Home / Fantasi / THE CURSED MIKO (INDONESIA) / 04. Rasa Kehilangan Yang Masih Membekas

Share

04. Rasa Kehilangan Yang Masih Membekas

last update Last Updated: 2020-08-03 11:39:05

    "Ibu, kak Yuuto mana?" Rin kecil yang telah kembali dari rumah sakit setelah dirawat selama satu minggu di sana, terlihat sedang mencari-cari keberadaan sang kakak di rumahnya yang besar. Seluruh penjuru rumah sudah gadis itu jelajahi, tetapi tak kunjung ia temukan keberadaan sang kakak di tempat itu. Ada di manakah kakaknya Yuuto berada?

"Bu, Kakak ada di mana? Rin rindu sekali dengannya, Kakak sama sekali tidak pernah menjenguk Rin selama Rin dirawat di rumah sakit. Padahal Kakak sudah janji .... Tapi, mengapa kakak sekarang tidak mau menemui Rin?" tanya gadis kecil itu lagi kepada kedua orang tuanya. 

    "Padahal Rin 'kan sudah sangat merindukannya! Apa Kak Yuuto sedang pergi ke rumah temannya, ya?" Gadis itu menggumam pelan di akhir. Wajahnya tampak kebingungan.

Hideki dan Kaede, orang tua dari gadis kecil itu, tampaknya sudah menduga bahwa hal ini akan terjadi, cepat atau lambat. Di mana anak perempuan mereka akan menanyakan keberadaan Yuuto, sang kakak, tetapi bagaimana cara mereka menyampaikannya dengan benar?

Mereka harus mengungkapkan kebenarannya bahwa Yuuto sudah menghilang sejak gadis itu dirawat di rumah sakit, dan hingga kini keberadaannya masih belum ditemukan. Tidak mungkin mereka menyembunyikan sesuatu apalagi yang sangat penting seperti ini dari putri kecil kesayangan mereka. Gadis pewaris Akibara itu harus tahu kenyataan yang sebenarnya.

Bibir Hideki terbuka sedikit, lelaki itu hendak menjawab pertanyaan anak perempuannya, tetapi lidahnya mendadak kelu. Sedangkan Rin harus mengetahui semuanya tanpa terkecuali. Di lain pihak, Kaede tampak ingin menjelaskannya kepada sang anak, tetapi rasanya begitu berat.

Sepasang suami istri itu dilema, antara ingin memberitahukan atau menyembunyikan kebenarannya dari gadis mungil yang sekarang sedang menatap mereka dengan ekspresinya yang begitu lugu. 

Rin kecil merasa ada yang aneh dengan sikap kedua orang tuanya, tak biasanya mereka diam membisu. Gadis berambut hitam sebatas pundak lantas menatap sepasang suami istri Akibara lekat-lekat. Meski begitu, ada rasa sakit yang tiba-tiba saja ia rasakan. Dadanya mendadak terasa sesak, seolah ada sebuah batu yang teramat besar sedang menindihinya, menyebabkan gadis itu kesulitan bernapas.

Menurut sang nenek, dada terasa sedikit sakit dsn sesak secara tiba-tiba itu merupakan sebuah pertanda. Itu semua adalah tanda awal dari awal luka yang akan terus membekas di dalam hatinya. Firasatnya langsung memburuk.

Kaede berusaha memantapkan hati, ia harus memberitahukan Rin hal yang terjadi sebenarnya. "Yuuto—"

"Kakak kenapa, Bu?" potong Rin cepat, perasaan anak itu berkecamuk, ada rasa yang seolah mendorong Rin untuk menangis kencang, tetapi Rin tidak tahu apa itu. Perasaannya masih sesak seperti sebelumnya. "Bu, Kakak di mana?" desak Rin lagi.

"Yuuto ... hilang, Rin," ucap Kaede dengan lirih. Gurat kesedihan terlukis di wajah ayunya. "Kakakmu Yuuto sudah menghilang sejak ... kau dirawat di rumah sakit, seminggu yang lalu."

Air mata Rin seketika jatuh menetes. "A-apa?" gumamnya terdengar begitu pelan. Kakaknya ... hilang, benarkah? Bagaimana bisa hal itu terjadi kepadanya? Apa ibunya sedang bercanda saat ini? Rin tampak kebingungan dengan berbagai pertanyaan yang mendadak muncul di pikirannya. 

Kaede menoleh ke arah sang suami, keduanya bertatapan cukup lama. Sungguh, ia merasa tak sanggup jika harus melihat ekspresi pilu hadir di wajah putrinya, tetapi kebenaran haruslah mereka ungkap. "Kakakmu hilang, Nak," ucapnya tak kalah sedih dan merasa kehilangan. "Kami kehilangan kakakmu sejak satu minggu yang lalu."

