Share

Chapter 14

Penulis: MISTERIOUS
last update Terakhir Diperbarui: 2024-12-19 02:52:09

Xuan Li bersandar pada dinding batu yang dingin, menggosok pelipisnya dengan gerakan lelah. Napasnya pelan, namun berat.

"Sialan," gumamnya sambil melirik wanita yang terbaring di hadapannya. “Kenapa aku harus terjebak dalam situasi seperti ini? Kalau bukan karena nasihat Guru, aku tidak akan repot-repot menyelamatkan orang asing.”

Matanya kembali mengamati ruangan sempit di sekelilingnya. Cahaya remang dari obor di sudut tembok menari pelan, memantulkan bayangan buram yang seolah mengejek kebuntuannya. Bau lembap bercampur tanah basah memenuhi udara, menyatu dengan aroma samar herbal yang ia gunakan untuk menyelamatkan wanita itu.

“Dia pasti tahu sesuatu tentang tempat ini,” pikir Xuan Li. “Hanya saja, bagaimana caranya aku mendapatkan jawaban darinya? Bahkan aku tidak tahu kapan dia akan tersadar.”

Namun, pikiran Xuan Li terpotong saat mendadak wanita itu bergerak. Tubuhnya yang sebelumnya diam mulai menggeliat pelan. Matanya terbuka, namun kosong, seperti kaca tanpa pantulan.

Xuan
Bab Terkunci
Lanjutkan Membaca di GoodNovel
Pindai kode untuk mengunduh Aplikasi
Komen (1)
goodnovel comment avatar
Sabam Silalahi
semakin misterius
LIHAT SEMUA KOMENTAR

Bab terkait

  • TUBUH GIOK PANGERAN TERBUANG   Chapter 15

    Xuan Li bolak-balik berjalan di dalam ruangan itu, seperti harimau di dalam sangkar. Raut wajahnya memancarkan kebosanan yang tak tertahankan. Matanya sesekali melirik ke arah wanita asing yang terbaring tak sadarkan diri di tengah ruangan.“Berapa lama lagi dia akan tidur?” gumam Xuan Li, memutar matanya dengan kesal. Ia mendekati dinding, bersandar dengan malas sambil menghembuskan napas panjang.Waktu terasa melambat di ruangan itu, seakan udara pun terperangkap dan berhenti bergerak. Akhirnya, tubuhnya merosot, duduk di lantai dingin dengan punggung menyandar ke dinding. Kelopak matanya mulai berat, dan tanpa disadari, ia tertidur.Matanya terbuka hanya untuk menemukan dirinya dalam situasi yang tidak mengenakkan. Sebuah kaki menekan keras dadanya, membuat napasnya sesak. Wajahnya berkerut menahan sakit, sementara mata tajam milik wanita asing itu menatapnya dengan penuh curiga.“Siapa kamu?” bentak wanita itu, suara dinginnya menggema di dalam ruangan yang sempit. Sebilah pisau

    Terakhir Diperbarui : 2024-12-20
  • TUBUH GIOK PANGERAN TERBUANG   Chapter 16

    "Tabib Wu Yu sudah kembali!" seru salah seorang pengawal yang melihat kedatangan Xuan Li.Mereka menyambutnya dengan wajah tegang, menyiratkan kecemasan yang tak terungkapkan."Tuan Penasihat, apakah ada yang bisa kubantu?" tanya Xuan Li setelah memberi salam penghormatan."Benar, Tabib Muda. Tuan Putri Jing Yue telah sadar, tetapi..."Ucapannya menggantung, dan ia memutar tubuhnya dengan cepat, matanya tertuju pada dua utusan yang mendekat dengan langkah tergesa.Xuan Li pun memutar tubuhnya mengikuti arah pandang penasihat istana. Kedua alisnya bertaut, menebak sesuatu yang tidak ia mengerti."Tabib Muda, Yang Mulia Raja Jing memerintahkan kami untuk memanggilmu ke kediaman Putri Jing Yue."Banyak pertanyaan muncul di kepala Xuan Li, tetapi situasi tidak memungkinkan untuk bertanya."Baiklah, bawa aku ke sana."Xuan Li memilih untuk melihat secara langsung tentang apa yang terjadi.Penasihat istana berjalan mengikutinya di belakang. Ia belum sempat menjelaskan kepada Xuan Li tentang

