Beranda / Romansa / Taaruf dengan Anak Wanita Malam / 209. Bertemu psikiater baru

Share

209. Bertemu psikiater baru

Penulis: Piemar
last update Terakhir Diperbarui: 2024-10-29 19:42:56

“Keputusan apa maksud Papa?” tanya Ayu pada suaminya.

“Keputusan apakah Aqsa akan meneruskan pernikahannya atau tidak,” tukas Rakha bernada dingin. Tak hanya Aqsa, Rakha juga kecewa berat dengan sikap Zahrana. Faktanya, dengan cara apapun Zahrana berusaha merebut Aqsa dari Selina. “Padahal, Papa sempat berpikir, Aqsa nikahin saja dengan Selina toh gak bakalan ada yang tahu dia anak siapa. Semua orang tahunya dia anaknya Bashor,”

Ayu menggeram. “Jangan bahas Selina dulu Pa! Kita selesaikan ini dulu,”

Aqsa hanya diam dengan rahang yang mengeras. Dia dilanda bingung. Alasannya adalah ada janin yang tumbuh di rahim Zahrana. Jika dia menceraikannya bagaimana nasibnya kelak. Tak pernah terlintas sedikitpun jika dia mengalami pernikahan yang tak sesuai harapannya.

Kata cerai? Yang benar saja!

“Aku … minta maaf Mama, Papa, Mas Aqsa dan Shiza. Aku benar-benar menyesal telah melakukan kebohongan demi ambisiku. Aku mencintai Mas Aqsa bahkan jauh sebelum Selina mengenalmu Mas. Aku sudah jatuh hat
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

  • Taaruf dengan Anak Wanita Malam   210. Antara dokter dan pasien

    “Masyaallah, kita bertemu di sini, Sel,” sahut Dave seperti biasa. Dia berusaha keras untuk tidak memperlihatkan emosi ‘bahagia’-nya saat bertemu dengan gadis yang seringkali dia selipkan dalam doanya.‘Tundukkan pandanganmu!’“Kamu gantiin dr. Diana ya …” ucap Selina dengan tergeragap. Rasanya Selina ingin menenggelamkan dirinya ke dalam samudra, bertemu dengan lelaki yang pernah ‘singgah’ dan sekaligus lelaki itu tahu kekurangan Selina, alias penyakit yang dideritanya. Selama ini dia berusaha terlihat baik-baik saja dan tak ingin semua orang tahu apa yang dideritanya kecuali orang terdekatnya.“Iya, dr. Diana teman sewaktu kuliah dan kami cukup akrab,” ucap Dave singkat lalu dia menoleh pada rekam medis yang Selina miliki. Dave berusaha bersikap profesional berhadapan dengan Selina meskipun hatinya rupanya tak bisa kompromi. Ada debar yang mendebur ibarat suara deru ombak yang maha dahsyat.Keinginan hatinya ialah menyapanya dengan hangat. Kenangan saat di kepulauan Batam takkan per

  • Taaruf dengan Anak Wanita Malam   211. Would you marry me?

    “Makasih, aku minta alamat pesantren saja,” ucap Selina menolak secara halus.Dave paham maksudnya. Dia menulis alamat Ruri di balik kertas berisi resep obat.“Aku sudah tulis di sini, kamu bisa tebus obat di bagian farmasi, semoga lekas sembuh,” ucap Dave mengakhiri percakapan mereka.Selina berdiri dan mengatupkan tangannya lalu berucap salam. “Assalamualaikum!” katanya sedikit menundukkan kepalanya.“Waalaikumsalam warahmatullah,” jawab Dave seraya menatap kepergian Selina hingga punggungnya tak terlihat. Dia pun mengepalkan tangannya ke udara seraya bilang ‘yes’. Dia melakukan selebrasi luar biasa hingga meloncat kegirangan saat kepergiannya.‘Sebuah kesempatan yang takkan pernah datang dua kali,’Selina pun keluar dari ruangan Dave dan pergi menuju bagian farmasi untuk menebus obat. Setelahnya dia pergi ke luar lobi rumah sakit dan duduk di sana. Dia menelepon Adam tetapi Adam tak mengangkat teleponnya. Terpaksa, Selina duduk di sana lumayan lama. Dia akan menunggu Adam menelepon

