Didalam kamar Al Jazair lagi berdiskusi dengan Almeera tentang apa yang telah mereka ketahui,apa saja yang di lakukan oleh ayah mereka."Kakak ...sini deh coba lihat apa yang telah adik dapatkan, Kakak jangan beritahu ayah atau Bunda ya, kalau selama ini adik sudah memasang alat penyadap suara di handphonenya dan kamera pengintai di cincin kawinnya Ayah.""Apa.... kenapa Adik lakukan itu nanti Ayah sama Bunda tau gimana."Almeera berteriak tidak sadar karena kaget setelah tau apa yang telah di lakukan oleh adiknya."Kakak... jangan kencang kencang dong suaranya nanti di dengar oleh Bunda, kakak mau tau kenapa adik melakukan semua ini, ingat nggak waktu kita berkunjung ke rumah Opa dan Oma, secara tidak sengaja adik dengar kalau Opa meminta Ayah untuk menikahi Tante Alma karena papanya Tante Alma mau membantu memberikan sejumlah uang kepada Opa, untuk membantu perusahaannya Opa yang lagi ada masalah dengan keuangan, makanya sejak saat itu adik sudah mengawasi semua yang dilakukan oleh a
Tok.tok.tok. Aku langsung menuju pintu,ku lirik jam yang menempel di dinding, ternyata ini sudah malam,sudah jam 7 malam begitu pintu terbuka Aku lihat Mas Brian sudah ada di depan pintu. "Assalamualaikum.. Bunda."aku langsung menyalami tangannya Mas Brian. "Waallaikum salam.... Mas baru pulang, capek banget ya, Mas tunggu sebentar ya Bunda siapkan air hangat di dalam bak mandi dulu."Mas Brian langsung masuk aku perhatikan mukanya kuyu, terlihat sekali kalau Mas Brian kelelahan. "Iya Bunda... Mas capek banget hari ini, Bunda mana anak anak kok sepi sekali, biasanya jam begini mereka berdua bermain sambil bercanda di ruang keluarga"Mas Brian masuk ke kamar sambil menoleh ke kanan dan ke kiri. "Mas...air hangatnya sudah siap ayo cepat bersihkan badanx, buruan jangan sampai air hangatnya keburu dingin,mas aku tinggal dulu ya mau siapkan makan malam,nanti kalau sudah siap semua makanannya aku panggil Mas." Mas Brian langsung masuk bersihkan dirinya. Makam malam kali ini aku buat yan
Dibelahan bumi yang lain seorang pria sedang terpekur memandang gambar seorang wanita yang sudah lebih dari 10 tahun menghiasi laya handphonenya,dia adalah Rendi Hermawan.Dia seorang direktur utama di perusahaan yang sangat besar dan terkenal kariernya melejit dengan pesat dan sangat handal dalam dunia bisnis,mampu memenangkan beberapa tender besar yang menghasilkan uang puluhan miliar, tapi berbanding terbalik dengan urusan asmaranya.Karena dia anak satu satunya di keluarga Hermawan,demi untuk memajukan perusahaan keluarganya dengan melanjutkan studinya ke luar negeri selama 3 tahun,dia rela meninggalkan wanita yang sangat dia cintai,kini wanita tersebut sudah menjadi milik orang lain.Rendi hanya mampu melihat wanita yang sangat dia cintai dari jauh tanpa mampu menyentuhnya, selama kurang lebih 12 tahun dia selalu menutup hati untuk kehadiran wanita lain dalam hidupnya, untuk menghilangkan rasa rindu yang membuncah di dalam hatinya untuk bidadari pujaan hatinya,dia selalu menenggel
