Share

Bab 106

Author: Patricia
last update Last Updated: 2024-11-19 18:00:00
Namun, Reagan tampak sangat lelah. Begitu menutup mata, dia langsung tertidur dan mengabaikan semua yang terjadi di sekitarnya.

"Wow!" Tiba-tiba, pria asing tadi berseru dengan kagum, "Cantik sekali!"

Eva mengikuti arah pandangannya dan melihat Nadine keluar dari sebuah bungalo pantai. Dia mengenakan bikini hitam bermodel rok dengan selendang putih melilit lehernya. Begitu tertiup angin laut, selendang itu melambai dengan anggun dan membuat penampilannya terlihat begitu memikat dan elegan.

"Wow! Seperti Chanel yang turun ke bumi! Cantik sekali!" puji pria asing itu dengan antusias.

Eva menatapnya dingin, "Cantik?"

Pria asing itu mengangguk tanpa ragu, "Kamu tahu Gabrielle Chanel, pendiri brand Chanel, 'kan? Dengan gaun hitam dan kerudung putih, dia berjalan menyusuri Champs-Élysées di Prancis. Angin menerbangkan ujung gaunnya dan selendang putihnya melayang di udara ...."

Eva menggeram, "Lalu menurutmu aku bagaimana? Apa aku nggak cantik?"

"Tentu saja kamu cantik," jawab pria itu penuh
Locked Chapter
Continue to read this book on the APP
Comments (1)
goodnovel comment avatar
Noname
pasti si nenek sihir kepanasan......
VIEW ALL COMMENTS

Related chapters

  • Tak Sudi Merajut Cinta Dengan Mantan   Bab 107

    Setiap bunga mawar yang diterima Nadine semakin menumpuk di tangannya. Kelly yang melihatnya langsung tercengang. Kenapa hasilnya berbeda dari yang kubayangkan?Nadine sendiri tampak bingung. 'Tolong! Ini juga bukan yang aku bayangkan!'Reagan yang berada di kerumunan juga ikut tertegun.Sementara itu, Eva, yang hanya mendapatkan beberapa tangkai mawar, hampir menangis karena marah. 'Apa mereka semua buta?' pikirnya kesal. Padahal, Nadine bahkan sudah mengganti bikini hitamnya dengan baju renang model tertutup yang sama sekali tidak menarik menurut Eva.Meski demikian, pandangan Reagan tetap terpaku pada Nadine. Dia mengenakan topi bertepi lebar dengan pita sederhana yang diikat menjadi simpul kecil dan penampilan itu yang membuatnya terlihat begitu anggun dan berkelas.Saat dia muncul, semua mata pria langsung tertuju padanya. Namun, Nadine tampaknya tidak menyadari perhatian itu dan hanya asyik berbicara dengan Kelly sambil sesekali menunjukkan senyuman yang membuat banyak orang terp

    Last Updated : 2024-11-20
  • Tak Sudi Merajut Cinta Dengan Mantan   Bab 108

    Seekor ular tiba-tiba melompat keluar dari kotak! Tubuhnya berpola lingkaran hitam dan putih dengan ekor yang panjang dan ramping, jelas seekor ular berbisa! Nadine segera bereaksi dan melemparkan kotak itu.Namun, ular itu sudah terangkat tinggi dan memperlihatkan taringnya yang siap menyerang. Pembawa acara tampak pucat ketakutan dan memegang mikrofon sambil berteriak. Suasana menjadi kacau. Orang-orang langsung mundur karena ingin menjauh dari bahaya.Nadine tidak memiliki kesempatan untuk menghindar. Dia hanya bisa menyaksikan dengan ngeri saat ular berbisa itu melompat ke arah pergelangan tangannya. Tepat pada saat itu, muncul dua sosok yang melompat secara bersamaan.Reagan yang berada lebih dekat dengannya, langsung menarik Nadine dari bahaya sebelum Stendy mendekat. Namun, Reagan sendiri malah menjadi sasaran gigitan ular itu di bagian tengkuknya."Awas!""Jangan!"Nadine dan Eva berseru bersamaan. Nadine berada dalam pelukan Reagan, sedangkan Eva melompat ke depan dan mengguna