Rin merasa ada yang salah dengan ibunya. Ia menatap sang ibu tak percaya, gadis itu lalu berlari menerjang sang ayah, lantas mengguncang lengan Hideki dengan kuat ketika menyadari ekspresi yang ibunya tunjukkan. Ekspresi serius, tetapi sendu. "Katakan pada Rin! Ibu sedang bercanda kan, Yah?" desaknya pada Hideki. "Tidak mungkin kan kakak hilang begitu saja!?"

Rin menatap kedua orang tuanya dengan tatapan tidak percaya. Ia berharap orang tuanya sedang berbohong kepadanya saat ini. "Benar begitu, kan?" tanyanya lirih. "Ka-kalian sedang mengerjai Rin, kan?"

"Ka-kalian pasti saat ini sedang menyiapkan kejutan untuk Rin dan kakak akan datang secara tiba-tiba untuk mengejutkan Rin. Benar begitu kan, Ayah, Ibu?"

Air mata Rin kembali mengalir dengan deras. Ia terus bertanya kepada kedua orang tuanya, mendesak mereka untuk mengatakan hal yang sebenarnya sedang terjadi di rumah mereka, memastikan semua yang ia dengar hanyalah sebuah kebohongan semata. Tak mungkin kakaknya pergi begitu saja, tanpa memberitahukannya. Itu mustahil. 

"Kak Yuuto tidak mungkin meninggalkan Rin, kan ... Kak Yuuto sudah janji," bisik gadis kecil itu sambil terisak pelan. Mustahil Yuuto pergi dan meninggalkannya begitu saja. Gadis kecil itu lalu mengusap wajahnya yang basah, kemudian berujar dengan sendu, "Kakak pasti pulang, 'kan? Ayah? Ibu? Kak Yuuto nanti pulang, 'kan?"

Air mata Rin menetes sekali lagi, ia terisak pelan setiap mengingat kejadian itu, hatinya hancur, baik dulu maupun sekarang. Kakaknya pergi meninggalkannya, dan tak ada seorang pun yang berniat mencari anak laki-laki itu ke seluruh penjuru dunia. Orang tuanya tak terlalu peduli dengan hal itu, mereka tak mengerahkan banyak orang untuk mencari Yuuto.

Di balik kisah menghilangnya sang kakak, Rin sempat mendengar sebuah kisah yang diceritakan oleh salah seorang keluarga mereka yang mempunyai kekuatan melihat sesuatu yang tidak bisa dilihat oleh mata biasa. Bibi dari pihak sang ayah mengatakan, bahwa Yuuto hilang dan masuk ke dalam hutan terlarang.

Rin yang sudah dewasa saat itu pun tahu jika sang kakak telah diculik oleh siluman yang berasal dari hutan terlarang yang terhubung dengan dunia lain, karena seperti itulah desas-desus yang ada di hutan angker tersebut.

Pantas saja ... kakaknya tidak bisa ditemukan. Walau mereka sudah mencari sebisa mungkin dengan orang-orang yang dikerahkan sekadarnya saja oleh kedua orang tua gadis itu, tetapi tetap saja tak membuahkan hasil. Ternyata sang kakak menghilang ke dunia yang tak bisa Rin gapai begitu saja. Sungguh menyedihkan, selamanya ia tidak akan pernah bertemu dengan kakaknya lagi.

~•~•~

Sehari setelah ulang tahun Rin, gadis yang telah menghabiskan seharian waktunya untuk sekadar beribadat itu ternyata sudah ditunggu oleh sang ibu di depan pintu keluar kuil utama.

Wanita anggun ibu dari dua anak tersebut terlihat begitu tegang, jantungnya berdetak sangat cepat. Tangannya tak henti-hentinya meremas benda peninggalan yang seolah mempunyai kehendak atas dirinya sendiri.

Ya, benar. Bandul yang terpasang di rantai kalung yang saat ini sedang Kaede genggam memiliki kekuatan magis yang tak bisa dijelaskan dengan akal seorang manusia biasa. Tak ada seorang pun yang bisa menghancurkan pemberat rantai dengan bentuk yang aneh itu. Apalagi bandul tersebut bisa kembali dengan sendirinya kepada keturunan selanjutnya dari keluarga Akibara.

Seolah-olah, benda tersebut tahu bahwa ia begitu penting untuk kelangsungan hidup keluarga Akibara ke depannya. Maka dari itu, setiap keturunan dari generasi modern akan menjaganya sebaik mungkin. Tak menampik benda misterius yang amat diagungkan oleh para anggota keluarga zaman dulu.

Kaede memantapkan hati. Daripada putrinya menghilang secara tiba-tiba dari pandangan dan menimbulkan kesedihan di hatinya, maka dari itu ialah yang harus melakukan semua ini sendirian.

