Beranda / Fantasi / THE CURSED MIKO (INDONESIA) / 15. Berpisah Untuk Bertemu Kembali

Share

15. Berpisah Untuk Bertemu Kembali

last update Terakhir Diperbarui: 2020-09-21 08:00:26

    Sesosok rubah siluman berekor sembilan tiba-tiba saja melintas di depan Rin dan Zura yang sedang melakukan pencarian buah Sensa. Beruntung, Zura terlebih dahulu menarik sang gadis Akibara untuk bersembunyi di antara semak-semak sehingga siluman berbulu warna putih tersebut tidak menyadari keberadaan mereka.

"Kita harus ekstra berhati-hati di sini, Rin. Rubah yang kita lihat tadi itu adalah jenis siluman jahat yang sangat kuat. Jenis roh seperti itu harus kita hindari sebisa mungkin. Demi keselamatan kita bersama. Paham?" Zura menerangkan kepada teman seperjalanannya, Rin.

Gadis itu hanya menganggukkan kepalanya saat mendengarkan penjelasan singkat dan padat dari pemuda bermanik mata cokelat. Tak ingin banyak bicara dan cukup mengikuti Zura saja. Maka, dia akan aman, pikir Rin di dalam kepalanya.

Keduanya lalu meneruskan perjalanan, hingga lagi-lagi bertemu dengan makhluk-makhluk pencari masalah. Rin dan Zura saling pandang. Saatnya beraksi!

Usai mengalahkan beberapa roh dan siluman jahat, Zura dan Rin telah sampai di tengah hutan yang cukup lebat. Benarlah apa yang menjadi buah bibir penghuni Dunia Bawah, di sana terdapat sebuah pohon besar dengan banyak buah yang ciri-cirinya sama seperti yang Zura ceritakan.

Tak salah lagi, itu adalah buah Sensa. Buah kekuatan yang mereka cari-cari selama ini. Merasa senang menemukan buah yang 100 tahun sekali baru berbuah lebat itu, Zura yang menjadi Zura tsundere dengan penuh semangat berlari ke arah pohon legenda tersebut dan mencabut beberapa buah Sensa yang ada dari batangnya.

Dengan senyum secerah matahari pagi yang hangat, Zura meraup buah-buah itu dengan kedua tangannya. Ia terlihat begitu rakus untuk mendapatkan semua buah Sensa itu. "Rin! Akhirnya kita mendapatkannya!" Zura berseru dengan gembira sembari memetik beberapa buah yang tersisa dari pohon tersebut.

Ketika tak mendapati jawaban apa pun dari gadis yang sejak beberapa hari yang lalu sudah bersamanya, Zura pun membalikkan badan dan menyadari bahwa sang gadis Akibara sedang dikelilingi oleh siluman-siluman buruk rupa yang jahat.

"RIN!" teriak Zura panik.

Seolah melengkapi situasi yang memburuk, buah Sensa yang ada di tangan Zura secara aneh berubah menjadi sesosok siluman tanaman yang besar. Kontan saja Zura langsung melepaskan buah-buah lain di tangannya yang juga mulai berubah wujud menjadi siluman mengerikan.

Zura mendecih pelan, ternyata semua hanya tipuan belaka.

"Sial! Apa sebenarnya itu?" Komentar Zura dengan nada gusar. Pemuda itu lalu mencabut pedangnya dan memasang posisi siaga. Matanya tajam mengawasi sekitar, hingga terdengar jeritan seorang gadis yang sangat ia kenali. "KYAAA!"

"RIIINN!" teriak Zura kencang begitu melihat gadis Akibara berada dalam bahaya. 

Zura langsung menebas beberapa roh jahat di dekatnya dan berusaha mendekati Rin yang juga sedang memasang posisi bertarung di sana. Busur dan anak panah gadis itu telah siap di kedua tangannya, tetapi raut wajah Rin terlihat panik. Zura buru-buru merapatkan punggungnya ke punggung sang gadis, dan keduanya sudah berada di posisi bertarung.

Dalam sekali serangan, Zura berhasil melumpuhkan beberapa siluman jahat, tetapi bertarung sembari melindungi seseorang itu bukanlah perkara yang mudah. Apalagi melindungi gadis yang masih awam dengan dunia yang dipenuhi dengan monster.

Rin terlihat panik dengan keadaan yang ada di sekitarnya. Ia yang belum terbiasa menggunakan busur dan panah seketika menjadi lengah, sebuah sayatan dari kuku tajam siluman berwujud singa merah, berhasil merobek lengan sang gadis Akibara hingga mengucurkan darah segar.

Gadis bermanik hitam lantas menjerit kesakitan. Lukanya memang tak dalam ataupun besar, tetapi tetap saja rasanya sangat menyakitkan. Sebulir cairan bening menitik dari bola mata Rin yang memerah. Mendapati hal itu, Zura terdiam.

Sorot mata sang pemuda menjadi gelap, tetapi senyuman lugu justru tampak di wajah manisnya. Rupanya monster yang sudah berani melukai Rin tadi telah membangkitkan kepribadian lain dari dalam dirinya yaitu Zura yang yandere.

