Kyeo mempercepat larinya. Tak peduli apa pun yang bisa ia lakukan, ia harus berlari untuk menyelamatkan hidupnya yang teramat berharga.
Orang-orang yang kini mengejarnya ingin menangkap dan menghukumnya atas kejahatan yang telah dilakukannya selama ini. Mereka hendak mengirimnya kembali ke tempat asalnya, ke Dunia Kematian, tempat para pendosa harus kembali dan berdiam diri.
Kyeo tak mau itu terjadi, ia lebih suka di sini. Dunia yang ia tempati kini adalah surga yang nyata baginya.
Kyeo cukup beruntung berada di dunia manusia. Tempat di mana ia bebas melakukan pembantaian dan memberi orang-orang menyedihkan itu pelajaran. Beruntung bagi iblis sepertinya, ada banyak sekali manusia bodoh yang memanggilnya ke dunia mereka, tetapi pada akhirnya, iblis itu akan membunuh mereka semua.
Tak ada yang bisa menampik kelicikan yang dimiliki sesosok iblis, meski mereka telah berjanji akan tunduk kepada perintah sang pemanggil, tetapi nyatanya adalah sebaliknya. Kematianlah yang akan mereka dapatkan bahkan sebelum sempat mencapai tujuan.
Dia adalah Kyeo, iblis yang tak bisa dipandang sebelah mata, dan dianggap remeh begitu saja.
Kyeo adalah iblis yang sangat membenci umat manusia. Baginya, manusia adalah makhluk rendahan yang nyawanya tak lebih berharga ketimbang helai rambut sang iblis yang jatuh ke tanah. Iblis itu telah membunuh 999 manusia lemah dari berbagai tempat di seluruh dunia, dan menjadikan mereka sebagai santapannya yang lezat.
Ketika ia sudah siap untuk membunuh korbannya yang ke-1000, Kyeo bertemu dengan manusia itu.
Manusia berjenis kelamin perempuan yang identik dengan pendeta wanita dalam agama Shinto, seorang miko atau gadis penjaga kuil. Makhluk yang terlihat lemah, bahkan untuk sekadar membunuh seekor kucing saja mereka pasti tidak akan sanggup. Namun, kenyataannya ... miko itu berhasil melukai Kyeo hingga membuat sang iblis tak kuasa lagi melawannya.
Kyeo menggeram murka, iblis itu ingin sekali membunuh dan menyantap sang miko, tetapi keadaannya kini sangatlah tidak memungkinkan. Ia terluka parah.
Kyeo lantas mengumpat sejadi-jadinya. Jelas, bukan gayanya menghindar dari para manusia, biasanya ialah yang akan memburu mereka semua. Akan tetapi, sekarang dia bahkan tak kuasa untuk melawan.
Kyeo sadar kondisinya yang sedang terluka parah tidak memungkinkan baginya untuk mengalahkan miko tersebut, ia lebih memilih untuk melarikan diri sejauh mungkin dari sana dan mencari tempat persembunyian yang aman.
Ketika Kyeo tengah fokus melompat dari satu pohon ke pohon lain guna menghindar dari kejaran, mendadak dari arah depan muncul berbagai macam senjata tajam yang mengarah kepadanya.
Sontak, iblis itu langsung berkelit menghindar. Sikap angkuh sang iblis pun muncul ketika ia berhasil mengelak dan kini tengah berhadapan dengan orang-orang yang telah berani mengejarnya. Ternyata hanya segerombolan manusia lemah.
"Hee ...." Kyeo bergumam ketika melihat jumlah lawan yang tidak bisa dikatakan sedikit itu. Jika Kyeo sedang berada dalam keadaan yang sehat, mungkin saja makhluk-makhluk di depannya ini sudah berubah menjadi abu. "Ternyata kalian ya yang sedari tadi mengawasi pergerakanku?"
"Kyeo, kau dituduh atas kasus pembunuhan dan pembantaian penduduk di negeri ini. Kau sekarang sebagai tersangka," ucap salah seorang prajurit bertopeng kepada sang iblis. "Tolong, serahkan dirimu secara baik-baik."
