Share

Jangan Melawan

Penulis: Mayangnoura
last update Terakhir Diperbarui: 2024-11-04 01:41:16

Brak!

Arthur menendang pintu di mana Moza ada di baliknya. Wanita itu langsung terlonjak kaget dan kemudian menjauhi pintu. Dilihatnya pintu itu dengan pandangan takut. Moza benar-benar takut. Arthur kalau sudah marah sangat mengerikan.

"Buka Moza! Buka!" teriak Arthur dari luar.

"Ti-tidak! Aku tidak mau!" Moza panik. Bagaimana jika Arthur akan langsung menyerangnya begitu terbuka.

"Kalau kamu tidak mau membuka pintu, maka aku akan mendobrak pintu ini!"

Tubuh Moza gemetar. Mendobrak dan dibukakan pintu sama-sama membuat Arthur masuk. Dan itu berbahaya.

"Oke! Kamu benar-benar tidak mau membukakan pintunya! Baik! Aku akan mendobraknya!"

Moza kian panik. Tapi dia bingung harus melakukan apa. Yang ada dalam fikirannya adalah satu, tidak membiarkan pria itu masuk ke dalam rumah karena sangat berbahaya.

BRAK!

Pintu itu jatuh ke lantai. Arthur benar-benar telah mendobrak pintu itu. Bahkan pintu itu tumbang dalam sekali tendang. Arthur benar-benar kuat.

Moza mundur dengan tubuh gemetar ketika
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

  • Istri Yang Tersakiti   Baju Ganti

    Mengabaikan rasa takutnya, Moza duduk di tepi tempat tidur yang berwarna keemasan. Dia menghirup udara banyak-banyak agar rasa sesaknya akibat rasa takut segera hilang.Tapi baru saja kecemasan itu hendak melega, terdengar sebuah ketukan di pintu. Moza seketika terperanjat. Dia langsung berdiri dari duduknya dan mendekati pintu."Siapa?" tanyanya dengan memasang telinga."Ini aku, Arthur."Moza langsung tersentak kaget. 'Mau apa lagi dia?'"Moza buka pintunya sebentar!""Bu-buka pintu? Mas mau apa?""Aku hanya mau mengantarkan baju ganti untuk kamu. Tidak mungkin bukan kamu tidur dengan memakai baju yang dari pagi kamu pakai. Pasti sangat tidak nyaman."Moza terdiam. 'Benarkah Arthur hanya akan mengantarkan baju ganti? Apakah ini bukan bagian dari siasatnya?'"Aku tidak percaya. Apa buktinya mas mau sekadar mengantarkan baju ganti?""Ini aku bawa baju gantinya. Kamu tidak akan bisa melihatnya jika kamu tidak membuka pintunya. Jadi bukalah! Sebentar saja!""Aku takut mas akan menyerang

    Terakhir Diperbarui : 2024-11-04
  • Istri Yang Tersakiti   Hati Yang Hancur

    "Assalamu'alaikum warahmatullah... Assalamu'alaikum warahmatullah..."Tok! Tok! Tok!Moza yang baru selesai sholat, menoleh ke arah pintu. "Siapa lagi, sih?" Moza bangun dan melipat sajadahnya. "Moza! Moza! Apa kamu sudah bangun?!"Moza terhenyak. Itu adalah suara Arthur. 'Kenapa lagi pria itu pagi-pagi sudah ribut?"Tanpa membuka mukenanya, Moza membuka pintu kamar. Seperti semalam, hanya melongokkan kepala saja. "Ada apa, mas?""Aku mau mengantarkan barang-barang kamu, nih." Arthur menyodorkan koper ke hadapan Moza.Moza melirik koper tersebut. "Oh, ya. Terima kasih." Moza pun membuka pintu kamar lebih lebar dan kemudian menarik kopernya."Moza.""Ya.""Mau ikut olahraga tidak? Tidak jauh. Hanya di sekitar halaman rumah kok."Moza menggeleng. "Tidak mas. Mas saja.""Kenapa? Biar badan sehat lho.""Bukan aku tidak mau olahraganya tapi aku tidak mau terlalu sering bersama mas."Kening Arthur mengerut. "Kenapa? Kamu masih marah karena apa yang aku lakukan semalam?""Kalau itu jangan