"Wah, wah, wah. Berani sekali kalian melukai Rin-ku. Apa kalian semua ingin mencoba kematian di Dunia Bawah ini?" Zura masih tersenyum dengan sebilah pedang yang kini ia acungkan ke depan.

Meski dikelilingi oleh beberapa roh jahat dari pohon buah Sensa yang tadi berubah wujud dan siluman berwajah buruk rupa yang datang entah darimana, tak membuat Zura merasa ketakutan sedikit pun.

Pemuda bermata merah itu justru terlihat bersemangat sekali. Tak akan ia biarkan Rin terluka lebih dari ini. Tidak akan!

"Aku akan memberi kalian rasa sakitnya sebuah luka!!"

BRAKKK!

Belum sempat pemuda itu melayangkan serangannya kepada mereka, sesosok monster bertubuh besar dan membawa tongkat besar menyerang tubuh sang pemuda hingga menyebabkan tubuh Zura menghantam sebuah pohon.

Nyaris mengenai Rin yang tengah meringis kesakitan tak jauh darinya. Sekujur tubuh sang Izazura Shin kini sudah dipenuhi dengan luka. Tak dapat dipungkiri, roh jahat yang menjadi tandingannya berjumlah sangat banyak dan kuat. Jika seperti ini terus, kecil kemungkinan Rin akan selamat.

Rin yang merasa lukanya tak terlalu parah, nekat berlari menuju tempat Zura sedang terkapar lemah. Didekapnya tubuh sang pemuda dengan mengabaikan rasa sakit di lengannya sendiri. Yukata Zura terkena cairan kental yang berasal dari luka sang gadis Akibara.

"Zura! Zura!" panggil Rin setengah berteriak. Gadis itu tampak panik melihat kondisi Zura. "Bertahanlah!" Sang gadis menepuk-nepuk pipi Zura dengan sedikit bertenaga. Berusaha memberikan kekuatan kepadanya. Berharap Zura tidak kehilangan kesadarannya.

"Psst. Tenanglah, Rin," bisik Zura dengan suara kecil. "Aku ini kuat, luka seperti ini bukan apa-apa untukku. Jadi, tolong jangan menangis lagi." Zura mengulurkan tangannya perlahan, bertindak menghapus air mata yang berlinang di manik hitam milik sang gadis Akibara.

Menahan sakitnya, Zura pun mencoba bangkit. Tiba-tiba gairahnya naik ke permukaan. Semangatnya menggebu-gebu. "Ha! Aku tidak akan membiarkan diriku kalah!" teriaknya dengan intonasi tinggi. "Aku harus mendapatkan buah itu!"

KREK!

Tiba-tiba, tubuh Zura berubah menjadi sesosok makhluk berbadan besar berwarna merah dengan pedang yang besar di tangan kanannya. Rin terbelalak tak percaya.

Dalam perjalanan mereka, Zura sempat mengatakan bahwa yang memiliki wujud di luar wujud manusia dan hewan hanyalah siluman dan iblis. Siluman tidak dapat berubah wujud menjadi manusia, tetapi iblis memiliki dua wujud.

Apa itu artinya … Zura adalah iblis?

Sosok iblis bermata tiga tersebut mengangkat pedangnya tinggi-tinggi, lalu menebas banyak sekali siluman dan roh jahat yang menghadang langkahnya tanpa menyisakannya sama sekali.

Setelah habis tak tersisa, iblis berpedang itu kembali mengubah wujudnya menjadi seorang Izazura Shin yang Rin kenal.

Sebelum tubuh oleng Zura menyapa tanah, Rin dengan cepat menahan sang pemuda dan memapahnya keluar dari dalam hutan dengan sangat hati-hati.

Dalam rasa lelahnya, Zura meminta maaf kepada Rin karena telah menyembunyikan jati dirinya yang sebenarnya.

"Maaf ... maafkan aku, Rin," ucap Zura penuh penyesalan.

"Sebenarnya aku adalah iblis yang disebut dengan Onigama. Oleh karena sebuah dosa besar yang kulakukan dulu yaitu berusaha membunuh pangeran iblis, aku pun dihukum berat oleh para penguasa. Aku sudah jera dan mendapat kesempatan menjadi iblis baik, dengan melindungi manusia dari makhluk keji bangsaku sendiri."

Rin akhirnya dapat mengerti mengapa Zura mampu mengubah wujudnya. Sang gadis Akibara mmalingkan wajah dan membuat iris merah Zura menampakkan keputusasaan.

"Kau tidak salah. Jadi, tidak perlu minta maaf," ucap Rin. Manik merah terbelalak, berbentuk bulat sempurna. "Kau tidak benci padaku?" tanya Zura hati-hati.

Gadis yang ditatap oleh Zuta tersenyum. Rona merah menghiasi pipinya yang putih. "Aku menyukaimu, Zura," ungkapnya malu-malu.

Dengan ungkapan itu, wajah Zura pun tak kalah memerah. Dengan canggung, sang pemuda berdeham. "Be-benarkah?" tanyanya. "Harusnya aku yang mengatakan itu, Rin."