"Ck!" Sang iblis berdecak kesal. Matanya nyalang menatap orang yang berdiri di barisan paling depan. Ia sama sekali tidak merasa takut ataupun gentar. Meskipun dirinya saat ini sedang terluka, pandangannya terhadap manusia tidak akan pernah berubah.
"Kalian pikir aku akan menyerahkan diri begitu saja kepada kalian semua?" tanyanya seraya mengangkat dagu. Dia memang angkuh, tak ada iblis di dunia ini yang tak memiliki kesombongan di dalam dirinya.
Kesepuluh orang berpakaian hitam di depannya terlihat tidak suka dengan perkataan sang iblis, Kyeo menyeringai seraya menunjuk mereka satu-satu.
"Hm, dasar kalian para manusia yang teramat menyedihkan." Sang iblis berhidung mancung dengan paras manusianya yang menawan itu lalu mendengkus geli. Menertawakan sesuatu yang tidak diketahui pasti apakah gerangan.
Tak mendapat respons dari manusia di depannya, membuat sang iblis menatap remeh orang-orang yang berusaha menangkapnya itu. Tubuhnya yang tak terbalut pakaian menunjukkan otot-otot bisep dan abdominal yang menggoda. Ya, iblis memang tak pernah menggunakan pakaian, mereka telanjang bulat.
"JANGAN HARAP AKU MAU, MANUSIA!" Kyeo berteriak keras, sesaat kemudian ia tertawa dengan lantang, sehingga menimbulkan api kemarahan di hati para manusia yang bertugas memburunya. "Aku tak mungkin mau ikut bersama kalian, Bodoh!"
Perhatian sang iblis yang hanya tertuju kepada beberapa orang yang berdiri di depannya, membuatnya tidak fokus terhadap sekitar. Seorang pendeta wanita yang mengejar Kyeo sudah memasang segel tangan di belakang iblis bersurai putih tersebut.
"SIAL!" maki Kyeo setelah menyadari dirinya dalam bahaya. Belum sempat sang iblis menghindar, sang miko telah membaca mantranya.
"Akuma no shirushi!"
Lalu secara tiba-tiba, muncullah sebuah lubang hitam berukuran besar yang dalam sekejap memerangkap dirinya. Kyeo pun tertangkap oleh mantra yang sebelumnya miko itu lafalkan.
Kyeo mendecih berulang kali.
Belum sempat ia menghindar, dirinya sudah telanjur tertelan ke dalam pelindung cahaya yang secara perlahan mulai mengisap masuk sang iblis, dan memerangkapnya ke dalam kurungan yang mengeluarkan energi yang sangat aneh. Iblis itu terus meronta dan berontak dalam kurungan emas yang dibuat oleh sang miko. Namun, usahanya hanya semakin memperkuat pelindung yang menyerap energi iblis.
Gadis penjaga kuil itu tahu titim kelemahan para iblis, mereka semua tak tahan dengan energi murni. Kekuatan spiritual mampu mengalahkan mereka, tetapi itu tergantung dari jenis iblis itu sendiri.
Miko bertudung merah dengan raut wajah datar yang telah berhasil memerangkap Kyeo ke dalam mantra yang diajarkan oleh sang ibu, perlahan mendekat ke arah sang iblis kelelawar. "Bawa Kyeo, sang iblis kelelawar ke hadapan penguasa," titahnya cepat.
"Baik!" jawab para pengawal dengan sigap.
Mereka semua lalu menghilang dalam sekejap, menuju ke tempat di mana Kyeo akan ditahan hingga batas waktu yang belum ditentukan, seraya membawa sang iblis yang dipenjara bak burung dalam sangkar.
Tanpa disadari oleh mereka, tatapan gelap sang iblis hanya tertuju kepada satu orang, kepada seorang wanita yang menutupi dirinya dengan jubah panjang berwarna putih susu.
Seorang miko suci yang memiliki tanda lahir dua buah titik merah di dahinya. Iblis yang kehilangan salah satu sayap karena perempuan itu, menggeram murka. Tidak akan pernah ia maafkan wanita itu beserta anak keturunannya!