    Terakhir Diperbarui : 2024-12-20
  • TUBUH GIOK PANGERAN TERBUANG   Chapter 17

    Xuan Li menarik napas dalam-dalam. Tubuhnya masih belum pulih sepenuhnya, tetapi ia tidak punya pilihan lain. Api spiritual di dantiannya mulai stabil, itulah satu-satunya senjata yang bisa ia andalkan untuk menyelamatkan Putri Jing Yue.“Yang Mulia, bantu aku menegakkan tubuh putri dan memeganginya dengan kuat,” pintanya kepada Raja Jing.Tanpa sepatah kata, Raja Jing mengangguk, meskipun wajahnya memancarkan kecemasan. Ia menopang tubuh putrinya yang lemah, sementara Xuan Li duduk bersila di belakang sang putri.Xuan Li menempelkan kedua telapak tangannya ke punggung Putri Jing Yue. Energi spiritual hangat mengalir dari tubuhnya, menembus kulit sang putri. Aura gelap yang mengunci meridian tubuhnya bergetar, seperti makhluk yang melawan sebelum musnah.Racun belenggu jiwa itu tidak mudah ditangani. Xuan Li menggertakkan giginya, memusatkan seluruh konsentrasinya. Energi gelap itu mulai terbakar oleh api spiritualnya, sebagian lenyap menjadi abu, sementara sebagian lainnya, yang lebi

    Terakhir Diperbarui : 2024-12-20
  • TUBUH GIOK PANGERAN TERBUANG   Chapter 18

    Koridor istana tampak lengang. Matahari siang menyorot terang, menciptakan bayangan panjang di lantai marmer. Tidak ada pelayan atau penjaga yang terlihat, membuat suasana terasa ganjil."Aneh... ke mana semua orang?" pikirnya. Matanya menyisir setiap sudut, tetapi koridor itu kosong.Tanpa arah pasti, ia berjalan menuju istana utama. Namun, sesampainya di sana, ia hanya menemukan dua penjaga berdiri tegak di depan pintu besar yang tertutup rapat.“Aku ingin bertemu Raja Jing,” katanya dengan nada tegas, berharap bisa mendapatkan penjelasan.Salah satu penjaga meliriknya dari kepala hingga kaki, lalu menjawab dingin, “Raja Jing sedang tidak di sini. Seluruh penghuni istana sedang berada di Aula Merak, merayakan kesembuhan Putri Jing Yue.”Xuan Li mengerutkan kening. "Aula Merak? Merayakan? Mereka bahkan tidak memberitahuku," gumamnya dengan nada tak percaya. Tanpa menunggu penjelasan lebih lanjut, ia berbalik dan berjalan menuju aula yang dimaksud.Begitu sampai di halaman Aula Mera

    Terakhir Diperbarui : 2024-12-21
  • TUBUH GIOK PANGERAN TERBUANG   Chapter 19

    Jenderal Liu, seorang pria bertubuh tegap dengan baju perang yang berkilauan, melangkah maju dengan wajah merah padam, penuh amarah yang tak terkendali.“Yang Mulia!” serunya, suaranya menggema di aula besar istana. “Ginseng itu terlalu berharga untuk diberikan kepada anak muda seperti dia! Apa yang bisa dilakukan seorang pemula dengan sesuatu yang begitu berharga?”Raja Jing hanya meliriknya sekilas, senyum tipis terukir di wajahnya, menunjukkan sikap santai namun penuh wibawa.“Jenderal Liu,” jawabnya dengan nada datar yang penuh tekanan, “Aku adalah raja. Keputusanku adalah mutlak.”Xuan Li menerima ginseng merah itu dengan sikap tenang. Ia menundukkan kepala sebagai bentuk hormat dan ucapan terima kasih, kemudian menyimpan ginseng tersebut dengan hati-hati. Ia sepenuhnya menyadari beratnya tanggung jawab yang kini berada di tangannya.Namun, ketenangan itu tak berlangsung lama. Jenderal Liu melangkah maju, tatapannya seperti bara api yang menyala.“Serahkan ginseng itu!” teriaknya