Zura mengusap kepala sang gadis Akibara. "Aku menyukaimu," ungkapnya. Hari-hari yang mereka lewati bersama, telah menumbuhkan rasa di hati sang iblis Onigama.

Rin tertawa kecil, wajahnya terlihat begitu cerah. "Jadi, kau juga menyukaiku, Zura?" tanyanya ceria. "Baiklah! Mulai sekarang ... kita adalah sahabat!"

"Huh?" Zura tampak terkejut mendengar pernyataan sang gadis, tetapi sesaat kemudian ia tersenyum tipis. "Baiklah, semua berawal dari sahabat. Benar begitu, kan?"

+++++

"Kau bisa melangkah sendiri?" tanya Rin saat memapah Zura untuk berdiri dengan hati-hati. Zura menolehkan kepalanya, dan berhadapan langsung dengan wajah lugu sang gadis. "Ya, aku bisa. Lepaskan dulu."

Rin melepaskan tangan Zura yang melingkar di bahunya, lalu menatap Zura dengan tatapan waswas. "Hati-hati saat melangkah!" ucapnya memperingatkan.

Zura lalu melirik Rin, gadis itu tidak membawa busur dan tempat untuk menyimpan anak panah. Ada di mana benda itu? Tanya Zura dalam hati. Belum sempat menyuarakan isi pikirannya itu kepada sang gadis Akibara, kakinya sudah lebih dulu menginjak sesuatu hingga terdengar suara yang retak di bawah kakinya.

Zura dan Rin sama-sama menundukkan kepala. "HUWAAA! Busurku!" pekik Rin nyaring, kontan hal itu membuat Zura tersentak. Sang gadis langsung berjongkok dan meratapi busurnya yang patah menjadi dua. "Hwee, busurku patah."

Zura terkekeh, bukannya merasa bersalah, ia justru merasa lucu dengan tingkah gadis manusia di depannya. "Hanya benda seperti itu, kau sampai bersedih," ejeknya. Rin menggembungkan pipi dan membalas ucapan Zura, "Aku sudah mendapatkan ini susah-susah dan kau malah menginjaknya sampai patah!"

"Memangnya kau menemukan ini di mana?"

Rin mengusap hidungnya yang memerah, suaranya terdengar serak. "Di ... di bekas peperangan. Aku menemukan ini di sana," jawabnya malu-malu. Sontak saja Zura tertawa terbahak-bahak saat mendengarnya.

"Kenapa tertawa?" tanya Rin kesal. Zura yang sudah bisa berdiri tegak, lantas bersidekap tangan di dada. Sang Onigama tersenyum lebar, tampak manis karena lesung pipinya terlihat. "Mau kuajari sesuatu yang menarik?" tanya Zura balik kepada Rin.

Gadis itu tampak antusias. Diajari oleh seseorang yang baik hati seperti Zura, siapa pun tentu tidak akan melewatkan kesempatan ini! Sayangnya, Rin lupa bahwasanya Zura itu tetaplah sesosok iblis.

+++++

"Aku akan mengajarimu sebuah mantra untuk menciptakan suatu benda yang sederhana. Mantranya cukup mudah, manusia sepertimu pasti bisa melakukannya."

Zura menjentikkan jarinya, lalu muncullah sebuah busur panjang berwarna hitam dan di bagian tengahnya terdapat garis putih tipis. Zura tersenyum sambil menyerahkannya kepada Rin yang sudah berhenti menangis. "Untukku?" tanya Rin ragu.

Zura tertawa pelan, ia lalu meraih tangan Rin, membuka telapak tangannya dan menaruh busur tersebut kepada sang gadis Akibara. "Hadiah untukmu," ucapnya sambil tersenyum manis. "Jangan menangisi sesuatu yang tidak perlu lagi."

Rin memandang busur yang ada di tangan kirinya tanpa berkedip. Hadiah dari Zura, begitu indah, pikir sang gadis kemudian. Rin lalu mengangkat wajahnya dan tersenyum lebar kepada Zura. Sosok yang beberapa waktu ini sudah menemani dan mengajarinya banyak hal.

"Terima kasih, Zura."

Zura yang semula tersenyum lebar, mendadak berubah ekspresinya. Ia terlihat murung, dan Rin yang sedari tadi memperhatikan sang pemuda menyadari perubahannya itu. Rin menebak sekarang Zura sedang berada di mode kuudere. "Ada apa, Zura?" tanya Rin penasaran.

Zura yang melamun, langsung tersentak saat Rin menepuk pundaknya. "Sebaiknya kita bicarakan ini sambil duduk dulu," ucapnya datar. Rin hanya diam mendengarkan. Lagi-lagi dere sang iblis berubah.

Ketika keduanya sudah menemukan tempat berteduh yang cocok, Zura langsung menarik tangan sang gadis miko untuk mengikutinya. Cengkeraman Zura di tangan Rin begitu erat, hingga membuat Rin meringis pelan. "Duduk," ucap pemuda itu dengan ekspresi dingin. "Nanti kakimu sakit."

Rin tersenyum saat menemukan Zura yang tsundere, ia lalu duduk di depannya. Terjadi hening selama beberapa saat, Rin yang bosan sampai harus mengukir tanah dengan anak panahnya. Sembari bertanya dalam hati, apa tujuan Zura menyuruhnya duduk di sini dan berbicara serius?

