Home / Romansa / THE IMPERIOUS HUSBAND / 2. TERJEBAK CINTA SATU MALAM

Share

2. TERJEBAK CINTA SATU MALAM

Author: EDELWEIS
last update Last Updated: 2024-10-29 19:42:56

Reyna beranjak dari ranjang, melangkah menuju jendela kamar dan membuka gorden yang menghalangi kaca bening di balik kain panjang berwarna keemasan. Mata indah wanita itu menatap sendu ke arah jalan raya yang telah lengang. Terngiang suara lembut wanita yang memanggil nama suaminya seperti suara desahan penuh nikmat. Desiran halus tetapi pedih di dada seakan menusuk tanpa ampun.

"Ah, sakit sekali. Mas Aldi, kau di mana? Apa yang kau lakukan?" gumam Reyna seraya refleks menekan dada yang terasa sakit.

Segera Reyna membantah pikiran buruk tentang Aldi. Suaminya itu tidak mungkin selingkuh. Aldi sangat mencintai dia. Setidaknya, itu yang ada di dalam benaknya. Tanpa sadar dia menggelengkan kepala berusaha mengusir pikiran buruk tentang Aldi.

Malam itu Reyna tidak bisa memejamkan mata hingga fajar tiba. Berulang kali dia ingin kembali menghubungi Aldi. Namun, urung dilakukan mengingat pesan Aldi untuk tidak mengganggu saat itu. Hingga pagi menjelang barulah Reyna tertidur,  untuk beberapa saat saja.

Pagi itu  di tempat yang berbeda Aldi terbangun saat mendengar suara gemericik air di kamar mandi. Aldi mengerjapkan matanya perlahan, mencoba memperhatikan detail kamar yang terasa asing di tangkapan mata. Menggeliat sebentar, lalu tersentak.

Dada Aldi bergetar hebat saat sadar dan mendapati tubuh yang polos tanpa sehelai benang pun. Dia segera menyibakkan selimut dan langsung beranjak begitu saja lalu memakai pakaian. Aldi berusaha berpikir keras dengan kejadian yang menimpa tadi malam. Dia lalu mencari sesosok wanita yang dia yakin menghabiskan malam bersama.

"Reyna?" Menggumam mencari wanita yang di dalam pikiran bersama tadi malam. 

Mengedarkan pandangan ke setiap sudut ruangan kamar. Dia tidak menemukan sosok yang dia cari. Aldi lalu menduga Reyna berada di kamar mandi. Belum habis rasa kejut dalam diri, Aldi mendengar pintu kamar mandi terbuka dan melihat wanita cantik yang keluar dengan hanya menggunakan bathrobe sebagai penutup tubuh. Wanita itu  ke luar dengan rambut yang basah tergerai. Dia tersenyum menatap Aldi.

Aldi menelan salivanya kasar, seakan tidak yakin dengan penglihatannya pagi ini. “Apa yang terjadi padaku tadi malam?” gumamnya dengan pikiran yang masih kacau.

"Sudah bangun, Pak Aldi? Pulas sekali tidurmu," sapa wanita itu lembut.

"Nadia? Apa yang kau lakukan di sini?" tanya Aldi dengan dada yang bergetar hebat. Pikiran buruk mulai berkecamuk dalam otak. 

"Bapak pikir aku mengerti kenapa aku ada di kamar ini? Aku juga tidak sadar, Pak Aldi. Tadi malam aku mabuk berat. Aku tidak ingat bagaimana aku bisa ada di kamar ini. Yang aku ingat semalam kita seperti pasangan kekasih yang dimabuk asmara. Apa Pak Aldi lupa, bagaimana semalam kita melewati malam panas penuh gairah?" ucap wanita itu santai.

"Maksudmu …? Apa yang kau katakan? Bukannya semalam aku bersama Reyna, istriku? Jadi, ke mana Reyna?" tanya Aldi yang mulai panik.

"Sepertinya semalam kita sama-sama tidak sadar karena pengaruh minuman, Pak!" ucap Nadia seraya tersenyum penuh arti.