    Terakhir Diperbarui : 2024-12-21
  • TUBUH GIOK PANGERAN TERBUANG   Chapter 20

    Kedua tangan Jenderal Liu bergerak dengan cepat, membentuk pola-pola rumit yang tampak seperti tarian di udara. Setiap gerakan memunculkan cahaya merah yang kemudian membentuk simbol-simbol misterius, berpendar di kegelapan ruangan seperti bara api yang menyala-nyala. Dengan satu gerakan terakhir, ia mendorong simbol-simbol itu ke arah Xuan Li. Formasi lingkaran yang berkilauan mengurung tubuh pemuda itu, seolah-olah hendak menyegel nasibnya.Namun, sesuatu yang tidak ia duga terjadi."Mustahil..." gumam Jenderal Liu, suaranya tercekat di tenggorokan. Tatapan matanya membelalak, menatap lingkaran itu yang perlahan-lahan redup tanpa memberikan efek apapun pada lawannya.Seharusnya teknik pengendali racun belenggu jiwa ini langsung memantik reaksi dari energi jahat di tubuh Xuan Li. Namun, pemuda itu tetap berdiri dengan tenang, bahkan menunjukkan seringai tipis yang menyebalkan.“Si-siapa kamu sebenarnya?” tanya Jenderal Liu, suara baritonnya kini penuh kegelisahan.Xuan Li melangka

    Terakhir Diperbarui : 2024-12-21
  • TUBUH GIOK PANGERAN TERBUANG   Chapter 21

    Aura kegelapan di ruangan sempit itu begitu pekat, seperti kabut hitam yang tidak hanya membatasi pandangan tetapi juga menekan napas. Xuan Li berdiri di tengahnya, tubuhnya tegak, meski napasnya sudah memburu. Udara di sekitar terasa berat, penuh dengan hawa panas yang mengancam, dan bau logam seperti darah segar menguar di setiap tarikan napasnya.Matanya yang tajam menyapu ruangan, mencari celah untuk keluar. “Sial! Mekanisme Jian Ling tidak bekerja di sini,” gumamnya pelan. Ia merasakan keringat dingin mengalir di pelipisnya. Ruangan ini seperti penjara hidup, dan tidak tahu bagaimana keluar dari sana.Di sudut lain, Jenderal Liu berdiri dengan tubuh yang telah sepenuhnya berubah. Kulitnya menghitam dengan pola-pola merah menyala seperti magma, sementara tubuhnya membesar hingga tiga kali lipat dari ukuran manusia biasa. Wajahnya kehilangan ciri-ciri manusia, kini berubah menjadi sesuatu yang menyeramkan, seperti perpaduan antara iblis dan binatang buas.Xuan Li bergidik. “J

    Terakhir Diperbarui : 2024-12-22
  • TUBUH GIOK PANGERAN TERBUANG   Chapter 22

    Kehadiran Jian Ling di penjara bawah tanah mengejutkan Xuan Li. Meski tubuhnya terasa lemah, ada secercah kelegaan yang menyelimuti hatinya. Akhirnya, ada harapan untuk keluar dari neraka berdinding batu ini.Penjara bawah tanah suram dan pengap, dikelilingi aroma darah basi yang menyengat.Sepanjang lorong, mayat para tahanan berserakan tanpa ada yang peduli. Tidak ada penjaga. Mereka semua tewas dalam kekacauan pertarungan antara pasukan Raja Jing dan Jenderal Liu.Jian Ling bergerak dengan gesit, seperti bayangan yang melayang melewati lorong-lorong gelap itu sambil membawa Xuan Li."Kenapa kau tiba-tiba muncul?" gumam Xuan Li dengan suara lemah, berusaha mencairkan suasana meski dirinya nyaris tak berdaya.Jian Ling hanya mendengus."Diam saja. Kau terlalu banyak bicara untuk seseorang yang hampir mati."Xuan Li terkekeh pelan, meskipun setiap tarikan napas terasa menyakitkan."Aku tahu kau peduli padaku."Wajah Jian Ling sekilas bersemu merah, namun ia buru-buru mengalihkan panda

