"Ck, menyedihkan," komentar Kyeo sesaat setelah mangsa keduanya mati. Ia lalu mengendus bau amis dari darah segar yang memenuhi tangan kanannya dengan perasaan senang. Puas lebih tepatnya, karena sudah berhasil membunuh.
Bau amis darah selalu dapat memikatnya, tak peduli sejauh apa sumber darah tersebut, Kyeo akan tetap mendatanginya selagi tak ada halangan. Sang iblis kelelawar akan tetap datang dengan senang hati ketika menghampiri setiap mangsa yang kurang beruntung bertemu dengannya hari itu, dan mereka akan berakhir sebagai mainan dari sang iblis yang kejam.
Lihat? Betapa baiknya sang iblis hingga menjemput kematian para korbannya dengan tangannya sendiri. Jadi, mereka tak perlu bersusah-susah menanyakan perihal kematian mereka yang tidak pasti itu.
Kyeo merasa bangga karena sudah mengantarkan manusia-manusia itu ke alam kematian. Sang iblis kelelawar merasa, ia bagaikan seorang dewa kematian, tetapi dengan caranya sendiri dan itu benar-benar menyenangkan.
Iblis dengan wujud manusia berjakun berusia 18 tahun itu lantas mengganti gaya duduknya, berusaha membuat dirinya nyaman. Duduk bersila dengan kedua tangan ditaruh di atas paha, bagaikan posisi seorang pertapa sedang mencari ketenangan batin.
Ekspresi di wajah sang iblis kelelawar tampak serius. Ia saat ini sedang memikirkan cara agar dapat terbebas dari kurungan yang sudah memenjarakannya cukup lama. Selama waktu yang tidak ditentukan seberapa lama telah berlalu di sekitarnya.
Sang iblis tentu saja tidak menyukai keadaannya saat ini, benar-benar tak berdaya, tak banyak yang bisa ia lakukan selama berada di sana. Ingin rasanya sang iblis menghancurkan kurungan yang dibuat dari energi spiritual sang miko, tetapi ia tahu risikonya. Ia tidak senekat itu membiarkan tubuhnya terbakar energi suci.
Kyeo bisa saja mati lagi karenanya, dan sekarang ... harus bagaimana lagi iblis itu bersikap?
Bukankah bagus untuknya jika dapat memulihkan diri dan membalaskan dendam dengan cara berdiam diri di sana selama beratus tahun lamanya? Itu sebuah ide yang luar biasa, jika saja kekuatannya baik-baik saja saat ini.
Akan tetapi, ini beda lagi dengan pemulihan diri yang biasanya sang iblis lakukan. Faktanya, Kyeo sekarang berada di tempat yang dipenuhi energi suci yang murni. Jelas itu berbahaya. Bisa-bisa Kyeo akan lenyap untuk selamanya dari muka bumi ini, jika ia nekat merusak segel di pintu masuk.
Ada banyak pertimbangan yang iblis kelelawar lakukan. Ia jadi sering berpikir dan mengingat apa-apa saja yang bisa ia lakukan selama berada di dalam penjaranya. Memang tidak terlalu penting, tetapi bagi Kyeo itu semua menyiksanya.
Sang iblis rindu kebebasan, ia rindu dunia luar yang memberikannya kesenangan. Kyeo rindu berkelahi dengan siluman di hutan, atau adu mulut dengan anggota kerajaan iblis lainnya. Tiba-tiba sang iblis kelelawar teringat dengan suasana Dunia Kematian semenjak ia ditangkap oleh para manusia.
Di sana, rencananya akan ada penobatan calon pangeran Dunia Kematian. Tentu saja Kyeo tidak dapat menghadirinya, karena ia sudah dipenjara saat itu.
Setidaknya, iblis dengan sebutan Kōmori yang agung itu tahu siapa-siapa saja yang akan menjadi kandidat dalam penobatan itu, dan akan menjadi pangeran Dunia Kematian selanjutnya.
Ada iblis kucing yang terkenal dengan kelicikannya, sang Nekomata yang suka menyeringai tanpa sebab. Ada pula kandidat selanjutnya, dan Kyeo masih tidak mengerti tujuan sang raja Dunia Kematian menunjuk iblis ini menjadi pangeran, sementara iblis yang satu ini tidak menunjukkan kejahatannya.
Akan tetapi, harus Kyeo akui, kandidat kedua ini jauh lebih unggul dari Nekomata, sang iblis kucing. Dia cepat, kuat dan sopan, jenis-jenis sikap yang seharusnya tidak dimiliki oleh para iblis Dunia Kematian.
Dialah sang Onigama, iblis dengan kepribadian aneh yang menurut Kyeo sangat tidak wajar. Meski begitu, Onigama sangat menghormati anggota kerajaan lainnya, termasuk pangeran Dunia Kematian. Kyeo cukup dekat dengannya, karena Onigama selalu menyapanya dengan benar.