Aldi mengembuskan napas dengan kasar, menarik rambut sesaat lalu menutup wajah dengan kedua tangan.

"Apa yang aku lakukan? Kenapa ada kejadian seperti ini, Tuhan?" ucap Aldi pelan.

Sekelebat sosok bayangan Reyna berlari di dalam pikiran. Hati laki-laki itu terasa sakit, dada seakan di tusuk oleh ribuan jarum yang tiba-tiba menyerang tanpa aba-aba.

"Jangan sedih, Pak Aldi. Semua telah terjadi. Aku pun menyesal dengan kejadian ini. Tapi tenang saja, kita hanya melakukan sekali. Aku yakin tidak akan terjadi apa-apa dan anggap saja kejadian tadi malam tidak pernah ada," ucap wanita cantik nan seksi yang telah berdiri dekat di hadapan Aldi dengan tersenyum manis, berusaha menenangkan Aldi yang panik.

Aldi menatap Nadia sesaat.  Tanpa menjawab, Aldi melangkahkan kakinya ke kamar mandi untuk melakukan ritual mandi. Dia sudah tidak peduli dengan keberadaan Nadia. Hati yang tidak tenang menyadari kesalahan yang dia perbuat. Wajah cantik sang ratu, Reyna, terus saja membayangi rasa bersalah yang tak kunjung pergi dan menghilang. Rasa bersalah yang begitu besar bersemayam di hati 

***

Reyna terbangun ketika cahaya matahari mulai masuk di sela-sela jendela kamar. Rasa lelah dan mengantuk karena kurang istirahat sudah tidak dia rasakan lagi. Beranjak bangun untuk segera  mandi dan menanti Aldi pulang. 

Aldi baru saja tiba dan segera mencari Reyna di kamar. Saat masuk ke kamar, Aldi melihat Reyna baru saja selesai mandi dan duduk di depan meja rias. Laki-laki itu segera memeluk erat tubuh Reyna dari belakang. Dagu disandarkan pada pundak Reyna yang menatap ke arah cermin di meja rias.

"Ada yang ingin Mas ceritakan padaku?" tanya Reyna pelan. Dia tidak bereaksi, bahkan ketika Aldi kemudian menenggelamkan wajahnya di tengkuk Reyna. 

"Sayang, maafkan aku tidak sempat memberimu kabar semalam," ucap Aldi berusaha tenang walau hati berkecamuk penuh sesal. 

"Apa ada yang ingin Mas ceritakan padaku?" Sekali lagi Reyna bertanya hal yang sama membuat Aldi melepaskan pelukan. Laki-laki itu menghela napas panjang sebelum memulai menjawab pertanyaan Reyna.

Aldi lalu menceritakan alasan mengapa semalam dia tidak pulang. Dia beralasan bahwa jadwal presentasi yang panjang membuat mereka baru bisa menyelesaikan semuanya ketika fajar akan tiba. Tentu saja disertai kebohongan lain.

Reyna menatap tajam mata Aldi dari pantulan kaca meja rias. "Lalu?" Kembali wanita itu bertanya.

Susah sekali untuk menahan air mata. Dada pun tiba-tiba terasa sesak dan sakit, mata juga mulai berkaca-kaca dan tetap berusaha untuk menahan air mata agar tidak terjatuh menjadi tangisan. Bayangan wajah tampan Aldi yang terlihat gamang di kaca rias, membuat hati Reyna semakin tidak tenang.

"Aku dan beberapa teman memutuskan untuk menanti pagi tiba, kami memutuskan untuk beristirahat di hotel tempat kami meeting. Kami tidak berani mengendarai kendaraan dalam keadaan lelah dan mengantuk," ucap Aldi kembali beralasan.

"Kenapa kau tidak membawa driver menemanimu, Mas?" tanya Reyna lagi, sungguh di hati wanita itu memberontak tidak terima dengan semua alasan suaminya. Dia merasakan atmosfer yang aneh dan tidak biasa.