"Rin," panggil Zura tiba-tiba. Sang gadis Akibara menggumam sebagai jawaban, fokusnya hanya pada apa yang kini ia kerjakan. Zura lantas memandangi Rin yang sedang fokus mengukir sesuatu di permukaan tanah. "Kau tentu ingat kan siapa aku?"

Rin menengadahkan wajah, memandangi pemuda di depannya. Zura lalu melanjutkan ceritanya yang sempat terjeda karena lamunannya sendiri. "Aku sudah banyak membohongimu, Rin. Aku berbohong mengenai aku yang berasal dari Osaka, tentu itu mustahil. Sebab, aku sama sekali belum pernah ke dunia manusia, ke dunia asalmu."

"Aku juga baru hari ini memberitahumu bahwa aku adalah seorang iblis, setelah berbagai peristiwa yang kita lewati bersama-sama. Aku begitu terkejut saat menemukan kalau kau tidak takut atau langsung menjauh dariku. Terima kasih, Rin."

Rin memandangi teman pertamanya itu dengan mata yang berkaca-kaca, gadis itu hampir menumpahkan kembali air matanya jika saja tidak dicegah oleh Zura. "Tidak, jangan," pintanya. "Kumohon, jangan menangis. Aku yang salah."

Rin menggeleng cepat, lalu berkata, "Bukan, Zura. Aku sama sekali tak menyalahkanmu, aku juga tidak merasa kau telah membohongiku."

"Aku hanya ... aku hanya ...."

"Aku mengerti."

Rin yang sedang mengusap matanya yang berair langsung mengarahkan tatapannya kepada Zura yang kini sedang menatapnya. "Aku senang mengenal gadis sepertimu, Rin," ungkap Zura dengan suara rendah.

"Sepertinya ... kita cukupkan saja perjalanan kita sampai di sini. Kita berdua sudah gagal mendapatkan buah Sensa itu, dan aku berencana mencarinya lagi seorang diri."

Setitik cairan bening jatuh dari pelupuk mata sang gadis Akibara. Merasa tak percaya terhadap apa yang telah ia dengar dari Zura. "Kenapa?" tanyanya lirih. "Kenapa kau akan pergi meninggalkanku, Zura?

Iblis dari kalangan biasa itu terlihat sedih saat menyaksikan ada seorang manusia yang rela menitikkan air mata berharganya, hanya demi menangisi makhluk pembunuh seperti seorang Izazura Shin. Zura lalu tertawa canggung. "Kenapa?" tanyanya balik kepada Rin.

"Suatu saat kita pasti bertemu kembali," ucap Zura lagi seraya terkekeh pelan, ia lalu mendekap sosok sang gadis Akibara dan menepuk kepala Rin perlahan. "Percayalah."

Begitu pelukan keduanya terlepas, Zura langsung bangkit dan beranjak meninggalkan sang gadis. Baru beberapa langkah ia menjauh dari sana, iblis berlesung pipi itu lantas berbalik badan dan tersenyum manis kepada gadis Akibara yang sibuk menatap kepergiannya.

"Kita pasti akan bertemu lagi, Rin. Entah kapan, tetapi aku percaya pertemuan kita adalah takdir," ucapnya menenangkan sang gadis. "Ketika waktunya telah tiba, aku harap hubungan di antara kita bukan lagi persahabatan. Aku akan menantikan saat-saat itu."

Zura melambaikan tangan kepada sang gadis Akibara, lalu berucap lirih, "Sayonara, Rin. Ingatlah, kita pasti akan bertemu lagi."

Bab terkait

  • THE CURSED MIKO (INDONESIA)   16. Sebuah Janji Yang Tak Sempat Terucap

    "Ah!" Angin berembus dengan sangat kuat, disusul cahaya putih meta yang langsung membuat Rin menghalangi cahaya yang masuk ke retina matanya menggunakan lengan baju sebelah kanan.Helaian rambut hitam Rin beterbangan, berkibar dengan sangat kencang ke belakang. Dapat gadis itu rasakan partikel-partikel debu dan kerikil-kerikil kecil mengenai wajahnga dan ada pula yang sebagian menempel di bajunya, tetapi sama sekali tak gadis itu hiraukan.Angin yang menyerupai angin puyuh, tetapi tidak sekuat badai itu tak hanya menerbangkan bebatuan kecil di sekitar Rin saja.Puluhan lembar dedaunan kering maupun segar dari pohon di dekat sang gadis Akibara turut menjadi korban keganasan yang muncul dari Zura yang mengeluarkan setitik kecil kekuatannya.Pemuda itu tersenyum. Sepertinya sudah selesai proses perpindahannya, dan ia akan segera pergi. "Sampai jumpa lagi, Rin!" Zura berkata dengan riang, tetapi hatinya berkata lain.Ia sama sekali tidak ingin pergi dari sisi Rin. Zura ingin terus bersama

    Terakhir Diperbarui : 2020-09-24
  • THE CURSED MIKO (INDONESIA)   17. Pertemuan Pertama : Rin dan Tatarimokke!