Hanya saja ... iblis itu selalu bersikap layaknya manusia. Dia ramah, murah senyum dan terlalu sopan.
Mengingat calon pangeran Dunia Kematian membuat sang iblis kelelawar merindukan kerajaannya. Apa ada yang terjadi selama ia dikurung? Apakah ada sesuatu yang terlewatkan olehnya?
Kyeo sangat ingin mengetahui semua yang selama ini tak ia ketahui. Sang iblis berharap segera keluar dari tempat menyebalkan itu.
Kyeo yang lagi-lagi merasa kurang puas dengan posisinya, segera menelungkupkan tubuhnya ke lantai. Helaian rambut putihnya berhamburan di sekitar tubuhnya yang tak terbalut kain. Tubuh para iblis dalam bentuk manusia memang tercipta tanpa cela. Begitu sempurna, indah dan terpahat bak porselen.
Akan tetapi, tak semua iblis mempunyai bentuk manusia. Mereka yang bisa mengubah wujud menjadi manusia hanyalah iblis-iblis garis keturunan bangsawan, ataupun keluarga kerajaan. Menurut Kyeo, Onigama termasuk mempunyai garis keturunan bangsawan, sebab ia sudah mempunyai wujud manusianya sendiri.
Sedangkan untuk wujud asli, para iblis—tak terkecuali, baik bangsawan atau tidak—memiliki bentuk yang berbeda-beda satu sama lain. Hanya satu ciri khas umum mereka, bentuknya besar melebihi rumah manusia.
Semua iblis selalu bangga dengan wujud asli mereka. Hal itu menunjukkan bahwa, kekuatan mereka berdasarkan rupa mereka yang sebenarnya. Hal ini berlaku juga untuk Kyeo.
Wujud aslinya yang berbentuk kelelawar raksasa, memang memudahkannya untuk memangsa para manusia. Kecepatan, kelincahan dan kekuatan. Kyeo bersyukur sekali karena memiliki rupa yang luar biasa. Ia dapat terbang sesuka hati di angkasa, seraya memilih calon korban untuk dimangsa. Tak ada batasan jumlah korban bagi sang iblis kelelawar.
Menurut Kyeo, lebih menyenangkan menjadi seekor kelelawar daripada menjadi seekor burung. Kecuali burung elang. Seandainya iblis bisa memilih wujud akhirnya, maka ia akan memilih elang atau hewan yang lebih lincah.
Seperti ... monyet barangkali? Kyeo lantas tertawa. Mustahil ia memilih rupa yang sama seperti pemimpin Dunia Kematian.
Lagipula, Yamasuke tentu tidak akan setuju jika para anak buahnya memilih bentuk asli yang menyerupai dirinya. Cukup dia saja yang memiliki bentuk asli monyet yang lincah. Yamasuke tak membutuhkan bentuk tubuh layaknya manusia, baginya itu tidak perlu.
Akan tetapi, pemimpin Dunia Kematian itu mempersilakan kepada para anggota kerajaan atau bangsawan iblis untuk memiliki wujud manusianya sendiri. Kyeo terkekeh, betapa baik hatinya raja para iblis Dunia Kematian itu, tetapi Kyeo tidak menyukai Yamasuke.
Di satu sisi kebijakan iblis monyet itu menguntungkan, di satu sisi sungguh merugikan. Malangnya nasib iblis-iblis rendahan yang tidak memiliki kesempatan untuk berubah bentuk menjadi manusia. Kyeo sedikit menyayangkan hal itu.
Bukan tanpa alasan sang iblis kelelawar berpikiran seperti tadi. Tentu saja Kyeo harus membuka pikirannya sebagai anggota kerajaan yang peduli dengan nasib para penghuni dunia tempat tinggalnya sejak terlahir kembali ke dunia.
Lagi-lagi, sang iblis merasa tak nyaman dengan posisinya. Kyeo kembali mengubah gayanya sekali lagi. Kali ini, ia berbaring lurus seraya menatap langit-langit kurungan tempatnya berada.
Iblis itu yakin, manusia-manusia yang waktu itu menangkapnya pasti menyegelnya untuk selamanya di tempat itu. Entah kenapa, membayangkannya saja sudah bisa membuatnya tak tenang berada di sana. Kyeo benar-benar merindukan kebebasan.
"Aku harus keluar dari tempat ini," bisiknya gusar. Sang iblis tampak sedang menggigiti kuku jarinya dengan tak sabaran. "Lama-lama aku bisa gila di sini! Aku ingin keluar!"
"Sialan!" maki Kyeo lagi.
Pasti ada! Pasti kelak akan ada cara untuknya membebaskan diri, tak peduli seberapa lama waktu yang dibutuhkan olehnya untuk bebas dari tempat itu.
Entah harus menunggu selama sepuluh, seratus atau bahkan ribuan tahun, Kyeo akan terus menunggu waktu kebebasannya. Alangkah bagusnya jika hanya sebentar, pikir sang iblis di sela-sela lamunannya.