'Al Humaira Razak', dialah wanita yang sangat saya cintai, dialah yang merubah kehidupanku dari dunia yang kelam, yang penuh gelimang dosa,kini saya sudah meninggalkan semuanya, saya berusaha untuk tetap istiqamah dengan kehidupanku saat ini saya sudah meninggalkan semua yang berhubungan dengan masa laluku. Saya tau kamu sangat mencintai diriku, tapi takdir berkata lain, saya meninggalkan dirimu tanpa memikirkan perasaanmu,demi memenuhi permintaan kedua orang tuaku yang telah berkorban banyak untuk diriku, hingga rela berpisah denganmu.saya harus melanjutkan studi ke luar negeri demi bisa menjalankan perusahaan kedua orang tuaku. Humaira maaf saya yang telah menyakiti hati dan perasaan mu, untuk menebus semua kesalahanku kepadamu,saya tidak akan pernah menerima kehadiran wanita yang lain.Akan selalu saya simpan rasa cinta ini hanya untukmu sampai kapan pun. Banyak kenangan tentang kita Humaira, saya tidak mampu mengingatnya hingga menguraikannya satu persatu.Mengingat semua itu han
"Kakak...lihat deh.."Al Jazair sambil menyodorkan Notebooknya kepada Almeera. "Adik...ini Ayah kan,jadi hari ini pernikahan Ayah sama Tante Alma ya, Ayah kok tega ya menyakiti hati Bunda,kakak... benci sama Ayah, kakak... tidak akan pernah memaafkan ayah."Almeera sambil menelungkup kepalanya di atas bantal untuk menyembunyikan tangisnya. "Iya kakak...kenapa Ayah tega membohongi Bunda, katanya Ayah ada kerjaan di Bali padahal semua itu hanya alasan saja untuk menikahi Tante Alma, adik akan membuat ayah merasakan sakit hati seperti yang kita rasakan saat ini." "Adik... apa yang akan kita lakukan sekarang, kakak takut jangan sampai Bunda, gimana ini Adik..." "Kakak.. untuk sementara kita berdua diam saja dulu sambil menunggu kabar berita dari Ayah, tapi kakak dari kemarin handphone Ayah sibuk terus, Bunda bilang tidak bisa di hubungi,apa yang harus kita lakukan." "Adik... ayo kita lihat Bunda dikamar lagi ngapain ya.." Aku lagi beberes di kamar tidur,merapikan tempat tidur yang bias
Pagi di Bali. Tepat jam 10 pagi di sebuah hotel di Bali telah terjadi pernikahan antara Brian Aditama dan Alma Wardani, tidak seperti pernikahan pada umumnya yang di hadiri ratusan orang undangan baik itu dari keluarga maupun dari kolega bisnis,tapi pernikahan kali sangat sederhana. Setiap wanita pasti menginginkan sebuah pernikahan yang megah dan bertabur kemewahan,dan di hadiri oleh ratusan orang undangan untuk memberikan ucapan selamat kepada kedua mempelai,tapi pernikahan yang saya alami saat ini sangat membuat hati teriris bagaimana tidak, yang menghadiri pernikahan kami hanya orang tua saya, orang tua Mas Brian, Pak Heri sebagai saksi dan pek penghulu yang menikahkan kami. "Saya terima kawin dan nikahnya Alma Wardani binti Darsono dengan mas kawin tersebut tuuunai..." "Sah" "Sah" Itulah suara Mas Brian pada saat mengucapkan ijab Kabul dan suara orang yang hadir di pernikahan ku. Setiap wanita pasti menginginkan sebuah pengakuan dari dunia luar bahwa dia sudah memiliki sua
Mas Brian aku bersumpah akan membuat pernikahanmu dengan Humaira si anak kampung itu hancur lihat saja Mas aku pastikan hati istri tercintamu itu menangis darah,aku harus mendapatkan semua keinginanku.kalau aku tidak bisa mendapatkanmu maka Humaira si anak kampung itu juga tidak bisa memilikimu, itu janjiku Mas.Beruntung tadi pas waktu ijab Kabul aku sempat membayar karyawan hotel untuk mengambil beberapa foto dan merekam saat Mas Brian mengucapkan ijab Kabul."Mas mana foto dan rekamannya yang tadi kamu ambil,segera kirimkan sekarang saya tunggu.""Oke Mbak... Silahkan di lihat, saya sudah kirimkan, jangan lupa bayarnya."tidak lama kemudian tenggang waktu satu menit, suara notifikasi pesan masuk,aku sangat puas dengan apa yang kudapat kali ini,akan ku gunakan untuk menekanmu Mas Brian dengan foto foto ini bila perlu akan saya kirimkan ke handphonenya istrimu."Sya sudah kirimkan uang bayarannya sesuai dengan kesepakatan, ingat habis ini hapus semua file yang ada di handphonenya Mas