    Rin tidak tahu seberapa lama waktu telah berlalu di sekitarnya, ia juga tak menghitung hari yang sudah ia lewati. Gadis itu hanya tahu bahwa ia terus berlatih untuk menjadi seseorang yang hebat. Berkat pelatihan intens yang diberikan oleh seorang lelaki tua yang kini menjadi gurunya yang bernama Isamu, membuat gadis Akibara itu bertambah kuat di setiap harinya.Rin berencana mematahkan kutukan yang telah membuat keluarganya menderita dan bertekad untuk menjadi sangat kuat ketika sudah kembali pulang ke rumahnya sana.Gadis itu sungguh sangat merindukan keluarganya. Rin rindu dengan ayah, ibu dan sang nenek. Meski, sebenarnya ia tahu jika keluarganya mengorbankan dirinya karena rasa takut berlebihan terhadap sang iblis, tetapi Rin dapat memaklumi itu semua. Keluarganya sebenarnya tak ingin kehilangan dirinya, dan itulah yang ingin gadis itu percayai sampai saat ini.Rin tahu jika kepercayaannya itu akan membuatnya sakit apabila sudah mengetahui kebenarannya, tetapi untuk sekarang, biarl

    Terakhir Diperbarui : 2020-09-28
  • THE CURSED MIKO (INDONESIA)   18. 18. Tabir Dari Sisi Yang Lain

    Rin lalu duduk dengan tenang mendengarkan kisah yang akan disampaikan oleh teman barunya—Tatarimokke. Gadis itu akhirnya memutuskan untuk menjalin pertemanan dengan siluman anak kecil yang tampak begitu kesepian.Lagipula menurutnya, Mokke bukanlah makhluk yang dapat mengancam jiwanya, jadi bagi Rin tak masalah jika berteman akrab atau menceritakan sedikit kisah hidupnya kepada sang roh siluman pengantar jiwa.Meski sekarang, Tatarimokke lah yang akan menceritakan kisah nenek moyang Rin yang tak gadis itu ketahui dengan baik sejak dulu."Tahukah kau?" Mokke memulai ceritanya. Suasana di antara mereka seketika hening, Rin fokus mendengarka sementara Tatarimokke mengingat-ingat apa yang ia ketahui tentang kehidupan keluarga Akibara."Dahulu, sekitar 500 tahun yang telah lewat, seorang gadis bermarga Akibara mendapat kutukan dari penguasa Dunia Kematian—Yamasuke," ucap Mokke yang memiliki poni yang tebal. "Gadis itu bernama Akibara Kimiko, dan dialah nenek moyang keluargamu, Rin."Gadis y

    Terakhir Diperbarui : 2020-10-05
  • THE CURSED MIKO (INDONESIA)   19. Sebuah Kenyataan Pahit Di Balik Air Mata

    Rin telah memutuskan untuk tinggal di desa yang diberitahukan oleh Tatarimokke selama beberapa hari ke depan, sebab ia tidak bisa kembali dan mendatangi sang guru—Isamu ke tempat asalnya.Padahal sang guru sudah memberikan Rin tempat tinggal, melatih dan memberi Rin makan layaknya anak kandungnya sendiri, tetapi Rin malah kabur ke tempat lain dan membuat pria tua itu sendirian di pondok kecilnya.Maafkan aku, Isamu-sama, batin Rin lirih.Lagipula menurutnya, desa yang ia tempati itu begitu nyaman dengan suasananya yang menenangkan. Orang-orang yang tinggal di sana selalu bersikap ramah terhadapnya dan hal itu membuat Rin senang tinggal di desa kecil itu. Ia merasa seperti ... benar-benar dibutuhkan oleh orang-orang desa.Jadi, tak ada salahnya Rin tinggal di sana sampai ia punya cara untuk kembali menemui Isamu. Entah kapan, tetapi Rin akan tetap menunggu saja.Hari itu adalah pagi yang cukup terik. Tidak terlalu panas, tetapi langit pun tak menunjukkan akan hujan. Angkasa tetap cerah

    Terakhir Diperbarui : 2020-10-06
  • THE CURSED MIKO (INDONESIA)   20. Kepastian Tekad!

    "Kaede! Tenangkan dirimu!" Asano berteriak kepada putri keduanya. Tanpa mengetahui bahwa seorang gadis muda tengah menatap ke arahnya dengan tatapan bingung.Rin tampak bertanya-tanya. Apa yang terjadi di sini?"Tidak, Ibu! Aku tidak mau berhenti!""Cukup, Kaede!"Kali ini, neneknya lah yang angkat bicara, wanita tua itu membentak anak perempuannya yang mana merupakan ibunya Rin. Rin tidak tahu apa yang membuat sang nenek yang biasanya selalu tenang dalam kondisi apa pun, menjadi sedikit emosional pada hari itu. Neneknya yang ia ketahui tak pernah meninggikan suaranya, mendadak berteriak dengan ekspresi geram.Itu adalah kali pertama di mana Rin melihat kemurkaan di wajah sang nenek.Gadis itu lalu lalu memutar kepalanya sedikit, dan mendapati sang ayah sedang memijat pelipisnya dengan gelisah. Seolah sedang panik memik

    Terakhir Diperbarui : 2020-10-07
  • THE CURSED MIKO (INDONESIA)   21. Berlatih Sihir Hitam!?