"Ceh! Aku akan membalas semua perbuatan manusia-manusia sampah itu!" Sang iblis berujar dengan nada geram. Dirinya gemas dan merasa ingin mengamuk saat itu juga. Berulang kali ia mengucapkan sumpah serapah, berulang kali pula ia mendapati kenyataan bahwa ia tidak bisa keluar dari sana.
"Aku lelah di sini! Sialan!"
Kyeo terpaksa menyerah untuk saat ini saja, hingga ia punya kesempatan pergi dari sana dan membalaskan dendamnya terhadap manusia. Kuku-kuku jari tangan iblis kelelawar yang runcing sudah sangat gatal, Kyeo hendak merasakan darah segar dari manusia lagi.
Betapa inginnya sang iblis keluar dari sana.
Kyeo menghela napas panjang. Ia lalu memejamkan mata. Untuk sementara, biarlah ia menunggu waktu berlalu dengan cepat, hingga ia bisa kembali menghirup udara kebebasannya.
Untuk sekarang, sebaiknya ia menyelami dunia mimpi saja. Siapa tahu, ketika bangun nanti, ia sudah keluar dari dalam penjara.
~•~•~
Di sebuah padang ilalang yang lapang, Kyeo duduk sendirian di tengah-tengahnya. Iblis bermanik mata warna kuning keemasan tak tahu harus berbuat apa selain mencabut tumbuhan yang berada di dekatnya dengan ekspresi yang begitu serius.
Kyeo tak mengerti mengapa ia harus mencabut rerumputan, tetapi rasanya ada sesuatu yang mendorongnya untuk mencabut rumput hijau yang menganggu telapak kakinya yang tak tertutupi alas.
"HYAAA!"
Kyeo refleks menengadahkan wajah, padang ilalang yang sebelumnya berada di sekelilingnya berganti tempat dengan pepohonan yang lebat. Sang iblis kini tengah berada di dalam hutan. Kyeo sungguh tak mengerti, kenapa tiba-tiba saja ia sudah berpindah tempat ke hutan asing?
"Pergi kau, Youkai!"
Teriakan seorang perempuan menganggu pendengaran sang iblis kelelawar. Kyeo memilih mengabaikan hal itu dengan cara berjongkok dan menulisi tanah dengan jari-jemarinya yang panjang. Tak merasa bahwa teriakan yang tadi ia dengar itu penting.
"Tolong aku!"
Teriakan nyaring dengan suara perempuan yang sama kembali terdengar. Kyeo sebenarnya tidak peduli dengan sumber dari teriakan minta tolong tersebut. Sejujurnya, iblis itu pun tidak mengetahui suara itu berasal dari mana. Namun, secara tak disangka olehnya, tubuhnya mendadak bergerak sendiri tanpa ia perintahkan.
Kyeo berdiri, lalu dengan cepat berlari memasuki bagian hutan yang paling dalam. Ekspresi sang iblis menunjukkan kerisihan yang kentara, ia jelas kebingungan dengan refleks tubuhnya sendiri.
Ketika sang iblis kelelawar telah tiba di sumber teriakan yang tadi ia dengar, tampaklah seorang gadis bergaun putih selutut yang sedang dikerubungi oleh beberapa ekor siluman badak.
Lagi-lagi tubuh Kyeo bergerak sendiri, tangannya dengan cepat memanjang dan berubah menjadi dua belah pedang. Sang iblis langsung berlari menerjang para siluman rendahan yang menganggu gadis manusia.
Kyeo menebas semua siluman badak menggunakan kedua tangannya yang telah berubah menjadi pedang yang sangat tajam. Sama sekali tak ada yang tersisa dari makhluk-makhluk pembuat keributan itu. Berkat kelincahan dan kekuatannya, tubuh siluman-siluman badak itu tercerai berai di tanah.
Diam-diam, Kyeo merasa bangga. Dia memang tak terkalahkan.
"KYAAA! TOLONG AKU!"
Kyeo buru-buru berbalik badan, dan seketika berdecak kesal. "Ck, burung sialan itu!" rutuknya saat melihat gadis manusia itu telah dibawa pergi oleh seekor siluman burung berwarna hitam.
Dengan tubuh yang seperti memiliki kuasanya sendiri, Kyeo lalu mengeluarkan sayap kelelawarnya yang megah. Hanya kedua sayapnya saja, tanpa mengubah fisiknya menjadi wujud sejati.
Kyeo pun mengejar siluman burung gagak tersebut dengan kecepatan penuh, tangannya telah siap menebas kepala sang siluman jika saja niatannya itu tak diketahui olehnya.
Siluman gagak menghindar dengan cepat dan membuat Kyeo geram.
"Kau berani denganku ... makhluk rendahan!" Kyeo berucap dengan dingin. Dia akan sangat serius sekarang.
Setelah pertarungan yang terjadi selama beberapa saat, dan pertikaian karena sang siluman gagak terus menghindar dari setiap serangan yang iblis kelelawar layangkan padanya, Kyeo akhirnya dapat mengalahkan siluman berbulu hitam itu.
