Share

Bab 562

Penulis: Patricia
Saat Nadine masih ragu bagaimana cara memasangkan celemek, Arnold tiba-tiba menundukkan kepala. "Begini cukup?"

"Mungkin agak lebih rendah sedikit lagi."

Arnold membungkuk sedikit lebih jauh. "Sekarang?"

"Ya, sudah pas."

Nadine segera mengaitkan tali celemek di lehernya.

Arnold kembali tegak, menunggu beberapa detik, lalu tersenyum kecil dan berkata, "Mungkin bagian pinggangnya juga perlu diikat?"

"Oh! Benar!" Nadine baru sadar, buru-buru mengambil dua tali celemek dan mengikatkannya di punggung Arnold.

"Uhuk uhuk ...." Arnold tiba-tiba batuk pelan.

"Ada apa?"

"Sedikit terlalu kencang ...."

"Astaga! Maaf! Aku longgarkan lagi .... Sekarang sudah pas?"

"Sudah."

Setelah selesai merapikan dapur, mereka berdua pindah ke ruang tamu. Nadine memotong beberapa buah dan meletakkannya di meja. "Pak Arnold, makan buah dulu."

"Terima kasih."

Sambil mengambil sepotong apel, Nadine duduk di ujung lain sofa. "Aku dengar CBS bakal menyiarkan konferensi akademik antara Universitas Brata dan Caltech?"

Ar
Lanjutkan membaca buku ini secara gratis
Pindai kode untuk mengunduh Aplikasi
Bab Terkunci

Bab terkait

  • Tak Sudi Merajut Cinta Dengan Mantan   Bab 563

    "Nggak usah!" Nadine langsung duduk di atas karpet dan menyilangkan kakinya. "Begini saja udah cukup."Saat tubuhnya menyentuh permukaan karpet, dia langsung tahu ini bukan barang murah. Nadine bahkan merasa tidak pantas duduk di atasnya. Di belakangnya bahkan bisa langsung bersandar di ranjang.Seandainya saja ....Kalau saja ada camilan dan minuman, pasti lebih sempurna.Saat sedang memikirkan hal itu, Arnold muncul kembali dengan membawa setumpuk kacang, keripik, dan dua botol jus lemon dari luar.Nadine hampir terperanjat. Arnold benar-benar mengerti dirinya!Arnold meletakkan camilan di antara mereka, lalu ikut duduk di atas karpet. Dia menambahkan bantal di belakang punggung mereka berdua, supaya lebih nyaman.Begitulah, mereka menonton sambil makan, mengobrol santai, dan sesekali berkomentar tentang acara.Sampai akhirnya ....Siaran langsung berakhir.Begitu melihat jam, ternyata sudah hampir pukul sebelas malam. Nadine terkejut. Dia buru-buru bangkit dan pamit pulang.Arnold m

  • Tak Sudi Merajut Cinta Dengan Mantan   Bab 564

    Ini tidak sesuai sama hukum genetika, kan?!Melihat cara Nadine mengajukan pertanyaan tajam, Aditya tiba-tiba melihat bayangan ayahnya, Jonny. Entah bagaimana kehidupan Nadine selama ini di ibu kota sendirian. Anak yang hidupnya selalu mulus tidak akan memiliki keberanian untuk membangun laboratorium dengan uangnya sendiri.Anak biasa tidak akan memiliki koneksi dan kemampuan untuk mendapatkan sebidang tanah sebesar itu dan bisa lolos perizinan tanpa hambatan.Adiknya ini penuh dengan misteri. Namun, Aditya memilih untuk tidak bertanya. Mungkin, tidak mengungkitnya adalah bentuk penghiburan terbaik yang bisa dia berikan.Ekspresi Aditya terlihat serius saat berkata, "Ya, progress proyek ini lebih lambat dari yang aku perkirakan.""Apa penyebabnya? Sudah kamu temukan?"Aditya tersenyum pahit. "Kurangnya tenaga kerja."Nadine sedikit terkejut. Dia mengira ada masalah besar dalam perencanaan atau anggaran, tetapi ternyata cuma soal tenaga kerja?Perusahaan Aditya memang sudah meninggalka

