bagaimana kalau oma-nya meninggal gara-gara ini? Aku merasa serba salah. Aku sudah capek dengan yang terjadi. Karena itu, aku merasa ingin menyerah saja. Aku tidak apa-apa kok hidup tanpa Mas Arthur.""Yakin kamu bisa hidup tanpa dia? Kamu itu sedang hamil anak dia. Jadi tentu saja kamu me

  • Istri Yang Tersakiti   Dilema

    Di ruangannya Arthur tampak gelisah. Apa yang terjadi semalam membuatnya tidak lagi fokus dengan pekerjaan yang seharusnya dia kerjakan saat ini. Rasanya pikirannya yang ruwet ini tidak bisa di ajak untuk bekerja. Roby yang sejak tadi ada bersama Arthur, sejak tadi memperhatikan atasannya tersebut. Dia ikut prihatin dengan masalah pelik yang menimpa Arthur. Dia ingin membantu jika memang memiliki cara yang tepat. Tiba-tiba saja, dia berfikir tentang sesuatu. Ini memang bukan untuk menyelesaikan masalah. Tapi ini adalah sesuatu yang membuat masalah menjadi jelas dan Arthur bisa mengambil keputusan dengan baik."Tuan." Panggilan itu cukup mengejutkan Arthur. Pria itu langsung menoleh pada Roby. "Ya, ada apa?""Ada yang ingin saya sampaikan.""Sampaikanlah saja."Roby mendekati Arthur dan membisiki sesuatu. Arthur angguk-angguk. Dia tampak setuju dengan apa yang disampaikan oleh Roby."Bagus itu. Aku setuju jika kamu mau melakukan itu. Aku akan mendukungnya. Kerjakan sekarang juga dan

  • Istri Yang Tersakiti   Penyebab Oma Tak Sadarkan Diri

    "Kamu keterlaluan Ar! Bisa-bisanya kamu menolak keinginan terakhir Oma! Kamu debat keinginan oma dan kakek kamu sendiri hanya demi seorang wanita! Kami ini keluargamu! Harusnya kamu mendengarkan keinginan kami juga! Lihat, Yana kamu buat tersinggung! Dan sekarang Oma jadi tidak sadarkan diri gara-gara kamu! Puas kamu!"Kalimat penuh amarah Haris terus berdengung di telinganya. Dia tidak menyangka kalau gara-gara penolakannya, Rebeca akhirnya tidak sadarkan diri. Semua keluarga sekarang menyalahkan dirinya. Mereka menganggap bahwa dirinya terlalu keras karena mempertahankan pendapatnya untuk tidak menyakiti istrinya dengan menikah lagi tapi menganggap tak punya hati kepada oma-nya sendiri.Akhirnya karena perdebatan itu, Rebeca pingsan dan akhirnya tidak sadarkan diri."Tuan masih memikirkan kejadian di rumah sakit tadi?" tanya Roby yang sejak tadi memperhatikan Arthur dari kaca tengah mobil."Ya, tentu saja aku memikirkannya. Kamu tau bukan kalau aku tidak mungkin mengingkari janjiku

  • Istri Yang Tersakiti   Keinginan Kakek

    Arthur mengalihkan pandangan dari layar tipisnya ke Candra yang baru saja masuk ke dalam ruangan. Setiap kali melihat orang-orang Rebeca, hatinya langsung merasa tidak enak. "Maaf tuan saya mengganggu," ucap Candra setelah mengangguk hormat. Arthur menatap tajam pada Candra. "Ada perlu apa kamu datang kemari? Apa kamu dapat perintah dari Oma untuk membujukku bertunangan dengan Isyana?""Tidak tuan. Saya tidak datang untuk itu.""Lalu?""Saya datang untuk memberi kabar yang kurang baik kepada anda."Kening Arthur mengerut. "Memangnya kabar apa?"Candra menunduk seolah sedih. "Nyonya...nyonya Rebeca drop. Dia sekarang terbaring di rumah sakit. Dia ingin bertemu dengan cucu-cucunya. Karena itu saya datang kesini tuan. Saya harap secepatnya anda mengunjungi Nyonya Rebeca. Karena walaupun anda tidak menyukainya, dia tetaplah nenek anda yang harus anda hargai dan hormati. Apalagi saat ini keadaan Nyonya sangat memprihatikan."Arthur terdiam. Selama ini setahunya Rebeca memang kerap drop.

