"Tabib Wu Yu sudah kembali!" seru salah seorang pengawal yang melihat kedatangan Xuan Li.Mereka menyambutnya dengan wajah tegang, menyiratkan kecemasan yang tak terungkapkan."Tuan Penasihat, apakah ada yang bisa kubantu?" tanya Xuan Li setelah memberi salam penghormatan."Benar, Tabib Muda. Tuan Putri Jing Yue telah sadar, tetapi..."Ucapannya menggantung, dan ia memutar tubuhnya dengan cepat, matanya tertuju pada dua utusan yang mendekat dengan langkah tergesa.Xuan Li pun memutar tubuhnya mengikuti arah pandang penasihat istana. Kedua alisnya bertaut, menebak sesuatu yang tidak ia mengerti."Tabib Muda, Yang Mulia Raja Jing memerintahkan kami untuk memanggilmu ke kediaman Putri Jing Yue."Banyak pertanyaan muncul di kepala Xuan Li, tetapi situasi tidak memungkinkan untuk bertanya."Baiklah, bawa aku ke sana."Xuan Li memilih untuk melihat secara langsung tentang apa yang terjadi.Penasihat istana berjalan mengikutinya di belakang. Ia belum sempat menjelaskan kepada Xuan Li tentang
Xuan Li menarik napas dalam-dalam. Tubuhnya masih belum pulih sepenuhnya, tetapi ia tidak punya pilihan lain. Api spiritual di dantiannya mulai stabil, itulah satu-satunya senjata yang bisa ia andalkan untuk menyelamatkan Putri Jing Yue.“Yang Mulia, bantu aku menegakkan tubuh putri dan memeganginya dengan kuat,” pintanya kepada Raja Jing.Tanpa sepatah kata, Raja Jing mengangguk, meskipun wajahnya memancarkan kecemasan. Ia menopang tubuh putrinya yang lemah, sementara Xuan Li duduk bersila di belakang sang putri.Xuan Li menempelkan kedua telapak tangannya ke punggung Putri Jing Yue. Energi spiritual hangat mengalir dari tubuhnya, menembus kulit sang putri. Aura gelap yang mengunci meridian tubuhnya bergetar, seperti makhluk yang melawan sebelum musnah.Racun belenggu jiwa itu tidak mudah ditangani. Xuan Li menggertakkan giginya, memusatkan seluruh konsentrasinya. Energi gelap itu mulai terbakar oleh api spiritualnya, sebagian lenyap menjadi abu, sementara sebagian lainnya, yang lebi
Koridor istana tampak lengang. Matahari siang menyorot terang, menciptakan bayangan panjang di lantai marmer. Tidak ada pelayan atau penjaga yang terlihat, membuat suasana terasa ganjil."Aneh... ke mana semua orang?" pikirnya. Matanya menyisir setiap sudut, tetapi koridor itu kosong.Tanpa arah pasti, ia berjalan menuju istana utama. Namun, sesampainya di sana, ia hanya menemukan dua penjaga berdiri tegak di depan pintu besar yang tertutup rapat.“Aku ingin bertemu Raja Jing,” katanya dengan nada tegas, berharap bisa mendapatkan penjelasan.Salah satu penjaga meliriknya dari kepala hingga kaki, lalu menjawab dingin, “Raja Jing sedang tidak di sini. Seluruh penghuni istana sedang berada di Aula Merak, merayakan kesembuhan Putri Jing Yue.”Xuan Li mengerutkan kening. "Aula Merak? Merayakan? Mereka bahkan tidak memberitahuku," gumamnya dengan nada tak percaya. Tanpa menunggu penjelasan lebih lanjut, ia berbalik dan berjalan menuju aula yang dimaksud.Begitu sampai di halaman Aula Mera
