Share

Chapter 21

Penulis: MISTERIOUS
last update Terakhir Diperbarui: 2024-12-22 05:49:21

Aura kegelapan di ruangan sempit itu begitu pekat, seperti kabut hitam yang tidak hanya membatasi pandangan tetapi juga menekan napas.

Xuan Li berdiri di tengahnya, tubuhnya tegak, meski napasnya sudah memburu.

Udara di sekitar terasa berat, penuh dengan hawa panas yang mengancam, dan bau logam seperti darah segar menguar di setiap tarikan napasnya.

Matanya yang tajam menyapu ruangan, mencari celah untuk keluar.

“Sial! Mekanisme Jian Ling tidak bekerja di sini,” gumamnya pelan.

Ia merasakan keringat dingin mengalir di pelipisnya. Ruangan ini seperti penjara hidup, dan tidak tahu bagaimana keluar dari sana.

Di sudut lain, Jenderal Liu berdiri dengan tubuh yang telah sepenuhnya berubah.

Kulitnya menghitam dengan pola-pola merah menyala seperti magma, sementara tubuhnya membesar hingga tiga kali lipat dari ukuran manusia biasa. Wajahnya kehilangan ciri-ciri manusia, kini berubah menjadi sesuatu yang menyeramkan, seperti perpaduan antara iblis dan binatang buas.

Xuan Li bergidik.

“J
Bab Terkunci
Lanjutkan Membaca di GoodNovel
Pindai kode untuk mengunduh Aplikasi
Komen (1)
goodnovel comment avatar
Sabam Silalahi
semakin misterius
LIHAT SEMUA KOMENTAR

Bab terkait

  • TUBUH GIOK PANGERAN TERBUANG   Chapter 22

    Kehadiran Jian Ling di penjara bawah tanah mengejutkan Xuan Li. Meski tubuhnya terasa lemah, ada secercah kelegaan yang menyelimuti hatinya. Akhirnya, ada harapan untuk keluar dari neraka berdinding batu ini.Penjara bawah tanah suram dan pengap, dikelilingi aroma darah basi yang menyengat.Sepanjang lorong, mayat para tahanan berserakan tanpa ada yang peduli. Tidak ada penjaga. Mereka semua tewas dalam kekacauan pertarungan antara pasukan Raja Jing dan Jenderal Liu.Jian Ling bergerak dengan gesit, seperti bayangan yang melayang melewati lorong-lorong gelap itu sambil membawa Xuan Li."Kenapa kau tiba-tiba muncul?" gumam Xuan Li dengan suara lemah, berusaha mencairkan suasana meski dirinya nyaris tak berdaya.Jian Ling hanya mendengus."Diam saja. Kau terlalu banyak bicara untuk seseorang yang hampir mati."Xuan Li terkekeh pelan, meskipun setiap tarikan napas terasa menyakitkan."Aku tahu kau peduli padaku."Wajah Jian Ling sekilas bersemu merah, namun ia buru-buru mengalihkan panda

    Terakhir Diperbarui : 2024-12-22
  • TUBUH GIOK PANGERAN TERBUANG   Chapter 23

    "Gawat! Ada yang mengikuti kita," bisik Jian Ling, matanya terus menyapu sekeliling dengan waspada.Xuan Li menghentikan langkahnya, tubuhnya menegang."Siapa mereka?" tanyanya, suaranya nyaris berbisik.Ia mencoba merasakan kehadiran musuh, namun tidak ada apa-apa. Udara di sekitar mereka terasa hampa, seperti sebuah jebakan yang dipasang dengan sempurna."Aku juga tidak tahu," jawab Jian Ling sambil merapatkan cengkeramannya pada gagang pedangnya."Mereka sangat ahli. Tidak ada jejak aura sama sekali."Mata Xuan Li menyipit, kakinya bergeser perlahan ke posisi bertahan.Mereka berdiri saling memunggungi, membentuk lingkaran pertahanan.Hening yang terlalu mencolok terasa mencekam, hanya suara dedaunan yang berbisik dihembus angin. Namun, ketenangan itu hanya sesaat.Bayangan hitam melintas cepat di udara, diikuti bunyi peluit tajam yang memekakkan telinga."Hati-hati!" teriak Jian Ling saat anak panah pertama melesat.Xuan Li berputar dengan gesit, menghindari panah tersebut, lalu m

