Share

Bab 108

Author: Patricia
Seekor ular tiba-tiba melompat keluar dari kotak! Tubuhnya berpola lingkaran hitam dan putih dengan ekor yang panjang dan ramping, jelas seekor ular berbisa! Nadine segera bereaksi dan melemparkan kotak itu.

Namun, ular itu sudah terangkat tinggi dan memperlihatkan taringnya yang siap menyerang. Pembawa acara tampak pucat ketakutan dan memegang mikrofon sambil berteriak. Suasana menjadi kacau. Orang-orang langsung mundur karena ingin menjauh dari bahaya.

Nadine tidak memiliki kesempatan untuk menghindar. Dia hanya bisa menyaksikan dengan ngeri saat ular berbisa itu melompat ke arah pergelangan tangannya. Tepat pada saat itu, muncul dua sosok yang melompat secara bersamaan.

Reagan yang berada lebih dekat dengannya, langsung menarik Nadine dari bahaya sebelum Stendy mendekat. Namun, Reagan sendiri malah menjadi sasaran gigitan ular itu di bagian tengkuknya.

"Awas!"

"Jangan!"

Nadine dan Eva berseru bersamaan. Nadine berada dalam pelukan Reagan, sedangkan Eva melompat ke depan dan mengguna
Continue to read this book for free
Scan code to download App
Locked Chapter
Comments (2)
goodnovel comment avatar
s w
memang hadiah misteriusnya ular berbisa y?
goodnovel comment avatar
Riki Putri
lanjut thor
VIEW ALL COMMENTS

Related chapters

  • Tak Sudi Merajut Cinta Dengan Mantan   Bab 109

    Mulai saat ini, Reagan telah didiskualifikasi.....Eva memiliki daya tahan tubuh yang cukup baik. Ditambah dengan penanganan yang tepat berupa serum, kini kondisinya telah berangsur-angsur stabil. Setelah pemeriksaan lebih lanjut di rumah sakit dan memastikan tidak ada masalah serius, Reagan dan Eva pun kembali ke pulau.Untuk berjaga-jaga, Reagan mengatur seorang dokter untuk menemani mereka demi menjaga kesehatan Eva. Di kamar, Eva terbaring lemah di tempat tidur sementara dokter memeriksanya. Reagan duduk di sisi tempat tidur. Beberapa kali dia ingin pergi untuk merokok, tetapi Eva menahannya."Sayang, aku takut ...," gumam Eva lemah. "Kamu jangan tinggalkan aku sendiri, ya? Gimana kalau ada ular lagi yang menggigitku? Huhu ...."Mengingat bagaimana Eva memilih mengorbankan diri untuk menyelamatkannya, hati Reagan langsung luluh. "Baiklah, aku nggak akan pergi. Kamu istirahat saja, biarkan dokter periksa."Eva mengangguk dengan mata berkaca-kaca.Setelah dokter selesai memeriksa da

  • Tak Sudi Merajut Cinta Dengan Mantan   Bab 110

    "Aku mencintaimu seperti kamu mencintai Kak Nadine. Kamu nggak bisa memilikinya dan aku juga nggak bisa memilikimu. Jadi, kalau kamu tanya apa yang kuinginkan, aku hanya ingin kesempatan untuk berada di sisimu."Eva berbicara dengan suara lembut dan matanya memancarkan ketulusan. Selain itu, dia tampak begitu ... rapuh. Reagan merasakan sedikit getaran di hatinya. "Tenang saja, kelak aku akan menjagamu dengan baik. Nggak akan biarkan kamu terluka."Eva tersenyum tipis sambil bersandar di dadanya. Dia memeluk lengan Reagan dengan erat dan berkata, "Aku tahu, aku juga selalu percaya seperti itu."Reagan mempererat pelukannya, tetapi ada perasaan yang mengganjal di hatinya. Perasaan yang membuat dadanya terasa sesak ... tetapi dia tidak tahu kenapa.....Setelah insiden besar di acara tersebut, staf hotel segera menangani situasi dengan cepat. Karena insiden ini menyangkut keselamatan tamu, manajer hotel langsung melaporkan kejadian itu ke pihak berwenang. Malam itu, polisi datang untuk m