    Terakhir Diperbarui : 2024-11-04
  • Istri Yang Tersakiti   Perpisahan Yang Terbaik

    Hati Leo sangat panas melihat apa yang terhidang di depan matanya. Istrinya dan pria yang bersama istrinya tampak kian mesra. Sudah tidak bisa disangkal kalau Astrid dan pria itu memiliki hubungan. Hubungan seperti apa, itulah yang belum Leo tahu.Rahang Leo menggeram dengan mata berkaca-kaca. Dia merasa sangat marah. Rasanya dia ingin melabrak mereka berdua dan menghajar pria yang bersama Astrid hingga tulang-tulangnya patah. Akan tetapi, keinginan itu ditahannya. Dia teringat pesan papanya untuk tidak terburu emosi. Dia harus mencari tahu tentang kebenarannya dulu.Dengan perasaan terluka dan rasa kecewa, Leo keluar dari kafe. Pria itu memutuskan untuk pulang daripada tidak tahan melihat kemesraan sang istri dan pria yang bersamanya."Ya Allah, mengapa balasanmu terasa sangat sakit di hati? Kadang-kadang aku sudah tidak sanggup lagi untuk menghadapinya." Di dalam mobil, Leo menangis. Sesak sekali rasanya menghadapi kenyataan ini. Dia jadi tahu beginilah perasaan Moza saat melihatny

    Terakhir Diperbarui : 2024-11-06
  • Istri Yang Tersakiti   Bukan Moza Yang Mandul

    Leo menangis sejadi-jadinya. Dia melempar barang yang ingin dia lempar. Bantal, vas bunga, buku, pakaian, dan lainnya. Perasaannya benar-benar terluka dan hancur. "Aku bodoh! Aku memang bodoh! Aku melepaskan Moza yang baik dan tidak bersalah dan malah menikahi Astrid yang ternyata pengkhianat! Harusnya aku dari dulu bersyukur memiliki istri seperti Moza! Dia tidak pernah menuntut anak dengan pernikahannya padahal aku yang mandul! Jika saja aku mengetahui dari awal kalau aku yang mandul, tentu hal ini tidak akan terjadi! Aku tidak akan menikahi Astrid dan tidak melukai hati Moza! Aku memang bodoh! Bodoh!"Leo mengangkat sofa yang berukuran kecil dan kemudian membanting sofa tersebut ke lantai. Suara berdegum langsung terdengar ke lantai bawah. Bik Juli sampai gemetar ketakutan. Untuk menjaga dirinya tetap aman, Bik Juli yang sejak Astrid pergi masih berdiri di depan pintu, tetap berdiri di depan pintu. Dia ancang-ancang kalau Leo mengamuk dan turun. Jika itu yang terjadi, maka dia aka

    Terakhir Diperbarui : 2024-11-06
  • Istri Yang Tersakiti   Menghindari Arthur

    "Kamu jangan bercanda, Leo?" Malik langsung menarik tangannya dari punggung Leo."Kenapa aku harus bercanda, Pa. Memang ini kenyataannya. Bayi yang sedang dikandung oleh Astrid bukan anakku melainkan anak dari pria lain. Aku memergoki Astrid bertemu dengan pria itu. Mereka seperti sepasang suami istri dan sangat romantis. Setelah aku tanya langsung kepada Astrid, dia jujur mengenai semuanya. Dia bilang anak di dalam kandungannya bukan anakku. Dia lalu pergi dan lebih memilih pria itu. Dia ingin kami bercerai.""Astaghfirullahadzim." Malik langsung lemas. Pria tua itu langsung menyandarkan punggungnya di sandaran sofa dengan wajah sedih. Dia tidak menyangka nasib putranya akan seburuk ini.Sementara itu, Susan terdiam seribu bahasa dengan wajah yang menunduk. Wanita tua itu merasa sangat malu. Ya jelas saja. Karena perbuatannya nasib putranya jadi seperti ini. Andai saja dari awal dia tidak egois dan merendahkan Moza, hal ini mungkin tidak akan terjadi."Mama dengar itu? Mama dengar ba