    Terakhir Diperbarui : 2024-12-22
  • TUBUH GIOK PANGERAN TERBUANG   Chapter 24

    Xuan Li mengenali pola di punggung Jian Ling. "Tanda ini… aku pernah melihatnya di buku kuno. Tapi bagaimana mungkin dia memilikinya?" pikir Xuan Li penuh keheranan.Tanpa sadar, tangannya terulur dan menyentuh punggung Jian Ling. Kulitnya terasa hangat di bawah jari-jarinya.Jian Ling langsung terlonjak. "Hei! Apa yang kau lakukan, dasar mesum!" serunya dengan marah, wajahnya memerah seketika.Sebelum Xuan Li sempat menjawab, sebuah tinju melayang ke wajahnya. Tubuhnya terdorong ke belakang akibat pukulan itu."Tunggu! Aku tidak bermaksud begitu. Aku hanya—"Namun, Jian Ling tidak memberi kesempatan. Tinju kedua menghantam dagu Xuan Li dengan keras, diikuti pukulan-pukulan lain yang membuatnya semakin kewalahan."Aku bilang berhenti! Dengarkan aku dulu!" teriak Xuan Li, namun suara itu tenggelam dalam amukan Jian Ling.Xuan Li tidak membalas serangan tersebut. Ia tahu menjelaskan sekarang hanya akan memperburuk keadaan. Sebagai gantinya, ia memilih bertahan, membiarkan Jian Ling m

    Terakhir Diperbarui : 2024-12-23
  • TUBUH GIOK PANGERAN TERBUANG   Chapter 25

    Xuan Li memejamkan mata sejenak, memfokuskan pendengarannya pada suara samar yang mendekat. Suara berat seperti langkah kaki menggema di dalam goa. Ia mempertajam instingnya, mencoba membedakan apakah suara itu berasal dari manusia atau sesuatu yang lain. Ketika ia membuka matanya, sorotnya tajam. “Memang benar,” gumamnya pelan, “sepertinya ada binatang roh yang mendekat.”Di sampingnya, Jian Ling berdiri tegang. Wajahnya pucat, dan ia tampak kebingungan. Berbeda dari Xuan Li yang tenang, Jian Ling yakin bahwa suara itu bukan berasal dari binatang roh, melainkan dari sesuatu yang jauh lebih berbahaya. “Tidak mungkin ini binatang roh,” pikirnya panik. “Apa mungkin… mereka sudah menemukanku?” Bayangan mengerikan tentang Organisasi Hitam Berkabut langsung terlintas di benaknya.Tanpa banyak bicara, Jian Ling dengan cepat meraih tangan Xuan Li, menariknya mendekat ke dinding goa. “Cepat, kita harus bersiap untuk kabur,” bisiknya cemas.Namun, Xuan Li hanya mengangkat alis, merasa h

    Terakhir Diperbarui : 2024-12-23
  • TUBUH GIOK PANGERAN TERBUANG   Chapter 26

    Pagi itu, Xuan Li dan Jian Ling meninggalkan goa yang telah menjadi tempat persembunyian mereka semalaman. Udara pagi masih menyimpan sisa embun, sementara langit perlahan berubah warna dari abu-abu menjadi biru keemasan. Jian Ling menatap ke kejauhan, memastikan tidak ada tanda-tanda musuh yang mengikuti mereka.“Kita harus segera pergi sebelum ada yang menemukan jejak kita,” ujar Jian Ling, suaranya tegas namun samar mengandung kecemasan.Xuan Li hanya mengangguk. Keduanya sepakat kembali mengubah penampilan mereka. Jian Ling, yang biasanya berpakaian serba hitam, kini tampil berbeda. Gaun sutra sederhana berwarna lembut menggantikan jubah gelapnya, memperlihatkan sisi femininnya. Namun, ia tetap menutupi wajah dengan kain sutra putih tipis.“Sungguh aneh melihatmu seperti ini,” komentar Xuan Li dengan nada setengah menggoda.“Diam,” balas Jian Ling dengan suara tajam, meski sedikit kemerahan terlihat di pipinya. “Setidaknya aku tidak mencolok seperti dirimu.”Xuan Li tetap memil