"Akan kubunuh kau, Keparat!"
Kyeo bersumpah untuk ini.
~•~•~
Kaisar Tachibana menatap kurungan emas yang berbentuk seperti sangkar burung dengan tatapan tajam. Tempat itu adalah tempat di mana Kyeo, sesosok iblis yang meresahkan, dikurung selama sementara waktu, hingga sang iblis dibawa ke penjaranya yang sesungguhnya.
Kurungan itu dipenuhi aura magis, bercampur aura spiritual yang besar. Iblis tidak bisa menembusnya, apalagi dengan kekuatan Kyeo yang saat ini melemah.
Keputusan untuk memenjarakan sang iblis kelelawar masih belum selesai dirundingkan oleh mereka semua, tetapi untuk sementara waktu, Kyeo akan dibiarkan saja untuk terus berada dalam kurungan emas tersebut. Tentu dalam pengawasan yang sangat ketat oleh para pengawal istana yang sengaja diperintahkan oleh sang penguasa negeri itu.
Sang iblis yang memiliki wujud asli kelelawar raksasa tampak sedang melamun seraya memandangi Kaisar Tachibana dengan pelototan yang tajam. Pupil matanya yang berwarna kuning sama sekali tak mengalihkan pandangnya dari sang penguasa. Seolah-olah, penguasa itu adalah objek yang sengaja ia targetkan.
"Lepaskan aku!" titahnya setengah berteriak, tetapi tak ada satu pun orang yang bersedia mewujudkan perintahnya itu.
Sang iblis menggeram kesal. Wajahnya memerah menahan amarah. "HEI, KAU!" seru Kyeo sembari menunjuk ke arah sang kaisar. "Lepaskan aku, bedebah!" serunya murka, masih sempat memaki manusia di hadapannya.
Walaupun ia sedang berada di dalam kurungan yang sangat sulit ditembus sekalipun, tetapi tak sedikit pun sang iblis merasa takut dengan manusia. Baginya, manusia tetaplah manusia. Makhluk yang begitu lemah dan tak ada harganya di matanya.
Kaisar Tachibana hanya bisa menggelengkan kepalanya prihatin saat mendengar ucapan kotor sang iblis bersurai panjang.
Wujud manusia Kyeo memang terlihat seperti seorang dewa, tetapi sesungguhnya dia adalah iblis pembunuh dan seorang perusak sejati yang namanya begitu tersohor di mana-mana. Jangan sesekali terjatuh ke dalam pesona sesosok iblis dari kalangan bangsawan, karena sekali terjebak, maka akan sulit sekali lepas dari cengkeraman pesonanya.
Akan tetapi, tampaknya para wanita tak terlalu memedulikan hal itu, pikir Kyeo. Meski begitu, Kyeo juga tak peduli dengan mereka.
"Di mana gadis kuil yang telah berhasil menangkap monster pembunuh ini?" tanya Kaisar Tachibana kepada rombongan prajuritnya.
Mendengar pria tua bangka yang hampir mati itu menyebut dirinya sebagai monster, sungguh membuat Kyeo geram. Andai saja ia berada di luar penjara energi murni buatan sang miko, mungkin saja manusia tua yang mengenakan jubah panjang itu pasti sudah mati di tangannya. Sang iblis benar-benar gemas ingin membunuhnya.
Salah seorang di antara anak buah kaisar itu lalu mendekat dan menunjuk ke arah seorang gadis berkimono warna putih. "Dia ada di sana, Paduka Kaisar," ucapnya sopan.
Kaisar mengangguk pelan. "Panggil gadis itu untuk menghadapku segera, sekarang juga," titahnya seraya memandang gadis yang telah menyelamatkan negerinya. Himiko hanya bisa tersenyum manis saat dipandang oleh seorang yang begitu diagungkan di negeri tersebut.
Tak beberapa lama kemudian, seorang prajurit berzirah warna merah tua mendatangi sang gadis Akibara, lalu membawanya menuju ke hadapan sang Kaisar Tachibana.