    "Aku rindu Zura," bisik gadis Akibara suatu hari. "Sedang apa ya dia sekarang?"Sang gadis lantas merebahkan dirinya di atas rerumputan hijau. Mengabaikan rambut panjangnya yang terkena noda cokelat dari tanah basah. Aroma setelah hujan mengguyur bumi adalah kesukaannya, Rin tak mungkin melewatkan kesempatan berharga seperti ini.Ditatapinya awan gelap yang berarak-arakan, tanda hujan akan kembali turun membasahi bumi. Zura dulu berkata, mendungnya cuaca tidak menandakan hujan akan langsung turun di daerah itu. Rin kemudian memiringkan tubuhnya, tangannya ia dekap di dada.Sudah berapa hari yang telah ia lewati? Apakah sudah 100 hari? Akankah nasibnya kelak berakhir buruk sama seperti sebelumnya? Rin tak ingin menebak-nebak.Sang gadis menghela napas berat. Ironis. Rin kini merindukan rumah dan keluarga yang telah mencampakkannya."Anakku, sed

    Terakhir Diperbarui : 2020-10-08
  • THE CURSED MIKO (INDONESIA)   22. Dilanda Dilema

    Masih di padang bunga yang indah, seorang gadis berpakaian miko dan seorang anak laki-laki dengan model rambutnya yang seperti mangkuk, terlihat sedang duduk di hamparan bunga lavender. Keduanya terlihat tak berbicara satu sama lain. Tak ada yang memulai pembicaraan di antara mereka. Sang gadis sibuk menyelami pikirannya yang mengawang tinggi di udara, sedangkan si anak sibuk dengan rangkaian bunga di kedua tangannya. Sebelumnya, mereka berdua berbicara mengenai cara agar Rin bisa menjadi kuat. Akan tetapi, sang gadis Akibara terlalu sibuk dengan pikirannya. Gadis itu masih meragu, tak tahu apakah keputusannya sudah bulat atau tidak. Ia ingin memutuskan secepatnya, tetapi hatinya masih belum menerima kenyataan tersebut. "Tak ada jalan lain selain meminta bantuan kepada iblis?" Tanya Rin yang masih dihinggapi perasaan dilema. Gadis itu menatap Mokke dengan pandangan cemas, sesekali kedua

    Terakhir Diperbarui : 2020-10-09
  • THE CURSED MIKO (INDONESIA)   23. Guru Seorang Penyihir? Itu Mungkin Saja Terjadi!

    "Hahh ... tempat ini membosankan sekali," gumam Kyeo. Sang iblis kelelawar yang sedang berbaring di lantai itu tampak merentangkan kedua tangannya lebar-lebar. Wajah tampannya menunjukkan kejenuhan yang nyata. "Ck, aku ingin keluar! Kapan aku bisa keluar dari tempat ini? Sialan!" Kyeo terus menggerutu dalam kesendirian, mengeluh dengan kebosanan yang setiap detik selalu melanda dirinya di tempat gelap itu. Rambut putih sang iblis yang tergerai bebas di sekitar tubuhnya tampak sedikit kusam. Kyeo terlalu malas mengeluarkan kekuatannya, meski hanya setitik kecil untuk sekadar membersihkan diri. Sang iblis lalu bangkit perlahan, dan seketika mengernyit risih ketika rambut panjangnya tertindih siku tangannya sendiri. Kyeo merasa rambut putihnya itu begitu mengganggu kegiatannya berbaring dengan nyaman di atas lantai, dan sang iblis sungguh tidak suka segala kesulitan. Dengan kesal, Kyeo pun mengangkat tan

    Terakhir Diperbarui : 2020-10-12

Bab terbaru

  • THE CURSED MIKO (INDONESIA)   Epilog

    Bertemu karena takdir dan berpisah pula karena takdir yang pilu.Tak ada seorang pun yang tahu jika cinta yang datang ke hati akan memberikan kebahagiaan ataukah luka. Pun dengan apa yang dirasakan oleh seorang gadis bernama Akibara Rin, gadis manusia yang dikutuk oleh iblis jahat dan harus menjalani kehidupannya di dunia lain, demi mencari kekuatan untuk mengalahkan sang iblis yang telah mengutuk keluarganya sejak beberapa generasi selama 500 tahun lamanya.Rin yang mencari kekuatan pun dipertemukan dengan Kyeo, iblis kelelawar yang disegel kekuatannya di dalam kuil keluarga Akibara. Rin membebaskan Kyeo dengan syarat sang iblis akan membantunya mengalahkan Yamasuke, iblis pengutuk sekaligus pimpinan di kerajaan iblis. Kyeo yang merupakan seorang pangeran iblis yang telah lama disegel pun menerima tawaran tersebut dan mereka berdua pun membubuhkan tanda tangan mereka di atas kertas magis menggunakan darah mereka sendiri.Mereka meninggalkan sedikit kekuatan mer