  • Tak Sudi Merajut Cinta Dengan Mantan   Bab 111

    Pemilik toko yang tampaknya mengenali Nadine sebagai sesama orang Florasia, langsung menyambutnya dengan hangat, "Kamu punya selera yang bagus, ya. Patung-patung ini semuanya buatan tanganku sendiri. Kalau kamu bawa pulang sebagai oleh-oleh, pasti cocok untuk hadiah."Nadine tersenyum dan setelah menanyakan harganya, dia berkata, "Baiklah, bungkuskan untukku.""Siap!" jawab pemilik toko sambil membungkuskan patung itu dan memasukkan sebuah kartu pos ke dalam tas. "Kalau ada hal yang ingin kamu katakan tapi susah diungkapkan, tulis saja di sini."Nadine hanya mengangguk pelan. Meskipun dia merasa tidak perlu karena tidak ada hal yang sulit diungkapkannya, menolak pemberian itu juga rasanya tidak sopan.Setelah kembali ke penginapan, Nadine mandi dan melihat tas belanjaan di atas meja. Dia mengeluarkan kartu pos itu yang menampilkan pemandangan laut indah di Madagar, lalu meletakkannya dengan sembarangan di atas meja. Lagi pula kartu itu juga tidak akan terpakai.....Keesokan paginya, S

  • Tak Sudi Merajut Cinta Dengan Mantan   Bab 112

    Saat Stendy pergi, dia kebetulan berpapasan dengan Reagan yang datang ke restoran untuk sarapan. Reagan mengerutkan alis, dengan diam-diam mengamati sekeliling, tetapi tidak melihat Nadine."Sayang, kamu lagi nyari apa?" tanya Eva berpura-pura tidak tahu sambil melihat Reagan yang tampak berkeliling.Reagan menarik pandangan dan menatapnya. "Kakimu sedang terluka, seharusnya nggak perlu memaksakan diri datang ke sini.""Meskipun ada yang bisa mengantar makanan ke kamar, aku sudah terlalu lama berbaring dan ingin keluar menghirup udara segar. Kalau nggak, rasanya seluruh tubuhku akan berjamur ...," katanya sambil menjulurkan lidahnya dengan manja.Reagan mengangguk pelan. "Mau makan apa?""Sandwich dan susu. Terima kasih, Sayang ...."Siang harinya, Reagan mencari Nadine di empat restoran di pulau itu, tetapi tidak menemukannya. Sore harinya dia berjalan-jalan di tepi pantai, tetapi tetap saja tidak bertemu dengan Nadine. Menjelang malam, dia akhirnya melihat Kelly di salah satu restora

  • Tak Sudi Merajut Cinta Dengan Mantan   Bab 113

    Mengetahui perbedaan suhu yang cukup besar antara kedua tempat, Nadine sudah mengenakan jaket panjang berbulu sebelum pesawat mendarat. Namun, tetap saja itu belum cukup.Beberapa hari yang lalu, hujan es baru saja turun. Di pepohonan serta tiang listrik terdapat tetesan es yang menggantung. Begitu tetesan hujan gerimis mengenai tubuh, pakaian yang basah mulai membeku menjadi lapisan es.Jalan ini biasanya sangat ramai. Namun, karena saat ini adalah musim dingin dan waktu sudah larut malam, Nadine kesulitan untuk menemukan taksi.Dengan tubuh yang gemetar karena kedinginan, dia mengeluarkan ponsel dan memeriksa posisi taksi online yang dipesannya. Tiga menit yang lalu tertulis bahwa mobil tersebut akan tiba lima menit lagi, tetapi sekarang malah berubah menjadi setengah jam.Melihat warna peta yang memerah, dia tahu bahwa sopir taksi itu terjebak macet. Saat sedang ragu-ragu apakah hendak membatalkan pesanan, muncul sebuah mobil yang berhenti perlahan-lahan di sampingnya.Begitu jendel