"Hormat saya, Paduka Kaisar." Gadis yang tak diketahui namanya tersebut menundukkan badannya di depan Kaisar Tachibana yang sedang tersenyum bijak. Betapa sopannya gadis ini, ucap sang kaisar tua dalam hati.
Kaisar lalu berbalik badan, dan kembali menatap iblis kelelawar yang berada di dalam kurungan. Kini ia telah tahu di mana tempat yang cocok untuk mengurung sang iblis berwajah malaikat.
"Bawa Kyeo, sang iblis kelelawar ke tempat di mana tak ada seorang pun manusia biasa yang bisa mendekatinya," ucap sang penguasa. "Kyeo, dengan ini kami menyatakan bahwa kau akan kami hukum, yaitu dengan cara menjalani sisa hidupmu di Hutan Terlarang sebagai akibat dari kejahatanmu selama ini."
"Selamanya kau akan disegel di sana, tanpa ada satu orang pun yang bisa menolongmu," ujar Kaisar Tachibana lagi menjelaskan. "Bawa dia!"
"Siap, laksanakan!"
Para prajurit tertinggi menghampiri Kyeo, iblis itu masih memasang mimik yang sama, suram, bahkan tampak gelap dan mengerikan.
Dengan aba-aba melalui jari tangan, pemimpin pasukan elite itu lantas memberikan kode untuk membawa sang iblis ke hutan terlarang.
Sepeninggal orang-orang berpakaian serba hitam yang membawa pergi Kyeo sang iblis kelelawar ke penjara yang akan mengurungnya selamanya, netra cokelat penguasa tua dengan jubah kebesaran kembali menatap tamu kehormatannya yang telah datang dari jauh.
"Terima kasih atas bantuan Anda, Miko-san*."
Kaisar itu tersenyum teduh, seraya ber-ojigi* cukup dalam, kemudian kembali berdiri tegak. Pria paruh baya yang disegani oleh para rakyatnya itu lalu berkata, "Tanpa bantuan Anda, iblis itu tak mungkin bisa kami tangkap hidup-hidup. Sekali lagi, terima kasih banyak."
Himiko, sang pendeta wanita Shinto itu pun tersenyum manis saat mendengar penuturan sang Kaisar, wanita muda yang telah menurunkan tudung merah di kepalanya itu lalu membungkukkan badannya dalam-dalam. Rambut hitam pendek sebahunya terlihat bergoyang mengikuti gerak kepalanya.
"Paduka Kaisar, Anda tak perlu membungkukkan diri Anda," tuturnya sopan. "Saya hanya gadis biasa."
Himiko memandang wajah sang penguasa dengan iris matanya yang berwarna hitam, lalu kembali berkata dengan suara yang terdengar begitu lembut, "Saya senang membantu orang-orang yang sedang kesusahan, Yang Mulia."
"Semua orang resah dengan kehadiran sang iblis yang telah merusak tatanan kehidupan manusia. Oleh sebab itu, atas perintah dan tugas dari ibu saya, saya mengejar Kyeo dan berusaha menangkapnya."
"Lalu, mengenai penanganan Kyeo ini ... saya hanya ikut membantu menciptakan kedamaian di wilayah ini saja. Cukup kurung dia di tempat yang penuh dengan energi putih suci."
Himiko menjelaskan semua yang menjadi alasan di balik fakta dirinya yang menangkap Kyeo. Kaisar mengangguk tanda mengerti.
Penguasa Negeri Awan lalu mengedarkan pandangannya ke seluruh penduduk yang hadir di sana, hendak menyampaikan apa yang ada di dalam pikirannya. Hingga kemudian rombongan prajurit yang membawa Kyeo kembali seraya membawa sang iblis. "Lapor, Yang Mulia! Kyeo ingin mengutarakan sesuatu!"
-Tambah tahu, tambah banyak ilmu-
Yuki Onna – Wanita Salju
Makhluk Mitologi Jepang satu ini Dikenal dengan nama Yuki Onna atau wanita salju. Beberapa daerah di Jepang memiliki banyak versi mengenai wanita dengan kulit seputih salju ini. Namun versi yang paling dipercaya masyrakat Jepang mengatakan jika Yuki Onna memiliki tinggi tiga meter.
