Terimakasih bagi author yang telah membaca novel saya, tolong di komentari apabila ada kata kata yang kurang berkenan, insya Allah kedepannya nanti saya akan memperbaikinya.
Pagi di Bali. Tepat jam 10 pagi di sebuah hotel di Bali telah terjadi pernikahan antara Brian Aditama dan Alma Wardani, tidak seperti pernikahan pada umumnya yang di hadiri ratusan orang undangan baik itu dari keluarga maupun dari kolega bisnis,tapi pernikahan kali sangat sederhana. Setiap wanita pasti menginginkan sebuah pernikahan yang megah dan bertabur kemewahan,dan di hadiri oleh ratusan orang undangan untuk memberikan ucapan selamat kepada kedua mempelai,tapi pernikahan yang saya alami saat ini sangat membuat hati teriris bagaimana tidak, yang menghadiri pernikahan kami hanya orang tua saya, orang tua Mas Brian, Pak Heri sebagai saksi dan pek penghulu yang menikahkan kami. "Saya terima kawin dan nikahnya Alma Wardani binti Darsono dengan mas kawin tersebut tuuunai..." "Sah" "Sah" Itulah suara Mas Brian pada saat mengucapkan ijab Kabul dan suara orang yang hadir di pernikahan ku. Setiap wanita pasti menginginkan sebuah pengakuan dari dunia luar bahwa dia sudah memiliki sua
Mas Brian aku bersumpah akan membuat pernikahanmu dengan Humaira si anak kampung itu hancur lihat saja Mas aku pastikan hati istri tercintamu itu menangis darah,aku harus mendapatkan semua keinginanku.kalau aku tidak bisa mendapatkanmu maka Humaira si anak kampung itu juga tidak bisa memilikimu, itu janjiku Mas.Beruntung tadi pas waktu ijab Kabul aku sempat membayar karyawan hotel untuk mengambil beberapa foto dan merekam saat Mas Brian mengucapkan ijab Kabul."Mas mana foto dan rekamannya yang tadi kamu ambil,segera kirimkan sekarang saya tunggu.""Oke Mbak... Silahkan di lihat, saya sudah kirimkan, jangan lupa bayarnya."tidak lama kemudian tenggang waktu satu menit, suara notifikasi pesan masuk,aku sangat puas dengan apa yang kudapat kali ini,akan ku gunakan untuk menekanmu Mas Brian dengan foto foto ini bila perlu akan saya kirimkan ke handphonenya istrimu."Sya sudah kirimkan uang bayarannya sesuai dengan kesepakatan, ingat habis ini hapus semua file yang ada di handphonenya Mas
Tok.tok.tok. "Assalamualaikum Winda...."aku mengetuk pintu rumah sahabatku Winda, terdengar suara langkah kaki dari dalam menuju pintu utama,dan...Ceklek."Waallaikum salam..ayo masuk, Humaira tunggu sebentar ya saya mau siap siap dulu."aku langsung duduk di kursi sofa di ruang tamu, sambil menunggu Winda siap siap.Sebelum Winda masuk ke kamar untuk siap siap, sempat aku lihat Mas Reno suami Winda keluar dari ruang keluarga."Winda emangnya Mas Reno tidak kerja.""Mas Reno hari ini masuk kantor jam 10 karena tadi malam Mas Reno lembur sampai jam 10 malam katanya bos perusahaannya sekarang lagi di Singapura untuk menemui klien sekaligus investor dari luar negeri, jadi tadi pagi Mas Reno sudah menghubungi bos di kantornya kalau hari ini masuknya agak telat.""Ooo... gitu ya, Winda sebelum kita shopping, kita makan dulu,karena kalau kita sudah makan mau melakukan kegiatan apa saja akan berjalan dengan lancar.""Iya...." maaf kan saya Humaira, saya harus merahasiakan identitas bosnya M