    Terakhir Diperbarui : 2024-12-24
  • TUBUH GIOK PANGERAN TERBUANG   Chapter 27

    Sosok itu adalah Yan Hui. Mantan sahabat terdekat Xuan Li yang kini berdiri di aula pelelangan dengan postur angkuh, mengenakan jubah pejabat berwarna biru gelap yang berhiaskan bordir emas. Penampilannya jelas mencerminkan status tinggi di Kekaisaran Bulan Perak. Namun, Xuan Li tahu betul bagaimana Yan Hui mencapai posisi itu. Bukan melalui kerja keras atau keberanian, melainkan dengan mengkhianati persahabatan mereka.Dada Xuan Li terasa sesak, amarah membakar setiap sudut pikirannya. Tangannya tanpa sadar mengepal erat di atas meja, matanya tetap terpaku pada Yan Hui. Di balik penutup kepala yang menyembunyikan sebagian wajahnya, ia memejamkan mata sejenak, mencoba meredam emosinya. Namun, ingatan akan masa lalu menyeruak seperti sembilu yang mengoyak hati.Saat itu, ia mempercayai Yan Hui sepenuhnya. Ia adalah satu-satunya orang yang dianggapnya teman sejati, seseorang yang bisa ia andalkan. Namun, Yan Hui justru menjebaknya dalam rencana jahat keluarganya, membuatnya jatuh ke j

    Terakhir Diperbarui : 2024-12-24
  • TUBUH GIOK PANGERAN TERBUANG   Chapter 28

    "Teman, aku ingin mengundangmu untuk minum teh," ucap Yan Hui, suaranya terdengar ramah, tetapi ada nada licik yang tersembunyi di balik senyumnya.Jari telunjuknya mengarah ke sebuah kedai teh kecil di seberang gedung pelelangan, di mana aroma daun teh segar menguar ke udara, bercampur dengan bau rempah dan keramaian jalanan.Xuan Li menatap Yan Hui tanpa ekspresi. Meski wajahnya tersembunyi di balik penutup kepala, pikirannya bekerja cepat."Dia pasti mengincar Rumput Salju Tanduk Rusa ini," pikirnya, tatapannya tetap tenang. "Aku tidak boleh terpancing.""Terima kasih atas tawarannya, tetapi aku harus pergi. Ada hal lain yang perlu kuselesaikan," jawab Xuan Li datar, dengan suara yang sengaja dibuat biasa saja, seperti seorang tabib sederhana tanpa beban.Yan Hui menyipitkan matanya, memandangi Xuan Li dengan sorot penuh kecurigaan."Hm... dirimu mengingatkanku pada seseorang. Apakah kita pernah bertemu sebelumnya?" tanyanya, nadanya perlahan berubah menjadi selidik.Xuan Li menang

    Terakhir Diperbarui : 2024-12-24
  • TUBUH GIOK PANGERAN TERBUANG   Chapter 29

    "Apakah dia baik-baik saja?"Jian Ling bertanya dengan nada datar, meski matanya tajam memperhatikan Xuan Li yang bergerak sigap ke arah pria yang tergeletak di lantai.Alih-alih menjawab, Xuan Li melangkah cepat dan berhenti di hadapan pria itu."Maaf, beri saya ruang," ucapnya tenang namun tegas, sambil melambaikan tangan untuk mengusir kerumunan yang berdesakan di sekitarnya.Kerumunan itu saling pandang, ragu, tetapi akhirnya mereka mundur, memberikan cukup ruang bagi Xuan Li untuk bergerak leluasa. Jian Ling, yang tampak tak berminat untuk terlibat, hanya bersandar di dinding dengan tangan terlipat, mengamati dengan pandangan skeptis.Xuan Li berlutut di sisi pria itu, menatap wajahnya yang pucat dengan peluh mengalir deras. Napas pria itu terdengar pendek dan berat, seolah-olah paru-parunya tertekan oleh beban yang tak terlihat.Dengan ujung jarinya, Xuan Li menekan beberapa titik di tubuh pria itu, memeriksa kondisinya. Setelah beberapa saat, dia menggelengkan kepala pelan."P