Yuki Onna selalu muncul di daerah yang tenang dan sepi yang dipenuhi salju. Yuki Onna suka sekali membuat manusia jadi membeku. Setelah membekukan manusia yang ditemuinya, dia akan menghisap jiwa hingga korbannya tak bernyawa lagi.
Kaisar Tachibana merasa apa yang disampaikan oleh komandan pasukan pengawal miliknya itu terdengar aneh. Kyeo berkata seperti itu? Untuk apa iblis kejam mengutarakan apa yang ia rasakan? Bukankah iblis tak punya perasaan? Tanggapan seperti apa yang ingin Kyeo utarakan kepadanya selaku penguasa negeri? Sungguh, sang kaisar negeri Awan itu tak mengerti maksudnya.Tidak ada satu pun makhluk yang mampu membuat sang iblis kelelawar menghargai nyawa manusia. Ia akan leluasa membunuh, menghancurkan atau melenyapkan makhluk hidup bernama manusia, karena baginya nyawa mereka itu sangatlah rapuh dan iblis tidak menyukai kerapuhan. Mereka juga sangat tidak menyukai kelemahan yang identik dengan umat manusia.Tak beberapa lama kemudian, rombongan para pengawal yang datang membawa kurungan tempat Kyeo dikurung pun tiba di hadapan Kaisar Tachibana. Sang iblis diletakkan di depan umum, karena ada banyak warga yang meminta untuk melihat wujud Kyeo secara langsung.Tanpa disangka-sangka, suara teriaka
"Hyaahh! Huf, huf!!"Seorang pemuda berambut ikal tampak sedang berlatih dengan sebuah batang pohon yang berdiri tegak di depannya. Setiap kali dia bergerak menyerang pohon tersebut, rambut panjangnya akan bergoyang mengikuti gerak tubuhnya. Surai hitamnya tampak lembut dan lebat. Di batang pohon tersebut terdapat beberapa tongkat yang difungsikannya sebagai alat untuk berlatih pukulan. Seolah tongkat-tongkat itu adalah tangan dari musuh yang harus dihadapi. Sang pemuda terus memukul tongkat-tongkat tersebut secara berkala menggunakan kedua tangannya, seolah-olah sedang berlatih tanding dengan seseorang. Dia adalah Yuuto, pemuda yang sebelas tahun silam menghilang dari muka bumi dan masuk ke dunia lain karena dibawa oleh sesosok siluman berwajah buruk rupa. Dia adalah anak laki-laki keturunan keluarga kuil Akibara yang terkenal sangat baik hati dan juga penyayang terhadap sesama. Sudah lama sekali semenjak pemuda itu meninggalkan rumah, lebih tepatnya diculik dari dunianya yang seben
Yuuto tersenyum samar, ingatan tentang pertemuan pertamanya dengan sang guru tiba-tiba muncul ke permukaan. Ia yang dulu adalah seorang anak kecil yang suka bersembunyi dari kejaran siluman, kini telah tumbuh menjadi seorang pemuda yang memiliki kekuatan.Yuuto kini telah dewasa, ia sudah berhasil menguasai berbagai kemampuan dasar dan bela diri dari sang guru.Tak sia-sia pelatihan yang diberikan oleh Hiroshi—sang kakek tua yang ia temui belasan tahun silam. Selama bertahun-tahun lamanya, lelaki tua itu mengajari pemuda dengan gaya rambut panjangnya yang tidak rapi, si Yuuto, berbagai jurus bela diri dan lain sebagainya.Yuuto selalu ingat dengan pesan yang disampaikan oleh sang guru, bahwa untuk hidup di dunia yang keras haruslah memiliki tekad yang besar. Ia merasa hal itu ada benarnya. Yuuto membutuhkan kekuatan.Selain mempelajari ilmu kehidupan dengan sang guru, Yuuto juga belajar dari para biksu yang ia temui di setiap perjalanan spiritualnya. Kadang-kadang, pemuda itu akan ikut