Kyeo berhasil menebas badan sang siluman menjadi dua bagian.
Spontan saja, gadis manusia yang dicengkeram di kaki burung gagak raksasa tersebut terlepas dan jatuh menukik ke bawah.
Kepanikan seketika melanda gadis bersurai hitam lebat, ketika tubuhnya semakin dekat dengan tanah. "TOLONG!" teriak gadis itu untuk sekali lagi. Kyeo mendecih saat tubuhnya bergerak sendiri, dan memelesat turun menukik tajam ke bawah demi menyelamatkan seorang gadis manusia.
Begitu Kyeo sudah meraih pakaian gadis itu, dengan mudahnya sang iblis menarik dan membawanya dalam dekapan sebelum sang gadis sempat mengenai tanah. Dalam hati, Kyeo sempat mengomentari betapa beratnya gadis itu.
Kyeo yang menggendong gadis tanpa nama ala bridal style itu pun segera turun ke bawah, mengembalikan sang gadis ke bumi. Gadis itu lalu menengadahkan wajahnya, sementara Kyeo menunduk untuk melihat rupa manusia yang telah ia selamatkan tanpa sebab.
Keduanya bertatapan selama beberapa saat.
Tepat ketika mereka berdua telah tiba di atas tanah, gadis yang memiliki mata bulat dengan iris hitam itu pun tersenyum. Sebelum tiba-tiba wajahnya memerah karena menyadari ketelanjangan sang penyelamat.
Kyeo memandanginya dengan tatapan aneh. "Kenapa?" tanya sang iblis seraya berbisik pelan di depan wajah memerah gadis itu. Tubuh Kyeo kembali bergerak sendiri, semakin merapatkan dirinya dengan sang gadis.
Wajah gadis yang tak diketahui namanya itu terlihat seperti tomat matang yang siap dipetik, begitu merah dan tampak manis. Kyeo lagi-lagi mengernyitkan kening, sang iblis merasa risih dengan tingkah manusia yang berada di gendongannya.
"Ka-kau mesum." Kyeo memasang ekspresi aneh saat gadis berbibir tipis itu menatap dan menyebutnya ... apa tadi? Mesum? Yang benar saja!
"Kau mesum! Menjauh dariku!"
PLAK!
Kyeo langsung terbelalak begitu terbangun dari tidurnya. Napasnya tersengal-sengal tak beraturan. Iblis itu merasa kaget, ada apa dengan mimpinya?! Tak biasanya iblis bermimpi, dan lagi ... kenapa ia harus bermimpi tentang manusia yang menyebalkan seperti tadi?!
Mengesalkan.
"Cih! Gadis bodoh ... apanya yang mesum!?" Kyeo berdecak kesal saat mengingatnya. Mimpi tadi benar-benar terasa nyata, juga sangat membuat Kyeo merasa muak.
Terutama tentang tindakan menyebalkan yang tiba-tiba saja ia lakukan demi menyelamatkan gadis tak dikenal itu. Kyeo kembali berdecak, bisa-bisanya ia menyelamatkan manusia walau hanya melalui mimpi yang entah mengapa terasa nyata
Sang iblis lalu membatin, ini pasti efek terlalu lama dikurung, aku sudah menjadi gila.
Kyeo mengacak surai panjangnya beberapa kali dengan kesal. Lain kali, ia tidak ingin bermimpi lagi. Alasannya sudah pasti karena ulah gadis manusia yang berani menamparnya.
"Tidak tahu sopan santun. Setelah diselamatkan, manusia itu malah menyebutku mesum. Dasar gadis bodoh!" racau sang iblis sebelum kembali berbaring di lantai.
Matanya menatap langit-langit kurungan. Mimpinya tadi benar-benar aneh. Kyeo bahkan masih bisa merasakan debaran di dada sang gadis bermata bulat, serta rona wajahnya yang berwarna merah terang.
Mimpi dan sosok yang asing. Kyeo tidak ingin lagi melihatnya, terutama gadis aneh yang menyebutnya mesum itu.
Note :
Hai, terima kasih sudah membaca sampai sini. Jangan lupa masukan ceritaku yang ini dan yang lain juga ya. Aku akan terus post cerita seru di sini ❤ stay tune menunggu episode berikutnya dan baca ceritaku yang lain juga yaa. Salam psikopat! Hehe.