  • Tak Sudi Merajut Cinta Dengan Mantan   Bab 565

    Stendy mengerutkan alis dan memotongnya dengan tidak sabaran, "Ikut perintahku atau kamu?" Pria yang tadi protes langsung mengecilkan suara sambil mundur teratur dan tidak berani membantah lagi.Sementara itu, suara yang tidak asing itu membuat Nadine menoleh ke arah sana tanpa sadar. Tepat pada saat yang sama, Aditya memanggilnya, "Nadine, ayo duduk sini!"Stendy seketika menoleh.Mata mereka bertemu dan keduanya tertegun sesaat. Namun, Stendy lebih dulu bereaksi. Dia tersenyum, lalu bangkit dan langsung berjalan mendekat. Tatapannya penuh kejutan dan kegembiraan."Kenapa kamu di sini?""Lihat proyek.""Proyek apa yang kamu lihat?"Nadine menyipitkan mata. "Memangnya aku nggak boleh lihat proyek?""Bukan begitu .... Ini bukan bidangmu, juga bukan sumber penghasilanmu. Apa yang mau kamu lihat? Cuma iseng atau ada alasan lain?"Nadine berdeham pelan. "Aku punya sebidang tanah di sini dan mau bangun sesuatu. Kenapa? Nggak boleh?""Di sini? Ada tanah?"Stendy tiba-tiba mengingat sesuatu.

  • Tak Sudi Merajut Cinta Dengan Mantan   Bab 566

    Nadine membiarkannya menariknya begitu saja? Bahkan, dia mengangguk patuh dan mengiakan? Dia sama sekali tidak menghindar?Stendy melihatnya dengan mata memerah. Sebenarnya siapa pria itu? Biasanya, kalau dirinya tidak sengaja menyentuh Nadine, Nadine pasti langsung mundur. Namun, kenapa orang ini ....Jelas, tadi saat Aditya mengobrol dengan pemilik restoran, Stendy sama sekali tidak mendengar apa pun!"Pak ... Pak Stendy?" Manajer proyek yang menemani Stendy dalam inspeksi sudah memanggil dua kali, tetapi tidak mendapat jawaban. Terpaksa, dia menaikkan volumenya dan memanggil lagi."Ada apa?" Tatapan dingin dilontarkan ke arahnya, membuat manajer proyek itu langsung menegang dan sesak napas."Pon ... ponselmu bunyi." Manajer itu menelan ludah dengan gugup, lalu mengusap keringat di dahi.Stendy mengeluarkan ponselnya. Tanpa ekspresi, dia langsung menolak panggilan tersebut. Manajer proyek itu langsung merasa semakin ketakutan dan panik.....Di sisi lain, dua bersaudara itu sudah mul

  • Tak Sudi Merajut Cinta Dengan Mantan   Bab 567

    "Nad, kalian saling kenal?" tanya Aditya dengan nada datar.Nadine mengangguk. "Kenal."Stendy langsung menyambung, "Tentu saja!"Mereka berdua bicara di saat yang bersamaan.Aditya mengangkat alis, mengamati pria di depannya dari atas ke bawah. Semakin dilihat, semakin dia tidak suka.Namun, Stendy sama sekali tidak takut dilihat. Dengan santai, dia menarik kursi di sebelah Nadine dan duduk 'Lihat baik-baik, lihat seberapa kuat pesaingmu. Kalau tahu diri, cepat mundur.'Aditya tersenyum sinis dalam hati. Pria berambut pirang ini memang sombong!"Nad, nggak dikenalin dulu?" Aditya mengangkat dagunya ke arah Stendy. "Pria ini ... kelihatannya bukan tipe yang bakal kamu kenal?"Apa maksudnya? Memangnya dia kelihatan seperti apa? Begitu mendengarnya, Stendy langsung paham bahwa Aditya sedang menyindirnya.Yang lebih membuatnya kesal adalah Nadine tampak sangat memanjakan pria ini. Dia benar-benar berniat memperkenalkan Stendy."Iya, Nadine, orang ini juga kelihatannya bukan tipe yang baka