    Last Updated : 2024-11-20
  • Tak Sudi Merajut Cinta Dengan Mantan   Bab 109

    Mulai saat ini, Reagan telah didiskualifikasi.....Eva memiliki daya tahan tubuh yang cukup baik. Ditambah dengan penanganan yang tepat berupa serum, kini kondisinya telah berangsur-angsur stabil. Setelah pemeriksaan lebih lanjut di rumah sakit dan memastikan tidak ada masalah serius, Reagan dan Eva pun kembali ke pulau.Untuk berjaga-jaga, Reagan mengatur seorang dokter untuk menemani mereka demi menjaga kesehatan Eva. Di kamar, Eva terbaring lemah di tempat tidur sementara dokter memeriksanya. Reagan duduk di sisi tempat tidur. Beberapa kali dia ingin pergi untuk merokok, tetapi Eva menahannya."Sayang, aku takut ...," gumam Eva lemah. "Kamu jangan tinggalkan aku sendiri, ya? Gimana kalau ada ular lagi yang menggigitku? Huhu ...."Mengingat bagaimana Eva memilih mengorbankan diri untuk menyelamatkannya, hati Reagan langsung luluh. "Baiklah, aku nggak akan pergi. Kamu istirahat saja, biarkan dokter periksa."Eva mengangguk dengan mata berkaca-kaca.Setelah dokter selesai memeriksa da

    Last Updated : 2024-11-21
  • Tak Sudi Merajut Cinta Dengan Mantan   Bab 110

    "Aku mencintaimu seperti kamu mencintai Kak Nadine. Kamu nggak bisa memilikinya dan aku juga nggak bisa memilikimu. Jadi, kalau kamu tanya apa yang kuinginkan, aku hanya ingin kesempatan untuk berada di sisimu."Eva berbicara dengan suara lembut dan matanya memancarkan ketulusan. Selain itu, dia tampak begitu ... rapuh. Reagan merasakan sedikit getaran di hatinya. "Tenang saja, kelak aku akan menjagamu dengan baik. Nggak akan biarkan kamu terluka."Eva tersenyum tipis sambil bersandar di dadanya. Dia memeluk lengan Reagan dengan erat dan berkata, "Aku tahu, aku juga selalu percaya seperti itu."Reagan mempererat pelukannya, tetapi ada perasaan yang mengganjal di hatinya. Perasaan yang membuat dadanya terasa sesak ... tetapi dia tidak tahu kenapa.....Setelah insiden besar di acara tersebut, staf hotel segera menangani situasi dengan cepat. Karena insiden ini menyangkut keselamatan tamu, manajer hotel langsung melaporkan kejadian itu ke pihak berwenang. Malam itu, polisi datang untuk m

    Last Updated : 2024-11-21
  • Tak Sudi Merajut Cinta Dengan Mantan   Bab 111

    Pemilik toko yang tampaknya mengenali Nadine sebagai sesama orang Florasia, langsung menyambutnya dengan hangat, "Kamu punya selera yang bagus, ya. Patung-patung ini semuanya buatan tanganku sendiri. Kalau kamu bawa pulang sebagai oleh-oleh, pasti cocok untuk hadiah."Nadine tersenyum dan setelah menanyakan harganya, dia berkata, "Baiklah, bungkuskan untukku.""Siap!" jawab pemilik toko sambil membungkuskan patung itu dan memasukkan sebuah kartu pos ke dalam tas. "Kalau ada hal yang ingin kamu katakan tapi susah diungkapkan, tulis saja di sini."Nadine hanya mengangguk pelan. Meskipun dia merasa tidak perlu karena tidak ada hal yang sulit diungkapkannya, menolak pemberian itu juga rasanya tidak sopan.Setelah kembali ke penginapan, Nadine mandi dan melihat tas belanjaan di atas meja. Dia mengeluarkan kartu pos itu yang menampilkan pemandangan laut indah di Madagar, lalu meletakkannya dengan sembarangan di atas meja. Lagi pula kartu itu juga tidak akan terpakai.....Keesokan paginya, S