  • Tak Sudi Merajut Cinta Dengan Mantan   Bab 114

    Nadine tersenyum ceria sambil membela selera pilihannya, "Mana ada. Lihat saja ekspresinya, mirip sekali, 'kan?" Dia mengayun-ayunkan boneka kecil itu dan Arnold pun tertawa."Kalau sekarang sih, sudah nggak mirip lagi," jawabnya sambil menggeleng. Akhirnya, Arnold tetap menerima hadiah itu dan berterima kasih.Nadine menjawab dengan santai, "Sama-sama, lampunya sudah hijau ...."....Setibanya di rumah, hari sudah lewat tengah malam. Sebelum berangkat, Nadine sudah memastikan rumahnya bersih dan rapi. Sebelum kembali ke negara asal, dia juga memesan layanan kebersihan untuk memastikan semuanya siap saat dia pulang. Rumahnya tidak tampak seperti tempat yang ditinggalkan beberapa hari.Setelah mandi, Nadine pun rebahan di tempat tidurnya sambil menikmati aroma segar dari sabun mandi dan memejamkan mata dengan puas. Mau pergi ke mana pun, rumah tetap merupakan tempat paling nyaman.Di sisi lain, Arnold masih belum tidur. Proyek penelitiannya sudah memasuki fase pertama dan dia sangat si

  • Tak Sudi Merajut Cinta Dengan Mantan   Bab 115

    Pukul 10 malam, salju kembali turun dengan deras. Arnold menutup payungnya dan salju yang menumpuk di atasnya pun berjatuhan. Tak lama, butiran salju yang menempel meleleh menjadi air.Eksperimen di laboratoriumnya mengalami masalah bertubi-tubi, sehingga Arnold merasa agak lelah mengatasinya.Saat menjelang akhir tahun, suasana tahun baru semakin terasa. Sudah beberapa hari ini Arnold tidak bisa tidur nyenyak. Kali ini, karena data eksperimen akhirnya mencapai nilai yang aman, dia memutuskan untuk memberikan dua hari liburan bagi seluruh tim.Arnold mengeluarkan kunci dan hendak membuka pintu. Namun, di belakangnya terdengar suara pintu terbuka.Cahaya lampu yang hangat bersinar dari celah pintu dan menyinari lorong yang gelap tersebut. Setelah itu, terdengar suara Nadine yang hangat menyapanya."Cepat sekali Pak Arnold pulang hari ini. Cucu perempuan dari bibi lantai tiga baru saja lahir. Tadi sore dia mengantarkan telur merah ke sini. Jatahmu dititipkan padaku. Tunggu sebentar ya, b

  • Tak Sudi Merajut Cinta Dengan Mantan   Bab 116

    Pukul 8 pagi, pasar terbesar di Kota Linong sangat ramai."Pak Jeremy, kamu mau beli ikan lagi?""Ya, ada ikan kakap putih nggak?""Ada dong, kusimpan khusus untukmu," ujar wanita paruh baya itu sambil membersihkan sisik ikan. "Nah, sudah selesai."Jeremy mengeluarkan ponselnya dan bertanya, "Berapa harganya?""Nggak usah lagi. Anakku sering merepotkanmu. Anggap saja tanda terima kasihku.""Jangan begitu. Kamu berbisnis. Mana boleh gratis begitu." Jeremy langsung memindai kode QR dan mentransfer 60 ribu. Sama sekali tidak kurang.Wanita paruh baya itu hanya bisa menghela napas. "Hais ... aku yang jadi malu.""Justru aku yang malu kalau nggak bayar. Ya sudah, aku mau pergi beli daun bawang dulu.""Eh, tunggu sebentar, Pak ....""Kenapa?""Begini, kudengar SMA Cendekia selalu ada kuota lomba fisika setiap tahun. Kalau menang medali emas, bisa masuk Universitas Brata atau universitas terkenal lainnya. Apa benar?" Wanita itu mencengkeram celemeknya dengan gugup.Jeremy mengangguk. "Ya, ada