    Terakhir Diperbarui : 2024-12-24

Bab terbaru

  • TUBUH GIOK PANGERAN TERBUANG   Chapter 111

    Setelah menyelesaikan tahap pertama, Xuan Li kembali ke tempat duduknya, disambut oleh senyuman puas Jing Yue. Namun, suasana hatinya jauh dari tenang.Mutiara Hitam... mengapa Song Huan mengeluarkan benda itu sebagai hadiah? pikir Xuan Li sambil mencuri pandang ke arah sang raja. Sorot mata Song Huan terlihat penuh perhitungan, seperti seseorang yang sedang menunggu sesuatu terjadi.“Kau melakukannya dengan baik,” ujar Jing Yue. “Tapi tahap pertama hanyalah pemanasan. Tahap kedua biasanya lebih sulit.”“Apa yang kau ketahui tentang kompetisi ini?” Xuan Li bertanya tanpa mengalihkan pandangan dari panggung.Jing Yue menyandarkan tubuhnya dengan santai. “Tidak banyak. Aturannya sering berubah, tergantung pada kehendak raja. Tapi biasanya, semakin jauh kau melangkah, semakin berbahaya ujiannya.”Kata-kata itu membuat Xuan Li semakin siaga. Song Huan pasti punya alasan tertentu mengadakan kompetisi ini, dan itu bukan hanya untuk hiburan.Beberapa saat kemudian, tahap kedua dimulai. Kali

  • TUBUH GIOK PANGERAN TERBUANG   Chapter 110

    Jing Yue melambaikan tangan, memerintahkan para pengawalnya untuk berhenti.“Kita istirahat di sini sebentar. Turun dan bersiaplah,” perintahnya. Para pengawal segera menuruti, menambatkan kuda-kuda mereka di pohon terdekat. Jing Yue menoleh ke Xuan Li, yang tetap berdiri tenang di sisinya. “Sepertinya kedai ini cukup luas."Xuan Li mengangguk ringan, mengikuti langkah Jing Yue menuju kedai sederhana di pinggir jalan. Bau sup panas dan aroma teh melati yang segar menyambut mereka begitu memasuki ruangan. Kedai itu dipenuhi orang, sebagian besar adalah pedagang dan kultivator tingkat rendah. Jing Yue memilih meja di sudut ruangan, jauh dari keramaian.Setelah memesan teh dan beberapa makanan ringan, Jing Yue menatap Xuan Li dengan senyuman tipis. “Jadi, apa rencanamu di kota ini?” tanyanya dengan nada santai, tetapi mata tajamnya mengamati reaksi Xuan Li.Xuan Li, yang menyembunyikan banyak rahasia di balik identitasnya sebagai Wu Yu, tahu betul bahwa ia tidak bisa berbicara semba

  • TUBUH GIOK PANGERAN TERBUANG   Chapter 109

    Tuan Muda Huo membawa Xuan Li keluar dari gedung opera menuju sebuah meja yang telah disiapkan untuk permainan dadu. Meja itu terletak di ruang terbuka, dikelilingi kerumunan orang yang tampak antusias.Beberapa bersorak, sementara yang lain berbisik-bisik, menduga siapa yang akan menang dalam taruhan tersebut.Xuan Li mengambil tempat duduknya dengan tenang, wajahnya tetap datar tanpa emosi. Sementara itu, Tuan Muda Huo menyeringai penuh percaya diri, meyakini bahwa kemenangan sudah pasti berada di tangannya.“Siapkan dirimu, pengemis lusuh,” ejek Tuan Muda Huo. “Aku akan memastikan kau tidak akan berani lagi mengangkat wajahmu.”Xuan Li tidak menanggapi provokasi itu. Ia melirik ke arah seorang pria yang ditugaskan sebagai pelempar dadu, seorang bandar lokal yang netral dan dipercaya untuk memastikan permainan berjalan adil.Bandar itu mengambil dadu di depannya dan melemparkannya ke udara, gerakannya cepat namun terkontrol.Ketika dadu pertama kali dilempar, suasana di sekeliling m