    Last Updated : 2024-11-22
  • Tak Sudi Merajut Cinta Dengan Mantan   Bab 112

    Saat Stendy pergi, dia kebetulan berpapasan dengan Reagan yang datang ke restoran untuk sarapan. Reagan mengerutkan alis, dengan diam-diam mengamati sekeliling, tetapi tidak melihat Nadine."Sayang, kamu lagi nyari apa?" tanya Eva berpura-pura tidak tahu sambil melihat Reagan yang tampak berkeliling.Reagan menarik pandangan dan menatapnya. "Kakimu sedang terluka, seharusnya nggak perlu memaksakan diri datang ke sini.""Meskipun ada yang bisa mengantar makanan ke kamar, aku sudah terlalu lama berbaring dan ingin keluar menghirup udara segar. Kalau nggak, rasanya seluruh tubuhku akan berjamur ...," katanya sambil menjulurkan lidahnya dengan manja.Reagan mengangguk pelan. "Mau makan apa?""Sandwich dan susu. Terima kasih, Sayang ...."Siang harinya, Reagan mencari Nadine di empat restoran di pulau itu, tetapi tidak menemukannya. Sore harinya dia berjalan-jalan di tepi pantai, tetapi tetap saja tidak bertemu dengan Nadine. Menjelang malam, dia akhirnya melihat Kelly di salah satu restora

    Last Updated : 2024-11-22
  • Tak Sudi Merajut Cinta Dengan Mantan   Bab 113

    Mengetahui perbedaan suhu yang cukup besar antara kedua tempat, Nadine sudah mengenakan jaket panjang berbulu sebelum pesawat mendarat. Namun, tetap saja itu belum cukup.Beberapa hari yang lalu, hujan es baru saja turun. Di pepohonan serta tiang listrik terdapat tetesan es yang menggantung. Begitu tetesan hujan gerimis mengenai tubuh, pakaian yang basah mulai membeku menjadi lapisan es.Jalan ini biasanya sangat ramai. Namun, karena saat ini adalah musim dingin dan waktu sudah larut malam, Nadine kesulitan untuk menemukan taksi.Dengan tubuh yang gemetar karena kedinginan, dia mengeluarkan ponsel dan memeriksa posisi taksi online yang dipesannya. Tiga menit yang lalu tertulis bahwa mobil tersebut akan tiba lima menit lagi, tetapi sekarang malah berubah menjadi setengah jam.Melihat warna peta yang memerah, dia tahu bahwa sopir taksi itu terjebak macet. Saat sedang ragu-ragu apakah hendak membatalkan pesanan, muncul sebuah mobil yang berhenti perlahan-lahan di sampingnya.Begitu jendel

    Last Updated : 2024-11-23
  • Tak Sudi Merajut Cinta Dengan Mantan   Bab 114

    Nadine tersenyum ceria sambil membela selera pilihannya, "Mana ada. Lihat saja ekspresinya, mirip sekali, 'kan?" Dia mengayun-ayunkan boneka kecil itu dan Arnold pun tertawa."Kalau sekarang sih, sudah nggak mirip lagi," jawabnya sambil menggeleng. Akhirnya, Arnold tetap menerima hadiah itu dan berterima kasih.Nadine menjawab dengan santai, "Sama-sama, lampunya sudah hijau ...."....Setibanya di rumah, hari sudah lewat tengah malam. Sebelum berangkat, Nadine sudah memastikan rumahnya bersih dan rapi. Sebelum kembali ke negara asal, dia juga memesan layanan kebersihan untuk memastikan semuanya siap saat dia pulang. Rumahnya tidak tampak seperti tempat yang ditinggalkan beberapa hari.Setelah mandi, Nadine pun rebahan di tempat tidurnya sambil menikmati aroma segar dari sabun mandi dan memejamkan mata dengan puas. Mau pergi ke mana pun, rumah tetap merupakan tempat paling nyaman.Di sisi lain, Arnold masih belum tidur. Proyek penelitiannya sudah memasuki fase pertama dan dia sangat si