Latest chapter

  • Tak Sudi Merajut Cinta Dengan Mantan   Bab 721

    Baru makan dua suapan, Nadine tanpa sengaja mengangkat kepala dan langsung melihat seorang pria berdiri di depan gedung apartemennya.Arnold memang punya kebiasaan joging malam. Bahkan di cuaca sedingin ini, Nadine masih sering melihatnya keluar berolahraga. Namun malam ini ... dia tidak memakai pakaian olahraga?Arnold mengenakan mantel panjang yang rapi. Wajahnya tampak agak serius. Nadine merasa ... Arnold sepertinya sengaja menunggunya di sini?"Pak Arnold," sapa Nadine sambil tersenyum dan melangkah mendekat.Arnold membalas dengan senyum tipis. Namun, ketika melihat buket mawar biru yang digendong Nadine, sorot matanya seketika berubah. Dia terdiam sejenak."Baru pulang dari jalan-jalan?""Kalau dibilang jalan-jalan, nggak juga. Tadi aku ambil mobil di showroom, terus nonton konser piano."Arnold melirik lagi ke arah bunga di pelukannya. "Bunganya ... cukup unik."Mata Nadine langsung berbinar. "Pak Arnold, coba lihaat. Apa kamu melihat ada yang Istimewa?"Sambil berbicara, Nadin

  • Tak Sudi Merajut Cinta Dengan Mantan   Bab 720

    Kota Linong?Stendy sempat tertegun, tapi tidak terlalu memikirkannya.Dari sudut matanya, dia melirik Nadine sekilas, lalu buru-buru berkata ke seberang telepon, "Kakek, sekarang aku lagi ada urusan yang sangat penting. Begitu selesai, aku akan langsung pulang. Kalian jaga emosi kalian dulu. Dokter sudah bilang, jangan sampai terlalu sedih atau terlalu senang.""Kalau begitu lanjutkan dulu urusanmu, nggak usah buru-buru. Lagi pula, orangnya sudah ditemukan dan kamu juga kenal dengannya."Stendy mengerutkan kening. "Aku kenal?""Iya. Adik ibumu sekarang namanya Irene. Dia itu penulis buku 'Seven Days'! Waktu di Toko Buku Gramilia itu lho, dia lagi ada acara tanda tangan buku di lantai atas, sedangkan kami ada di lantai bawah.""Salahku juga, waktu itu nenekmu ingin naik ke atas melihat-lihat, tapi aku nggak setuju. Jadi kami cuma berpapasan begitu saja ....""Soal Nadine ... pantas saja nenekmu langsung merasa akrab saat pertama kali melihat gadis itu. Ternyata memang ada hubungan dara

  • Tak Sudi Merajut Cinta Dengan Mantan   Bab 719

    Nadine menoleh dan langsung bertemu dengan tatapan Stendy yang dalam dan penuh perasaan. Jantung Nadine seketika berdegup lebih kencang dan tanpa sadar, dia ingin menghindar.Malam ketika sesuatu terjadi pada Nadine, Stendy mengantarnya pulang dan melihat dirinya berjalan berdampingan dengan Arnold menaiki tangga. Saat itulah, Stendy merasa tidak bisa lagi menahan diri.Stendy tahu dirinya bukan orang yang sabar.Namun demi Nadine, dia sudah menunggu selama enam tahun. Enam tahun untuk melihatnya berpisah dari Reagan, lalu satu tahun tambahan hanya untuk membuat hubungan mereka bertahan di titik "teman biasa".Akan tetapi dia tahu, hubungan itu tidak bisa selamanya berhenti di situ.Malam itu, Stendy menyadari bahwa jika terus menunggu, semuanya hanya akan berakhir seperti dulu. Jadi, kenapa tidak ... pertaruhkan semuanya kali ini?Demi hari ini, demi pengakuan yang ingin dia sampaikan, Stendy telah mempersiapkan diri sejak lama. Dia tidak mau lagi menjadi sosok yang hanya menunggu dal