    Terakhir Diperbarui : 2024-11-06
  • Istri Yang Tersakiti   Minta Disuapi

    "Kalau begitu aku tidak mau menikah denganmu, mas. Aku tidak mau. Tolong mas cari wanita lain saja. Wanita yang lebih baik dari pada aku." Entah darimana Moza mendapat keberanian untuk mengatakan itu. Yang pasti, itulah isi hatinya. Siapapun sebenarnya tidak bisa memaksa. Mendengar itu, Arthur terdiam untuk beberapa saat. Tapi setelah itu, rahangnya mengencang. Pesta pertunangan sudah di depan mata. Dan semua sudah dipesan. Baik gedung, undangan, catering, dan lain sebagainya.Selain itu, dia memang sangat menginginkan Moza. Sejak dia menyamar menjadi supir Leo, dia sudah jatuh cinta pada wanita itu. Dan tuhan memberinya kesempatan merebut Moza dari Leo karena Leo menikah lagi dengan Astrid."Berani sekali kamu mengatakan itu kepadaku?" tanya Arthur dengan nada dingin dan mengancam."Ya, aku tentu harus berani. Aku mengalami kesialan dalam hidupku karena selama ini aku bukanlah orang yang berani. Aku selalu memendam perasaanku dari orang lain. Dan aku tidak mau kisah burukku terulan

    Terakhir Diperbarui : 2024-11-06
  • Istri Yang Tersakiti   Kedatangan Dion

    "Leo, ada yang cari kamu tuh di lobby.""Ah, ya. Siapa?""Aku tidak kenal. Mungkin kamu kenal.""Oke, terima kasih, ya."Leo meninggalkan meja kerjanya dan kemudian langsung pergi ke lobby. Dia terhenyak melihat siapa yang datang. Pria itu adalah pria yang bersama Astrid di kafe. Itu artinya dia adalah kekasihnya Astrid.Melihat kedatangan Leo, Dion yang sejak 20 menit lalu menunggu kedatangan Leo langsung berdiri dan menyalami suami dari kekasihnya itu. "Maaf jika saya menganggu," kata Leo ramah.Meskipun hatinya sakit luar biasa, Leo berusaha untuk tersenyum. "Tidak juga. Kebetulan sebentar lagi waktu istirahat. Mari silahkan duduk." Leo menunjuk sofa yang ada di dekat mereka."Terima kasih." Dion mengambil duduk di sofa tersebut. Begitu pun dengan Leo. Mereka duduk berhadapan."Ada perlu apa kamu mencariku?" tanya Leo langsung. Tapi hatinya sudah menebak bahwa kedatangan Dion adalah ada sangkut pautnya dengan Astrid."Ini mengenai Astrid.""Ada apa dengan dia? Apa kedatanganmu jug

    Terakhir Diperbarui : 2024-11-07
  • Istri Yang Tersakiti   Kehilangan Moza

    PLAK!Moza sudah hilang kesabarannya karena barusan Arthur kembali mengecup bibirnya hanya karena salah paham. Dia menampar wajah Arthur kuat. Arthur terhenyak dengan apa yang sudah dilakukan Moza. Tapi belum sempat dia berbuat apa-apa, Moza sudah lebih dulu menguarkan kemarahannya."Sudah cukup, mas! Cukup! Cukup mas memperlakukan aku seperti ini! Mas memaksaku dan bertindak sesuka hati! Apa karena aku sudah memakai sebagian uang mas sehingga mas memperlakukan aku seperti ini?! Hah?! Oke! Jika aku sudah mempunyai uang aku akan membayarnya! Tapi buang mimpi mas untuk menikahiku!"Mata Arthur melebar. Dia tidak menyangka Moza akan berbicara seperti itu. Bersamaan dengan itu, pintu lift terbuka dan Moza langsung berlari keluar lift menuju pantry. Arthur tidak bisa berbuat banyak. Pria itu pun terpaksa melangkah keluar lift. Dia ingin menyusul Moza, tetapi diurungkannya. Dia sendiri syok mendapat tamparan dari Moza. Tapi siapa sangka, begitu Arthur sampai di depan pintu ruangannya, dia