Yuuto yang baru saja selesai latihan bersama sang guru, berjalan pelan menuju sebuah pohon yang tampak rindang. Cuaca yang cukup terik membuatnya sedikit merasakan gerah. Walaupun ia sudah memakai yukata tipis berwarna gelap, tetapi tetap saja panas mengenai kulit sawo matang sang pemuda.Pemuda itu ingin berteduh sebentar sebelum kembali berlatih lagi bersama Hiroshi.Langkah laki-laki dewasa itu terlihat melambat ketika ia mendengar suara derap langkah kaki seseorang yang mengarah padanya dengan sangat cepat. Sebelum sempat berbalik badan sepenuhnya, Yuuto telah diterjang oleh seseorang dari belakang."Kakak!" teriak orang itu penuh semangat. Suaranya terdengar seperti seorang perempuan muda yang begitu ceria. Manis dan menyenangkan. Yuuto tertegun di tempat saat seorang remaja perempuan melompat ke arahnya secara tiba-tiba dan memeluknya dengan sangat erat. Helaian rambut hitam panjangnya mengingatkan Yuuto terhadap sang adik. Belum lagi dengan sang gadis yang memanggilnya kakak ta
Di sebuah rumah yang luarnya cukup megah, meski telah berusia tua, terlihat beberapa orang sedang berkumpul di ruang tamu keluarga. Mereka adalah sepasang suami istri dari keluarga Akibara. Keduanya tengah membicarakan sesuatu dengan serius, ketegangan tampak di wajah wanita yang memiliki tanda lahir di pipi kanannya yang hanya dimiliki oleh anggota keluarga Akibara saja. Meski setiap keturunan memiliki tanda lahir di tempat yang berbeda-beda. Simbol itu begitu unik, tetapi sangat cocok untuk para anggota keluarga Akibara yang terpandang sebagai keluarga kuil di kotanya. "Bagaimana nasib keluarga kita di masa depan? Kita sudah tidak punya keturunan lagi untuk melanjutkan persembahan itu!" Sang wanita mulai mengeluarkan argumennya. Wajahnya memerah, terlihat jelas sedang memendam perasaan yang terus berkecamuk di dalam dada. Kaede marah, sangat marah. Dia juga merasa sedih, kecewa dan perasaan mencolok lainnya tengah bercampur aduk di hatinya saat ini. "Kaede, tenanglah. Pasti a
Rin mengukir batang pohon yang ia lewati menggunakan salah satu anak panah yang dibawa olehnya, gadis itu sedang membuat goresan dengan bentuk yang indah, tetapi mengandung makna yang sangat ia senangi.Gadis itu tampak begitu serius dengan pekerjaannya yang menjadikan batang pohon menjadi tempat menuangkan kreativitas. Sang gadis Akibara terlihat seperti seorang seniman dengan alat pahatnya di tangan, tetapi sepertinya gadis itu tidak mengetahui benar apa yang sedang ia lakukan saat ini.Mungkin baginya, mengukir pohon hanyalah suatu bentuk pengungkapan diri. Semuanya tergambar jelas dari sang gadis yang begitu teliti saat mengukir namanya di permukaan batang pohon yang tidak terlalu kasar, dan agak berlumut itu. Senyum bahagianya langsung merekah begitu lebar saat namanya telah selesai terukir di sana.Mengukir karakter kanji-nya sendiri di sebuah kayu dan berbekal anak panah memang cukup sulit, tetapi ternyata setelah selesai, hasilnya lebih bagus daripada ekspektasinya."Wah, hasi
Selama beberapa saat, terjadi hening di antara mereka berdua. Zura sibuk menatap makhluk-makhluk bertubuh kekar yang tengah bercengkerama tak jauh dari tempat duduk mereka, sedangkan Rin sibuk memandangi sang pemuda, tanpa berkedip sama sekali.Rin memangku wajahnya dengan kedua tangan yang bertumpu di atas meja, masih sembari menatap wajah manis pemuda yang ada di hadapannya.Gadis itu bertanya-tanya dalam hati. Terjebak di dunia apakah ia kini? Zura memang mengatakan bahwa sang gadis Akibara tengah berada di Dunia Bawah, dunia tempat berkumpulnya makhluk-makhluk yang hidup berdampingan satu sama lain. Seperti manusia, siluman, iblis dan lain-lain.Akan tetapi, tetap saja gadis itu merasa kebingungan walau sudah diberitahu seperti itu. Sebab, ini adalah pertama kalinya bagi sang gadis Akibara berteleportasi—lebih tepatnya diasingkan—ke dunia asing yang sama sekali bukan tempatnya berasal.Ada banyak yang patut dipertanyakan selama berada di sana. Ditambah lagi, hal-hal ganjil yang sul