    Last Updated : 2024-11-23

Latest chapter

  • Tak Sudi Merajut Cinta Dengan Mantan   Bab 330

    Karen yang begitu galak tidak mungkin menerima kerugian seperti itu. Hari itu juga, dia langsung pergi ke kantor agen properti itu, menuntut agar agen muda itu keluar.Namun, penanggung jawab memberitahukan bahwa agen itu sudah mengundurkan diri tiga hari yang lalu.Karena tidak punya cara lain, Karen datang ke kantor dan membuat keributan setiap hari, bahkan mengajak kerabat dan teman-temannya membawa spanduk di luar. Dengar-dengar, kejadian ini sangat heboh.Manajer tidak bisa berbuat apa-apa, jadi akhirnya memberi tahu Karen alamat tempat tinggal Devin. Karen mengikuti petunjuk itu dan datang ke rumahnya.Namun, Devin sama sekali tidak merasa bersalah dan berkata dengan percaya diri, "Ngapain kamu ribut? Lagian, rumahmu sudah kubeli. Uangnya sudah kubayar dan sekarang namaku yang tertera di sertifikat kepemilikan. Ribut juga nggak ada gunanya."Karen duduk di depan pintu rumahnya dan menangis kencang, menggunakan semua trik yang dia kuasai.Devin juga orang yang keras kepala. Ketika

  • Tak Sudi Merajut Cinta Dengan Mantan   Bab 329

    Nadine lantas mengangkat ujung terusannya dan lebih berhati-hati kali ini.Orang-orang tidak menganggap serius insiden kecil tadi. Perhatian mereka lebih terfokus pada Nadine terluka atau tidak.Calvin langsung mengulurkan tangannya. "Nadine, kupinjamkan tanganku. Ada ototnya lho! Aku jamin kamu nggak akan jatuh."Hanya Olive yang memandang pinggang Nadine, seolah-olah ingin menembusnya dengan tatapannya.Saat makan, Wilfred memperhatikan bahwa Olive hanya makan sedikit. Dia khawatir Olive merasa tidak enak badan, jadi bertanya, "Kenapa hari ini makan sedikit sekali? Maagmu kambuh lagi?"Olive sering melewatkan waktu makan dan Wilfred sudah terbiasa mengingatkannya."Makanan hari ini nggak pedas atau berminyak kok. Bagus untuk pencernaan. Nah, ini makanan favoritmu ....""Bisa diam nggak sih?" Olive mendorong tangan Wilfred. "Aku cuma nggak mau makan saja. Kenapa kamu cerewet sekali? Apa aku nggak boleh memutuskan sendiri mau makan atau nggak?"Tangan Wilfred yang sedang mengambil maka

  • Tak Sudi Merajut Cinta Dengan Mantan   Bab 328

    "Duduklah. Jangan terlalu sungkan, aku nggak terbiasa," ucap Arnold.Nadine pun tertawa dan akhirnya duduk.Arnold berkata, "Aku suka masakanmu, traktiranmu ini adalah ucapan terima kasih terbaik."Setelah itu, Arnold mengangkat mangkuk sup dan membenturkannya dengan ringan ke mangkuk Nadine.Kemudian, Arnold mengambil sepotong sayap ayam yang digoreng hingga keemasan. Kulitnya renyah dengan tepi yang sedikit terbakar dan bagian dalamnya yang berair. Perpaduan ini begitu seimbang dan rasanya sangat kaya."Di luar sana, belum tentu ada sayap ayam seenak ini."Nadine tertawa karena merasa lucu. "Kalau begitu, kamu habiskan saja semua sayap ayamnya."Arnold mengangkat alis dan senyumannya semakin lebar. "Bukan masalah."Makan siang selesai. Sekarang sudah pukul 2 siang. Mereka sama-sama membereskan dapur dan keluar.Arnold akan pergi ke laboratorium, sementara Nadine pergi ke perpustakaan. Karena sejalan, mereka pun berangkat bersama.Sesampainya di persimpangan jalan, Arnold berbelok ke