Tok.tok.tok. "Assalamualaikum Winda...."aku mengetuk pintu rumah sahabatku Winda, terdengar suara langkah kaki dari dalam menuju pintu utama,dan...Ceklek."Waallaikum salam..ayo masuk, Humaira tunggu sebentar ya saya mau siap siap dulu."aku langsung duduk di kursi sofa di ruang tamu, sambil menunggu Winda siap siap.Sebelum Winda masuk ke kamar untuk siap siap, sempat aku lihat Mas Reno suami Winda keluar dari ruang keluarga."Winda emangnya Mas Reno tidak kerja.""Mas Reno hari ini masuk kantor jam 10 karena tadi malam Mas Reno lembur sampai jam 10 malam katanya bos perusahaannya sekarang lagi di Singapura untuk menemui klien sekaligus investor dari luar negeri, jadi tadi pagi Mas Reno sudah menghubungi bos di kantornya kalau hari ini masuknya agak telat.""Ooo... gitu ya, Winda sebelum kita shopping, kita makan dulu,karena kalau kita sudah makan mau melakukan kegiatan apa saja akan berjalan dengan lancar.""Iya...." maaf kan saya Humaira, saya harus merahasiakan identitas bosnya M
Mobil yang membawa Papi Yuda, Mommy Meta, Abah Malik dan Ummi Salamah sudah berhenti di dalam area parkiran sekolah bersebelahan dengan mobilnya Humairah.Mereka semua sudah turun dari mobil.Secara bersamaan juga mobil orang tuanya Mas Sony, Pak Candra Sanjaya juga parkir tidak jauh dari mobilnya Papi Yuda. Dengan setengah berlari Sony menghampiri sang ayah,dia takut jangan sampai ayahnya mencari cari keberadaannya. "Selamat pagi Daddy...."sapa Mas Sony. "Selamat pagi juga Sony....mana Mommy kamu..."jawab Pak Candra sambil mencari keberadaan sang istri. "Itu Mommy...."jari tangan Mas Sony menunjuk ke arah Mommy Shinta yang sedang berdiri tidak jauh dari Papi Yuda dan Abahnya Humairah. Pak Candra menghampiri sang istri, secara tidak sengaja matanya bersitatap dengan Papi Yuda.Dengan langkah tidak sungkan dia memanggil Papi Yuda. "Selamat pagi Yuda....apa kabar...."sapa Pak Candra tanpa embel-embel Pak di depannya. "Selamat pagi juga Candra.... Alhamdulillah baik, setelah sekian p
Mommy Shinta yang sedang kesal karena sang putra tiba tiba meninggalkan dirinya dalam mobil,menyeret langkah kakinya dengan cepat setelah melihat Sony yang sedang berdiri mematung melihat Humairah dan Kendrick ngobrol. "Sony....kamu tuh ya... keterlaluan masa Mama di tinggal sendiri dalam mobil...mana di sini banyak sekali mobil yang sedang parkir, Mama itu kesulitan mencari kamu, terus lari kemana lagi itu Kendrick...."Mommy Shinta sangat kesal dengan kelakuan sang putra,karena meninggalkan dirinya sendiri dalam mobil. "Maaf mom....tadi Sony kejar Kendrick yang lagi ngambek karena Sony tidak membawakan Mommy untuk menyaksikan penampilannya di acara pentas sebentar...."jawab Sony tanpa mengalihkan perhatiannya dari sang putra. "Oh gitu....kamu liatin apa sih,terus Kendrick lari kemana, kenapa kamu berhenti di sini dan tidak mencari Kendrick... Mama takut jangan sampai dia kenapa-napa,mana banyak sekali mobil yang sedang berseliweran....ayo cepat kita cari dia..."Mommy Shinta dengan