Jenderal Liu, seorang pria bertubuh tegap dengan baju perang yang berkilauan, melangkah maju dengan wajah merah padam, penuh amarah yang tak terkendali.“Yang Mulia!” serunya, suaranya menggema di aula besar istana. “Ginseng itu terlalu berharga untuk diberikan kepada anak muda seperti dia! Apa yang bisa dilakukan seorang pemula dengan sesuatu yang begitu berharga?”Raja Jing hanya meliriknya sekilas, senyum tipis terukir di wajahnya, menunjukkan sikap santai namun penuh wibawa.“Jenderal Liu,” jawabnya dengan nada datar yang penuh tekanan, “Aku adalah raja. Keputusanku adalah mutlak.”Xuan Li menerima ginseng merah itu dengan sikap tenang. Ia menundukkan kepala sebagai bentuk hormat dan ucapan terima kasih, kemudian menyimpan ginseng tersebut dengan hati-hati. Ia sepenuhnya menyadari beratnya tanggung jawab yang kini berada di tangannya.Namun, ketenangan itu tak berlangsung lama. Jenderal Liu melangkah maju, tatapannya seperti bara api yang menyala.“Serahkan ginseng itu!” teriaknya
Kedua tangan Jenderal Liu bergerak dengan cepat, membentuk pola-pola rumit yang tampak seperti tarian di udara. Setiap gerakan memunculkan cahaya merah yang kemudian membentuk simbol-simbol misterius, berpendar di kegelapan ruangan seperti bara api yang menyala-nyala. Dengan satu gerakan terakhir, ia mendorong simbol-simbol itu ke arah Xuan Li. Formasi lingkaran yang berkilauan mengurung tubuh pemuda itu, seolah-olah hendak menyegel nasibnya.Namun, sesuatu yang tidak ia duga terjadi."Mustahil..." gumam Jenderal Liu, suaranya tercekat di tenggorokan. Tatapan matanya membelalak, menatap lingkaran itu yang perlahan-lahan redup tanpa memberikan efek apapun pada lawannya.Seharusnya teknik pengendali racun belenggu jiwa ini langsung memantik reaksi dari energi jahat di tubuh Xuan Li. Namun, pemuda itu tetap berdiri dengan tenang, bahkan menunjukkan seringai tipis yang menyebalkan.“Si-siapa kamu sebenarnya?” tanya Jenderal Liu, suara baritonnya kini penuh kegelisahan.Xuan Li melangka
Aura kegelapan di ruangan sempit itu begitu pekat, seperti kabut hitam yang tidak hanya membatasi pandangan tetapi juga menekan napas. Xuan Li berdiri di tengahnya, tubuhnya tegak, meski napasnya sudah memburu. Udara di sekitar terasa berat, penuh dengan hawa panas yang mengancam, dan bau logam seperti darah segar menguar di setiap tarikan napasnya.Matanya yang tajam menyapu ruangan, mencari celah untuk keluar. “Sial! Mekanisme Jian Ling tidak bekerja di sini,” gumamnya pelan. Ia merasakan keringat dingin mengalir di pelipisnya. Ruangan ini seperti penjara hidup, dan tidak tahu bagaimana keluar dari sana.Di sudut lain, Jenderal Liu berdiri dengan tubuh yang telah sepenuhnya berubah. Kulitnya menghitam dengan pola-pola merah menyala seperti magma, sementara tubuhnya membesar hingga tiga kali lipat dari ukuran manusia biasa. Wajahnya kehilangan ciri-ciri manusia, kini berubah menjadi sesuatu yang menyeramkan, seperti perpaduan antara iblis dan binatang buas.Xuan Li bergidik. “J
Kehadiran Jian Ling di penjara bawah tanah mengejutkan Xuan Li. Meski tubuhnya terasa lemah, ada secercah kelegaan yang menyelimuti hatinya. Akhirnya, ada harapan untuk keluar dari neraka berdinding batu ini.Penjara bawah tanah suram dan pengap, dikelilingi aroma darah basi yang menyengat.Sepanjang lorong, mayat para tahanan berserakan tanpa ada yang peduli. Tidak ada penjaga. Mereka semua tewas dalam kekacauan pertarungan antara pasukan Raja Jing dan Jenderal Liu.Jian Ling bergerak dengan gesit, seperti bayangan yang melayang melewati lorong-lorong gelap itu sambil membawa Xuan Li."Kenapa kau tiba-tiba muncul?" gumam Xuan Li dengan suara lemah, berusaha mencairkan suasana meski dirinya nyaris tak berdaya.Jian Ling hanya mendengus."Diam saja. Kau terlalu banyak bicara untuk seseorang yang hampir mati."Xuan Li terkekeh pelan, meskipun setiap tarikan napas terasa menyakitkan."Aku tahu kau peduli padaku."Wajah Jian Ling sekilas bersemu merah, namun ia buru-buru mengalihkan panda