Jika ingin semua yang dilakukan lancar dan baik-baik saja, maka harus membuat sedikit pengorbanan. Untuk itu, Kaede kembali menarik napas panjang sebelum memasuki kuil utama keluarganya.

Gadis berpakaian pendeta wanita dengan celana lipit merah itu tampak kebingungan begitu melihat sang ibu melangkah masuk ke dalam kuil dengan langkah mantap. Lalu wanita anggun tersebut duduk bersila di tengah-tengah ruangan kuil bercat warna emas. Seolah mencari tempat yang sangat luas.

Rin memiringkan kepalanya begitu melihat sang ibu duduk sendirian dengan posisi tubuh yang tegang. Sebenarnya, apa yang sedang terjadi dengan sang ibu? Tampaknya ada yang ingin ibunya lakukan di tempat itu, tetapi Rin tidak tahu apa itu.

Kaede lalu menatap datar putrinya yang masih berdiri mematung di dekat pintu seraya memandanginya dengan tatapan bingung. Kaede tahu, cepat atau lambat Rin akan mengalami semua ini. Wanita yang masih tampak muda itu lantas berucap kepadanya, "Rin, kemarilah."

    Gadis berparas lugu tanpa polesan di wajah kecilnya, berjalan menghampiri Kaede, sang ibu yang memanggilnya dengan suara lembut. Rambut hitam sepinggangnya dikucir menggunakan pita putih panjang yang menyimbolkan kesucian yang telah dipercaya oleh orang-orang sejak dulu kala.

    Rin duduk dengan sopan di depan sang ibu. Gadis bermata bulat menatap wajah Kaede yang terlihat sedang memejamkan kedua matanya.

    "Kemarin ... kau berulang tahun yang keberapa, Rin?" tanya Kaede dengan suara yang berat, tidak seperti suara yang biasa ia tunjukkan kepada anak gadisnya.

    Ekspresi serius yang jarang tampak di wajah wanita yang telah melahirkannya, membuat Rin berdebar takut. Ia menjawab dengan suara pelan, "18 tahun, Bu ...." Rin meneguk saliva dengan hati-hati, suasana di sekitarnya terasa aneh. 

    Secara tiba-tiba, Kaede mencengkeram pundaknya dengan sangat kuat, hingga membuat gadis bersifat periang itu meringis pelan karena ulahnya. Sorot tajam dari mata sang ibu, mendatangkan perasaan gelisah bagi Rin yang kesehariannya ia habiskan untuk menjaga kuil keluarga mereka, karena itulah salah satu tugasnya sebagai miko.

    Apa yang terjadi kepada ibunya? Rin benar-benar merasa kalut. Tidak biasanya sang ibu bersikap seperti ini.

    "Waktunya sudah tiba," ucap Kaede lagi, secara tiba-tiba.

Rin mengernyitkan kening. Tak mengerti apa yang dimaksud oleh sang ibu. "Apa?" tanyanya dengan suara pelan. Gadis itu mengedipkan kedua matanya beberapa kali dengan ekspresi lugu.

Hening terjadi selama beberapa saat di antara ibu dan anak yang sedang memikirkan hal lain. Rin mencengkeram lututnya dan meremasnya perlahan. Mengapa ibunya lama sekali?

    Kaede yang diam sedari tadi, tiba-tiba saja mengeluarkan sebuah kalung dengan bandul berupa bulan sabit yang dikelilingi oleh dua buah titik hitam. Wanita itu lalu memasangkannya dengan cepat kepada Rin yang sedang dilanda kebingungan.

    "Ibu, untuk apa kalung ini?" tanya sang gadis beriris mata berwarna hitam. Rin pandangi kalung dengan bentuk aneh tersebut, ia tidak terlalu suka dengan modelnya. "Ibu, apa ini hadiah untuk Rin?"

    "Tidak, Rin, tapi dengarkan ini baik-baik," ucap Kaede seraya memejamkan mata. Ini jelas adalah keputusan yang sangat sulit. Ia lalu kembali berucap setelah ada jeda di antara mereka, "Maafkan kami semua. Sekarang, kau bukan bagian dari keluarga ini lagi."

    Rin terbelalak di tempat duduknya. Apakah sang ibu ... saat ini sedang mengerjainya? Bukankah ini hari ulang tahunnya dan bisa saja ini merupakan sebuah kejutan dari keluarganya, benar, 'kan?

    "Kau, kami korbankan untuk memenuhi permintaan iblis yang telah mengutuk keluarga Akibara antar generasi secara turun temurun sejak ratusan tahun silam."

    "Kau tidak akan pernah bisa kembali. Kau tidak akan pernah bisa melepaskan diri."

    "Mulai sekarang, kau bagian dari kegelapan."