Prang... Bukh... " Humaira... Humaira kamu kenapa ayo bangun jangan bikin saya panik."Winda berusaha membangunkan Humaira sambil menepuk tepuk kedua pipi Humaira. "Mas Reno... Mas Reno...ayo tolong kita antar Humaira ke rumah sakit, tiba-tiba dia jatuh pingsan, saya takut dia kenapa-napa."Mas Reno dengan sigap mengangkat tubuh Humaira ke mobil, saya langsung membukakan pintu mobil, Mas Reno membaringkan Humaira di jok belakang sambil saya memangku kepalanya. Sambil menyetir mobil Mas Reno mengirimkan voice note kepada Pak Wira sekretarisnya Bang Rendi isinya kurang lebih seperti ini 'Selamat pagi Pak hari ini saya datang ke kantor agak telat karena ada urusan mendadak, semua berkas yang di butuhkan Pak Rendi saya sudah kirim lewat email, apabila ada yang perlu di revisi, Pak Rendi bisa langsung menghubungi saya, terimakasih' setelah mengirimkan voice note kepada sekretarisnya Pak Rendi, Mas Reno langsung menaruh handphonenya di saku baju saja, katanya biar gampang di ambil kalau a
Sambil memangku kepala Humaira, Winda menghubungi Bi Jumi yang sedang menemani kedua buah hati Humaira di rumah. "Assalamualaikum Bi Jumi...ini dengan Winda temannya Humaira." "Waallaikum salam Bu Winda ada apa... kenapa bukan ibu Humaira sendiri yang menghubungi Bibi.." "Maaf Bi... saya menyampaikan berita kalau Humaira sekarang tidak sadarkan diri tadi tiba-tiba jatuh pingsan,tolong sampaikan kepada anak anak untuk menyusul saya ke rumah sakit Bakti Husada, sekarang kami sedang menuju ke sana, sekalian Bi saya titip anak anak tolong jaga dan temani mereka berdua ke rumah sakit." "Iya Bu Winda... terimakasih sudah mau menjaga dan membawa ibu Humaira ke rumah sakit, mengenai anak anak tidak usah khawatir ini sudah tugas bibi untuk menjaga mereka, Bu Winda...bibi tutup dulu mau membantu anak anak untuk siap siap ke rumah sakit, Assalamu'alaikum." "Waallaikum salam, Iya Bi... sekali lagi tolong titip anak anak, mereka pasti sedih mendengar Bundanya sakit."Winda mematikan sambungan
"Brian brengsek kamu sudah menyakiti hati Humaira, kenapa kamu melakukan semua ini padanya, kalau kamu sudah tidak menginginkan Humaira lagi, kenapa kamu tidak melepaskannya saja,kenapa kamu masih mengikatnya dengan tali pernikahan, Brian akan ku buat hidupmu menderita, saya akan menghancurkan seluruh hidupmu sampai kamu tidak bisa bangkit lagi."Bang Rendi memaki dan mengeluarkan sumpah serapah untuk untuk Brian, Winda bergidik mendengar semua yang dikatakan oleh Bang Rendi, Winda takut sekali jangan sampai apa yang di katakannya tadi benar-benar terjadi.Bang Rendi sangat marah setelah mengetahui semua yang terjadi dengan Humaira saat ini adalah ulah Mas Brian sendiri.Bang Rendi tidak rela melihat wanita yang telah merajai hatinya di sakiti, Bang Rendi masih sangat mencintai Humaira sampai detik ini, sehingga dia tidak pernah membuka pintu hatinya untuk wanita lain.Bang Rendi adalah pria yang sempurna dari fitur wajah sangat tampan memiliki tatapan mata yang tajam dan namun sangat
Tidak berapa lama Bang Rendi sudah keluar dari tempat Humaira di rawat, secara tidak sengaja sekilas Winda melihatnya kedua matanya merah Winda tidak tau apakah dia menangis atau sedang menahan emosi, melihat wanita yang sangat dia cintai, terbaring tak berdaya.Mas Reno pun tau seperti apa suasana hati bosnya itu. Mas Reno akhirnya mengerti,setelah mendengar perbincangan saya dengan Bang Rendi, yang notabene bos di perusahaan yang kini dia bekerja, kalau Ibu Humaira adalah wanita yang sangat dia cintai hingga saat ini. Mas Reno cukup paham dengan apa yang terjadi dalam kehidupan Bang Rendi yang selama ini, dia tidak pernah mendengar ataupun melihat Bang Rendi menjalin hubungan dengan wanita lain, ternyata semua ini ada hubungannya dengan Humaira. Di saat kami terdiam dengan pikiran yang bergelayut di atas kepala kami masing-masing tiba tiba kami mendengar ada suara tangis anak kecil sambil berlari menuju ke arah kami bertiga duduk,kami semua kaget apalagi Bang Rendi dia melihat waj