    Terakhir Diperbarui : 2024-11-07

Bab terbaru

  • Istri Yang Tersakiti   Terbongkarnya Siasat Busuk Rebeca

    "Maksud kamu apa sih?" tanya Haris dengan tatapan penuh selidik. Arthur tersenyum geli. Dia merasa lucu dengan drama ini. Dia lalu mencondongkan wajahnya pada Haris. "Paman mau tau apa yang sebenarnya sudah terjadi?"Haris tidak bereaksi. "Oke, lihat apa yang aku lakukan ya?"Dengan angkuhnya, Arthur mendekati tempat pembaringan Rebeca. Dia lalu duduk di samping Rebeca dekat kepala wanita itu. Dia menatap wajah Rebeca yang tampak lesu tidak berdaya."Oma," Arthur mulai berbisik di dekat telinga Rebeca. Tapi suaranya bisa di dengar oleh semua orang yang ada di dalam ruangan itu. "Kenapa Oma tidak bangun saja? Memangnya Oma tidak pegal berpura-pura sakit?"Deg.Saat itu juga, jantung Rebeca berdegup kencang. Apa maksud dari ucapan Arthur? Mungkinkah pria itu sudah mengetahui kepura-puraannya?"Sudahlah, Oma. Aku sudah tau kok kalau Oma itu sehat walafiat. Dan sakit Oma ini hanyalah sandiwara saja agar aku mengikuti keinginan Oma untuk menikah dengan Isyana."Melihat itu, Haris geram.

  • Istri Yang Tersakiti   Jebakan

    Akhirnya setelah dipikirkan dan setelah meminta pendapat Amelia, Moza ikut pulang bersama Arthur meski hatinya masih berkecamuk. Tapi dia memberi penegasan kapada suaminya itu bahwa di rumah nanti, dia ingin berpisah kamar dulu seperti yang pernah dia lakukan sampai tiga hari sesuai dengan kesepakan mereka. Arthur setuju dan akan secepatnya menyelesaikan masalah ini tanpa harus menyakiti hati siapa pun."Kamu tenang saja, ya. Masalah ini pasti akan selesai dengan baik. Aku butuh dukungan kamu untuk sabar dan jangan lagi melarikan diri. Kamu boleh marah padaku. Marah saja. Tapi jangan lagi melarikan diri. Aku sedang mencari jalan yang terbaik," ucap Athur sembari menggenggam tangan Moza. Moza mengangguk. "Iya, mas. Tapi waktu itu ketika aku marah dan tidak mau dikecup sama mas, mas balik marah sama aku dan langsung memaksaku."Glek.Arthur menelan salivanya. "Oh, kalau yang waktu itu sih aku sedang khilaf. Aku syok karena tiba-tiba kamu menolak.""Tapi tetap saja namanya mas tidak te

  • Istri Yang Tersakiti   Moza Yang Lelah

    "Aku lelah hidup seperti ini, Mel. Mengapa masalahku selalu ada orang ketiga? Mas Arthur memang berkata bahwa dia tidak akan menduakan aku dan lebih memilih diriku daripada keluarganya. Akan tetapi aku tidak nyaman dengan keadaan ini. Aku tidak mau dia berdosa mengabaikan keinginan almarhum kakek dan oma-nya. Gara-gara kehadiranku, oma-nya sampai sakit. Aku sepertinya jadi beban keluarganya."Amelia menghela nafas panjang. "Aku bingung mau memberi solusi apa, Moz. Aku merasa pendapat kalian berdua sama-sama benar. Kamu yang tidak nyaman di posisi ini lalu merasa lelah dan Mas Arthur yang lebih memilih kamu daripada keluarganya. Dia tidak mau dipaksa menikah dengan wanita yang tidak dia cinta.""Iya, bagaimana kalau oma-nya meninggal gara-gara ini? Aku merasa serba salah. Aku sudah capek dengan yang terjadi. Karena itu, aku merasa ingin menyerah saja. Aku tidak apa-apa kok hidup tanpa Mas Arthur.""Yakin kamu bisa hidup tanpa dia? Kamu itu sedang hamil anak dia. Jadi tentu saja kamu me