"Aku yakin pertemuan itu tidak mungkin berjalan singkat, Sayang. Untuk itu aku tidak membawa driver, kau tahu aku tidak pernah ingin menyusahkan orang lain, bukan?" jawab Aldi memberi alasan setelah berpikir cepat karena pertanyaan sang istri.

Reyna menyerah, Aldi sudah berusaha meyakinkan dirinya, walau keraguan masih sangat tampak di wajah wanita itu. Namun, dia kemudian tersenyum tipis. Reyna  mencoba mengalihkan topik. Dia yakin ada yang disembunyikan Aldi. Dia yakin laki-laki itu telah berdusta.

"Mas sudah sarapan?" tanya Reyna.

"Belum, Sayang. Saat aku bangun aku hanya mandi dan ingin segera pulang menemuimu. Aku sangat rindu istriku," ucap Aldi merasa kalau dia sudah aman, dia tidak tahu bahwa sejak tadi istrinya berperang dan memendam kesakitan di hatinya.

"Kenapa panggilan teleponku semalam kau matikan, Mas?" Reyna kembali bertanya.

Wanita itu kemudian beranjak dari kursi dan berdiri menghadap Aldi seakan menantang dan menunggu jawaban yang bisa membuatnya puas.

Aldi terkejut sembari menangkap bola mata Reyna yang menatap tajam ke arahnya. "Sayang telepon Mas?" tanya Aldi sebisa mungkin menyembunyikan keterkejutannya.

Gantian saat ini Reyna yang melotot menatap suaminya gusar sekaligus sedih.

"Mas! Kau tidak sadar semalam aku telepon? Apa Mas sama sekali tidak membaca riwayat panggilan masuk di layar ponselmu? Ini bukan kebiasaanmu, Mas!" seru Reyna dengan suara bergetar dengan mata nanar menatap Aldi.

Aldi terhenyak merutuki kebodohannya. Berapa banyak lagi kebohongan yang harus dia ucapkan dan di catat di kepala Reyna. 

"A-aku saat itu sedang giliran melakukan presentasi, Sayang. Jadi, aku tidak bisa menerima panggilan dari siapa pun," jawab Aldi  gugup dan kembali menambah daftar kebohongan.

Reyna  melirik dengan sorot mata yang masih terlihat penuh tanya. Di mata wanita itu Aldi seperti cacing kepanasan dengan berbagai akting yang dia mainkan. Wanita itu sedih ketika sampai saat ini pun hatinya tidak tenang. Firasat yang mendominasi meyakini suaminya telah berbuat salah walau Aldi telah berusaha membuatnya percaya 

"Kau tahu, Mas.” Reyna memalingkan wajah.  “Aku tidak bisa tidur semalaman karena menunggumu," ucap Reyna dengan suara yang masih bergetar menahan tangis.

Dada Aldi kembali terasa sesak. Dia memeluk Reyna dengan penuh penyesalan seraya berulang kali mengecup puncak kepala Reyna. Sungguh kesalahan yang dia perbuat semalam sangat fatal. Aldi menyadari itu dan  membuat laki-laki itu sangat merasa bersalah. Tubuh pun ikut bergetar merasakan kesakitan yang dirasakan Reyna.

"Maafkan aku, Sayang. Aku hanya  tidak ingin  tidurmu terganggu karena aku," jelas Aldi  dengan tangan yang masih mengusap punggung sang istri

Diperlakukan seperti itu membuat Reyna tidak mampu membendung kesedihan, air mata bercucuran di pipi mulus berwarna putih. Dia mengingat kebiasaan Aldi  saat dia melakukan dinas luar, Aldi tidak akan bisa tenang sebelum menghubunginya, sesibuk apa pun.  Tapi, baru kali ini dia tidak melakukannya. Reyna menyeka air mata dengan punggung tangan. Tatapan sendu dari Aldi tidak bisa membuat air matanya berhenti.