  • TUBUH GIOK PANGERAN TERBUANG   Chapter 108

    "Tunggu!" panggil wanita itu.Langkah Xuan Li terhenti. Ia tidak menoleh, hanya mendengarkan tanpa memberikan respon apa pun."Aku harus pergi," ucapnya sesaat kemudian. "Misiku... belum selesai."Saat ia berbalik, matanya bertemu dengan tatapan wanita itu, campuran antara kebingungan dan keingintahuan."Apakah kita pernah bertemu sebelumnya?" Wanita itu melangkah maju. "Namaku Liang Xue."Sejenak Xuan Li tidak menjawab. Ia menatap wanita itu dengan ekspresi datar, mencoba mencari makna dari perasaan aneh yang muncul di hatinya."Wu Yu," jawabnya singkat, menyebutkan nama samaran yang telah ia gunakan selama ini. Tanpa menunggu tanggapan lebih lanjut, ia berbalik dan melangkah pergi, meninggalkan Liang Xue yang masih terdiam di tempatnya."Wu Yu..." Liang Xue mengulang nama itu dengan pelan, seperti mencoba mengukirnya dalam ingatan.Ketika melihat Xuan Li pergi, sebuah perasaan aneh menyelimuti hatinya, sebuah kehampaan yang tak bisa ia jelaskan. Ada sesuatu tentang pria itu yang te

  • TUBUH GIOK PANGERAN TERBUANG   Chapter 107

    Jejak kehadiran menghilang. Xuan Li tetap berjaga-jaga, matanya menyapu bayangan-bayangan di sekelilingnya. Ia tahu, hutan ini menyimpan bahaya yang lebih besar daripada sekadar binatang liar.“Tidak ada yang benar-benar aman di tempat seperti ini,” pikirnya. Ia kembali melangkah perlahan, mengikuti jalur setapak yang samar, hingga suara gaduh mendadak menarik perhatiannya.Suara denting logam, teriakan, dan ledakan energi spiritual memecah keheningan hutan. Xuan Li berhenti sejenak, mempertajam inderanya. Dengan gerakan cepat, ia melompat ke dahan pohon terdekat dan bergerak ke arah suara itu, menyelinap di antara bayangan tanpa menimbulkan suara sedikit pun.Pemandangan yang terbuka di hadapannya membuat alisnya berkerut. Sebuah kereta tandu besar dengan tirai merah yang dihiasi pola naga emas berdiri di tengah jalan. Tiga kelompok manusia terlibat dalam pertempuran sengit.Kelompok pertama adalah para pengawal yang mengenakan zirah merah keemasan dengan rune yang bercahaya samar.

  • TUBUH GIOK PANGERAN TERBUANG   Chapter 106

    Pagi itu, hawa dingin menyelinap di antara celah-celah batu yang membentuk lorong-lorong sempit markas Alam Bayangan. Xuan Li melangkah keluar dari kamarnya dengan ragu.Langkah kakinya yang ringan berhenti ketika suara-suara keras terdengar dari aula utama. Ia mendengar seruan, diselingi nada marah dan ejekan. Dengan hati-hati, ia mendekat, membiarkan dinding menyamarkan kehadirannya.“Jiang Wei! Kau pikir kami ini bodoh?” suara seorang pria menggema, diikuti oleh suara benda yang dilemparkan ke lantai dengan keras. “Gulungan pengendalian jiwa ini kosong! Tidak ada pola spiritual ataupun jejak sihir di dalamnya!”“Tidak mungkin!” Jiang Wei membela diri, suaranya serak. “Aku mendapatkan gulungan itu langsung dari Sekte Pilar Langit. Mereka pasti...”“Cukup dengan kebohonganmu!” suara wanita lain memotong dengan dingin, seperti pisau yang mengiris tanpa belas kasihan. “Kau sudah mencoreng nama Alam Bayangan. Hukuman adalah satu-satunya jawaban.”Xuan Li berdiri di balik sebuah pilar, m