  • Istri Yang Tersakiti   Dilema

    Di ruangannya Arthur tampak gelisah. Apa yang terjadi semalam membuatnya tidak lagi fokus dengan pekerjaan yang seharusnya dia kerjakan saat ini. Rasanya pikirannya yang ruwet ini tidak bisa di ajak untuk bekerja. Roby yang sejak tadi ada bersama Arthur, sejak tadi memperhatikan atasannya tersebut. Dia ikut prihatin dengan masalah pelik yang menimpa Arthur. Dia ingin membantu jika memang memiliki cara yang tepat. Tiba-tiba saja, dia berfikir tentang sesuatu. Ini memang bukan untuk menyelesaikan masalah. Tapi ini adalah sesuatu yang membuat masalah menjadi jelas dan Arthur bisa mengambil keputusan dengan baik."Tuan." Panggilan itu cukup mengejutkan Arthur. Pria itu langsung menoleh pada Roby. "Ya, ada apa?""Ada yang ingin saya sampaikan.""Sampaikanlah saja."Roby mendekati Arthur dan membisiki sesuatu. Arthur angguk-angguk. Dia tampak setuju dengan apa yang disampaikan oleh Roby."Bagus itu. Aku setuju jika kamu mau melakukan itu. Aku akan mendukungnya. Kerjakan sekarang juga dan

  • Istri Yang Tersakiti   Penyebab Oma Tak Sadarkan Diri

    "Kamu keterlaluan Ar! Bisa-bisanya kamu menolak keinginan terakhir Oma! Kamu debat keinginan oma dan kakek kamu sendiri hanya demi seorang wanita! Kami ini keluargamu! Harusnya kamu mendengarkan keinginan kami juga! Lihat, Yana kamu buat tersinggung! Dan sekarang Oma jadi tidak sadarkan diri gara-gara kamu! Puas kamu!"Kalimat penuh amarah Haris terus berdengung di telinganya. Dia tidak menyangka kalau gara-gara penolakannya, Rebeca akhirnya tidak sadarkan diri. Semua keluarga sekarang menyalahkan dirinya. Mereka menganggap bahwa dirinya terlalu keras karena mempertahankan pendapatnya untuk tidak menyakiti istrinya dengan menikah lagi tapi menganggap tak punya hati kepada oma-nya sendiri.Akhirnya karena perdebatan itu, Rebeca pingsan dan akhirnya tidak sadarkan diri."Tuan masih memikirkan kejadian di rumah sakit tadi?" tanya Roby yang sejak tadi memperhatikan Arthur dari kaca tengah mobil."Ya, tentu saja aku memikirkannya. Kamu tau bukan kalau aku tidak mungkin mengingkari janjiku

  • Istri Yang Tersakiti   Keinginan Kakek

    Arthur mengalihkan pandangan dari layar tipisnya ke Candra yang baru saja masuk ke dalam ruangan. Setiap kali melihat orang-orang Rebeca, hatinya langsung merasa tidak enak. "Maaf tuan saya mengganggu," ucap Candra setelah mengangguk hormat. Arthur menatap tajam pada Candra. "Ada perlu apa kamu datang kemari? Apa kamu dapat perintah dari Oma untuk membujukku bertunangan dengan Isyana?""Tidak tuan. Saya tidak datang untuk itu.""Lalu?""Saya datang untuk memberi kabar yang kurang baik kepada anda."Kening Arthur mengerut. "Memangnya kabar apa?"Candra menunduk seolah sedih. "Nyonya...nyonya Rebeca drop. Dia sekarang terbaring di rumah sakit. Dia ingin bertemu dengan cucu-cucunya. Karena itu saya datang kesini tuan. Saya harap secepatnya anda mengunjungi Nyonya Rebeca. Karena walaupun anda tidak menyukainya, dia tetaplah nenek anda yang harus anda hargai dan hormati. Apalagi saat ini keadaan Nyonya sangat memprihatikan."Arthur terdiam. Selama ini setahunya Rebeca memang kerap drop.