Sesosok rubah siluman berekor sembilan tiba-tiba saja melintas di depan Rin dan Zura yang sedang melakukan pencarian buah Sensa. Beruntung, Zura terlebih dahulu menarik sang gadis Akibara untuk bersembunyi di antara semak-semak sehingga siluman berbulu warna putih tersebut tidak menyadari keberadaan mereka."Kita harus ekstra berhati-hati di sini, Rin. Rubah yang kita lihat tadi itu adalah jenis siluman jahat yang sangat kuat. Jenis roh seperti itu harus kita hindari sebisa mungkin. Demi keselamatan kita bersama. Paham?" Zura menerangkan kepada teman seperjalanannya, Rin.Gadis itu hanya menganggukkan kepalanya saat mendengarkan penjelasan singkat dan padat dari pemuda bermanik mata cokelat. Tak ingin banyak bicara dan cukup mengikuti Zura saja. Maka, dia akan aman, pikir Rin di dalam kepalanya.Keduanya lalu meneruskan perjalanan, hingga lagi-lagi bertemu dengan makhluk-makhluk pencari masalah. Rin dan Zura saling pandang. Saatnya beraksi!Usai mengalahkan beberapa roh dan siluman jah
"Ah!" Angin berembus dengan sangat kuat, disusul cahaya putih meta yang langsung membuat Rin menghalangi cahaya yang masuk ke retina matanya menggunakan lengan baju sebelah kanan.Helaian rambut hitam Rin beterbangan, berkibar dengan sangat kencang ke belakang. Dapat gadis itu rasakan partikel-partikel debu dan kerikil-kerikil kecil mengenai wajahnga dan ada pula yang sebagian menempel di bajunya, tetapi sama sekali tak gadis itu hiraukan.Angin yang menyerupai angin puyuh, tetapi tidak sekuat badai itu tak hanya menerbangkan bebatuan kecil di sekitar Rin saja.Puluhan lembar dedaunan kering maupun segar dari pohon di dekat sang gadis Akibara turut menjadi korban keganasan yang muncul dari Zura yang mengeluarkan setitik kecil kekuatannya.Pemuda itu tersenyum. Sepertinya sudah selesai proses perpindahannya, dan ia akan segera pergi. "Sampai jumpa lagi, Rin!" Zura berkata dengan riang, tetapi hatinya berkata lain.Ia sama sekali tidak ingin pergi dari sisi Rin. Zura ingin terus bersama
Rin tidak tahu seberapa lama waktu telah berlalu di sekitarnya, ia juga tak menghitung hari yang sudah ia lewati. Gadis itu hanya tahu bahwa ia terus berlatih untuk menjadi seseorang yang hebat. Berkat pelatihan intens yang diberikan oleh seorang lelaki tua yang kini menjadi gurunya yang bernama Isamu, membuat gadis Akibara itu bertambah kuat di setiap harinya.Rin berencana mematahkan kutukan yang telah membuat keluarganya menderita dan bertekad untuk menjadi sangat kuat ketika sudah kembali pulang ke rumahnya sana.Gadis itu sungguh sangat merindukan keluarganya. Rin rindu dengan ayah, ibu dan sang nenek. Meski, sebenarnya ia tahu jika keluarganya mengorbankan dirinya karena rasa takut berlebihan terhadap sang iblis, tetapi Rin dapat memaklumi itu semua. Keluarganya sebenarnya tak ingin kehilangan dirinya, dan itulah yang ingin gadis itu percayai sampai saat ini.Rin tahu jika kepercayaannya itu akan membuatnya sakit apabila sudah mengetahui kebenarannya, tetapi untuk sekarang, biarl
Rin lalu duduk dengan tenang mendengarkan kisah yang akan disampaikan oleh teman barunya—Tatarimokke. Gadis itu akhirnya memutuskan untuk menjalin pertemanan dengan siluman anak kecil yang tampak begitu kesepian.Lagipula menurutnya, Mokke bukanlah makhluk yang dapat mengancam jiwanya, jadi bagi Rin tak masalah jika berteman akrab atau menceritakan sedikit kisah hidupnya kepada sang roh siluman pengantar jiwa.Meski sekarang, Tatarimokke lah yang akan menceritakan kisah nenek moyang Rin yang tak gadis itu ketahui dengan baik sejak dulu."Tahukah kau?" Mokke memulai ceritanya. Suasana di antara mereka seketika hening, Rin fokus mendengarka sementara Tatarimokke mengingat-ingat apa yang ia ketahui tentang kehidupan keluarga Akibara."Dahulu, sekitar 500 tahun yang telah lewat, seorang gadis bermarga Akibara mendapat kutukan dari penguasa Dunia Kematian—Yamasuke," ucap Mokke yang memiliki poni yang tebal. "Gadis itu bernama Akibara Kimiko, dan dialah nenek moyang keluargamu, Rin."Gadis y