  • Taaruf dengan Anak Wanita Malam   212. Meliani dan Johan

    Semenjak kenal dengan Selina, Dave mulai meninggalkan kebiasaan buruknya seperti shalat yang masih bolong, merokok dan pergi ke Pub. Dia mendapat jawaban dari apa yang dia temukan bahwa ihwal jodoh itu ibarat cerminan diri kita. Andai kita baik maka jodoh kita pun baik. Dave berangan-angan jodohnya ialah Selina atau mungkin dia merasa hal tersebut jauh dan tak mampu dia rengkuh, setidaknya akhlaknya mirip Selina. Di sepertiga malam, Dave bangun lalu melaksanakan shalat qiyamul lail. Kebiasaan tersebut berlangsung saat dia merasa gamang apakah dia akan menuruti perintah sang ibu untuk menikahi dr. Areeta atau tidak. Dia pun pasrah mengikuti semua keinginan Meliani untuk menikahinya demi menyenangkan hatinya. Namun shalat dan doa memberikan jawaban lain, ternyata dr. Areeta bukanlah jodohnya sebab Tuhan telah menunjukan kepribadiannya yang asli di hadapan Meliani.Flashback on,Suatu hari Meliani menghadiri acara meeting dengan investor di sebuah hotel bintang lima di Jakarta. Di sana

  • Taaruf dengan Anak Wanita Malam   213. Hafla?

    Bugh,Pada akhirnya karena kurang hati-hati Shiza menubruk tubuh seseorang. Seperti biasa dia sedikit ceroboh. Namun Shiza tak lekas bangun, sepertinya kali ini kakinya ikut terkilir.“Ough!” serunya meringis.“Maaf, aku juga tidak hati-hati, Shiza,” ucap lelaki yang tak sengaja ditabrak Shiza sembari ikut membungkuk dan melihat kaki Shiza.“Aa Adam?” seru Shiza spontan. Adam hanya diam dan menampilkan ekspresi dingin. Lalu sejenak dia mengamati kaki Shiza dan tangannya menyentuh area pergelangan kakinya. Rasanya jantung Shiza seakan meledak bisa bertemu dengan Adam dalam jarak yang sangat dekat. “Tahan, sebentar,” ucap Adam lalu membetulkan posisi pergelangan kaki kiri Shiza. Shiza yang merasa sakit luar biasa akhirnya mencengkeram lengan Adam tanpa sadar.“Sakit banget …” keluhnya seperti seorang anak kecil.“Sudah, coba gerakin!” titah Adam menatap Shiza penuh perhatian, membuat jantung Shiza mau copot.Shiza pun berusaha bangkit dan langsung bisa berjalan. “Makasih, Aa,” ucap Sh

  • Taaruf dengan Anak Wanita Malam   214. No way!

    “Meliani,” ucap wanita tersebut menyebutkan namanya.“Tante Meliani,” ulang Selina dengan menggaruk tangannya. “Aku sedang cari pashmina, bisa bantu?” Meliani mengetes gadis itu. Apakah dia bersedia membantunya lagi?“Sel, ayo!” seru Shiza. Selina pun menoleh. Dia menjadi gamang antara menghampiri Shiza atau membantu Meliani terlebih dahulu. Dia tercenung sejenak.“Gak usah cariin, temanmu manggil,” desis Meliani dengan to the point. Begitulah gayanya bossy dan tegas.“Bu, maaf,” ucap Selina meninggalkan Meliani sembari membungkuk.Meliani maklum. Masa iya Selina harus terus menolongnya, pikirnya. Dia pun mencari pashmina yang dia sendiri tak tahu untuk dipakai acara apa. Dia hanya mengikuti kata hatinya, bergerak begitu saja saat melihat manekin berbusana syari. Ingin rasanya mencoba memakai pashmina. Meskipun dia seorang muslimah, dia tak pernah memakai hijab kecuali saat acara tertentu seperti menghadiri pemakaman. Itupun memakainya hanya dengan meletakkannya di atas kepala dan m