"Gawat! Ada yang mengikuti kita," bisik Jian Ling, matanya terus menyapu sekeliling dengan waspada.Xuan Li menghentikan langkahnya, tubuhnya menegang."Siapa mereka?" tanyanya, suaranya nyaris berbisik.Ia mencoba merasakan kehadiran musuh, namun tidak ada apa-apa. Udara di sekitar mereka terasa hampa, seperti sebuah jebakan yang dipasang dengan sempurna."Aku juga tidak tahu," jawab Jian Ling sambil merapatkan cengkeramannya pada gagang pedangnya."Mereka sangat ahli. Tidak ada jejak aura sama sekali."Mata Xuan Li menyipit, kakinya bergeser perlahan ke posisi bertahan.Mereka berdiri saling memunggungi, membentuk lingkaran pertahanan.Hening yang terlalu mencolok terasa mencekam, hanya suara dedaunan yang berbisik dihembus angin. Namun, ketenangan itu hanya sesaat.Bayangan hitam melintas cepat di udara, diikuti bunyi peluit tajam yang memekakkan telinga."Hati-hati!" teriak Jian Ling saat anak panah pertama melesat.Xuan Li berputar dengan gesit, menghindari panah tersebut, lalu m
Keheningan menelan lembah yang tersembunyi di antara tebing-tebing curam.Di atas batu datar, Xuan Li duduk bersila. Sikapnya kokoh, punggungnya lurus sempurna, matanya terpejam dalam konsentrasi mendalam. Seolah-olah ia adalah bagian dari alam itu sendiri, tidak terpengaruh oleh hembusan angin atau derasnya arus energi spiritual yang mengalir di sekelilingnya.Di hadapannya, rune-rune bercahaya melayang di udara, berputar perlahan dalam pola yang begitu rumit hingga tampak seperti pusaran bintang di langit malam. Garis-garis energi spiritual bersinar lembut, menciptakan lapisan perlindungan yang semakin kokoh seiring formasi segel yang ia ciptakan mencapai penyelesaian.Xuan Li tidak bisa mengambil risiko.Pemurnian Pil Kebangkitan Surgawi bukanlah sesuatu yang bisa dilakukan sembarangan. Kesalahan sekecil apa pun akan membawa konsekuensi fatal. Tubuhnya bisa hancur, jiwanya bisa tercerai-berai, atau lebih buruk lagi, ia bisa kehilangan kendali atas kekuatan pil dan menjadi makhluk b
"Kau bisa berteman dengan siapapun, tapi jangan pernah biarkan hatimu terikat."Suara Wu Hei terdengar dalam kesadaran Xuan Li, bernada rendah dan penuh ejekan.Xuan Li tetap diam, matanya terpejam dalam posisi meditasi. Namun, pikirannya berputar cepat.Kegelapan di dalam dirinya, entitas yang lahir dari bagian tergelap jiwanya, tidak sepenuhnya salah. Ikatan emosional bisa menjadi kelemahan yang menjeratnya, menjauhkan dirinya dari tujuan sejati. Tetapi, itu bukan berarti ia harus membuang semua hubungan yang ada, bukan?Ia bisa menjalin hubungan tanpa membiarkan perasaannya menguasainya. Bisa peduli tanpa menjadi lemah.Ketika kesadarannya kembali penuh, ia menarik napas dalam dan perlahan membuka matanya.Di hadapannya, Fu Yuan mulai bergerak. Mata pria itu berangsur-angsur terbuka, penuh kebingungan sebelum kesadaran akhirnya kembali padanya.Fu Yuan merasakan tubuhnya lebih ringan dari sebelumnya, seolah sesuatu yang selama ini membebani jiwanya telah lenyap. Tangannya terangkat
Xuan Li menarik napas dalam, membiarkan pikirannya berputar cepat untuk menemukan cara terbaik mengurai ikatan sihir yang mengendalikan jiwa Fu Yuan. Sihir semacam ini bukan sesuatu yang bisa dihancurkan begitu saja. Sebuah kesalahan bisa berakibat fatal. Jika ia memaksakan kehendaknya dan menghancurkan rantai sihir itu secara langsung, ada kemungkinan pengendali di baliknya bisa melacak keberadaan mereka dan mengirimkan sihir yang lebih kuat.Matanya menyipit, menimbang berbagai kemungkinan. Satu-satunya cara untuk memahami situasi dengan lebih baik adalah masuk langsung ke dalam lautan kesadaran Fu Yuan dan melihat sendiri sejauh mana jiwa pria itu telah terbelenggu.Tanpa ragu, Xuan Li menyatukan jarinya, membentuk segel kompleks yang berpendar redup dalam kegelapan gua. Energi spiritual mengalir dari tubuhnya, membentuk pusaran kecil di udara sebelum menyusup ke tubuh Fu Yuan. Sesaat kemudian, dunia di sekitarnya bergetar, dan kesadarannya tenggelam ke dalam ruang yang lebih dal