  • Tak Sudi Merajut Cinta Dengan Mantan   Bab 718

    "Benar. Memang nggak ada mawar biru alami di alam liar, jadi bunga ini baru melambangkan harapan yang nggak bisa terwujud atau misi yang nggak terselesaikan. Tapi, coba kamu lihat bunga di tanganmu itu dengan teliti," kata Stendy sambil menatap Nadine."Hah? Ini alami? Bukan pakai pewarna?" tanya Nadine yang terkejut, lalu menatap Stendy untuk mencari jawaban dari ekspresi Stendy. Saat melihat Stendy tersenyum, dia langsung tahu dugaannya memang benar.Nadine kembali bertanya dengan kaget, "Bagaimana kamu bisa mendapatkannya?""Belakangan ini ada artikel di jurnal biologi sintetis tentang kloning dan Ekspresi Nonribosomal Peptida Sintetis untuk memproduksi mawar biru. Penulis utamanya adalah seorang doktoral internasional dari Fakultas Farmasi Universitas Tobas, Ankanahari Nangawa. Langkah awalnya buat plasmid ganda yang berisi dua gen bakteri untuk sintetis indigo dan masukkan plasmidnya ke dalam agrobakterium, lalu ...."Stendy tertegun sejenak setelah mengatakan itu, seolah-olah sed

  • Tak Sudi Merajut Cinta Dengan Mantan   Bab 717

    Baik judul ataupun variasi lagunya, Stendy sama sekali tidak bisa fokus. Cahaya redup di dalam aula konser bisa menjadi penyamaran yang terbaik, sehingga dia bisa menatap Nadine dengan tatapan yang lembut serta penuh perasaan dan tanpa perlu takut ketahuan.Stendy secara refleks menatap tangan Nadine yang putih. Dia berkali-kali ingin menggenggam tangan Nadine dengan erat, lalu tidak pernah melepaskannya lagi. Namun, setelah memberontak dengan pikirannya, pada akhirnya tetap logikanya yang menang. Dia mengingatkan dirinya untuk bertahan sampai melewati malam ini dan jangan gegabah agar tidak menakuti Nadine.Dua jam mungkin adalah siksaan dan ujian kesabaran bagi sebagian orang, tetapi itu adalah pesta untuk memanjakan indra yang langka bagi Nadine. Bahkan setelah konser sudah selesai, dia tetap masih tenggelam dalam suasananya."Apa kamu menyadari sesuatu dari lagu Croatian Rhapsody? Ternyata dia masukkan unsur musik rok juga, romantis dan energik. Terutama di bagian tengah lagunya, s

  • Tak Sudi Merajut Cinta Dengan Mantan   Bab 716

    "Uhuk uhuk ...." Nadine langsung tersedak. Mereka sedang makan sambil mendengar cerita yang seru, tetapi topiknya malah tiba-tiba dialihkan ke dirinya. Pokoknya perasaannya tidak enak."Kami bukan sepasang kekasih, tapi makan malam ini bisa dibilang gratis untuk Tuan Stendy karena ...."Setelah mengatakan itu, Nadine tersenyum dan menatap pemilik restoran. "Aku yang traktir."Setelah tertegun sejenak, pemilik restoran itu menatap Stendy dengan tatapan seolah-olah berkata anak ini akhirnya kena batunya dan pantas menerimanya.Begitu selesai makan, Nadine langsung pergi membayar tagihan makanannya.Pemilik restoran itu menarik Stendy ke samping dan berbisik, "Kawan, kamu boleh terus begini. Ayo berusaha, segera dapatkan gadis itu. Kalau lain kali kamu masih nggak dapat gratisan lagi, jangan salahkan aku meremehkanmu."Stendy pun menghela napas. "Kamu pikir aku nggak mau?""Wah, akhirnya ada gadis di dunia ini yang bisa membuatmu kelabakan. Sungguh langka. Baiklah, biar teman lamamu ini y