  • Taaruf dengan Anak Wanita Malam   215. Hawa dilarikan ke rumah sakit

    “Why not?” desis Dave.“Um, Dave … dia gadis yang aku sukai. Aku sudah datang taaruf pada ke dua orang tuanya …” ucap Mahendra dengan lesu.Dave pun terkekeh. “Sudah kuduga! Pasti ada banyak lelaki yang mengejarnya. Tapi aku akan bersaing dengan siapapun termasuk kamu,”“Termasuk aku … huh! Tapi dulu Dave. Soalnya sekarang aku sudah married,” katanya pasrah.“Nah itu aku gak tahu itu proses apa taaruf, makanya aku mau tanya,”“Ya taaruf itu ibarat perkenalan doang. Kalau kita tahunya pacaran kan. Tapi kalau taaruf sebatas saling memperkenalkan diri dan lain-lain. Lalu khitbah atau melamar. Nah, jarak antara khitbah dan nikah itu tak boleh lama, harus buru-buru agar tidak menimbulkan fitnah. Gitu deh, prosedur secara syariat agama,” papar Mahendra dengan sedikit masam.“Hei, kok bete gitu? Kamu ‘kan sudah married?” kata Dave terkekeh.“Seharusnya aku yang jadi pahlawan Selina … tapi ya sudahlah. Emang takdir bukan jodohnya. Aku akan mendukungmu jika kamu serius,”Mahendra membuang nafa

  • Taaruf dengan Anak Wanita Malam   216. Setelah penantian panjang

    Fadel merenggangkan pelukannya pada sang mertua lalu terukir senyum haru di wajahnya.“Hawa sudah melahirkan anak kembar dengan selamat,” katanya dengan menyeka air matanya dengan punggung tangannya.“Alhamdulillah,” ucap Ustaz Bashor dengan mengusap wajahnya.Semua berucap syukur.“Hawa melahirkan bayi prematur. Jadi dedek bayi di dalam inkubator, Abah, Ummi,” papar Fadel dengan tak bisa menahan rasa bahagia.“Bang Fadel bikin kita jantungan nih! Dikira Teh Hawa kenapa-kenapa,” omel Adam mendecak sebal melihat kakak iparnya memang kadang menyebalkan.“Maaf, habis saking terlalu seneng,” ucap Fadel dengan terkekeh masih dalam isaknya. “Setelah penantian bertahun-tahun,”“Allah, makasih banget aku jadi Aunty,”Selina mengucap syukur dengan mata yang berbinar.“Selamat ya Fadel! Kamu resmi jadi seorang ayah,”Ummi Sarah menepuk pundaknya.“Ayo, aku tak sabar pengen lihat teh Hawa dan dedek bayi. Ya ampun Bang Fadel bikin bayinya dirapelin,” cicit Selina sembari berjalan mengikuti Fadel

  • Taaruf dengan Anak Wanita Malam   217. Pertemuan Dewi dan Rayyan

    “When will you marry, Dave?” tanya Johan dengan suara yang parau. Dia baru saja pulang dari rumah sakit karena penyakitnya kambuh.“Soon, Dad!” jawab Dave dengan antusias.“Daddy harap kamu bisa segera menikah. Sebelum Daddy pergi,” ucapnya dengan lirih. Seolah harapan hidupnya tinggal sebentar lagi mengingat usianya sudah mulai senja dan penyakit yang dideritanya bukan penyakit biasa tetapi penyakit serius, komplikasi diabetes dan ginjal.“Dad, jangan pikir macam-macam! Insyaallah, Daddy akan lihat aku menikah. Doakan aku agar bisa melamar gadis yang kucintai segera,” Dave berpindah tempat, dari sofa ke sisi ranjang. Bagaimanapun diam-diam dia seringkali mengunjungi sang ayah tanpa sepengetahuan Meliani. Hal tersebut berlangsung sejak dia duduk di bangku sekolah dasar di mana Meliani mulai sibuk dengan karirnya sebagai pengusaha.Dave bukan anak yang pendendam, dia menyayangi ke dua orang tuanya adil terlepas siapa yang salah-yang menyebabkan perceraian ke duanya terjadi. Dan, dia p

