Share

215. Hawa dilarikan ke rumah sakit

“Why not?” desis Dave.

“Um, Dave … dia gadis yang aku sukai. Aku sudah datang taaruf pada ke dua orang tuanya …” ucap Mahendra dengan lesu.

Dave pun terkekeh. “Sudah kuduga! Pasti ada banyak lelaki yang mengejarnya. Tapi aku akan bersaing dengan siapapun termasuk kamu,”

“Termasuk aku … huh! Tapi dulu Dave. Soalnya sekarang aku sudah married,” katanya pasrah.

“Nah itu aku gak tahu itu proses apa taaruf, makanya aku mau tanya,”

“Ya taaruf itu ibarat perkenalan doang. Kalau kita tahunya pacaran kan. Tapi kalau taaruf sebatas saling memperkenalkan diri dan lain-lain. Lalu khitbah atau melamar. Nah, jarak antara khitbah dan nikah itu tak boleh lama, harus buru-buru agar tidak menimbulkan fitnah. Gitu deh, prosedur secara syariat agama,” papar Mahendra dengan sedikit masam.

“Hei, kok bete gitu? Kamu ‘kan sudah married?” kata Dave terkekeh.

“Seharusnya aku yang jadi pahlawan Selina … tapi ya sudahlah. Emang takdir bukan jodohnya. Aku akan mendukungmu jika kamu serius,”

Mahendra membuang nafa
Locked Chapter
Continue to read this book on the APP

Related chapters

Latest chapter

DMCA.com Protection Status