Mobil yang di kendarai oleh Humairah sudah memasuki gerbang sekolah.Petugas keamanan yang kerja di sekolahnya Almeera dan Al Jazair ini berhubungan baik dengan Humairah dan almarhum Brian semasa hidupnya.Brian adalah salah satu orang yang menjadi donatur tetap sekolah ini dan dia juga sering berbagi rezeki dengan para petugas keamanan di sekolah ini. Jadi tidak heran lagi begitu melihat mobil yang di gunakan oleh Humairah petugas itu langsung berlari menghampirinya dan mengarahkan Humairah agar memarkirkan mobilnya di dalam area sekolah persis di tempat parkir mobil kepala sekolah.Tadinya Humaira sudah bingung mau parkir di mana karena didalam halaman sekolah maupun lahan kosong yang berada di luar pagar sekolah sudah penuh dengan mobil mobil orang tua wali murid yang datang menyaksikan acara pentas seni hari ini. Humairah melangkah dengan anggun keluar dari mobil dan menghampiri pintu yang ada di sebelahnya, dengan sekali hentakan dia sudah membukakan pintu untuk sang ibu mertua
Bang Rendi langsung memasukkan handphonenya kedalam saku jas yang dia kenakan,dan kembali masuk menemui para dewan direksi yang sedang menunggu dirinya di dalam ruangan khusus untuk melakukan rapat rapat penting yang berhubungan dengan perusahaannya. Bang Rendi langsung memutuskan untuk mengakhiri rapat kali ini, karena masih ada hal penting lainnya yang harus di kerjakan,dia harus ke sekolahnya Almeera dan Al Jazair,dia sudah berjanji akan menyaksikan penampilan kedua anak sambungnya itu. "Saya kira pertemuan kita kali ini cukup sampai di sini, nanti kita lanjutkan lagi di kesempatan berikutnya,apa yang telah kita bahas tadi... semua laporannya tolong serahkan kepada sektretaris saya Pak Wira.... terimakasih sudah mau memenuhi undangan saya untuk ikut rapat hari ini."Bang Rendi menyampaikan rasa terimakasihnya kepada seluruh dewan direksi yang hadir pada rapat hari ini. Dengan langkah terburu buru Bang Rendi kembali ke ruangannya di ikuti oleh Pak Wira sekretaris pribadinya. "Maa
Dalam perjalanan Mama Inda langsung sibuk dengan handphonenya.Aku hanya memperhatikan lewat lirikan ekor mata saja,karena kedua netraku fokus kedepan, takut jangan sampai aku menabrak kendaraan orang lain, semua orang yang berada di dalam mobil yang aku kemudikan saat ini adalah tanggung jawabku. Bibir Mama Inda tidak pernah lepas dari senyum manisnya,pada saat menatap layar handphonenya yang sedang berada di dalam genggaman tangannya.Karena Al Keenan sudah tertidur kembali, Mama Inda langsung menyerahkannya kepada Bi Jumi untuk di gendong. Mama Inda sangat sibuk mengirimkan pesan singkat kepada orang lain,aku sendiri tidak tau dengan siapa di berkirim pesan singkat,aku diam saja ,karena untuk menanyakannya secara langsung sepertinya tidak mungkin,itu sama saja aku mencampuri urusan orang lain, Mama Inda juga butuh privasi. 'Mama kerjain aja itu anak nakal...gimana ya reaksinya setelah melihat foto Humairah ini,mama mau lihat apakah dia diam saja atau langsung menghubungi Humairah
Setelah merasa cukup bersih,aku langsung keluar dan segera masuk kedalam walk in closet untuk segera berpakaian, semua aku lakukan dengan cepat karena waktu sudah menunjukkan jam 9.30,kami harus segera ke sekolahnya Almeera dan Al Jazair.Terakhir tinggal aku memulaskan makeup secara tipis agar kelihatan natural dan juga hijabku, dengan segera aku hampiri Bi Jumi,aku mengatakan agar beliau siap siap juga."Bi.... silahkan bersiap siap,aku sudah selesai hanya tinggal memulaskan makeup dan mengenakan hijab saja, Al Keenan di tinggal saja.... nanti aku yang jagain..."segera aku suruh bi Jumi untuk bersiap-siap."Iya Bu....bibi tinggal dulu ya...."jawab Bi Jumi."Iya Bi.... silahkan...."Setelah Bi Jumi berlalu menuju kamarnya meninggalkan aku dan Al Keenan.Segera aku memulaskan makeup yang telah tersedia di atas meja rias yang di siapkan oleh Bang Rendi untuk meletakkan semua peralatan makeup milikku.Aku hanya memulaskan makeup secara tipis agar kelihatan natural dan tidak menor,ini aku