  • Tak Sudi Merajut Cinta Dengan Mantan   Bab 327

    Nadine tertawa sambil bercanda, "Jangan, jangan. Masa tamu disuruh kerja?""Tamu bilang dia sangat senang bisa membantu."Berkat bantuan Arnold, pekerjaan menjadi lebih cepat selesai.Setelah semua beres, Nadine mengangkat ikan kakap dari air jahe daun bawang, lalu meletakkannya di piring dan mengeringkannya dengan tisu dapur. Kemudian, dia mengoleskan minyak goreng di permukaannya untuk mengunci kesegaran.Pekerjaan Arnold sudah beres Dia hanya bisa berdiri di samping dan menonton. "Perlu bantuan?""Bisa tolong ambilkan kukusan di atas sana?""Oke."Arnold bertubuh tinggi, jadi bisa meraihnya dengan mudah. Hanya saja, kukusan digantung agak tinggi tepat di atas kepala Nadine. Artinya, jika Arnold ingin mengambilnya, dia harus berdiri di belakang Nadine.Begitu Arnold menjulurkan tangan, dia merasa dirinya seperti memeluk Nadine. Untungnya, prosesnya sangat cepat sehingga tidak ada rasa canggung meskipun jarak mereka sangat dekat."Kemarikan kukusannya." Nadine mengulurkan tangannya.A

  • Tak Sudi Merajut Cinta Dengan Mantan   Bab 326

    Nadine yang sekarang sangat tenang, tidak seperti saat baru-baru putus. Dulu dia sering teringat pada Reagan dan mudah terbawa emosi olehnya.Waktu adalah obat yang ampuh. Luka yang dalam sekalipun bisa sembuh. Kini, Nadine sudah melepaskan semuanya.Seiring berjalannya waktu, rasa sakit yang disebabkan oleh Reagan pun perlahan-lahan memudar hingga akhirnya terlupakan."Ada urusan apa?" tanya Nadine."Apa kita bisa ngobrol di tempat lain?""Aku rasa nggak ada yang perlu dibicarakan di antara kita.""Nad ....""Apa yang kubilang salah?"Reagan merasa agak frustrasi. Dia melirik Arnold. Orang-orang yang peka pasti tahu mereka harus menjauh untuk sekarang. Namun, Arnold tetap diam di tempatnya tanpa peduli dengan tatapan Reagan yang memberinya isyarat.Mengingat Reagan yang selalu berbuat nekat, Nadine sama sekali tidak berani berduaan dengannya."Kalau nggak ada yang penting, kami pergi dulu," ucap Nadine menatap Arnold. Arnold mengangguk ringan."Kalian berdua? Lalu gimana denganku?" Wa

  • Tak Sudi Merajut Cinta Dengan Mantan   Bab 325

    Keesokan paginya, Nadine keluar untuk jogging pagi. Setelah punya lebih banyak waktu luang, dia kembali pada kebiasaan lari pagi. Setiap kali selesai lari dan mandi, dia merasa segar dan bertenaga sepanjang hari."Pagi, Pak Arnold.""Pagi."Arnold baru saja selesai berlari dan bersiap pulang. Namun, melihat Nadine, dia berbalik arah. "Ayo, kutemani kamu lari sebentar.""Nggak mengganggu jadwalmu di laboratorium?""Proyek baru sekarang ditangani sama Calvin, jadi aku nggak terlalu sibuk belakangan ini.""Wah, Pak Calvin pasti punya banyak keluhan," canda Nadine."Keluhan nggak akan berguna, tetap saja dia harus bekerja," jawab Arnold dengan wajah serius. Kalau Calvin mendengar itu, dia mungkin akan langsung frustasi.Keduanya berlari mengelilingi taman dua putaran. Ketika Nadine mulai terlihat kelelahan, Arnold menyadari hal itu."Atur napas, perhatikan ritme. Ikuti aku ... tarik, hembus, tarik, hembus ...."Nadine mengikuti instruksinya dan merasa lebih baik. "Wah, jadi lebih ringan!"