    Terakhir Diperbarui : 2024-12-22

Bab terbaru

  • TUBUH GIOK PANGERAN TERBUANG   Chapter 110

    Jing Yue melambaikan tangan, memerintahkan para pengawalnya untuk berhenti.“Kita istirahat di sini sebentar. Turun dan bersiaplah,” perintahnya. Para pengawal segera menuruti, menambatkan kuda-kuda mereka di pohon terdekat. Jing Yue menoleh ke Xuan Li, yang tetap berdiri tenang di sisinya. “Sepertinya kedai ini cukup luas."Xuan Li mengangguk ringan, mengikuti langkah Jing Yue menuju kedai sederhana di pinggir jalan. Bau sup panas dan aroma teh melati yang segar menyambut mereka begitu memasuki ruangan. Kedai itu dipenuhi orang, sebagian besar adalah pedagang dan kultivator tingkat rendah. Jing Yue memilih meja di sudut ruangan, jauh dari keramaian.Setelah memesan teh dan beberapa makanan ringan, Jing Yue menatap Xuan Li dengan senyuman tipis. “Jadi, apa rencanamu di kota ini?” tanyanya dengan nada santai, tetapi mata tajamnya mengamati reaksi Xuan Li.Xuan Li, yang menyembunyikan banyak rahasia di balik identitasnya sebagai Wu Yu, tahu betul bahwa ia tidak bisa berbicara semba

  • TUBUH GIOK PANGERAN TERBUANG   Chapter 109

    Tuan Muda Huo membawa Xuan Li keluar dari gedung opera menuju sebuah meja yang telah disiapkan untuk permainan dadu. Meja itu terletak di ruang terbuka, dikelilingi kerumunan orang yang tampak antusias.Beberapa bersorak, sementara yang lain berbisik-bisik, menduga siapa yang akan menang dalam taruhan tersebut.Xuan Li mengambil tempat duduknya dengan tenang, wajahnya tetap datar tanpa emosi. Sementara itu, Tuan Muda Huo menyeringai penuh percaya diri, meyakini bahwa kemenangan sudah pasti berada di tangannya.“Siapkan dirimu, pengemis lusuh,” ejek Tuan Muda Huo. “Aku akan memastikan kau tidak akan berani lagi mengangkat wajahmu.”Xuan Li tidak menanggapi provokasi itu. Ia melirik ke arah seorang pria yang ditugaskan sebagai pelempar dadu, seorang bandar lokal yang netral dan dipercaya untuk memastikan permainan berjalan adil.Bandar itu mengambil dadu di depannya dan melemparkannya ke udara, gerakannya cepat namun terkontrol.Ketika dadu pertama kali dilempar, suasana di sekeliling m

  • TUBUH GIOK PANGERAN TERBUANG   Chapter 108

    "Tunggu!" panggil wanita itu.Langkah Xuan Li terhenti. Ia tidak menoleh, hanya mendengarkan tanpa memberikan respon apa pun."Aku harus pergi," ucapnya sesaat kemudian. "Misiku... belum selesai."Saat ia berbalik, matanya bertemu dengan tatapan wanita itu, campuran antara kebingungan dan keingintahuan."Apakah kita pernah bertemu sebelumnya?" Wanita itu melangkah maju. "Namaku Liang Xue."Sejenak Xuan Li tidak menjawab. Ia menatap wanita itu dengan ekspresi datar, mencoba mencari makna dari perasaan aneh yang muncul di hatinya."Wu Yu," jawabnya singkat, menyebutkan nama samaran yang telah ia gunakan selama ini. Tanpa menunggu tanggapan lebih lanjut, ia berbalik dan melangkah pergi, meninggalkan Liang Xue yang masih terdiam di tempatnya."Wu Yu..." Liang Xue mengulang nama itu dengan pelan, seperti mencoba mengukirnya dalam ingatan.Ketika melihat Xuan Li pergi, sebuah perasaan aneh menyelimuti hatinya, sebuah kehampaan yang tak bisa ia jelaskan. Ada sesuatu tentang pria itu yang te