"Sayang, aku ...," ucap Aldi lalu kemudian terhenti karena tenggorokannya terasa tercekat.

***

AN :

Hai  my reader ter love.

Terima kasih sudah mampir membaca karyaku. Semoga bisa menemani kalian di saat santai.

Mau tanya2 Author?

Boleh kunjungi Ig  author ya

Ig    : the.rain96

Love u all

Related chapters

  • THE IMPERIOUS HUSBAND   3. HAMIL

    Aldi mentap Reyna dengan pandangan rumit. Dia tidak ingin Reyna curiga padanya."Semoga saja apa yang kau katakan semuanya benar, Mas.""Reyna, kenapa kau masih tak percaya kepadaku? Sudah kukatakan tidak ada yang terjadi tadi malam kecuali hanya karena kami meeting hingga larut! Dan aku tidak punya hubungan apapun dengan wanita itu !" bentak Aldi dengan bulir-bulir keringat menuruni pelipisnya. Entah kentara atau tidak, tapi jantungnya berdetak kencang, merasa sangat khawatir dengan persepsi tajam istrinya.Beberapa saat yang lalu, Aldi baru saja berhasil menjelaskan pada istrinya mengenai apa yang terjadi di malam sebelumnya. Yah, tentu saja dengan setumpuk skenario palsu yang dia bangun dalam benaknya."Lalu siapa wanita yang aku dengar memanggil namamu dengan begitu mesra, Mas?" pertanyaan itu sempat dilemparkan kepada Aldi beberapa saat yang lalu.Lalu, apa jaw

  • THE IMPERIOUS HUSBAND   4. RENCANA JAHAT

    *Flashback on*Manik hitam kecokelatan itu tak bergeming, menatap tajam ke arah satu sosok maskulin yang terduduk di hadapannya. Terlihat sebuah senyuman angkuh terlukis di wajah pria tampan tersebut, membuat wanita yang memandang ke arah pria itu menghela napas."Setelah meeting bessok" tanya wanita tersebut, ada keraguan dalam nada bicaranya. "Aku merasa sedikit khawatir, David," ujarnya kepada pria tampan bernama David tersebut."Ayolah, Nadia," David memutar bola matanya sembari mendengus. Jari pria itu kemudian tertuju ke arah Nadia."Kau menyukainya, bukan? Dengan begitu kau hanya perlu mengikuti rencanaku saja! Setelah itu, kau bisa mendapatkan Aldi."Pandangan Nadia kembali bergeser kepada David. "Apa yang sebenarnya Aldi dan Reyna lakukan padamu sampai kau begitu bertekad untuk menghancurkannya?" tanya Nadia kali ini seakan menusuk manik mata David meminta

  • THE IMPERIOUS HUSBAND   5. PERNIKAHAN KEDUA

    Prang! Bersamaan itu lantai kamar telah penuh dengan semua alat rias Reyna. Barang-barang yang ada di atas nakas telah berpindah tempat dan hancur tak berbentuk. "Brengsek!' Reyna terkejut, wanita itu menatap Aldi dengan gamang. Sedih dan kecewa terhadap reaksi tadi. Tidak terbersit di benak akan dibentak dengan kasar. Selama tiga tahun pernikahan, baru kali ini Mas Aldi berkata kasar padaku, batin Reyna dalam benak. Benar-benar menyakitkan, lanjut Reyna dalam hati. Tanpa sadar air mata menetes dan membanjiri pipi. Tidak terbayangkan suami yang sangat dicinta telah melontarkan kata kasar. "Tidak perlu melakukan itu untuk membuatku percaya dengan apa yang kau katakan, Mas," ucap Reyna terisak sedih. Aldi terdiam dan tersadar saat itu juga. Emosi di hati tiba-tiba luruh begitu saja ketika melih