  • Istri Yang Tersakiti   Kembali Seperti Dulu

    Seperti biasa, Moza akan membersihkan dirinya sebelum tidur. Begitu pun dengan malam ini. Kebiasaan itu sudah dia terapkan sejak remaja. Moza tidak suka dengan make up tebal tapi membersihkan diri adalah kewajiban baginya.Setelah membersihkan diri dan menggosok gigi, Moza keluar dari dalam kamar mandi. Tak langsung naik ke atas tempay tidur, wanita itu melakukan perawatan wajah sebelum tidur yang rutin dia lakukan. Perawatannya simpen kok. Hanya meneteskan beberapa tetes serum ke kulit wajahnya. Sudah itu saja. Menurutnya, serum baik untuk menjaga kesehatan kulit wajah agar tetap sehat dan kenyal. Setelah perawatan wajahnya yang simpel itu selesai, Moza mematikan lampu kamar dan hanya membiarkan lampu tidur untuk tetap menyala. Tidur dalam keadaan gelap membuat tidur lebih nyenyak dan berkualitas. Paginya, biasanya tubuhnya akan terasa fit dan semangat pergi bekerja.Usai kamar agak gelap dan hanya remang-remang saja, Moza naik ke atas tempat tidur. Dia membaringkan tubuhnya di atas

  • Istri Yang Tersakiti   Merayu Moza

    Pagi ini Moza senang sekali karena bisa ke perusahaan lagi. Dia sengaja berangkat pagi dan tidak pamitan pada Arthur karena takut dilarang oleh suaminya itu. Jadi daripada terjadi sesuatu yang tidak diinginkan, lebih baik dia pergi sendiri menggunakan taksi. Sehari Moza tidak bekerja saja, Aditya merasa ada yang kurang. Dia kehilangan orang yang bisa dia ganggu. Akhirnya, ketika melihat Moza berangkat, dia tidak menyia-nyiakan kesempatan untuk bercengkrama dengan wanita itu. Dia bercerita mengenai masa kecilnya yang dikejar-kejar induk ayam lantaran mengganggu anak-anaknya. Karena merasa ceritanya sangata lucu, Moza pun tertawa terpingkal-pingkal. Mereka berdua tidak sadar kalau Arthur sudah berdiri di dekat mereka."Ehem! Ehem!" Arthur berdehem kencang sekali. Jelas sekali itu adalah deheman yang dibuat-buat dan bukan karena batuk. Mereka berdua langsung menoleh dan terkesiap begitu tahu kalau Arthur telah berdiri di dekat mereka. Wajah pria itu tampak tidak senang.Tawa Moza dan

  • Istri Yang Tersakiti   Tempat Tidur Yang Lengang

    Mendengar Arthur menyetujui dirinya untuk pisah kamar, Moza langsung berdiri dan menyodorkan tangan kanannya pada Arthur. "Kalau begitu mana kuncinya?"Alis Arthur terangkat ke atas. "Semangat sekali sih untuk pisah kamar sama aku.""Aku mau cepat makan, mas. Aku lapar.""Lalu apa hubungannya makan dengan kunci kamar?""Aku tidak mau makan kalau mas belum beri kunci kamar tamu. Aku takut mas mengingkari janji mas untuk meminjamkan kamar kalau aku makan duluan."Arthur tersenyum. Pria itu langsung berdiri. "Kalau aku mengingkari janji aku, ya sudah. Tidur di kamar ini saja. Begitu saja kok repot.""Oh, oke. Kalau begitu aku tidak akan makan. Biar saja aku dan anakku sama-sama kelaparan."Arthur menipiskan bibir. Sepertinya bayi dalam perut dijadikan senjata bagi Moza untuk mengancamnya. Dasar."Ya, sudah. Aku ambil kunci dulu."Arthur beranjak dari duduknya dan langsung keluar kamar. Tak lama kemudian, dia kembali dengan membawa sebuah kunci. Kedatangan Arthur sudah ditunggu-tunggu ol

DMCA.com Protection Status