  • TUBUH GIOK PANGERAN TERBUANG   Chapter 105

    Xuan Li duduk bersila di atas tempat tidur kayu kerasnya, mata tertutup rapat. Meski tubuhnya terlihat diam, pikirannya sedang bergerak aktif.“Aku tidak bisa tidur di tempat seperti ini,” gumamnya dalam hati.Ia menarik napas dalam-dalam, mengusir kekhawatirannya. Dengan fokus yang terpusat, Xuan Li menyelam ke dalam lautan kesadarannya. Di dalam dimensi ini, segalanya terasa tenang namun penuh energi.“Sayang sekali aku belum mencapai tingkat di mana aku bisa melepaskan jiwa dari tubuh fisikku,” pikirnya. "Jika aku bisa mencapainya, setidaknya aku punya senjata tambahan."Di dunia nyata, ia mengambil beberapa batu sumber dari kantong penyimpanannya. Batu-batu itu memancarkan cahaya lembut, energi spiritual mengalir perlahan ke dalam tubuhnya. Xuan Li memegang salah satu batu tersebut dengan erat, menyerap energi murninya untuk memperkuat fondasi kultivasinya.“Setiap pertarungan di masa depan akan menjadi ujian,” ia merenung. "Jika aku tidak mempersiapkan diri, aku akan menjadi sala

  • TUBUH GIOK PANGERAN TERBUANG   Chapter 104

    Ujung formasi teleportasi membawa mereka ke sebuah lokasi yang tidak dikenal oleh Xuan Li. Begitu pijakannya menyentuh tanah, hawa dingin bercampur aroma kematian langsung menyergap indra penciumannya.Ia memandang sekeliling dengan waspada. Kota itu dipenuhi reruntuhan, asap hitam mengepul dari bangunan-bangunan yang hancur, dan teriakan penuh rasa sakit terdengar dari kejauhan. Kota ini tidak hanya kacau, tetapi juga dipenuhi hawa pembunuhan yang membuat bulu kuduknya berdiri.“Ini Kekaisaran Neraka Jingga?” pikir Xuan Li, keningnya berkerut. Bayangan masa lalunya saat ditahan oleh Gu Feng di tempat itu seketika muncul di benaknya. Namun, ia segera menyadari bahwa tempat ini berbeda.“Kita berada di Kota Merak,” pria misterius, bernama Jiang Wei itu menjelaskan, seolah bisa membaca pikirannya. “Wilayah ini berbatasan langsung dengan Kekaisaran Bulan Perak. Tempat tanpa hukum. Di sini, hanya yang kuat yang bertahan.”Xuan Li memandangi kota itu dengan perasaan campur aduk. Tempat in

  • TUBUH GIOK PANGERAN TERBUANG   Chapter 103

    Tetua Xu Tang terhempas keras ke tanah, hanya beberapa langkah dari tempat Xuan Li berdiri. Tubuhnya penuh luka, darah mengalir membasahi pakaian putihnya yang kini ternoda merah. Meskipun Xu Tang bukan orang yang lemah, serangan brutal itu telah membuatnya kehilangan banyak energi.Xuan Li segera berlutut di samping tubuh Xu Tang. "Tetua, tahanlah," ujarnya dengan nada rendah namun mendesak. Ia mengeluarkan sebutir pil pemulih dari kantong penyimpanannya dan menyisipkannya ke mulut Xu Tang. “Telan ini. Jangan melawan aliran energi obatnya.”Xu Tang dengan susah payah menelan pil itu. Beberapa detik kemudian, wajahnya yang pucat sedikit mendapatkan warna. Namun, tubuhnya masih gemetar, dan napasnya tetap tidak stabil.Xuan Li membantu Xu Tang duduk bersandar pada batu besar yang agak jauh dari arena pertempuran. “Pulihkan dirimu di sini. Jangan pikirkan hal lain,” katanya tegas. Ia berbalik tanpa menunggu balasan, pandangannya menyapu sekeliling. Tubuh-tubuh murid Sekte Pilar Langit

Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status