  • THE IMPERIOUS HUSBAND   6. SIAPA DIA

    Beberapa minggu berikutnya ...Aldi segera beranjak dari kursi dan menutup laptop. Laki-laki itu melirik ke arah layar ponsel. Sekilas mata menangkap bayangan jarum jam di dinding, menegaskan bahwa malam sudah mulai larut. Dia kemudian menggeser tombol hijau untuk menjawab.“Ada apa?" bisik Aldi menjawab panggilan itu seraya perlahan menutup kamar agar tidur Reyna tidak terganggu.“Dedek bayi ingin makan gudeg langgananku, Pak," jawab wanita di seberang sana."Kirimkan saja nama dan lokasi warung makannya, nanti aku akan minta jasa ojek online untuk mengantarkan padamu.""Dedek maunya diantar langsung oleh papanya," ucap Nadia pelan.Sesaat Aldi membisu, keinginan itu artinya menyatakan bahwa dia harus langsung bertemu dengan Nadia untuk membawakan apa yang diinginkan calon bayi mereka, Aldi dan Nadia.&ldq

  • THE IMPERIOUS HUSBAND   7. CEMBURU

    “Mas, mengapa ada suara wanita? Siapa dia?” tanya Reyna beberapa saat setelah mereka terdiam, dia menatap Aldi tajam dari layar ponsel meminta penjelasan. Aldi menutupi rasa cemas di wajahnya, pertanyaan dari wanita yang dia cintai selalu saja menyudutkan, membawa tangan kanannya untuk menyeka peluh yang menetes dari kening. “Oh, itu ibu yang jaga rumah dinas di sini. Dia yang akan menyiapkan semua kebutuhanku selama aku di sini. Ya sudah, Sayang, aku makan dulu.” Aldi segera menutup ponsel tanpa menunggu jawaban dari Reyna. “Aku tidak percaya suara itu berasal dari penjaga rumah dinas. Aku tidak tahu entah apa alasan kecurigaanku ini. Hatiku hanya tidak memercayai suamiku saat ini.” Reyna bicara pada diri sendiri. “Aku yakin, suara tadi dari ibu si bayi yang bersama Mas Aldi.” Reyna diam untuk sesaat dan merasakan beratnya hati seorang istri. “Mas, mengapa kau membohongiku?”

  • THE IMPERIOUS HUSBAND   8. PENGAKUAN YANG SALAH

    Aku tidak peduli! Jawab pertanyaanku tadi!" ucap Aldi dengan suara keras. Reyna meringis kecil karena Aldi masih saja tidak melepaskan tangannya. "Kau selalu saja ingin aku mengikuti apa maumu dan aku selalu patuh. Tapi, hanya karena aku makan siang di sini tanpa izinmu, kau semarah ini? Sedangkan kau? Kau pergi ke mana, bersama siapa dan di mana, kau tidak pernah meminta izinku atau hanya sekedar memberi kabar padaku. Kau egois, Mas!" teriak Reyna ikut emosi. "Kau harusnya tahu alasannya." Aldi merasa dia sebagai suami berhak membatasi langkah Reyna. Segala sesuatu yang dikerjakan istrinya harus seizin dia dan sepengetahuan dia sebagai suami. "Aku keluar semua karena kepentingan pekerjaan, untuk apa aku harus izin padamu? Aku tidak wajib memberitahukan apa yang aku lakukan, Reyna," lanjut Aldi sombong penuh keangkuhan. Reyna mengigit bibirnya kesal. Wanita

  • THE IMPERIOUS HUSBAND   9. MALAM YANG DIINGINKAN

    Seorang laki-laki terlihat datang menghampiri Aldi, "Hei, bro! Kenapa kau kacau begini?" tanyanya menepuk pundak Aldi. Aldi menyipitkan matanya seraya menatap pria itu dengan seksama. Akibat efek minuman yang dia minum, membuat pandangan tidak jelas. Berulang kali dia menggelengkan kepala untuk mengamati wajah pria di depannya. "David?" "Iya, Bro. Ini aku," jawab David meyakinkan. Dijawab dengan anggukan oleh Aldi. Kemudian laki-laki itu terkekeh kecil beberapa saat, dia lalu menunjuk ke arah wajah David dengan mata yang telah memerah. "Kau benar, David. Reyna ternyata mencintai laki-laki itu," ucap Aldi lalu menurunkan tangannya kembali ke arah meja. Dia kemudian menundukkan kepala seraya menatap gelas minumannya. David tersenyum penuh arti, "Abi memang laki-laki yang pernah dekat dengan Reyna saat masih kuliah, bahkan mereka se