    Kaede yang masih memejamkan mata, lantas membuat gerakan memutar kedua tangannya searah jarum jam, dua jari di tangan kanannya terlihat seperti sedang membentuk sebuah segel. Mulutnya terus melafalkan mantra kuno keluarga Akibara yang akan mengirimkan Rin ke dunia lain, untuk menjadi budak Sang Iblis Monyet.

    Selama beberapa saat ia pertahankan posisi itu, hingga kemudian kedua matanya terbuka seiring dengan timbulnya sebuah segel lingkaran di lantai rumah.

    Tepat di mana Rin duduk dengan perasaan takut.

    Secara tiba-tiba, tubuh Rin diselimuti oleh cahaya terang benderang yang begitu menyilaukan mata. Perlahan, tubuhnya terlihat memudar, keberadaannya menghilang secara perlahan.

    "Ti-tidak! JANGAN, BU!" raung gadis itu dengan suara kencang. Air mata Rin tumpah begitu saja.

    "AKU INGIN BERSAMA KALIAN!"

    Rin terus berteriak, memohon belas kasihan dari sang ibu. "Bu! Jangan korbankan Rin, Bu!" teriaknya sambil berderai air mata.

    Kaede mengabaikan teriakan sang anak. Ini semua demi kelangsungan hidup keluarga mereka juga.

    Meski tubuh Rin memudar dan hampir lenyap, sayup-sayup masih terdengar suara sang gadis yang meminta pertolongan. "SIAPA PUN! TOLONG AKU!"

Related chapters

  • THE CURSED MIKO (INDONESIA)   05. Iblis Perusak, Sang Kelelawar Hitam

    Kyeo mempercepat larinya. Tak peduli apa pun yang bisa ia lakukan, ia harus berlari untuk menyelamatkan hidupnya yang teramat berharga.Orang-orang yang kini mengejarnya ingin menangkap dan menghukumnya atas kejahatan yang telah dilakukannya selama ini. Mereka hendak mengirimnya kembali ke tempat asalnya, ke Dunia Kematian, tempat para pendosa harus kembali dan berdiam diri.Kyeo tak mau itu terjadi, ia lebih suka di sini. Dunia yang ia tempati kini adalah surga yang nyata baginya.Kyeo cukup beruntung berada di dunia manusia. Tempat di mana ia bebas melakukan pembantaian dan memberi orang-orang menyedihkan itu pelajaran. Beruntung bagi iblis sepertinya, ada banyak sekali manusia bodoh yang memanggilnya ke dunia mereka, tetapi pada akhirnya, iblis itu akan membunuh mereka semua.Tak ada yang bisa menampik kelicikan yang dimiliki sesosok iblis, meski mereka telah berjanji akan tunduk kepada perintah sang pemanggil, tetapi nyatanya adalah sebaliknya. Kematianlah yang akan mereka dapatkan

    Last Updated : 2020-08-03
  • THE CURSED MIKO (INDONESIA)   06. Penghargaan Terhadap Sang Miko

    Kaisar Tachibana merasa apa yang disampaikan oleh komandan pasukan pengawal miliknya itu terdengar aneh. Kyeo berkata seperti itu? Untuk apa iblis kejam mengutarakan apa yang ia rasakan? Bukankah iblis tak punya perasaan? Tanggapan seperti apa yang ingin Kyeo utarakan kepadanya selaku penguasa negeri? Sungguh, sang kaisar negeri Awan itu tak mengerti maksudnya.Tidak ada satu pun makhluk yang mampu membuat sang iblis kelelawar menghargai nyawa manusia. Ia akan leluasa membunuh, menghancurkan atau melenyapkan makhluk hidup bernama manusia, karena baginya nyawa mereka itu sangatlah rapuh dan iblis tidak menyukai kerapuhan. Mereka juga sangat tidak menyukai kelemahan yang identik dengan umat manusia.Tak beberapa lama kemudian, rombongan para pengawal yang datang membawa kurungan tempat Kyeo dikurung pun tiba di hadapan Kaisar Tachibana. Sang iblis diletakkan di depan umum, karena ada banyak warga yang meminta untuk melihat wujud Kyeo secara langsung.Tanpa disangka-sangka, suara teriaka

    Last Updated : 2020-08-03
  • THE CURSED MIKO (INDONESIA)   07. Petualangan Akibara Yuuto