  • TUBUH GIOK PANGERAN TERBUANG   Chapter 107

    Jejak kehadiran menghilang. Xuan Li tetap berjaga-jaga, matanya menyapu bayangan-bayangan di sekelilingnya. Ia tahu, hutan ini menyimpan bahaya yang lebih besar daripada sekadar binatang liar.“Tidak ada yang benar-benar aman di tempat seperti ini,” pikirnya. Ia kembali melangkah perlahan, mengikuti jalur setapak yang samar, hingga suara gaduh mendadak menarik perhatiannya.Suara denting logam, teriakan, dan ledakan energi spiritual memecah keheningan hutan. Xuan Li berhenti sejenak, mempertajam inderanya. Dengan gerakan cepat, ia melompat ke dahan pohon terdekat dan bergerak ke arah suara itu, menyelinap di antara bayangan tanpa menimbulkan suara sedikit pun.Pemandangan yang terbuka di hadapannya membuat alisnya berkerut. Sebuah kereta tandu besar dengan tirai merah yang dihiasi pola naga emas berdiri di tengah jalan. Tiga kelompok manusia terlibat dalam pertempuran sengit.Kelompok pertama adalah para pengawal yang mengenakan zirah merah keemasan dengan rune yang bercahaya samar.

  • TUBUH GIOK PANGERAN TERBUANG   Chapter 106

    Pagi itu, hawa dingin menyelinap di antara celah-celah batu yang membentuk lorong-lorong sempit markas Alam Bayangan. Xuan Li melangkah keluar dari kamarnya dengan ragu.Langkah kakinya yang ringan berhenti ketika suara-suara keras terdengar dari aula utama. Ia mendengar seruan, diselingi nada marah dan ejekan. Dengan hati-hati, ia mendekat, membiarkan dinding menyamarkan kehadirannya.“Jiang Wei! Kau pikir kami ini bodoh?” suara seorang pria menggema, diikuti oleh suara benda yang dilemparkan ke lantai dengan keras. “Gulungan pengendalian jiwa ini kosong! Tidak ada pola spiritual ataupun jejak sihir di dalamnya!”“Tidak mungkin!” Jiang Wei membela diri, suaranya serak. “Aku mendapatkan gulungan itu langsung dari Sekte Pilar Langit. Mereka pasti...”“Cukup dengan kebohonganmu!” suara wanita lain memotong dengan dingin, seperti pisau yang mengiris tanpa belas kasihan. “Kau sudah mencoreng nama Alam Bayangan. Hukuman adalah satu-satunya jawaban.”Xuan Li berdiri di balik sebuah pilar, m

  • TUBUH GIOK PANGERAN TERBUANG   Chapter 105

    Xuan Li duduk bersila di atas tempat tidur kayu kerasnya, mata tertutup rapat. Meski tubuhnya terlihat diam, pikirannya sedang bergerak aktif.“Aku tidak bisa tidur di tempat seperti ini,” gumamnya dalam hati.Ia menarik napas dalam-dalam, mengusir kekhawatirannya. Dengan fokus yang terpusat, Xuan Li menyelam ke dalam lautan kesadarannya. Di dalam dimensi ini, segalanya terasa tenang namun penuh energi.“Sayang sekali aku belum mencapai tingkat di mana aku bisa melepaskan jiwa dari tubuh fisikku,” pikirnya. "Jika aku bisa mencapainya, setidaknya aku punya senjata tambahan."Di dunia nyata, ia mengambil beberapa batu sumber dari kantong penyimpanannya. Batu-batu itu memancarkan cahaya lembut, energi spiritual mengalir perlahan ke dalam tubuhnya. Xuan Li memegang salah satu batu tersebut dengan erat, menyerap energi murninya untuk memperkuat fondasi kultivasinya.“Setiap pertarungan di masa depan akan menjadi ujian,” ia merenung. "Jika aku tidak mempersiapkan diri, aku akan menjadi sala