Aku menghampiri Mama Inda yang sedang duduk santai di ruangan keluarga, beliau lagi nonton acara favoritnya yang di siarkan oleh salah satu stasiun televisi di negeri ini.Dengan pelan aku menjatuhkan bobot tubuhku di samping Mama Inda,aku menyampaikan keinginanku secara perlahan-lahan, takut saja jangan sampai beliau tersinggung. "Ma.... sebentar jam 10 Humairah ijin keluar ya,mau menghadiri acara pentas seni yang di ikuti Almeera dan Al Jazair di sekolah mereka..."aku menyampaikan maksud ku kepada Mama Inda, bagaimana pun sekarang beliau sudah menjadi orang tuaku juga. "Iya ... tidak apa-apa, Mama ikut juga ya.... Mama pengen lihat aksi mereka berdua, pasti seru.... nggak apa-apa kan kalau Mama ikut melihat mereka tampil..."Mama Inda ingin ikut juga ke sekolahnya Almeera dan Al Jazair. "Benar mama mau ikut....mama tidak bercanda kan..."aku senang sekali mendengarkan keinginan ibu mertuaku itu. "Iya benar..... Mama serius.... Almeera dan Al Jazair pasti senang kalau semua Oma dan
Sepanjang perjalanan menuju perusahaannya Bang Rendi wajahnya berseri seri, senyum indahkan tidak lepas dari bibirnya.Walaupun tadi dia sempat dongkol karena ulah jahil sang papa,tapi kini moodnya sudah baik kembali.Masih segar dalam ingatannya.... melihat wajah Humairah yang ketangkap basah olehnya karena secara diam-diam mencium bibirnya tadi malam. "Sudah sebulan saya menikah Humairah... baru tadi malam saya menyentuh kulitnya halus sekali seperti pualam.... argkhhh....kenapa juga benda pusaka kesayangan saya ini langsung bereaksi, padahal saya hanya mengingat kelakuan Humairah tadi malam, rasanya saya sudah tidak sabar menunggu 5 hari lagi..... bersabarlah 'adik kecil' sebentar lagi kamu akan mendapatkan sangkar baru yang selama ini kamu belum pernah kamu singgahi...."Bang Rendi bergumam sendiri sambil memegang benda pusaka kesayangannya. "Untung saja tadi pagi saya sudah mengirim semua foto Humairah tadi malam ke ponsel saya .... saya tidak bisa bayangkan kalau ada orang yang s
Humairah setelah mengantar kedua buah hatinya sampai mobil yang membawa mereka berdua keluar dari pekarangan rumahnya Bang Rendi, hendak masuk kembali kedalam untuk menyamperin sang suami, tiba-tiba saja langkah kakinya terhenti karena dia melihat sang suami sudah berada persis di depan pintu utama. "Baby.... Abang berangkat dulu ya .. insya Allah jam10 nanti Abang langsung ke sekolahnya Almeera dan Al Jazair....kamu nggak apa-apa kan ke sekolah mereka di antar oleh sopir....atau Abang jemput kamu kesini baru kita berangkat bareng bareng kesana..."Bang Rendi merasa tidak enak kalau Humairah berangkat ke sekolahnya Almeera dan Al Jazair di antar oleh sopir,dan akhirnya menawarkan diri untuk datang menjemputnya. "Iya tidak apa-apa.... Abang tidak usah jemput lagi ke sini, Abang langsung saja dari kantor ke sekolahan anak anak, nanti aku diantar sama sopir saja..."Humairah menolak di jemput oleh sang suami.Rencananya Humairah akan bawa mobil sendiri,karena Mang Udin nanti sore akan men