  • THE IMPERIOUS HUSBAND   10. TAK BISA LEPAS

    Aldi membelalakkan mata menatap Reyna, dia memegang kepala yang masih agak berat. Aldi kemudian mengingat aktifitas intim yang belum lama mereka lakukan. "Kenapa aku ada di sini? Dan kenapa kau masih sudi tidur di kamar yang sama denganku?" tanya Aldi menatap Reyna tajam. Laki-laki itu teringat kembali dengan pengakuan Reyna yang mencintai laki-laki lain. Dan meminta agar mereka berpisah. Aldi menahan geram karena marah. "Kita masih suami istri, Mas. Dan aku harap kau beristirahat. Ini sudah hampir subuh, Mas tadi pulang dalam keadaan mabuk," jelas Reyna. "Kau mengaku mencintai laki-laki lain. Tapi kenapa kau masih bisa bercinta denganku? Apa kau juga sering melakukan itu bersama kekasihmu secara diam-diam? Apa kau sudah tidur dengan laki-laki itu, Reyna! Katakan padaku! Benar dugaanku, bukan? Hah! Murahan sekali," umpat Aldi seraya bangkit dari tempat tidur. Reyna meraba dadanya

Latest chapter

  • THE IMPERIOUS HUSBAND   73. BERTEMU PELAKU

    "Mas Aldi?" tanya Reyna dengan wajah bingung. Abi mengangguk yakin. Dia mengamati reaksi Reyna yang terlihat masih tidak percaya. "Kau tidak percaya?" tanya Abi. Reyna mengangguk, dia yakin Aldi tidak akan mungkin berbuat jahat padanya dan Evan, anak kandungnya sendiri. Abi membuka ponselnya, lalu menekan rekaman suara seseorang. "Jangan sampai Reyna tahu aku yang mengatur semua nya. Pastikan semua tersusun rapi sampai waktunya tiba. Aku punya alasan sendiri untuk melakukan ini," suara Aldi terdengar jelas dari ponsel Abi. "Masih tidak percaya padaku?" tanya Abi pada Reyna yang diam mematung. Sungguh dia tidak mau percaya dengan apa yang dia dengar. Tapi rekaman itu menyatakan Aldi yang seolah-olah mengatur semua nya. Reyna menggeleng sekali lagi. Dia sungguh tidak ingin percaya dengan apa yang dikata

  • THE IMPERIOUS HUSBAND   72. KEJUTAN TAK DINGINKAN

    "Jadi kemana kau akan pergi setelah ini Reyna?" Sosok pria tampan itu maaih menatap Reyna dengan pandangan rumit. Reyna tidak menjawab, dia justru asyik membantu menyuapi Evan. Beberapa saat kemudian wanita itu mendongak menatap pria itu seraya tersenyum. "Aku akan ke suatu tempat yang menbuat Aldi tidak bisa menemukan aku. Bukankah aku sudah menceritakan semuanya padamu tentang masalahku dan alasanku pergi?" Pria itu menghampiri Evan dan membelai puncak kepala bocah itu. Evan melirik tidak suka. "Jangan pegang-pegang kepala, Evan!" protesnya membuat pria itu tertawa. Reyna menggeleng lalu membersihkan mulut Evan setelah menghabiskan suapan nya. Dia mengerti sifat Evan yang tidak bisa cepat akrab pada orang yang baru dia kenal. Untuk itu Reyna heran saat Evan cepat akrab dengan Aldi ketika pertama kali mereka bertemu. Mungkin ikatan anak dan ayah membuat Evan mera