    "Hyaahh! Huf, huf!!"Seorang pemuda berambut ikal tampak sedang berlatih dengan sebuah batang pohon yang berdiri tegak di depannya. Setiap kali dia bergerak menyerang pohon tersebut, rambut panjangnya akan bergoyang mengikuti gerak tubuhnya. Surai hitamnya tampak lembut dan lebat. Di batang pohon tersebut terdapat beberapa tongkat yang difungsikannya sebagai alat untuk berlatih pukulan. Seolah tongkat-tongkat itu adalah tangan dari musuh yang harus dihadapi. Sang pemuda terus memukul tongkat-tongkat tersebut secara berkala menggunakan kedua tangannya, seolah-olah sedang berlatih tanding dengan seseorang. Dia adalah Yuuto, pemuda yang sebelas tahun silam menghilang dari muka bumi dan masuk ke dunia lain karena dibawa oleh sesosok siluman berwajah buruk rupa. Dia adalah anak laki-laki keturunan keluarga kuil Akibara yang terkenal sangat baik hati dan juga penyayang terhadap sesama. Sudah lama sekali semenjak pemuda itu meninggalkan rumah, lebih tepatnya diculik dari dunianya yang seben

    Last Updated : 2020-08-06
  • THE CURSED MIKO (INDONESIA)   08. Takdir Hidup Gadis Akibara

    Yuuto tersenyum samar, ingatan tentang pertemuan pertamanya dengan sang guru tiba-tiba muncul ke permukaan. Ia yang dulu adalah seorang anak kecil yang suka bersembunyi dari kejaran siluman, kini telah tumbuh menjadi seorang pemuda yang memiliki kekuatan.Yuuto kini telah dewasa, ia sudah berhasil menguasai berbagai kemampuan dasar dan bela diri dari sang guru.Tak sia-sia pelatihan yang diberikan oleh Hiroshi—sang kakek tua yang ia temui belasan tahun silam. Selama bertahun-tahun lamanya, lelaki tua itu mengajari pemuda dengan gaya rambut panjangnya yang tidak rapi, si Yuuto, berbagai jurus bela diri dan lain sebagainya.Yuuto selalu ingat dengan pesan yang disampaikan oleh sang guru, bahwa untuk hidup di dunia yang keras haruslah memiliki tekad yang besar. Ia merasa hal itu ada benarnya. Yuuto membutuhkan kekuatan.Selain mempelajari ilmu kehidupan dengan sang guru, Yuuto juga belajar dari para biksu yang ia temui di setiap perjalanan spiritualnya. Kadang-kadang, pemuda itu akan ikut

    Last Updated : 2020-08-09
  • THE CURSED MIKO (INDONESIA)   09. Dendam Sang Iblis Kelelawar

    Di sebuah dimensi yang bersebelahan dengan Dunia Bawah, tepatnya di dunia di mana para manusia bumi tinggal, bermukim dan melahirkan keturunan. Ada sebuah daerah di mana di sana terdapat sebuah kuil kecil yang merupakan milik keluarga Akibara. Ada sesosok makhluk tampan yang sedang berusaha keras mengalirkan kekuatan penyembuhan ke bagian perut dan tangannya yang sedang terluka parah, dan ia hanya seorang diri saat berada dalam kurungan tersebut.Tak ada seorang pun yang pernah menjenguknya. Sama sekali tak pernah ada yang berusaha menyelamatkan sang iblis kelelawar dari tempat terkutuk itu!Sialan, Kyeo dilanda amarah sekarang. Tempat tinggalnya berada jauh dari sentuhan tangan manusia. Kuil tempatnya tersegel pun tak pernah sekalipun didekati, apalagi dibuka oleh orang-orang yang penasaran dengan isinya.Tak pernah ada seorang pun manusia yang berani melakukannya. Mereka semua terlalu takut mendekati kandang milik sang iblis kelelawar bermata kuning keemasan. Mereka takut iblis itu

    Last Updated : 2020-08-13
  • THE CURSED MIKO (INDONESIA)   10. Mimpi Menyebalkan

    "Ck, menyedihkan," komentar Kyeo sesaat setelah mangsa keduanya mati. Ia lalu mengendus bau amis dari darah segar yang memenuhi tangan kanannya dengan perasaan senang. Puas lebih tepatnya, karena sudah berhasil membunuh.Bau amis darah selalu dapat memikatnya, tak peduli sejauh apa sumber darah tersebut, Kyeo akan tetap mendatanginya selagi tak ada halangan. Sang iblis kelelawar akan tetap datang dengan senang hati ketika menghampiri setiap mangsa yang kurang beruntung bertemu dengannya hari itu, dan mereka akan berakhir sebagai mainan dari sang iblis yang kejam.Lihat? Betapa baiknya sang iblis hingga menjemput kematian para korbannya dengan tangannya sendiri. Jadi, mereka tak perlu bersusah-susah menanyakan perihal kematian mereka yang tidak pasti itu.Kyeo merasa bangga karena sudah mengantarkan manusia-manusia itu ke alam kematian. Sang iblis kelelawar merasa, ia bagaikan seorang dewa kematian, tetapi dengan caranya sendiri dan itu benar-benar menyenangkan.Iblis dengan wujud manus