Di sebuah dimensi yang bersebelahan dengan Dunia Bawah, tepatnya di dunia di mana para manusia bumi tinggal, bermukim dan melahirkan keturunan. Ada sebuah daerah di mana di sana terdapat sebuah kuil kecil yang merupakan milik keluarga Akibara. Ada sesosok makhluk tampan yang sedang berusaha keras mengalirkan kekuatan penyembuhan ke bagian perut dan tangannya yang sedang terluka parah, dan ia hanya seorang diri saat berada dalam kurungan tersebut.Tak ada seorang pun yang pernah menjenguknya. Sama sekali tak pernah ada yang berusaha menyelamatkan sang iblis kelelawar dari tempat terkutuk itu!Sialan, Kyeo dilanda amarah sekarang. Tempat tinggalnya berada jauh dari sentuhan tangan manusia. Kuil tempatnya tersegel pun tak pernah sekalipun didekati, apalagi dibuka oleh orang-orang yang penasaran dengan isinya.Tak pernah ada seorang pun manusia yang berani melakukannya. Mereka semua terlalu takut mendekati kandang milik sang iblis kelelawar bermata kuning keemasan. Mereka takut iblis itu
"Ck, menyedihkan," komentar Kyeo sesaat setelah mangsa keduanya mati. Ia lalu mengendus bau amis dari darah segar yang memenuhi tangan kanannya dengan perasaan senang. Puas lebih tepatnya, karena sudah berhasil membunuh.Bau amis darah selalu dapat memikatnya, tak peduli sejauh apa sumber darah tersebut, Kyeo akan tetap mendatanginya selagi tak ada halangan. Sang iblis kelelawar akan tetap datang dengan senang hati ketika menghampiri setiap mangsa yang kurang beruntung bertemu dengannya hari itu, dan mereka akan berakhir sebagai mainan dari sang iblis yang kejam.Lihat? Betapa baiknya sang iblis hingga menjemput kematian para korbannya dengan tangannya sendiri. Jadi, mereka tak perlu bersusah-susah menanyakan perihal kematian mereka yang tidak pasti itu.Kyeo merasa bangga karena sudah mengantarkan manusia-manusia itu ke alam kematian. Sang iblis kelelawar merasa, ia bagaikan seorang dewa kematian, tetapi dengan caranya sendiri dan itu benar-benar menyenangkan.Iblis dengan wujud manus
Yuuto yang baru saja selesai latihan bersama sang guru, berjalan pelan menuju sebuah pohon yang tampak rindang. Cuaca yang cukup terik membuatnya sedikit merasakan gerah. Walaupun ia sudah memakai yukata tipis berwarna gelap, tetapi tetap saja panas mengenai kulit sawo matang sang pemuda.Pemuda itu ingin berteduh sebentar sebelum kembali berlatih lagi bersama Hiroshi.Langkah laki-laki dewasa itu terlihat melambat ketika ia mendengar suara derap langkah kaki seseorang yang mengarah padanya dengan sangat cepat. Sebelum sempat berbalik badan sepenuhnya, Yuuto telah diterjang oleh seseorang dari belakang."Kakak!" teriak orang itu penuh semangat. Suaranya terdengar seperti seorang perempuan muda yang begitu ceria. Manis dan menyenangkan. Yuuto tertegun di tempat saat seorang remaja perempuan melompat ke arahnya secara tiba-tiba dan memeluknya dengan sangat erat. Helaian rambut hitam panjangnya mengingatkan Yuuto terhadap sang adik. Belum lagi dengan sang gadis yang memanggilnya kakak ta
Di sebuah rumah yang luarnya cukup megah, meski telah berusia tua, terlihat beberapa orang sedang berkumpul di ruang tamu keluarga. Mereka adalah sepasang suami istri dari keluarga Akibara. Keduanya tengah membicarakan sesuatu dengan serius, ketegangan tampak di wajah wanita yang memiliki tanda lahir di pipi kanannya yang hanya dimiliki oleh anggota keluarga Akibara saja. Meski setiap keturunan memiliki tanda lahir di tempat yang berbeda-beda. Simbol itu begitu unik, tetapi sangat cocok untuk para anggota keluarga Akibara yang terpandang sebagai keluarga kuil di kotanya. "Bagaimana nasib keluarga kita di masa depan? Kita sudah tidak punya keturunan lagi untuk melanjutkan persembahan itu!" Sang wanita mulai mengeluarkan argumennya. Wajahnya memerah, terlihat jelas sedang memendam perasaan yang terus berkecamuk di dalam dada. Kaede marah, sangat marah. Dia juga merasa sedih, kecewa dan perasaan mencolok lainnya tengah bercampur aduk di hatinya saat ini. "Kaede, tenanglah. Pasti a