Abah baru menyadari kalau ada Bang Rendi di sini.Bang Rendi langsung berjalan kearah Abahnya Humairah dan langsung bertekuk lutut sambil berbicara. "Abah... ummi... maaf kan Rendi, ini semua gara gara Rendi hingga akhirnya Humaira menderita seperti sekarang ini, seandainya 12 tahun yang lalu Rendi tidak meninggalkan Humaira untuk belajar ke luar negeri, mungkin sekarang ini dia tidak akan terbaring di dalam sana."Bang Rendi berusaha menahan rasa sakit di dalam dadanya. "Nak Rendi...ini sudah menjadi takdir dan ketentuan Allah SWT, kita tidak tau apa yang akan terjadi kedepannya nanti,kita sebagai hamba-Nya hanya menjalankan saja apa yang telah digariskan oleh Allah SWT, tidak ada seorangpun yang mampu melawan takdir Allah SWT."Abah mengusap punggung Bang Rendi dan membimbingnya untuk berdiri. "Ayo berdiri Nak Rendi... tidak baik di lihat orang." "Iya Abah..."Rendi kembali berdiri persis di depan Abah Malik. "Kakak... adik ... kalian sudah menghubungi Ayah kalian atau belum." "Ka
Mobil yang membawa Papi Yuda, Mommy Meta, Abah Malik dan Ummi Salamah sudah berhenti di dalam area parkiran sekolah bersebelahan dengan mobilnya Humairah.Mereka semua sudah turun dari mobil.Secara bersamaan juga mobil orang tuanya Mas Sony, Pak Candra Sanjaya juga parkir tidak jauh dari mobilnya Papi Yuda. Dengan setengah berlari Sony menghampiri sang ayah,dia takut jangan sampai ayahnya mencari cari keberadaannya. "Selamat pagi Daddy...."sapa Mas Sony. "Selamat pagi juga Sony....mana Mommy kamu..."jawab Pak Candra sambil mencari keberadaan sang istri. "Itu Mommy...."jari tangan Mas Sony menunjuk ke arah Mommy Shinta yang sedang berdiri tidak jauh dari Papi Yuda dan Abahnya Humairah. Pak Candra menghampiri sang istri, secara tidak sengaja matanya bersitatap dengan Papi Yuda.Dengan langkah tidak sungkan dia memanggil Papi Yuda. "Selamat pagi Yuda....apa kabar...."sapa Pak Candra tanpa embel-embel Pak di depannya. "Selamat pagi juga Candra.... Alhamdulillah baik, setelah sekian p
Mommy Shinta yang sedang kesal karena sang putra tiba tiba meninggalkan dirinya dalam mobil,menyeret langkah kakinya dengan cepat setelah melihat Sony yang sedang berdiri mematung melihat Humairah dan Kendrick ngobrol. "Sony....kamu tuh ya... keterlaluan masa Mama di tinggal sendiri dalam mobil...mana di sini banyak sekali mobil yang sedang parkir, Mama itu kesulitan mencari kamu, terus lari kemana lagi itu Kendrick...."Mommy Shinta sangat kesal dengan kelakuan sang putra,karena meninggalkan dirinya sendiri dalam mobil. "Maaf mom....tadi Sony kejar Kendrick yang lagi ngambek karena Sony tidak membawakan Mommy untuk menyaksikan penampilannya di acara pentas sebentar...."jawab Sony tanpa mengalihkan perhatiannya dari sang putra. "Oh gitu....kamu liatin apa sih,terus Kendrick lari kemana, kenapa kamu berhenti di sini dan tidak mencari Kendrick... Mama takut jangan sampai dia kenapa-napa,mana banyak sekali mobil yang sedang berseliweran....ayo cepat kita cari dia..."Mommy Shinta dengan