  • Istri Yang Tersakiti   Kembali Seperti Dulu

    Seperti biasa, Moza akan membersihkan dirinya sebelum tidur. Begitu pun dengan malam ini. Kebiasaan itu sudah dia terapkan sejak remaja. Moza tidak suka dengan make up tebal tapi membersihkan diri adalah kewajiban baginya.Setelah membersihkan diri dan menggosok gigi, Moza keluar dari dalam kamar mandi. Tak langsung naik ke atas tempay tidur, wanita itu melakukan perawatan wajah sebelum tidur yang rutin dia lakukan. Perawatannya simpen kok. Hanya meneteskan beberapa tetes serum ke kulit wajahnya. Sudah itu saja. Menurutnya, serum baik untuk menjaga kesehatan kulit wajah agar tetap sehat dan kenyal. Setelah perawatan wajahnya yang simpel itu selesai, Moza mematikan lampu kamar dan hanya membiarkan lampu tidur untuk tetap menyala. Tidur dalam keadaan gelap membuat tidur lebih nyenyak dan berkualitas. Paginya, biasanya tubuhnya akan terasa fit dan semangat pergi bekerja.Usai kamar agak gelap dan hanya remang-remang saja, Moza naik ke atas tempat tidur. Dia membaringkan tubuhnya di atas

  • Istri Yang Tersakiti   Merayu Moza

    Pagi ini Moza senang sekali karena bisa ke perusahaan lagi. Dia sengaja berangkat pagi dan tidak pamitan pada Arthur karena takut dilarang oleh suaminya itu. Jadi daripada terjadi sesuatu yang tidak diinginkan, lebih baik dia pergi sendiri menggunakan taksi. Sehari Moza tidak bekerja saja, Aditya merasa ada yang kurang. Dia kehilangan orang yang bisa dia ganggu. Akhirnya, ketika melihat Moza berangkat, dia tidak menyia-nyiakan kesempatan untuk bercengkrama dengan wanita itu. Dia bercerita mengenai masa kecilnya yang dikejar-kejar induk ayam lantaran mengganggu anak-anaknya. Karena merasa ceritanya sangata lucu, Moza pun tertawa terpingkal-pingkal. Mereka berdua tidak sadar kalau Arthur sudah berdiri di dekat mereka."Ehem! Ehem!" Arthur berdehem kencang sekali. Jelas sekali itu adalah deheman yang dibuat-buat dan bukan karena batuk. Mereka berdua langsung menoleh dan terkesiap begitu tahu kalau Arthur telah berdiri di dekat mereka. Wajah pria itu tampak tidak senang.Tawa Moza dan

  • Istri Yang Tersakiti   Tempat Tidur Yang Lengang

    Mendengar Arthur menyetujui dirinya untuk pisah kamar, Moza langsung berdiri dan menyodorkan tangan kanannya pada Arthur. "Kalau begitu mana kuncinya?"Alis Arthur terangkat ke atas. "Semangat sekali sih untuk pisah kamar sama aku.""Aku mau cepat makan, mas. Aku lapar.""Lalu apa hubungannya makan dengan kunci kamar?""Aku tidak mau makan kalau mas belum beri kunci kamar tamu. Aku takut mas mengingkari janji mas untuk meminjamkan kamar kalau aku makan duluan."Arthur tersenyum. Pria itu langsung berdiri. "Kalau aku mengingkari janji aku, ya sudah. Tidur di kamar ini saja. Begitu saja kok repot.""Oh, oke. Kalau begitu aku tidak akan makan. Biar saja aku dan anakku sama-sama kelaparan."Arthur menipiskan bibir. Sepertinya bayi dalam perut dijadikan senjata bagi Moza untuk mengancamnya. Dasar."Ya, sudah. Aku ambil kunci dulu."Arthur beranjak dari duduknya dan langsung keluar kamar. Tak lama kemudian, dia kembali dengan membawa sebuah kunci. Kedatangan Arthur sudah ditunggu-tunggu ol

DMCA.com Protection Status