  • THE CURSED MIKO (INDONESIA)   73. Akhir Segalanya

    Kesulitan manusia adalah menentukan sendiri akhir dari cerita kehidupannya.🍃🍃🍃Suasana kerajaan iblis tampak lengang semenjak matinya Yamasuke, pemimpin para pangeran iblis Dunia Kematian yang zalim.Penghuni di kerajaan iblis itu sekarang hanya Akashita-iblis berlidah merah, Bake Neko-iblis kucing berwajah datar, dan Nekomata-iblis peniru dan pengendali yang sedang pergi berkelana ke dunia lain. Akashita mendengkus berulang kali, tak henti-hentinya merasa kesal. Semenjak matinya Yamasuke dan Kyeo, tak ada kegiatan yang bisa ia lakukan di Dunia Kematian.Biasanya ia akan bermain-main dengan para roh wanita. Namun, kerajaan yang semula ramai oleh para roh Akibara itu kini senyap.Iblis bermata besar, menjilat bibirnya girang ketika melihat kedatangan salah satu pangeran Dunia Kematian lainnya. Ia buru-buru menghampiri, "Bake Neko! Ke mana saja kau ini?!"Siluman kucing berwarna putih memasang wajah datar. Namun, sesaat kemudian ia menyeri

  • THE CURSED MIKO (INDONESIA)   72. Air Mata Kesedihan

    "Aku tak menyangka akan menikah denganmu, Kyeo." Rin memilin rambut sehalus sutra miliknya. Ia kembali menerawang ke ingatannya selama kurang dari 100 hari ini.Kyeo mendengkus mendengar penuturan wanita dalam dekapannya, seperti ada kesan wanita itu tidak senang dinikahi olehnya. "Kenapa? Kau akhirnya menyesal juga? Cih, pergi sana!" sungut Kyeo mencebik.Rin tertawa terbahak-bahak, lucu melihat suaminya terpancing. Padahal ia mengatakan itu justru karena bersyukur bisa hidup bersama dengan orang yang ia cintai."Kau ini memang kelinci ya, Kyeo." Rin mengecup singkat pipi suaminya.Sepasang suami-istri itu tampak berbahagia setelah pernikahan mereka yang baru seumur jagung. Semua beban terlupakan begitu saja, termasuk perjanjian darah yang pernah mereka lakukan sebelumnya.Mereka melupakan inti dari perjanjian darah tersebut, meski melupakannya sekalipun, perjanjian akan tetap berjalan, berikut dengan konsekuensi di dalamnya.Syarat perjanj

  • THE CURSED MIKO (INDONESIA)   71. Aku Mencintaimu

    Rin berada dalam situasi di mana ia harus menyembuhkan Kyeo yang tak sadarkan diri. Tetapi, tidak seperti sebelumnya, kali ini ia mampu menyembuhkan Kyeo dan mengobati luka pemuda itu hingga benar-benar pulih.Semua berkat bantuan Kimiko—roh orang yang tidak disangka akan membantunya. Nenek moyang Akibara yang dengan baik hati menolong mereka di saat keadaan sudah sangat genting.Rin tidak bisa membayangkan jika saat itu roh Kimiko tidak muncul untuk membantu mereka, entah akan seperti apa nasib mereka nantinya.***"Kyeo!" Rin langsung memeluk Kyeo erat begitu iblis itu bangun. Yuuto hanya tersenyum menyaksikan kedekatan keduanya."Yamasuke berhasil dikalahkan, Kyeo."Laki-laki itu terperanjat, sepasang mata dengan iris kuningnya membola, semudah itukah Yamasuke tiada?"Benarkah?"Rin mengangguk mantap sebagai jawaban. "Aku ditolong oleh roh generasi Akibara sebelumnya, bahkan Kimiko-sama langsung turun menangani sang ib

  • THE CURSED MIKO (INDONESIA)   70. Membalas Dendam!

    "Jigoku no honō!"Gadis itu menyemburkan jurus api andalannya ke arah sang iblis monyet yang dengan mudahnya menerima dan memadamkan api tersebut dengan tangan, hingga Rin tercengang."Ha! Jadi, kau berusaha melalapku dengan api yang telah menciptakan tubuh bajaku? Menggelikan!" Yamasuke tertawa mengejek, membuat Kyeo dan Rin sama-sama menggeram dengan hati yang dongkol.Kyeo merasa bersalah. Kekuatan gadis itu telah kembali seperti sedia kala saat dia belum memberikan kekuatannya. Tidak ada lagi kekuatan iblis di tubuh sang gadis, api hitam yang melegenda itu pun sudah tiada. Kyeo mendecih.Rin terlihat waspada, cemas jika Yamasuke tiba-tiba saja menyerangnya di saat ia tengah memikirkan strategi.Perasaan gamang mulai menyelimutinya. Padahal, ketika melihat sosok sang iblis monyet tadi, gadis itu tidak merasa takut sama sekali. Tetapi, setelah melihat serangannya dipatahkan begitu saja, membuat Rin kalut.Jika iblis itu tidak bisa diserang

  • THE CURSED MIKO (INDONESIA)   69. Iblis Terkutuk : Yamasuke!