  • Tak Sudi Merajut Cinta Dengan Mantan   Bab 324

    "Astaga!" Kelly langsung menepis tangan Teddy dari pundaknya, berdiri tegak, sambil diam-diam bersyukur karena sudah membuang puntung rokok lebih awal.Nadine butuh usaha besar untuk menutup mulutnya yang ternganga. "Ehm .... Kel, kamu lupa tasmu tadi."Dia sebenarnya cuma mau mengembalikan tas, tapi malah menyaksikan apa ini? Kelly terlihat bersandar mesra dengan seorang pria? Punggung pria itu ... kenapa rasanya tidak asing?Saat keduanya berbalik, teka-teki itu terjawab.Itu Teddy?!Jadi ... ini yang disebut Kelly sebagai "mitra kerja samanya"?Kelly berjalan mendekat dan mengambil tas dari tangan Nadine. "Makasih ya, Nadine! Malam-malam begini masih repot-repot ngantarin tasku. Cepat naik ke atas, sudah malam, bahaya di luar. Aku tunggu di sini sampai kamu di balkon, ya. Kalau sudah sampai, lambaikan tangan biar aku yakin.""Oke."Nadine berbalik dan pulang ke apartemennya. Dia tahu betul siapa Kelly. Meskipun temannya terlihat santai dan tanpa beban, dia selalu punya rencana matan

  • Tak Sudi Merajut Cinta Dengan Mantan   Bab 323

    "Kalau nggak mau nunggu, ya pergi saja. Siapa juga yang mau ketemu kamu?" Kelly mendengus sambil memutar bola matanya. "Lihat sikapmu itu. Kamu yang butuh bantuan, 'kan?"Teddy menarik napas dalam-dalam, menahan diri. Wanita ini bisa bela diri. Kalau dia sampai membuat wanita ini marah, yang rugi adalah dirinya sendiri."Jangan marah dong," Teddy langsung mengganti wajahnya dengan senyuman, "Aku sudah bilang ini kasus darurat. Kamu santai begini, gimana aku nggak curiga?""Ada apa, langsung bilang." Kelly melirik ke dalam mobilnya. "Eh, itu ... ada rokok nggak?""Buat apa?""Kasih aku satu."Teddy terdiam. Dengan pasrah, dia kembali ke mobil, mengambil rokok dan korek api, lalu menyerahkannya. Namun, Kelly tidak langsung menerima. Dia menyilangkan tangan di depan dada dan menatapnya dengan senyum mengejek."Oke," Teddy mengangguk dan memasang ekspresi sabar. "Aku ini bukan cari pacar, aku malah cari majikan." Dia lalu menyalakan rokok untuk Kelly.Ini pertama kalinya Teddy menyalakan r

  • Tak Sudi Merajut Cinta Dengan Mantan   Bab 322

    "Di mana kamu? Kenapa selama beberapa hari ini teleponku nggak kamu angkat?! Apa sekarang kamu bahkan nggak peduli lagi sama ibumu?"Tiga pertanyaan berturut-turut. Nada bicaranya semakin tajam di setiap kalimat.Reagan menjawab dengan tenang, "Aku lagi dinas. Sibuk, jadi nggak sempat angkat telepon.""Kamu sekarang juga harus pulang! Sekarang! Kalau kamu nggak pulang, jangan pernah anggap aku sebagai ibumu lagi!"Mendengar nada bicara ibunya yang tidak seperti biasanya, Reagan tahu ada sesuatu yang tidak beres. Tanpa banyak bertanya, dia menutup telepon dan langsung menuju rumah lama keluarganya.Begitu sampai di depan pintu, dia mendengar suara pecahan vas bunga. Reagan berhenti sejenak, lalu masuk ke dalam rumah. "Ibu, aku sudah pulang."Mendengar suaranya, Rebecca muncul dari dalam. Tanpa menunggu, dia langsung memarahi Reagan habis-habisan."Orang macam apa yang kamu pilih?! Kalau Eva itu memang murahan, aku masih bisa terima, tapi keluarganya juga seperti preman pasar! Terutama i

DMCA.com Protection Status