  • TUBUH GIOK PANGERAN TERBUANG   Chapter 104

    Ujung formasi teleportasi membawa mereka ke sebuah lokasi yang tidak dikenal oleh Xuan Li. Begitu pijakannya menyentuh tanah, hawa dingin bercampur aroma kematian langsung menyergap indra penciumannya.Ia memandang sekeliling dengan waspada. Kota itu dipenuhi reruntuhan, asap hitam mengepul dari bangunan-bangunan yang hancur, dan teriakan penuh rasa sakit terdengar dari kejauhan. Kota ini tidak hanya kacau, tetapi juga dipenuhi hawa pembunuhan yang membuat bulu kuduknya berdiri.“Ini Kekaisaran Neraka Jingga?” pikir Xuan Li, keningnya berkerut. Bayangan masa lalunya saat ditahan oleh Gu Feng di tempat itu seketika muncul di benaknya. Namun, ia segera menyadari bahwa tempat ini berbeda.“Kita berada di Kota Merak,” pria misterius, bernama Jiang Wei itu menjelaskan, seolah bisa membaca pikirannya. “Wilayah ini berbatasan langsung dengan Kekaisaran Bulan Perak. Tempat tanpa hukum. Di sini, hanya yang kuat yang bertahan.”Xuan Li memandangi kota itu dengan perasaan campur aduk. Tempat in

  • TUBUH GIOK PANGERAN TERBUANG   Chapter 103

    Tetua Xu Tang terhempas keras ke tanah, hanya beberapa langkah dari tempat Xuan Li berdiri. Tubuhnya penuh luka, darah mengalir membasahi pakaian putihnya yang kini ternoda merah. Meskipun Xu Tang bukan orang yang lemah, serangan brutal itu telah membuatnya kehilangan banyak energi.Xuan Li segera berlutut di samping tubuh Xu Tang. "Tetua, tahanlah," ujarnya dengan nada rendah namun mendesak. Ia mengeluarkan sebutir pil pemulih dari kantong penyimpanannya dan menyisipkannya ke mulut Xu Tang. “Telan ini. Jangan melawan aliran energi obatnya.”Xu Tang dengan susah payah menelan pil itu. Beberapa detik kemudian, wajahnya yang pucat sedikit mendapatkan warna. Namun, tubuhnya masih gemetar, dan napasnya tetap tidak stabil.Xuan Li membantu Xu Tang duduk bersandar pada batu besar yang agak jauh dari arena pertempuran. “Pulihkan dirimu di sini. Jangan pikirkan hal lain,” katanya tegas. Ia berbalik tanpa menunggu balasan, pandangannya menyapu sekeliling. Tubuh-tubuh murid Sekte Pilar Langit

  • TUBUH GIOK PANGERAN TERBUANG   Chapter 102

    Langit di atas Sekte Pilar Langit bergolak. Awan hitam pekat berputar di atas gunung seperti pusaran maut, mengeluarkan suara gemuruh yang menyayat. Ledakan energi spiritual memercik di udara, menciptakan gelombang kejut yang mengguncang tanah di bawahnya. Para murid sekte, meskipun telah dilatih, berdiri terpaku dengan wajah pucat, menatap ke atas dengan ketakutan yang tak mampu mereka sembunyikan.Di tengah hiruk pikuk itu, Xuan Li berdiri di tepi halaman utama, mengenakan jubah hitamnya yang sederhana. Matanya yang tajam mengamati setiap gerakan di langit. "Ini bukan serangan biasa," pikirnya sambil merasakan riak energi spiritual yang membubung seperti badai. "Mereka tidak hanya ingin menghancurkan formasi. Mereka ingin menunjukkan dominasi."Ketua Sekte Ye Tian dan para tetua berdiri di depan aula utama, tangan mereka terangkat ke langit, memperkuat formasi pelindung yang mengelilingi sekte. Namun, meski mereka telah mengerahkan seluruh kekuatan mereka, retakan kecil mulai terli

Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status