  • Tak Sudi Merajut Cinta Dengan Mantan   Bab 568

    "Kira-kira seperti itu.""Tsk." Stendy menyipitkan matanya, nada suaranya terdengar berbahaya. "Konan ini benar-benar nggak kapok ya ...."Nadine mengernyit. "Apa?""Nggak ada." Stendy mengalihkan topik. "Gimana perkembangan pembangunan laboratoriumnya?"Nadine menggigit bibirnya pelan.Stendy langsung menyadari sesuatu. "Ada kesulitan? Coba bilang, siapa tahu aku bisa bantu."Inilah yang Nadine tunggu!"Ada!" Memang ada! Bahkan, ada banyak sekali!Dua menit kemudian ...."Jadi, masalahmu itu kurang tenaga kerja? Kamu mau pinjam orang dariku?" Yang dibutuhkan hanya pekerja konstruksi biasa?Nadine mengangguk serius. "Ada masalah?"Stendy menggeleng. "Nggak ada.""Tapi, ekspresimu barusan ...."Stendy tersenyum tipis. "Pisau buat menyembelih sapi dipakai buat memotong ayam. Menurutmu, pisau itu bakal bereaksi gimana?"Nadine tidak bisa berkata-kata."Butuh tenaga kerja, 'kan? Aku pinjamin 30 orang cukup nggak? Atau ... 40?"Nadine dan Aditya berpandangan. Jadi, begini ya dunia para sult

  • Tak Sudi Merajut Cinta Dengan Mantan   Bab 569

    Nadine tidak menanggapi ucapan itu. Keduanya terdiam sampai mobil berhenti di ujung gang.Stendy berkata, "Sudah sampai."Nadine mengangguk. "Terima kasih sudah meminjamkan tenaga kerja. Untuk biaya, nanti kakakku yang akan mengurusnya denganmu.""Oke." Stendy juga tidak bilang akan menggratiskannya. Sikapnya yang jelas soal urusan uang membuat Nadine tanpa sadar merasa lega."Sampai jumpa.""Sampai jumpa, Nad."....Aditya bekerja dengan cepat. Keesokan harinya, dia sudah mengambil alih dua tim proyek yang diberikan oleh Stendy.Harga sudah disepakati, kontrak sudah ditandatangani. Di hari ketiga, proyek berjalan seperti biasa.Aditya berkata, "Jadi, hasil diskusi saat ini adalah aku, kamu, dan dia akan meluangkan waktu satu hari setiap minggu untuk mengevaluasi perkembangan proyek."Nadine mengernyit. "Kita berdua saja sudah cukup. Nggak perlu melibatkan Stendy, 'kan?"Mereka tidak mungkin menjadikannya kepala proyek .... Stendy pasti sibuk. Tidak mungkin punya waktu untuk hal-hal ke

  • Tak Sudi Merajut Cinta Dengan Mantan   Bab 570

    Makanan baru saja disajikan sehingga uap panas masih mengepul.Saat Nadine melihat lagi, semuanya adalah makanan favoritnya. Dia menarik kursi dan duduk. "Sudah lama menunggu?"Aditya menggeleng. "Aku juga baru sampai. Pak Stendy yang paling duluan."Jadi, jelas bahwa semua hidangan ini juga dipesan olehnya.Benar, hari ini adalah pertemuan pertama dari "satu minggu sekali" mereka bertiga.Stendy mengambil tas Nadine dan menggantungkannya di rak, lalu kembali duduk. "Kalau begitu ... kita makan sambil bahas saja? Supaya makanannya nggak keburu dingin.""Oke."Mereka mulai makan. Nadine dan Aditya sudah terbiasa dengan tempat ini, jadi mereka makan dengan santai. Namun, ternyata Stendy juga tampak cukup terbiasa.Jika dipikir lagi, dia bahkan bisa makan nasi campur di restoran kecil dekat proyek. Jadi, restoran seperti ini jelas bukan masalah baginya.Aditya diam-diam mengaguminya."Ehem." Setelah menghabiskan dua potong iga, Aditya meletakkan sendoknya dan berdeham, lalu berkata, "Aku