    Last Updated : 2020-08-16
  • THE CURSED MIKO (INDONESIA)   11. Tanda Untuk Kembali Pulang

    Yuuto yang baru saja selesai latihan bersama sang guru, berjalan pelan menuju sebuah pohon yang tampak rindang. Cuaca yang cukup terik membuatnya sedikit merasakan gerah. Walaupun ia sudah memakai yukata tipis berwarna gelap, tetapi tetap saja panas mengenai kulit sawo matang sang pemuda.Pemuda itu ingin berteduh sebentar sebelum kembali berlatih lagi bersama Hiroshi.Langkah laki-laki dewasa itu terlihat melambat ketika ia mendengar suara derap langkah kaki seseorang yang mengarah padanya dengan sangat cepat. Sebelum sempat berbalik badan sepenuhnya, Yuuto telah diterjang oleh seseorang dari belakang."Kakak!" teriak orang itu penuh semangat. Suaranya terdengar seperti seorang perempuan muda yang begitu ceria. Manis dan menyenangkan. Yuuto tertegun di tempat saat seorang remaja perempuan melompat ke arahnya secara tiba-tiba dan memeluknya dengan sangat erat. Helaian rambut hitam panjangnya mengingatkan Yuuto terhadap sang adik. Belum lagi dengan sang gadis yang memanggilnya kakak ta

    Last Updated : 2020-09-07
  • THE CURSED MIKO (INDONESIA)   12. Kenyataan Selalu Saja Menyakitkan

    Di sebuah rumah yang luarnya cukup megah, meski telah berusia tua, terlihat beberapa orang sedang berkumpul di ruang tamu keluarga. Mereka adalah sepasang suami istri dari keluarga Akibara. Keduanya tengah membicarakan sesuatu dengan serius, ketegangan tampak di wajah wanita yang memiliki tanda lahir di pipi kanannya yang hanya dimiliki oleh anggota keluarga Akibara saja. Meski setiap keturunan memiliki tanda lahir di tempat yang berbeda-beda. Simbol itu begitu unik, tetapi sangat cocok untuk para anggota keluarga Akibara yang terpandang sebagai keluarga kuil di kotanya. "Bagaimana nasib keluarga kita di masa depan? Kita sudah tidak punya keturunan lagi untuk melanjutkan persembahan itu!" Sang wanita mulai mengeluarkan argumennya. Wajahnya memerah, terlihat jelas sedang memendam perasaan yang terus berkecamuk di dalam dada. Kaede marah, sangat marah. Dia juga merasa sedih, kecewa dan perasaan mencolok lainnya tengah bercampur aduk di hatinya saat ini. "Kaede, tenanglah. Pasti a

    Last Updated : 2020-09-10

Latest chapter

  • THE CURSED MIKO (INDONESIA)   Epilog

    Bertemu karena takdir dan berpisah pula karena takdir yang pilu.Tak ada seorang pun yang tahu jika cinta yang datang ke hati akan memberikan kebahagiaan ataukah luka. Pun dengan apa yang dirasakan oleh seorang gadis bernama Akibara Rin, gadis manusia yang dikutuk oleh iblis jahat dan harus menjalani kehidupannya di dunia lain, demi mencari kekuatan untuk mengalahkan sang iblis yang telah mengutuk keluarganya sejak beberapa generasi selama 500 tahun lamanya.Rin yang mencari kekuatan pun dipertemukan dengan Kyeo, iblis kelelawar yang disegel kekuatannya di dalam kuil keluarga Akibara. Rin membebaskan Kyeo dengan syarat sang iblis akan membantunya mengalahkan Yamasuke, iblis pengutuk sekaligus pimpinan di kerajaan iblis. Kyeo yang merupakan seorang pangeran iblis yang telah lama disegel pun menerima tawaran tersebut dan mereka berdua pun membubuhkan tanda tangan mereka di atas kertas magis menggunakan darah mereka sendiri.Mereka meninggalkan sedikit kekuatan mer

  • THE CURSED MIKO (INDONESIA)   73. Akhir Segalanya

    Kesulitan manusia adalah menentukan sendiri akhir dari cerita kehidupannya.🍃🍃🍃Suasana kerajaan iblis tampak lengang semenjak matinya Yamasuke, pemimpin para pangeran iblis Dunia Kematian yang zalim.Penghuni di kerajaan iblis itu sekarang hanya Akashita-iblis berlidah merah, Bake Neko-iblis kucing berwajah datar, dan Nekomata-iblis peniru dan pengendali yang sedang pergi berkelana ke dunia lain. Akashita mendengkus berulang kali, tak henti-hentinya merasa kesal. Semenjak matinya Yamasuke dan Kyeo, tak ada kegiatan yang bisa ia lakukan di Dunia Kematian.Biasanya ia akan bermain-main dengan para roh wanita. Namun, kerajaan yang semula ramai oleh para roh Akibara itu kini senyap.Iblis bermata besar, menjilat bibirnya girang ketika melihat kedatangan salah satu pangeran Dunia Kematian lainnya. Ia buru-buru menghampiri, "Bake Neko! Ke mana saja kau ini?!"Siluman kucing berwarna putih memasang wajah datar. Namun, sesaat kemudian ia menyeri