Tubuh Fu Yuan masih terasa lemah, meski pil pemulih yang diberikan Xuan Li telah meredakan sebagian luka dalamnya. Ia berusaha berdiri, tapi keseimbangan tubuhnya belum sepenuhnya pulih.Xuan Li menyapu pandangannya ke sekeliling, memastikan tidak ada mata-mata yang mengintai sebelum akhirnya membawa Fu Yuan ke sebuah gua tersembunyi di balik tebing curam. Jalannya sedikit terjal, tapi langkah Xuan Li tetap mantap, sementara di belakangnya, Fu Yuan berusaha mempertahankan keseimbangannya.Begitu mereka memasuki gua, udara di dalamnya terasa lebih dingin dan lembap. Xuan Li segera membentuk segel di udara, mengaktifkan formasi perlindungan di sekitar mereka. Energi tak kasatmata bergetar, lalu menghilang dalam keheningan."Kita tidak bisa bertahan di luar dalam kondisi seperti ini," ucapnya, suaranya tetap datar seperti biasa. "Duduk dan pulihkan dirimu."Fu Yuan menurut, meski gerakannya sedikit kaku. Ia bersandar pada dinding gua, menarik napas panjang untuk menenangkan tubuhnya yang
Fu Yuan terbatuk keras, darah segar menyembur dari mulutnya, membasahi tanah berbatu di bawahnya. Tubuhnya bergetar, napasnya tersengal seperti ada ribuan duri menusuk paru-parunya. Sakit. Lelah. Tapi matanya tetap tajam, penuh perlawanan.Di seberangnya, Xuan Li berdiri tegap, wajahnya tetap tanpa ekspresi. Namun, di balik ketenangan itu, pikirannya bekerja cepat, mencoba memahami situasi ini. Beberapa saat lalu, mereka hampir saling membunuh. Namun, satu kata yang terlontar dari bibir Fu Yuan telah mengubah segalanya."Aku… Fu Yuan."Nama itu membangkitkan sesuatu dalam benak Xuan Li, kenangan yang terkubur dalam, tetapi tak pernah benar-benar hilang.Tambang itu… Rantai besi… Rasa lapar yang mencekik…Sesaat, Xuan Li tidak lagi berdiri di sini. Pikirannya kembali ke masa ketika ia hanyalah seorang budak yang dipaksa bekerja hingga tubuhnya hampir remuk. Saat itu, di tengah gelapnya terowongan tambang, hanya ada satu hal yang membuatnya bertahan, yaitu keinginan untuk hidup.Mereka
Udara malam terasa dingin dan tajam, membawa sisa bau darah yang masih melekat di tanah berbatu. Xuan Li berdiri di tengah reruntuhan pertempuran sebelumnya, napasnya teratur, tetapi energi spiritual di dalam tubuhnya sedikit goyah. Ia telah menghabiskan cukup banyak kekuatan untuk menghabisi para pemburu yang mencoba merampas sesuatu darinya. "Tidak kusangka ternyata tubuh giok ada di sini." Suara itu dalam dan mengandung ketertarikan yang tak tersamarkan. Xuan Li menatapnya tajam. Seorang pria bertubuh tegap melompat lalu berdiri dengan sikap santai, seolah baru saja menemukan harta karun berharga. Jubah gelapnya berkibar pelan, matanya yang tajam menyorotkan kilatan kegembiraan sekaligus kehati-hatian. ‘Seseorang yang tahu tentang tubuh giokku harus mati.’ Xuan Li tidak bisa membiarkan hal ini. Identitasnya sebagai pemilik tubuh giok harus tetap tersembunyi. Jika pria ini menyebarkan berita, ia akan menjadi target yang lebih besar dari sebelumnya. "Jadi kau mengincarku?"