Bab terbaru

  • Taaruf dengan Anak Wanita Malam   250. Sah! (Tamat)

    Sebulan kemudian Hari paling bahagia telah tiba. Pernikahan Dave dan Selina berlangsung meriah, dilaksanakan di sebuah resort milik Meliani di mana memiliki konsep nature atau alam. Selina sangat menyukai pemandangan alam sehingga dia memilih mengadakan acara walimah dan resepsi di ruangan outdoor atau terbuka. Ada banyak pepohonan pinus yang rimbun dan hijau. Dekorasi didominasi warna putih dengan aneka bunga mawar warna-warni di mana-mana. Sebuah lantunan sholawat syahdu dan merdu terdengar. Acara ijab qabul dilaksanakan terpisah. Hanya dihadiri oleh penghulu, calon mempelai lelaki Davendra Diraya,wali Selina yang tak lain Rayyan Sanjaya, saksi yaitu Ustaz Bashor dan Adam serta kerabat. “Qobiltu Nikahaha Wa Tazwijaha Hafla Selina Almaqhvira binti Rayyan Sanjaya Alal Mahril wa madzkuur ala radhiitu bihi wallahu waliyyu taufiq,” Dave mengucapkan kalimat ijab kabul dalam bahasa Arab dengan lantang. Dia mengucapkan puji syukur karena lancar membaca ijab qabul. Terlihat dia begitu bah

  • Taaruf dengan Anak Wanita Malam   249. Dave melamar Selina

    Selina memasukkan surat tersebut ke dalam amplopnya lagi. Selepas sekolah dia meremas surat tersebut lalu membuangnya ke tempat sampah. Tidak ada waktu meladeninya.Jika Selina mau membuktikan foto tersebut dia hanya perlu meminta bantuan Dave dan Arman. Dave akan menjelaskan soal foto-foto tersebut dengan lebih gamlang. Mungkin di resort milik ibunya Dave ada CCTV yang akan menampilkan sosok orang yang diam-diam menguntitnya dan mencuri foto dirinya dengan angle yang menyudutkan posisi Selina.Adapun Arman akan menjelaskan soal foto dirinya saat keluar dari dokter kandungan. Selina hanya mengantar Nunik Nirmala dan Arman mengetahui hal tersebut.Selina merasa tidak terima perlakuan Ummi Sarah yang seolah meragukannya. Hatinya perih saat diinterogasi olehnya. Jalan yang terbaik adalah Selina ingin keluar dari kehidupan ke dua orang tua asuhnya dan menjalani kehidupannya sendiri. Dia tak ingin menjadi beban keluarga apalagi mereka adalah keluarga agamis.Sudah beberapa hari Selina tin

  • Taaruf dengan Anak Wanita Malam   248. Surat ancaman

    “Tentu saja Dokter. Saya akan memberi restu. Andra sudah menceritakan segalanya. Saya ingin Anda menjaganya dan menyayanginya dengan tulus. Saya merasa menyesal karena terlambat mengetahuinya. Nasi sudah menjadi bubur. Mungkin ini hukuman dunia bagi saya karena telah menyia-nyiakan orang yang mencintai saya dengan tulus,”Rayyan menunduk lesu.“Sabar ya Pak Rayyan, Anda sudah bertindak benar. Menyadari kesalahan dan ingin memperbaikinya. Yang terpenting sudah berusaha.”“Kamu masih muda, terlihat dewasa cara berpikirnya,”Dave menaikkan alisnya sebelah. “Masih muda? Yang benar saja Pak. Saya sudah kepala tiga,”Beberapa orang sering mengatakan hal serupa.“Serius?”“Iya, covernya saja terlihat dua puluh,”Akhirnya ke dua pemuda tampan yang berbeda usia tersebut tertawa bersama untuk pertama kalinya. Mereka berjalan beriringan keluar dari lobi apartemen sembari terus berbincang.“Ngomong-ngomong, apa hubungan Pak Rayyan dengan Andra?”“Andra anak teman saya, Darius. Saya, Darius dan Di