  • Tak Sudi Merajut Cinta Dengan Mantan   Bab 715

    Stendy menyahut, "Aku pikir-pikir dulu, nanti baru kita putuskan setelah ketemu.""Oke." Nadine mengakhiri panggilan, lalu langsung memakai jaket bulu tebal dan sepatu bot musim dingin, juga mengambil tas. Dia keluar dalam waktu kurang dari tiga menit!Cuaca tidak sedingin sebelumnya lagi, tetapi matahari masih tidak muncul.Begitu turun, Nadine langsung melihat Stendy berdiri di ujung gang, bersandar santai di samping mobil Maybach edisi terbatas. Pria yang memakai mantel hitam itu pun memutar-mutar kunci mobilnya.Begitu melihat Nadine, tubuh Stendy langsung tegak. Nadine tersenyum dan berjalan mendekat. Wajah Stendy yang tadi terlihat agak dingin langsung berubah cerah, bibirnya tersenyum.Begitu masuk mobil, Stendy menyerahkan sekantong sarapan, "Nih, susu kedelai dan roti, makan selagi masih hangat."Nadine menaikkan alisnya. "Pak Stendy bukan cuma jadi sopir, tapi juga beliin aku sarapan? Ini layanan bintang lima sih. Aku nggak berani menikmatinya."Stendy terkekeh-kekeh. "Kenapa

  • Tak Sudi Merajut Cinta Dengan Mantan   Bab 714

    "Nad, sejak pertama kali kita ketemu di kafe, aku ....""Eh? Pak Arnold, Nadine, kok berdiri di sana? Nggak naik?" Tetangga mereka yang tinggal di lantai bawah, datang dengan membawa banyak kantong belanjaan. Begitu melihat mereka, dia langsung menyapa dengan ramah."Dingin banget ya hari ini, aku hampir beku .... Tapi karena diskon, aku tetap keluar malam-malam begini!"Supermarket besar di dekat sana memang sering mengadakan diskon besar setelah pukul 9 malam. Sebagai orang yang pintar mengatur uang, wanita ini sering keluar malam untuk belanja hemat.Situasi sekarang jelas tidak cocok untuk melanjutkan obrolan mereka. Arnold terpaksa menelan kembali semua yang ingin dia ucapkan tadi."Ayo, kita sama-sama naik!" ajak wanita itu.Nadine melangkah maju, langsung mengambil salah satu kantong belanjaan dari tangan wanita itu. "Biar kubantu ...."Namun, Arnold langsung mengambil alih kantong belanjaan itu dari tangan Nadine. Dengan cepat, dia berjalan di depan mereka. "Biar aku saja."Wan

  • Tak Sudi Merajut Cinta Dengan Mantan   Bab 713

    Nadine tersenyum mencela dirinya sendiri.Arnold tiba-tiba terdiam, napasnya tercekat. Entah kenapa, senyuman kecil di ujung bibir gadis itu membuat hatinya terasa panik. Seolah-olah dia baru saja melewatkan sesuatu yang sangat penting.Mereka meninggalkan pabrik saat senja hari. Satpam yang berjaga sudah berganti. Paman ramah penuh canda tawa tadi sudah pulang, digantikan oleh seorang pemuda yang tampak pemalu.Setelah menerima kunci dari mereka, pemuda itu meletakkannya, lalu membukakan pintu gerbang untuk mereka.Langit belum sepenuhnya gelap. Cahaya senja menyelimuti cakrawala dalam warna kelabu suram. Di sepanjang jalan, cabang-cabang pohon yang gundul menambah kesan sepi.Nadine dan Arnold berjalan berdampingan tanpa berbicara. Keheningan mengisi jarak di antara mereka. Arnold sempat membuka mulut, tetapi tidak tahu harus mulai dari mana.Dia bisa merasakan perubahan suasana hati Nadine, tetapi tidak tahu penyebabnya. Jadi, yang bisa dia lakukan hanyalah diam dan berhati-hati aga

Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status