  • THE IMPERIOUS HUSBAND   71. KECURIGAAN ALDI

    Aldi membuka matanya perlahan, dia mengedarkan pandangannya ke seluruh ruangan yang ia tempati. "Tuan, sudah sadar?" Andre yang melihat pergerakan atasan nya segera beranjak dari sofa tempatnya duduk. "Mana Reyna?" Andre terdiam, ada keraguan untuk menjawab pertanyaan Aldi. Pria itu takut Aldi mengambil tindakan yang salah, padahal dia masih harus menjalankan perawatan. "Emm, itu Tuan, Nyonya harus mengunjungi perusahaan nya di luar kota. Ada yang dia harus selesaikan," ucap Andre tanpa berani menatap atasan nya. Aldi mengernyit, diantidka menyangka Reyna pergi di saat dia sedang tidak baik-baik saja. "Kau sudah menemukan sesuatu yang mencurigakan tentang kejadian yang menimpaku ini?" tanya Aldi mengalihkan topik. Andre menyodorkan amplop coklat tertutup pada atasan nya. Dia memperlihatkan kepada Aldi data

  • THE IMPERIOUS HUSBAND   70. KEPUTUSAN REYNA

    "Apalagi ini Tuhan, kenapa cobaan untuk hidupku tidak pernah berhenti?" Reyna menaltap nanar isi tulisan dalam kertas itu. Dia segera meremas kertas itu dan membuangnya ke tempat sampah. Dengan tubuh yang masih gemetar Reyna melangkahkan kakinya mendekati Aldi. Langkahnya gontai seraya menatap Aldi yang saat ini kembali tertidur. Tangannya terangkat dan menyentuh wajah pria itu, setelah itu tangan Reyna mengusap kepala Aldi lembut. "Maafkan aku, Mas. Aku kembali harus menyusahkanmu. Semoga setelah ini semua akan baik-baik saja. Kau harus selalu bahagia, aku tidak ingin ada yang menyakitimu karena aku," bisik Reyna dengan air mata yang menetes. Reyna mengecup kening Aldi lalu bergegas keluar ruangan dengan menarik tas nya. Wanita itu berlari melewati koridor rumah sakit. Dia menuju ke arah pintu gerbang rumah sakit. Reyna menoleh ketika dia merasa ada langkah

  • THE IMPERIOUS HUSBAND   69. KERTAS BERPITA MERAH

    Aldi telah dipindah ke ruang rawat inap setelah selesai melakukan operasi untuk membuang peluru yang bersarang di punggung kiri nya. Menurut dokter yang menangani, jarak peluru tidak terlalu dalam namun, Aldi kehilangan banyak darah. Untuk itu laki-laki itu harus dirawat untuk memulihkan bekas operasi dan kondisinya. Keesokan harinya, kondisi Aldi sudah mulai membaik. Reyna menatap nanar ke arah sosok pria yang sedang terbaring di tempat tidur kamar perawatan. Wanita cantik yang matanya masih terlihat sembab itu menggenggam tangan Aldi. "Mas, beneran tidak apa-apa?" tanya Reyna lembut. Aldi baru saja tersadar dari pengaruh obat bius. Pria itu berusaha tersenyum untuk menenangkan hati Reyna. "Aku tidak apa-apa, tidak perlu cemas, ya," jawab Aldi mengusap punggung tangan Reyna. Reyna memperhatikan pria yang masih terbaring lemah. Dia tahu Aldi belum pulih walau seny

  • THE IMPERIOUS HUSBAND   68. PENEMBAKAN

    Seminggu ini Reyna kembali di teror oleh orang yang sama. Laki-laki bertopi yang acap.kali tiba-tiba hadir entah mengikutinya, atau sekedar lewat di depan kantor nya. Pernah Reyna merasa pria asing itu mondar mandir di depan rumahnya dengan menggunakan sepeda motor. Yang membuat Reyna heran saat Aldi ada di sampingnya atau berada di dekatnya, gangguan teror itu tidak pernah hadir, kecuali saat mereka ada di taman beberapa waktu lalu. Reyna sungguh merasa hidupnya tidak tenang. Beberapa kali dia berpikir akan pergi membawa Evan ke tempat yang lebih aman, tetapi wanita itu memikirkan kandungannya yang tambah besar. "Apakah pergi solusi terbaik untuk kami? apakah akan menjamin keselamatan kami?" Benak Reyna bermonolog. Kegelisahan menyelimuti hati wanita itu untuk mengambil keputusan, namun dia juga tidak ingin membicarakan keinginannya dengan Aldi.