  • Taaruf dengan Anak Wanita Malam   247. Meminta restu

    Mahendra mengunjungi Dave di apartemennya. Dia ingin mempertemukan seseorang padanya.“Seseorang ingin bertemu denganmu,” ucap Mahendra merangkul pundak sahabatnya.“Siapa? Sejak kapan kamu bikin penasaran,”“Ayah kandung Selina,” bisik Mahendra ke telinga Dave. Dave terkejut sekali mendengar perkataan temannya. “Bela-belain langsung terbang dari Singapura. Padahal kakinya masih sakit akibat kecelakaan.”“Jangan bercanda, Andra!”Dave tertawa renyah.“Kalian bisa mengobrol empat mata,”“Baiklah,”Dave melirik sekilas pada lelaki paruh baya yang sangat tampan di belakang Mahendra. Dia berjalan dengan langkah lamban seperti tengah kesakitan. Dave mengulurkan tangannya terlebih dahulu padanya dan memperkenalkan diri.“Saya Davendra Diraya. Biasa dipanggil Dave,” ucap Dave dengan menampilkan senyum terbaiknya.“Saya Rayyan Sanjaya,” ucapnya dengan penuh wibawa.Dave seketika tertegun melihat penampilan Rayyan dan cara bicaranya. Dia bukan lelaki biasa. Dari penampilannya saja terlihat ber

  • Taaruf dengan Anak Wanita Malam   246. Sepucuk surat perpisahan

    Dave merasa bersalah karena telah membuat Selina menunggu kabar darinya. Mendadak, dia memiliki urusan penting di mana dia harus menangani pasien yang ternyata salah satu karyawan sang ibu-yang tengah berusaha mengakhiri hidupnya akibat depresi dengan meloncat dari rooftop gedung. Dengan kemampuannya Dave berhasil membujuk karyawan tersebut untuk mengurungkan niatnya. Padahal masalahnya sepele. Lelaki yang baru berusia dua puluh lima tahun itu baru saja memergoki kekasihnya selingkuh.Setelah semua masalahnya usai, Dave langsung memencet nomor Selina. Namun Selina tidak mengangkat teleponnya sebab dia tidak mengaktifkannya.‘Pasti my Selin marah,’ gumamnya.Tak menyerah, kali ini Dave benar-benar nekad. Dia mengirim voice note.[Assalamualaikum Sel, maaf aku baru bisa menghubungimu sebab ada urusan yang harus aku selesaikan.Sel, maaf, aku tak bisa bertemu apalagi berbincang denganmu langsung. Suatu hal yang sulit sebab aku tahu kamu begitu menjaga jarak dengan lawan jenis. Maaf, aku

  • Taaruf dengan Anak Wanita Malam   245. Klarifikasi yang sia-sia

    “Ummi, ada lagi yang bisa saya bantu?” tanya Rois.“Tidak ada, makasih Kang! Tolong jangan sampe bocor ya!” Sekali lagi Ummi Sarah menegaskan. Dia masih tidak percaya dengan foto-foto yang menampilkan wajah putri cantiknya.“Iya, Ummi, tenang aja. Seperti yang Ustaz katakan, jika kita menutup aib orang lain kelak di akhirat Allah akan menutup aib kita, Ummi,” ucapnya dengan begitu sopan.“Masyaallah, betul Kang,”Ummi Sarah kagum dengan respon Rois tersebut. Sempat terpikir ingin menjodohkan Selina dengan pemuda itu tetapi usianya jauh di bawah Selina.Selepas ashar, Ummi Sarah langsung menghampiri Selina yang baru saja pulang mengajar. Selina terlihat sudah mandi dan tengah duduk seperti biasa di meja belajar sembari memainkan kelopak bunga mawar warna-warni dalam vas bunga kaca.“Ummi boleh masuk?” ujar Ummi Sarah di ambang pintu kamarnya.“Ya,” jawab Selina singkat.“Ummi ingin bicara denganmu,”“Ya, bicaralah!” “Ummi percaya padamu. Tapi Ummi hanya ingin kamu menjelaskan soal fo