Bertemu karena takdir dan berpisah pula karena takdir yang pilu.Tak ada seorang pun yang tahu jika cinta yang datang ke hati akan memberikan kebahagiaan ataukah luka. Pun dengan apa yang dirasakan oleh seorang gadis bernama Akibara Rin, gadis manusia yang dikutuk oleh iblis jahat dan harus menjalani kehidupannya di dunia lain, demi mencari kekuatan untuk mengalahkan sang iblis yang telah mengutuk keluarganya sejak beberapa generasi selama 500 tahun lamanya.Rin yang mencari kekuatan pun dipertemukan dengan Kyeo, iblis kelelawar yang disegel kekuatannya di dalam kuil keluarga Akibara. Rin membebaskan Kyeo dengan syarat sang iblis akan membantunya mengalahkan Yamasuke, iblis pengutuk sekaligus pimpinan di kerajaan iblis. Kyeo yang merupakan seorang pangeran iblis yang telah lama disegel pun menerima tawaran tersebut dan mereka berdua pun membubuhkan tanda tangan mereka di atas kertas magis menggunakan darah mereka sendiri.Mereka meninggalkan sedikit kekuatan mer
Kesulitan manusia adalah menentukan sendiri akhir dari cerita kehidupannya.🍃🍃🍃Suasana kerajaan iblis tampak lengang semenjak matinya Yamasuke, pemimpin para pangeran iblis Dunia Kematian yang zalim.Penghuni di kerajaan iblis itu sekarang hanya Akashita-iblis berlidah merah, Bake Neko-iblis kucing berwajah datar, dan Nekomata-iblis peniru dan pengendali yang sedang pergi berkelana ke dunia lain. Akashita mendengkus berulang kali, tak henti-hentinya merasa kesal. Semenjak matinya Yamasuke dan Kyeo, tak ada kegiatan yang bisa ia lakukan di Dunia Kematian.Biasanya ia akan bermain-main dengan para roh wanita. Namun, kerajaan yang semula ramai oleh para roh Akibara itu kini senyap.Iblis bermata besar, menjilat bibirnya girang ketika melihat kedatangan salah satu pangeran Dunia Kematian lainnya. Ia buru-buru menghampiri, "Bake Neko! Ke mana saja kau ini?!"Siluman kucing berwarna putih memasang wajah datar. Namun, sesaat kemudian ia menyeri
"Aku tak menyangka akan menikah denganmu, Kyeo." Rin memilin rambut sehalus sutra miliknya. Ia kembali menerawang ke ingatannya selama kurang dari 100 hari ini.Kyeo mendengkus mendengar penuturan wanita dalam dekapannya, seperti ada kesan wanita itu tidak senang dinikahi olehnya. "Kenapa? Kau akhirnya menyesal juga? Cih, pergi sana!" sungut Kyeo mencebik.Rin tertawa terbahak-bahak, lucu melihat suaminya terpancing. Padahal ia mengatakan itu justru karena bersyukur bisa hidup bersama dengan orang yang ia cintai."Kau ini memang kelinci ya, Kyeo." Rin mengecup singkat pipi suaminya.Sepasang suami-istri itu tampak berbahagia setelah pernikahan mereka yang baru seumur jagung. Semua beban terlupakan begitu saja, termasuk perjanjian darah yang pernah mereka lakukan sebelumnya.Mereka melupakan inti dari perjanjian darah tersebut, meski melupakannya sekalipun, perjanjian akan tetap berjalan, berikut dengan konsekuensi di dalamnya.Syarat perjanj
Rin berada dalam situasi di mana ia harus menyembuhkan Kyeo yang tak sadarkan diri. Tetapi, tidak seperti sebelumnya, kali ini ia mampu menyembuhkan Kyeo dan mengobati luka pemuda itu hingga benar-benar pulih.Semua berkat bantuan Kimiko—roh orang yang tidak disangka akan membantunya. Nenek moyang Akibara yang dengan baik hati menolong mereka di saat keadaan sudah sangat genting.Rin tidak bisa membayangkan jika saat itu roh Kimiko tidak muncul untuk membantu mereka, entah akan seperti apa nasib mereka nantinya.***"Kyeo!" Rin langsung memeluk Kyeo erat begitu iblis itu bangun. Yuuto hanya tersenyum menyaksikan kedekatan keduanya."Yamasuke berhasil dikalahkan, Kyeo."Laki-laki itu terperanjat, sepasang mata dengan iris kuningnya membola, semudah itukah Yamasuke tiada?"Benarkah?"Rin mengangguk mantap sebagai jawaban. "Aku ditolong oleh roh generasi Akibara sebelumnya, bahkan Kimiko-sama langsung turun menangani sang ib
"Jigoku no honō!"Gadis itu menyemburkan jurus api andalannya ke arah sang iblis monyet yang dengan mudahnya menerima dan memadamkan api tersebut dengan tangan, hingga Rin tercengang."Ha! Jadi, kau berusaha melalapku dengan api yang telah menciptakan tubuh bajaku? Menggelikan!" Yamasuke tertawa mengejek, membuat Kyeo dan Rin sama-sama menggeram dengan hati yang dongkol.Kyeo merasa bersalah. Kekuatan gadis itu telah kembali seperti sedia kala saat dia belum memberikan kekuatannya. Tidak ada lagi kekuatan iblis di tubuh sang gadis, api hitam yang melegenda itu pun sudah tiada. Kyeo mendecih.Rin terlihat waspada, cemas jika Yamasuke tiba-tiba saja menyerangnya di saat ia tengah memikirkan strategi.Perasaan gamang mulai menyelimutinya. Padahal, ketika melihat sosok sang iblis monyet tadi, gadis itu tidak merasa takut sama sekali. Tetapi, setelah melihat serangannya dipatahkan begitu saja, membuat Rin kalut.Jika iblis itu tidak bisa diserang