  • THE IMPERIOUS HUSBAND   67. KISS ME AGAIN

    "Apa itu, Bunda?" tanya Aldi pada Reyna. Reyna menaikkan bahunya dan kemudian mengambil sesuatu yang di pegang Evan. Miniatur robot yang tangan nya tidak lengkap. Hilang sebelah. "Evan di kasih om yang tadi, Bunda. Katanya buat Evan main, tapi kata Om nya tangan robot nya harus Evan sembuhkan dulu, karena lepas sebelah. Evan bilang, nanti Evan aja yang bawa ke dokter," ucap bocah itu lucu. Reyna dan Aldi berpandangan. Mereka menerka-nerka maksud pria bertopi tadi. "Evan tidak apa-apa kan,Nak? Om tadi tidak menyakiti Evan?" Bocah tampan itu menggeleng seraya melingkarkan tangan nya di leher Aldi. Dia tidak mengerti jika kedua orang tua nya sangat cemas pada nya. Keduanya terlihat lega. Reyna mencium pipi Evan dengan rasa syukur dan lega yang luar biasa. Kecemasan masih terlihat di wajahnya tapi wanita itu sudah bisa tersenyum sera

  • THE IMPERIOUS HUSBAND   66. PRIA BERTOPI

    "Daddy, Evan mau ke taman," pinta bocah kecil memeluk kaki Aldi dengan wajah membujuk. Aldi menunduk memperhatikan tatapan Evan, mengelus puncak kepala bocah itu dengan penuh kasih. "Evan mau ke taman sama Daddy?" Aldi balik bertanya. Evan mengangguk penuh harap. Membiarkan Aldi memainkan pipi gembul nya. "Bunda gimana dong? Tega neinggalin bundanya di rumah?" "Bunda mau kok, tadi bunda bilang ke Evan, asal Daddy nemenin, bunda pasti ikut." Aldi tersenyum lalu menggendong Evan dan memeluknya erat. Hatinya bahagia, momen untuk bersama putranya dan Reyna tidak akan di sia-siakan. "Yuk, ganti baju dulu ya, Tuan muda," ajak Aldi menemani Evan ke kamarnya. Aldi tidak bisa melepaskan pandangan nya pada wanita cantik di depan nya. Wali pun perut wanita itu sudah terlihat membuncit, namun kec

  • THE IMPERIOUS HUSBAND   65. AKU RINDU

    Hari ini akhir pekan, Aldi tidak ingin menyia-nyiakan waktu untuk bersama putranya dan Reyna. Namun kesehatan Reyna masih belum pulih. Beda dengan Evan yang sekarang sudah mulai bermain kembali. Aldi mengetuk kamar Reyna lalu membukanya perlahan saat suara Reyna mempersilahkan dia masuk. Aldi menghampiri Reyna lalu meraba kening wanita itu. "Udah minum obat?" tanya Aldi. Reyna menggeleng. Wajahnya masih terlihat pucat. Akibat teror yang dia alami membuatnya malas makan dan stress, untuk itu dokter Mario menyuruh Reyna untuk bedrest, apalagi kehamilannya masih masuk tri semester pertama. "Pasti belum sarapan? Kau harus makan dulu sebelum minum obat." Reyna kembali menggeleng lemah. Entah kenapa dia tidak nafsu makan. Tubuh nya masih terasa lemah. Aldi keluar kamar sebentar lalu masuk k

DMCA.com Protection Status