Bab terbaru

  • Tak Sudi Merajut Cinta Dengan Mantan   Bab 643

    "Baik." Nadine tersenyum dan mengangguk. "Kalau begitu aku pergi dulu. Paman, Bibi, sampai jumpa ....""Jangan! Bawa aku juga! Aku juga searah!" seru Mikha buru-buru.Namun, Darius langsung menariknya ke samping. "Ngapain ikut campur? Nanti aku antar kamu pulang.""Uh ... nggak baik, deh?" Sebenarnya, Mikha takut Darius masih dendam karena tadi dia tertawa terlalu keras. Darius tersenyum tipis. "Menurutku nggak masalah."Mikha terdiam.Sementara itu, Stendy menatap punggung Nadine dan Arnold yang berjalan menjauh. Matanya yang tajam memicing seketika.Saat hendak masuk ke mobil, Nadine melepas syalnya. Arnold refleks mengulurkan tangan untuk menerimanya. Tanpa berpikir panjang, Nadine benar-benar menyerahkannya padanya.Denny berjalan mendekat dan menepuk pundak Stendy sambil berkata, "Kamu masih mau ngantarin orang? Tadi di meja makan kamu minum lumayan banyak. Kita nggak bisa melakukan hal yang melanggar hukum ...."Stendy mengerutkan kening. "Arnold? Dia nggak minum?""Nggak." Denny

  • Tak Sudi Merajut Cinta Dengan Mantan   Bab 642

    Lalu, foto saat usia sepuluh tahun ...."Segendut ini?!" Nadine refleks berseru.Dalam foto itu, Darius sudah kehilangan kelucuannya saat masih kecil. Sekarang dia tampak seperti anak beruang hitam yang gemuk. Ya, bukan hanya gemuk, tapi juga berkulit gelap.Matanya hampir hilang, terhimpit oleh pipi tembamnya. Foto itu diambil saat musim panas, dia hanya mengenakan kaus dalam tipis dan celana pendek, memperlihatkan lengan dan kakinya yang montok.Nadine berdeham, berusaha menahan ekspresinya sebelum menegur Stendy dengan wajah serius, "Jangan lihat! Mengintip privasi orang itu ngga baik.""Bukannya kamu juga ikut lihat?" Stendy membalas santai."Aku nggak sengaja, dan sekarang aku sudah nggak lihat lagi."Namun, Stendy hanya menatap foto itu lebih lama. "Dipasang di sini berarti memang untuk dilihat orang, 'kan? Wah! Bocah gempal ini Darius? Ya ampun, kok bisa mirip balon yang mengembang begini?"Nadine menegur, "Kamu keterlaluan."Stendy menyeringai. "Kalau kamu nggak keterlaluan, co

  • Tak Sudi Merajut Cinta Dengan Mantan   Bab 641

    Namun, sebelum Stendy sempat menyelesaikan kalimatnya, Arnold tiba-tiba membuka mulut."Pak Denny, Anda sudah terlalu banyak minum. Mereka semua masih mahasiswa, pendidikan harus menjadi prioritas utama. Jangan berpikir yang aneh-aneh. Kalau sampai tersebar, itu nggak baik bagi siapa pun."Denny terdiam sejenak, lalu tersadar. "Aduh aku ini ... jadi cerewet setelah minum beberapa gelas .... Benar, mahasiswa memang harus fokus sama pendidikan. Masalah lainnya ... biarkan berjalan secara alami saja!"Setelah berkata demikian, dia pun pergi untuk menyapa tamu lainnya.Arnold tetap berdiri di tempatnya dengan tatapan lurus ke depan. "Kamu nggak seharusnya ngomong begitu tadi."Stendy menyeringai. "Kenapa? Pak Arnold keberatan?""Nggak ada orang tua yang ingin mendengar anak mereka dibicarakan dengan buruk. Pak Stendy memang bisa ngomong sesuka hati, tapi sebelum bicara lain kali, tolong pikirkan apakah itu akan berdampak sama orang lain."Stendy mengerutkan kening. "Maksudmu, aku nggak mem