Setelah kepergian para tetua dari berbagai sekte besar, gua itu kini benar-benar sunyi.Hanya ada Xuan Li yang berdiri di sana seorang diri, ditemani angin malam yang berdesir pelan, menyusup di antara celah bebatuan.Dalam gelap, sepasang mata merah menyala samar. Sosok besar muncul dari bayangan, Serigala Hitam.Namun, alih-alih menggeram atau menunjukkan sikap agresif, makhluk itu malah menundukkan kepala, tunduk dalam keheningan yang langka bagi binatang buas sepertinya.Xuan Li mengulurkan tangan. Cahaya kehijauan berkedip, menciptakan pusaran energi yang mengitari tubuh Serigala Hitam sebelum akhirnya menyerapnya sepenuhnya ke dalam penyimpanan internalnya.Tanpa sepatah kata, Xuan Li berbalik dan melangkah keluar dari gua. Akan tetapi, begitu ia keluar, atmosfer tiba-tiba berubah. Udara bergetar.Tekanan spiritual melesat dari berbagai arah, memenuhi sekeliling dengan hawa membunuh yang pekat hingga membuat bebatuan di sekitar berderak.Xuan Li menghentikan langkahnya. Mata din
Xuan Li tetap diam. Bukan karena ia ragu, tetapi karena ia ingin memahami situasi lebih dalam sebelum menjawab. Pria di hadapannya bukanlah sembarang kultivator. Jika para tetua dari berbagai sekte adalah tokoh penting, maka pria ini adalah salah satu puncak dari dunia kultivasi. Sebagai penguasa Sekte Langit Mendalam, ia memiliki kekuatan yang bahkan bisa mengguncang keseimbangan dunia.‘Menarik…’ pikir Xuan Li. ‘Sekte Langit Mendalam adalah salah satu dari sekte terkuat, dan jika aku bergabung…’Namun, ia bukanlah seseorang yang bisa dengan mudah terikat pada satu kekuatan. Terlalu banyak risiko jika ia menyerahkan dirinya begitu saja, terutama dengan rahasianya yang masih harus dijaga.Dengan ekspresi tetap tenang, Xuan Li akhirnya membuka mulutnya. "Apa yang membuat Anda berpikir saya akan menerima tawaran ini?"Suasana di gua menjadi lebih dingin seketika. Para tetua dari sekte lain menahan napas. Bagi mereka, menolak tawaran seorang Penguasa Sekte adalah tindakan yang sangat b
Langit-langit gua bergetar hebat. Reruntuhan yang tadinya sunyi kini dipenuhi suara gemuruh yang semakin mendekat. Xuan Li berdiri tegak di tengah gua, napasnya sedikit berat, merasakan tekanan spiritual yang luar biasa.Ia mengangkat kepalanya. Dari celah di atas, beberapa sosok melesat turun dengan kecepatan luar biasa. Mereka melayang di udara, mengenakan jubah khas sekte masing-masing. Rambut dan janggut putih beberapa di antara mereka menunjukkan usia serta pengalaman panjang mereka di dunia kultivasi.Xuan Li memperhatikan mereka satu per satu. Setidaknya ada enam orang dalam setiap kelompok. Aura mereka begitu kuat hingga hanya dengan berdiri di sana, mereka mampu membuat batu-batu di sekeliling bergetar dan pecah.Namun, meski dikelilingi tokoh-tokoh berpengaruh, Xuan Li tidak menunjukkan ketakutan. Sebaliknya, ia tetap berdiri dengan tenang, tatapan tajamnya menyapu mereka dengan ekspresi datar.Sejenak, suasana menjadi hening."Bocah ini... masih hidup?" bisik salah satu tet