Rin memandangi Kyeo dengan mata sembap. Sepanjang cerita, gadis itu menangis tak kenal henti, membuat siapa pun yang melihat akan lebih iba dengannya. Kyeo yang telah menyelesaikan kisahnya hanya tersenyum simpul melihat Rin menangis sesenggukan.Dia melewatkan bagian perjanjian dari ceritanya yang cukup singkat. Dia tak ingin Rin mengetahui perihal perjanjian yang akan membunuhnya cepat atau lambat.Kyeo juga tidak ingin mendengar komentar apa pun dari sang gadis tentang ajal yang akan menjemputnya. Apakah gadis itu akan menangisi kepergiannya seperti ketika dia menangis mendengar kisah hidup seorang Kyeosuke?Iblis itu ragu."Kakak yang jahat." Kyeo menatap kedua mata Rin yang basah. Kata-kata yang terlontar dari bibir mungilnya membuat Kyeo mengiyakan dalam hati."Dia sering menuduh, dan membuat semua buktinya mengarah padaku. Daichi itu sangat licik. Untungnya, hari itu aku mendapatinya sedang bermesraan dengan seorang gadis," Kyeo berucap deng
"Seharusnya tidak usah dikembalikan, kau jadi lemah tanpa kekuatan itu."Rin memutar bola mata gemas, Kyeo sudah membahas hal ini beberapa kali. "Aku tidak masalah kehilangan kekuatan, asal tidak kehilangan seseorang yang berarti," Rin menjawab jujur.Kyeo menepuk kepala Rin pelan, "Baiklah, kau cukup pintar sekarang."Keduanya memutuskan untuk pulang ke desa. Namun, lagi-lagi Kyeo terlihat sedang memikirkan sesuatu sehingga mengabaikan gadis yang sedang bersamanya. Rin menghela napas gusar."Rin," panggil Kyeo tiba-tiba. Rin mendongak, mendapati wajah sedih laki-laki itu, "Ada apa?""Kau tahu, Rin? Kau adalah satu-satunya manusia yang mencoba untuk melindungiku. Sementara manusia lain selalu berdiri di belakangku." Ada nada getir yang terucap dari bibirnya. Namun, tetap diucapkannya pada Rin."Bahkan, dulu ketika aku masih menjadi manusia sekalipun, sama sekali tak ada yang pernah menolongku."Rin terperanjat, mundur seketika. "Manus
Butuh beberapa orang untuk membuatmu menderita, tetapi kamu cukup membutuhkan satu orang agar membuatmu bahagia.🥀🥀🥀Rin mendekap Kyeo erat, air matanya mengalir dengan deras. Ia menangis sesenggukan saat merasakan tubuh dalam pelukannya dingin bak es. Isak tangisnya pecah. "Bangun, Kyeo. Kumohon, buka matamu," pintanya lirih.Gadis itu tidak bisa menunggu lebih lama lagi hingga mata terpejam itu terbuka lebar. Akan sangat menyakitkan baginya jika terlambat membawa Kyeo. Rin mengusap wajahnya kasar. Dia harus mencari pertolongan!Dalam hal ini, pikirannya hanya tertuju pada penyihir tua yang ada di dasar gunung Yaburi. Gurunya yang telah mengajari Rin sihir dan membagikan kekuatan gelapnya. Enzu!Guru penyihirnya itu pasti bisa membantunya menyelesaikan masalah ini. Rin tidak tega melihat raut wajah kesakitan pria dalam pelukannya, ia tak ingin kehilangan Kyeo yang teramat berharga baginya.Rin memejamkan matanya yang sembap, berkonsentra
Pagi ternyata datang lebih cepat. Rin telah mengganti pakaiannya dengan yukata merah tua dan hakama biru, gadis itu tampak berseri-seri sebelum keberangkatan mereka.Terbukti dari tak henti-hentinya dia bersenandung tatkala sedang merapikan perlengkapan sebelum pulang ke desa Anohagaku. Desa yang diberitahukan oleh roh pengantar jiwa bernama Tatarimokke.Berbicara tentang makhluk berwujud anak kecil berambut mangkuk, sudah lama sekali sejak terakhir kali Rin bertemu dengannya. Terakhir dia bersama Mokke adalah sebelum dia membebaskan sang iblis kelelawar.Sejak saat itu, keberadaan Mokke menjadi lenyap. Tak ada yang tahu di mana makhluk itu berada.Padahal Rin sudah mencarinya di ladang bunga tempat mereka pertama kali bertemu. Gadis itu juga telah bertanya pada seluruh penduduk desa. Tetapi, mereka hanya mengatakan bahwa Tatarimokke sedang pergi ke dunia kematian.Tak ada seorang pun yang tahu apa yang roh siluman itu lakukan di sana. Namun, jika