  • Tak Sudi Merajut Cinta Dengan Mantan   Bab 640

    Dari cinta monyet hingga sekarang anak mereka sudah sebesar ini, hubungan pasangan ini tetap mesra dan harmonis.Denny meringis kesakitan karena dicubit. Dia lalu berdeham, menyesuaikan ekspresinya. "Maksudku, anak kita sudah besar, mulai merasakan cinta juga hal yang wajar. Mana ada gadis dan pemuda yang nggak jatuh cinta?"Novi menatap Nadine dari atas ke bawah. "Gadis ini punya wajah yang menarik, postur yang bagus, dan yang terpenting auranya luar biasa! Kudengar proyek laboratorium yang mereka bangun sendiri juga diprakarsai olehnya? Hebat sekali!"Semakin dilihat, dia semakin puas. Senyumannya bahkan hampir tidak bisa disembunyikan. "Para petinggi di Universitas Brata bersikap nggak adil, tapi anak ini tetap tenang dalam menghadapi situasi sulit. Dia bahkan menemukan solusi dan berhasil melakukannya! Kalau anak kita menyukai gadis sehebat dan secerdas ini, aku pasti nggak akan menentangnya."Denny tampak berpikir. Sebenarnya, Keluarga Lugiman sudah mencapai puncaknya di generasi

  • Tak Sudi Merajut Cinta Dengan Mantan   Bab 639

    "Sepertinya ada yang salah. Kalau aku nggak salah ingat, Keluarga Sanjaya dan Keluarga Lugiman sebenarnya masih ada hubungan darah. Kalau mengikuti garis keturunan, seharusnya Darius memanggilmu paman?"Inilah alasan mengapa Stendy, seorang pengusaha, tetap bisa menjadi tamu kehormatan di Keluarga Lugiman. Karena mereka masih kerabat!Arnold tersenyum tipis. "Teman kuliah Darius seharusnya juga memanggil begitu. Nggak berlebihan kok kalau memanggil paman."Begitu ucapan itu dilontarkan, wajah Shane langsung menjadi suram. Memang benar Keluarga Sanjaya dan Keluarga Darius masih ada hubungan keluarga. Hanya saja, hubungan mereka sudah begitu jauh hingga nyaris tidak relevan. Bisa dibilang, mereka tidak ada kaitannya sama sekali.Namun, Arnold malah menghubungkan kembali garis keturunan itu, bahkan mengajari mereka sapaan yang benar.Mendengar itu, Nadine mengedipkan mata dan hanya bisa menurut. "Paman."Begitu sapaan itu dilontarkan, dia hampir tidak bisa menahan tawanya.Stendy hanya bi

  • Tak Sudi Merajut Cinta Dengan Mantan   Bab 638

    Kenapa tiba-tiba terasa dingin?Kehadiran Arnold di sini hari ini benar-benar di luar dugaan.Dulu, kakek Arnold dan kakek Darius adalah saudara seperjuangan yang membangun segalanya bersama saat masih muda. Namun, seiring waktu, mereka memilih jalan yang berbeda. Satu terjun ke dunia bisnis, sementara satu lagi terjun ke dunia politik.Keduanya mencapai puncak di bidang masing-masing. Selama bertahun-tahun, Keluarga Arbana dan Keluarga Lugiman tetap berhubungan. Namun, karena Keluarga Lugiman sangat merendah, mereka jarang mengadakan pertemuan bersama.Ketika menerima undangan dari Keluarga Lugiman, Adelio menanggapinya dengan sangat serius. Awalnya dia berniat menghadiri sendiri acara ini, tetapi dua hari lalu asmanya kambuh akibat alergi dan dia harus dirawat di rumah sakit.Terpaksa, dia meminta putra sulungnya, Hendro, untuk menggantikan. Namun, Hendro adalah seorang pebisnis sejati. Dalam beberapa tahun terakhir, hubungannya dengan Keluarga Lugiman tidak terlalu erat.Selain itu,