Mobil yang di kendarai oleh Humairah sudah memasuki gerbang sekolah.Petugas keamanan yang kerja di sekolahnya Almeera dan Al Jazair ini berhubungan baik dengan Humairah dan almarhum Brian semasa hidupnya.Brian adalah salah satu orang yang menjadi donatur tetap sekolah ini dan dia juga sering berbagi rezeki dengan para petugas keamanan di sekolah ini. Jadi tidak heran lagi begitu melihat mobil yang di gunakan oleh Humairah petugas itu langsung berlari menghampirinya dan mengarahkan Humairah agar memarkirkan mobilnya di dalam area sekolah persis di tempat parkir mobil kepala sekolah.Tadinya Humaira sudah bingung mau parkir di mana karena didalam halaman sekolah maupun lahan kosong yang berada di luar pagar sekolah sudah penuh dengan mobil mobil orang tua wali murid yang datang menyaksikan acara pentas seni hari ini. Humairah melangkah dengan anggun keluar dari mobil dan menghampiri pintu yang ada di sebelahnya, dengan sekali hentakan dia sudah membukakan pintu untuk sang ibu mertua
Bang Rendi langsung memasukkan handphonenya kedalam saku jas yang dia kenakan,dan kembali masuk menemui para dewan direksi yang sedang menunggu dirinya di dalam ruangan khusus untuk melakukan rapat rapat penting yang berhubungan dengan perusahaannya. Bang Rendi langsung memutuskan untuk mengakhiri rapat kali ini, karena masih ada hal penting lainnya yang harus di kerjakan,dia harus ke sekolahnya Almeera dan Al Jazair,dia sudah berjanji akan menyaksikan penampilan kedua anak sambungnya itu. "Saya kira pertemuan kita kali ini cukup sampai di sini, nanti kita lanjutkan lagi di kesempatan berikutnya,apa yang telah kita bahas tadi... semua laporannya tolong serahkan kepada sektretaris saya Pak Wira.... terimakasih sudah mau memenuhi undangan saya untuk ikut rapat hari ini."Bang Rendi menyampaikan rasa terimakasihnya kepada seluruh dewan direksi yang hadir pada rapat hari ini. Dengan langkah terburu buru Bang Rendi kembali ke ruangannya di ikuti oleh Pak Wira sekretaris pribadinya. "Maa
Dalam perjalanan Mama Inda langsung sibuk dengan handphonenya.Aku hanya memperhatikan lewat lirikan ekor mata saja,karena kedua netraku fokus kedepan, takut jangan sampai aku menabrak kendaraan orang lain, semua orang yang berada di dalam mobil yang aku kemudikan saat ini adalah tanggung jawabku. Bibir Mama Inda tidak pernah lepas dari senyum manisnya,pada saat menatap layar handphonenya yang sedang berada di dalam genggaman tangannya.Karena Al Keenan sudah tertidur kembali, Mama Inda langsung menyerahkannya kepada Bi Jumi untuk di gendong. Mama Inda sangat sibuk mengirimkan pesan singkat kepada orang lain,aku sendiri tidak tau dengan siapa di berkirim pesan singkat,aku diam saja ,karena untuk menanyakannya secara langsung sepertinya tidak mungkin,itu sama saja aku mencampuri urusan orang lain, Mama Inda juga butuh privasi. 'Mama kerjain aja itu anak nakal...gimana ya reaksinya setelah melihat foto Humairah ini,mama mau lihat apakah dia diam saja atau langsung menghubungi Humairah
Setelah merasa cukup bersih,aku langsung keluar dan segera masuk kedalam walk in closet untuk segera berpakaian, semua aku lakukan dengan cepat karena waktu sudah menunjukkan jam 9.30,kami harus segera ke sekolahnya Almeera dan Al Jazair.Terakhir tinggal aku memulaskan makeup secara tipis agar kelihatan natural dan juga hijabku, dengan segera aku hampiri Bi Jumi,aku mengatakan agar beliau siap siap juga."Bi.... silahkan bersiap siap,aku sudah selesai hanya tinggal memulaskan makeup dan mengenakan hijab saja, Al Keenan di tinggal saja.... nanti aku yang jagain..."segera aku suruh bi Jumi untuk bersiap-siap."Iya Bu....bibi tinggal dulu ya...."jawab Bi Jumi."Iya Bi.... silahkan...."Setelah Bi Jumi berlalu menuju kamarnya meninggalkan aku dan Al Keenan.Segera aku memulaskan makeup yang telah tersedia di atas meja rias yang di siapkan oleh Bang Rendi untuk meletakkan semua peralatan makeup milikku.Aku hanya memulaskan makeup secara tipis agar kelihatan natural dan tidak menor,ini aku