  • Taaruf dengan Anak Wanita Malam   244. Ujian yang bertubi-tubi

    Ummi Sarah menarik nafas dalam setelah melihat foto-foto Selina yang dia peroleh dari tangan Ceu Sari. Dilihatnya lekat-lekat foto tersebut satu per satu. Betul memang foto tersebut foto-foto Selina. Namun lelaki yang bersamanya tidak terlihat wajahnya. Hanya terlihat saja tubuhnya yang menjulang tinggi.“Bagaimana Ummi? Foto itu fitnah bukan?” seru wanita yang melempar foto tersebut ke arahnya. Lalu dia pergi meninggalkan kerumunan.“Sepertinya telah terjadi kesalahpahaman. Silahkan bubar kalian semua!” seru Ummi Sarah pasrah pada para orang tua santri. Mereka tidak bisa diajak kompromi lagi terlebih adanya foto-foto tersebut yang semakin membuat spekulasi yang di luar kendali. Ummi Sarah langsung melambaikan tangannya pada Rois, menyuruhnya untuk membubarkan mereka setelah membawa anak mereka.Beberapa anak menolak dijemput oleh ke dua orang tua mereka. Bahkan ada yang sampai menangis tak ingin pulang karena sudah betah tinggal di pesantren. Mereka berlarian pada Ummi Sarah, mencium

  • Taaruf dengan Anak Wanita Malam   243. Fitnah

    “Ceu, Ummi mau mendatangi mereka saja,” ucap Ummi Sarah seraya merapikan kerudungnya. Perlahan, Ummi Sarah menggerakan tangannya untuk menarik knop pintu rumah. Saat pintu terbuka tampaklah pemandangan para orang tua murid santri kelas tsanawiyah atau setingkat SMP tengah berkerumun di halaman rumah. Mereka langsung mendelik pada pintu dan menatap Ummi Sarah dengan tatapan yang tajam. “Ummi, saya mau mencabut anak saya dari pondok. Namanya Syamsul Hamid,” seru salah satu ayah santri. “Saya juga mau menjemput anak saya, Putri Annisa Lavina,” “Sebentar, sebentar, mohon maaf Ayah dan Bunda. Mari masuk terlebih dahulu. Kita bicara di dalam,” tawar Ummi Sarah bersikap sopan. Yang benar saja, mereka mengobrol masih di halaman itu pun dalam keadaan berdiri. “Tidak! Kami tidak sudi masuk ke rumah Anda, Ummi,” pekik salah satu orang tua murid yang lain. “Iya, jangan banyak basa-basi! Sudahlah jangan munafik kalau jadi orang! Saya sebagai orang tua murid sangat kecewa pada Ummi dan Ustaz

  • Taaruf dengan Anak Wanita Malam   242. Kedatangan orang tua santri

    Sambungan telepon dari Davendra Diraya kembali terdengar di telinga Selina. Gegas, Selina menyambar ponselnya dengan kecepatan sepersekian detik. Terlihat sangat bersemangat. Tanpa ba-bi-bu Dave berucap salam lalu mengatakan maksud pembicaraannya yang tertunda.[Aku hanya ingin mengatakan bahwa aku … suka sama kamu, Sel! Aku jatuh cinta padamu. Aku ingin melamarmu,] ucap Dave dengan serius.[Apa?]Selina yang mendengar perkataan Dave via telepon benar-benar terkejut. Tak percaya jika memang dokter yang menjelma guardian angel yang selalu menolongnya tersebut menyatakan cinta padanya. Dia mengipasi wajahnya yang bersemu merah beberapa kali.[Maukah kamu menerima cintaku? Kamu tidak perlu menjawab sekarang. Aku bersedia menunggu. Jika kamu bersedia, aku akan merasa menjadi seorang lelaki yang paling beruntung di dunia ini. Aku akan melamarmu langsung pada Abahmu, kalau perlu hari ini juga,] katanya begitu bersemangat.[Um … ][Baiklah, kamu pasti syok aku menembakmu melalui sambungan te

DMCA.com Protection Status