  • THE CURSED MIKO (INDONESIA)   72. Air Mata Kesedihan

    "Aku tak menyangka akan menikah denganmu, Kyeo." Rin memilin rambut sehalus sutra miliknya. Ia kembali menerawang ke ingatannya selama kurang dari 100 hari ini.Kyeo mendengkus mendengar penuturan wanita dalam dekapannya, seperti ada kesan wanita itu tidak senang dinikahi olehnya. "Kenapa? Kau akhirnya menyesal juga? Cih, pergi sana!" sungut Kyeo mencebik.Rin tertawa terbahak-bahak, lucu melihat suaminya terpancing. Padahal ia mengatakan itu justru karena bersyukur bisa hidup bersama dengan orang yang ia cintai."Kau ini memang kelinci ya, Kyeo." Rin mengecup singkat pipi suaminya.Sepasang suami-istri itu tampak berbahagia setelah pernikahan mereka yang baru seumur jagung. Semua beban terlupakan begitu saja, termasuk perjanjian darah yang pernah mereka lakukan sebelumnya.Mereka melupakan inti dari perjanjian darah tersebut, meski melupakannya sekalipun, perjanjian akan tetap berjalan, berikut dengan konsekuensi di dalamnya.Syarat perjanj

  • THE CURSED MIKO (INDONESIA)   71. Aku Mencintaimu

    Rin berada dalam situasi di mana ia harus menyembuhkan Kyeo yang tak sadarkan diri. Tetapi, tidak seperti sebelumnya, kali ini ia mampu menyembuhkan Kyeo dan mengobati luka pemuda itu hingga benar-benar pulih.Semua berkat bantuan Kimiko—roh orang yang tidak disangka akan membantunya. Nenek moyang Akibara yang dengan baik hati menolong mereka di saat keadaan sudah sangat genting.Rin tidak bisa membayangkan jika saat itu roh Kimiko tidak muncul untuk membantu mereka, entah akan seperti apa nasib mereka nantinya.***"Kyeo!" Rin langsung memeluk Kyeo erat begitu iblis itu bangun. Yuuto hanya tersenyum menyaksikan kedekatan keduanya."Yamasuke berhasil dikalahkan, Kyeo."Laki-laki itu terperanjat, sepasang mata dengan iris kuningnya membola, semudah itukah Yamasuke tiada?"Benarkah?"Rin mengangguk mantap sebagai jawaban. "Aku ditolong oleh roh generasi Akibara sebelumnya, bahkan Kimiko-sama langsung turun menangani sang ib

  • THE CURSED MIKO (INDONESIA)   70. Membalas Dendam!

    "Jigoku no honō!"Gadis itu menyemburkan jurus api andalannya ke arah sang iblis monyet yang dengan mudahnya menerima dan memadamkan api tersebut dengan tangan, hingga Rin tercengang."Ha! Jadi, kau berusaha melalapku dengan api yang telah menciptakan tubuh bajaku? Menggelikan!" Yamasuke tertawa mengejek, membuat Kyeo dan Rin sama-sama menggeram dengan hati yang dongkol.Kyeo merasa bersalah. Kekuatan gadis itu telah kembali seperti sedia kala saat dia belum memberikan kekuatannya. Tidak ada lagi kekuatan iblis di tubuh sang gadis, api hitam yang melegenda itu pun sudah tiada. Kyeo mendecih.Rin terlihat waspada, cemas jika Yamasuke tiba-tiba saja menyerangnya di saat ia tengah memikirkan strategi.Perasaan gamang mulai menyelimutinya. Padahal, ketika melihat sosok sang iblis monyet tadi, gadis itu tidak merasa takut sama sekali. Tetapi, setelah melihat serangannya dipatahkan begitu saja, membuat Rin kalut.Jika iblis itu tidak bisa diserang

  • THE CURSED MIKO (INDONESIA)   69. Iblis Terkutuk : Yamasuke!