Aku menghampiri Mama Inda yang sedang duduk santai di ruangan keluarga, beliau lagi nonton acara favoritnya yang di siarkan oleh salah satu stasiun televisi di negeri ini.Dengan pelan aku menjatuhkan bobot tubuhku di samping Mama Inda,aku menyampaikan keinginanku secara perlahan-lahan, takut saja jangan sampai beliau tersinggung. "Ma.... sebentar jam 10 Humairah ijin keluar ya,mau menghadiri acara pentas seni yang di ikuti Almeera dan Al Jazair di sekolah mereka..."aku menyampaikan maksud ku kepada Mama Inda, bagaimana pun sekarang beliau sudah menjadi orang tuaku juga. "Iya ... tidak apa-apa, Mama ikut juga ya.... Mama pengen lihat aksi mereka berdua, pasti seru.... nggak apa-apa kan kalau Mama ikut melihat mereka tampil..."Mama Inda ingin ikut juga ke sekolahnya Almeera dan Al Jazair. "Benar mama mau ikut....mama tidak bercanda kan..."aku senang sekali mendengarkan keinginan ibu mertuaku itu. "Iya benar..... Mama serius.... Almeera dan Al Jazair pasti senang kalau semua Oma dan
Sepanjang perjalanan menuju perusahaannya Bang Rendi wajahnya berseri seri, senyum indahkan tidak lepas dari bibirnya.Walaupun tadi dia sempat dongkol karena ulah jahil sang papa,tapi kini moodnya sudah baik kembali.Masih segar dalam ingatannya.... melihat wajah Humairah yang ketangkap basah olehnya karena secara diam-diam mencium bibirnya tadi malam. "Sudah sebulan saya menikah Humairah... baru tadi malam saya menyentuh kulitnya halus sekali seperti pualam.... argkhhh....kenapa juga benda pusaka kesayangan saya ini langsung bereaksi, padahal saya hanya mengingat kelakuan Humairah tadi malam, rasanya saya sudah tidak sabar menunggu 5 hari lagi..... bersabarlah 'adik kecil' sebentar lagi kamu akan mendapatkan sangkar baru yang selama ini kamu belum pernah kamu singgahi...."Bang Rendi bergumam sendiri sambil memegang benda pusaka kesayangannya. "Untung saja tadi pagi saya sudah mengirim semua foto Humairah tadi malam ke ponsel saya .... saya tidak bisa bayangkan kalau ada orang yang s
Humairah setelah mengantar kedua buah hatinya sampai mobil yang membawa mereka berdua keluar dari pekarangan rumahnya Bang Rendi, hendak masuk kembali kedalam untuk menyamperin sang suami, tiba-tiba saja langkah kakinya terhenti karena dia melihat sang suami sudah berada persis di depan pintu utama. "Baby.... Abang berangkat dulu ya .. insya Allah jam10 nanti Abang langsung ke sekolahnya Almeera dan Al Jazair....kamu nggak apa-apa kan ke sekolah mereka di antar oleh sopir....atau Abang jemput kamu kesini baru kita berangkat bareng bareng kesana..."Bang Rendi merasa tidak enak kalau Humairah berangkat ke sekolahnya Almeera dan Al Jazair di antar oleh sopir,dan akhirnya menawarkan diri untuk datang menjemputnya. "Iya tidak apa-apa.... Abang tidak usah jemput lagi ke sini, Abang langsung saja dari kantor ke sekolahan anak anak, nanti aku diantar sama sopir saja..."Humairah menolak di jemput oleh sang suami.Rencananya Humairah akan bawa mobil sendiri,karena Mang Udin nanti sore akan men