    Rin memandangi Kyeo dengan mata sembap. Sepanjang cerita, gadis itu menangis tak kenal henti, membuat siapa pun yang melihat akan lebih iba dengannya. Kyeo yang telah menyelesaikan kisahnya hanya tersenyum simpul melihat Rin menangis sesenggukan.Dia melewatkan bagian perjanjian dari ceritanya yang cukup singkat. Dia tak ingin Rin mengetahui perihal perjanjian yang akan membunuhnya cepat atau lambat.Kyeo juga tidak ingin mendengar komentar apa pun dari sang gadis tentang ajal yang akan menjemputnya. Apakah gadis itu akan menangisi kepergiannya seperti ketika dia menangis mendengar kisah hidup seorang Kyeosuke?Iblis itu ragu."Kakak yang jahat." Kyeo menatap kedua mata Rin yang basah. Kata-kata yang terlontar dari bibir mungilnya membuat Kyeo mengiyakan dalam hati."Dia sering menuduh, dan membuat semua buktinya mengarah padaku. Daichi itu sangat licik. Untungnya, hari itu aku mendapatinya sedang bermesraan dengan seorang gadis," Kyeo berucap deng

  • THE CURSED MIKO (INDONESIA)   68. Masa Lalu Kyeo

    "Seharusnya tidak usah dikembalikan, kau jadi lemah tanpa kekuatan itu."Rin memutar bola mata gemas, Kyeo sudah membahas hal ini beberapa kali. "Aku tidak masalah kehilangan kekuatan, asal tidak kehilangan seseorang yang berarti," Rin menjawab jujur.Kyeo menepuk kepala Rin pelan, "Baiklah, kau cukup pintar sekarang."Keduanya memutuskan untuk pulang ke desa. Namun, lagi-lagi Kyeo terlihat sedang memikirkan sesuatu sehingga mengabaikan gadis yang sedang bersamanya. Rin menghela napas gusar."Rin," panggil Kyeo tiba-tiba. Rin mendongak, mendapati wajah sedih laki-laki itu, "Ada apa?""Kau tahu, Rin? Kau adalah satu-satunya manusia yang mencoba untuk melindungiku. Sementara manusia lain selalu berdiri di belakangku." Ada nada getir yang terucap dari bibirnya. Namun, tetap diucapkannya pada Rin."Bahkan, dulu ketika aku masih menjadi manusia sekalipun, sama sekali tak ada yang pernah menolongku."Rin terperanjat, mundur seketika. "Manus

  • THE CURSED MIKO (INDONESIA)   67. Suara Rin

    Butuh beberapa orang untuk membuatmu menderita, tetapi kamu cukup membutuhkan satu orang agar membuatmu bahagia.🥀🥀🥀Rin mendekap Kyeo erat, air matanya mengalir dengan deras. Ia menangis sesenggukan saat merasakan tubuh dalam pelukannya dingin bak es. Isak tangisnya pecah. "Bangun, Kyeo. Kumohon, buka matamu," pintanya lirih.Gadis itu tidak bisa menunggu lebih lama lagi hingga mata terpejam itu terbuka lebar. Akan sangat menyakitkan baginya jika terlambat membawa Kyeo. Rin mengusap wajahnya kasar. Dia harus mencari pertolongan!Dalam hal ini, pikirannya hanya tertuju pada penyihir tua yang ada di dasar gunung Yaburi. Gurunya yang telah mengajari Rin sihir dan membagikan kekuatan gelapnya. Enzu!Guru penyihirnya itu pasti bisa membantunya menyelesaikan masalah ini. Rin tidak tega melihat raut wajah kesakitan pria dalam pelukannya, ia tak ingin kehilangan Kyeo yang teramat berharga baginya.Rin memejamkan matanya yang sembap, berkonsentra

  • THE CURSED MIKO (INDONESIA)   66. Kekuatan yang Mulai Melemah

    Pagi ternyata datang lebih cepat. Rin telah mengganti pakaiannya dengan yukata merah tua dan hakama biru, gadis itu tampak berseri-seri sebelum keberangkatan mereka.Terbukti dari tak henti-hentinya dia bersenandung tatkala sedang merapikan perlengkapan sebelum pulang ke desa Anohagaku. Desa yang diberitahukan oleh roh pengantar jiwa bernama Tatarimokke.Berbicara tentang makhluk berwujud anak kecil berambut mangkuk, sudah lama sekali sejak terakhir kali Rin bertemu dengannya. Terakhir dia bersama Mokke adalah sebelum dia membebaskan sang iblis kelelawar.Sejak saat itu, keberadaan Mokke menjadi lenyap. Tak ada yang tahu di mana makhluk itu berada.Padahal Rin sudah mencarinya di ladang bunga tempat mereka pertama kali bertemu. Gadis itu juga telah bertanya pada seluruh penduduk desa. Tetapi, mereka hanya mengatakan bahwa Tatarimokke sedang pergi ke dunia kematian.Tak ada seorang pun yang tahu apa yang roh siluman itu lakukan di sana. Namun, jika

DMCA.com Protection Status