    Rin memandangi Kyeo dengan mata sembap. Sepanjang cerita, gadis itu menangis tak kenal henti, membuat siapa pun yang melihat akan lebih iba dengannya. Kyeo yang telah menyelesaikan kisahnya hanya tersenyum simpul melihat Rin menangis sesenggukan.Dia melewatkan bagian perjanjian dari ceritanya yang cukup singkat. Dia tak ingin Rin mengetahui perihal perjanjian yang akan membunuhnya cepat atau lambat.Kyeo juga tidak ingin mendengar komentar apa pun dari sang gadis tentang ajal yang akan menjemputnya. Apakah gadis itu akan menangisi kepergiannya seperti ketika dia menangis mendengar kisah hidup seorang Kyeosuke?Iblis itu ragu."Kakak yang jahat." Kyeo menatap kedua mata Rin yang basah. Kata-kata yang terlontar dari bibir mungilnya membuat Kyeo mengiyakan dalam hati."Dia sering menuduh, dan membuat semua buktinya mengarah padaku. Daichi itu sangat licik. Untungnya, hari itu aku mendapatinya sedang bermesraan dengan seorang gadis," Kyeo berucap deng

  • THE CURSED MIKO (INDONESIA)   68. Masa Lalu Kyeo

    "Seharusnya tidak usah dikembalikan, kau jadi lemah tanpa kekuatan itu."Rin memutar bola mata gemas, Kyeo sudah membahas hal ini beberapa kali. "Aku tidak masalah kehilangan kekuatan, asal tidak kehilangan seseorang yang berarti," Rin menjawab jujur.Kyeo menepuk kepala Rin pelan, "Baiklah, kau cukup pintar sekarang."Keduanya memutuskan untuk pulang ke desa. Namun, lagi-lagi Kyeo terlihat sedang memikirkan sesuatu sehingga mengabaikan gadis yang sedang bersamanya. Rin menghela napas gusar."Rin," panggil Kyeo tiba-tiba. Rin mendongak, mendapati wajah sedih laki-laki itu, "Ada apa?""Kau tahu, Rin? Kau adalah satu-satunya manusia yang mencoba untuk melindungiku. Sementara manusia lain selalu berdiri di belakangku." Ada nada getir yang terucap dari bibirnya. Namun, tetap diucapkannya pada Rin."Bahkan, dulu ketika aku masih menjadi manusia sekalipun, sama sekali tak ada yang pernah menolongku."Rin terperanjat, mundur seketika. "Manus

  • THE CURSED MIKO (INDONESIA)   67. Suara Rin

    Butuh beberapa orang untuk membuatmu menderita, tetapi kamu cukup membutuhkan satu orang agar membuatmu bahagia.🥀🥀🥀Rin mendekap Kyeo erat, air matanya mengalir dengan deras. Ia menangis sesenggukan saat merasakan tubuh dalam pelukannya dingin bak es. Isak tangisnya pecah. "Bangun, Kyeo. Kumohon, buka matamu," pintanya lirih.Gadis itu tidak bisa menunggu lebih lama lagi hingga mata terpejam itu terbuka lebar. Akan sangat menyakitkan baginya jika terlambat membawa Kyeo. Rin mengusap wajahnya kasar. Dia harus mencari pertolongan!Dalam hal ini, pikirannya hanya tertuju pada penyihir tua yang ada di dasar gunung Yaburi. Gurunya yang telah mengajari Rin sihir dan membagikan kekuatan gelapnya. Enzu!Guru penyihirnya itu pasti bisa membantunya menyelesaikan masalah ini. Rin tidak tega melihat raut wajah kesakitan pria dalam pelukannya, ia tak ingin kehilangan Kyeo yang teramat berharga baginya.Rin memejamkan matanya yang sembap, berkonsentra

  • THE CURSED MIKO (INDONESIA)   66. Kekuatan yang Mulai Melemah

    Pagi ternyata datang lebih cepat. Rin telah mengganti pakaiannya dengan yukata merah tua dan hakama biru, gadis itu tampak berseri-seri sebelum keberangkatan mereka.Terbukti dari tak henti-hentinya dia bersenandung tatkala sedang merapikan perlengkapan sebelum pulang ke desa Anohagaku. Desa yang diberitahukan oleh roh pengantar jiwa bernama Tatarimokke.Berbicara tentang makhluk berwujud anak kecil berambut mangkuk, sudah lama sekali sejak terakhir kali Rin bertemu dengannya. Terakhir dia bersama Mokke adalah sebelum dia membebaskan sang iblis kelelawar.Sejak saat itu, keberadaan Mokke menjadi lenyap. Tak ada yang tahu di mana makhluk itu berada.Padahal Rin sudah mencarinya di ladang bunga tempat mereka pertama kali bertemu. Gadis itu juga telah bertanya pada seluruh penduduk desa. Tetapi, mereka hanya mengatakan bahwa Tatarimokke sedang pergi ke dunia kematian.Tak ada seorang pun yang tahu apa yang roh siluman itu lakukan di sana. Namun, jika

DMCA.com Protection Status