  • Tak Sudi Merajut Cinta Dengan Mantan   Bab 637

    Nadine menarik kembali pandangannya dengan tenang dan kembali fokus menikmati hidangan.Makanan yang disajikan oleh Keluarga Lugiman untuk para tamu tentu luar biasa. Kabarnya, mereka secara khusus mengundang koki jamuan kenegaraan untuk memasak hari ini.Setiap hidangan begitu indah dan lezat. Bahkan, hidangan penutup pun merupakan makanan khas jamuan kenegaraan, yaitu puding almond.Bagi Mikha, makan malam ini benar-benar seperti hadiah yang turun dari langit! "Kak Nadine, ini enak banget. Terus yang ini ... yang ini juga ... cepat makan!"Sambil menikmati makanannya dengan lahap, Mikha tetap menyempatkan diri untuk menyuruh Nadine ikut mencicipi.Nadine pun tertawa. "Iya, iya, aku lagi makan kok."Saat keduanya sedang asyik menikmati hidangan, tiba-tiba Darius berdiri. "Nadine, Mikha, ikut aku sebentar."Keduanya langsung bingung. Mikha bertanya, "Mau ke mana?" Ekspresinya seakan-akan berkata, jangan ganggu aku makan!Darius hanya bisa menghela napas. "Ke meja utama, bertemu dengan

  • Tak Sudi Merajut Cinta Dengan Mantan   Bab 636

    Demi sopan santun, Nadine membalas jabatan tangan itu dengan ringan. Kemudian, dia segera menarik tangannya kembali.Kareem berpikir sejenak, lalu mengulurkan tangan ke arah Mikha. Mikha baru saja selesai makan tar telur dan tangannya masih penuh remah-remah.Melihat hal itu, dia pun merasa sedikit canggung dan buru-buru berkata, "Aku nggak usah salaman deh. Maaf banget.""Nggak masalah, nggak masalah." Kareem melambaikan tangannya, menunjukkan bahwa dia bisa memahaminya.Pada saat ini, pria yang duduk di sebelah Kareem, yang sejak tadi nyaris tidak berbicara, tiba-tiba buka suara. "Nadine ini ... sepertinya wajahnya cukup familier ya?"Nadine mengangkat pandangannya. Sejak tadi, saat Darius memperkenalkan temannya, dia sudah lebih dulu mengenali pria itu.Tidak ada pilihan lain. Terkadang, memiliki ingatan yang terlalu baik justru bisa menjadi hal yang merepotkan.Pria itu jelas bukan seangkatan dengan Darius dan Kareem. Dia terlihat jauh lebih dewasa, dengan tatapan yang tajam dan pe

  • Tak Sudi Merajut Cinta Dengan Mantan   Bab 635

    Rumah Keluarga Lugiman bukanlah vila bergaya barat seperti yang populer saat ini, melainkan sebuah rumah bergaya tradisional dengan halaman luas.Halaman depan dan belakang saling terhubung, dengan tembok abu yang di beberapa bagian mulai mengelupas. Lantainya terbuat dari batu ubin, memberikan kesan kuno pada pandangan pertama.Namun, semakin masuk ke dalam, kehangatan mulai terasa. Tiang-tiang lorong berwarna merah tua memancarkan kesan klasik, sementara atap melengkungnya tampak megah.Di kedua sisi jalan batu itu, terdapat lahan kecil yang digunakan untuk menanam sayuran. Memiliki lahan untuk bercocok tanam di tengah Kota Juanin, tepat di samping Crystal Palace. Ini benar-benar suatu bentuk kebebasan yang luar biasa.Begitu melihat Nadine dan Mikha tiba, Darius langsung keluar untuk menyambut mereka. "Ayo masuk, di dalam lebih hangat. Kenalin, ini orang tuaku."Denny mengenakan setelan abu dengan aura yang tenang dan elegan. Wajahnya tampak dermawan dan berwibawa.Sementara itu, ib

Jelajahi dan baca novel bagus secara gratis
Akses gratis ke berbagai novel bagus di aplikasi GoodNovel. Unduh buku yang kamu suka dan baca di mana saja & kapan saja.
Baca buku gratis di Aplikasi
Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status