Rin mengukir batang pohon yang ia lewati menggunakan salah satu anak panah yang dibawa olehnya, gadis itu sedang membuat goresan dengan bentuk yang indah, tetapi mengandung makna yang sangat ia senangi.Gadis itu tampak begitu serius dengan pekerjaannya yang menjadikan batang pohon menjadi tempat menuangkan kreativitas. Sang gadis Akibara terlihat seperti seorang seniman dengan alat pahatnya di tangan, tetapi sepertinya gadis itu tidak mengetahui benar apa yang sedang ia lakukan saat ini.Mungkin baginya, mengukir pohon hanyalah suatu bentuk pengungkapan diri. Semuanya tergambar jelas dari sang gadis yang begitu teliti saat mengukir namanya di permukaan batang pohon yang tidak terlalu kasar, dan agak berlumut itu. Senyum bahagianya langsung merekah begitu lebar saat namanya telah selesai terukir di sana.Mengukir karakter kanji-nya sendiri di sebuah kayu dan berbekal anak panah memang cukup sulit, tetapi ternyata setelah selesai, hasilnya lebih bagus daripada ekspektasinya."Wah, hasi
Bertemu karena takdir dan berpisah pula karena takdir yang pilu.Tak ada seorang pun yang tahu jika cinta yang datang ke hati akan memberikan kebahagiaan ataukah luka. Pun dengan apa yang dirasakan oleh seorang gadis bernama Akibara Rin, gadis manusia yang dikutuk oleh iblis jahat dan harus menjalani kehidupannya di dunia lain, demi mencari kekuatan untuk mengalahkan sang iblis yang telah mengutuk keluarganya sejak beberapa generasi selama 500 tahun lamanya.Rin yang mencari kekuatan pun dipertemukan dengan Kyeo, iblis kelelawar yang disegel kekuatannya di dalam kuil keluarga Akibara. Rin membebaskan Kyeo dengan syarat sang iblis akan membantunya mengalahkan Yamasuke, iblis pengutuk sekaligus pimpinan di kerajaan iblis. Kyeo yang merupakan seorang pangeran iblis yang telah lama disegel pun menerima tawaran tersebut dan mereka berdua pun membubuhkan tanda tangan mereka di atas kertas magis menggunakan darah mereka sendiri.Mereka meninggalkan sedikit kekuatan mer
Kesulitan manusia adalah menentukan sendiri akhir dari cerita kehidupannya.🍃🍃🍃Suasana kerajaan iblis tampak lengang semenjak matinya Yamasuke, pemimpin para pangeran iblis Dunia Kematian yang zalim.Penghuni di kerajaan iblis itu sekarang hanya Akashita-iblis berlidah merah, Bake Neko-iblis kucing berwajah datar, dan Nekomata-iblis peniru dan pengendali yang sedang pergi berkelana ke dunia lain. Akashita mendengkus berulang kali, tak henti-hentinya merasa kesal. Semenjak matinya Yamasuke dan Kyeo, tak ada kegiatan yang bisa ia lakukan di Dunia Kematian.Biasanya ia akan bermain-main dengan para roh wanita. Namun, kerajaan yang semula ramai oleh para roh Akibara itu kini senyap.Iblis bermata besar, menjilat bibirnya girang ketika melihat kedatangan salah satu pangeran Dunia Kematian lainnya. Ia buru-buru menghampiri, "Bake Neko! Ke mana saja kau ini?!"Siluman kucing berwarna putih memasang wajah datar. Namun, sesaat kemudian ia menyeri
"Aku tak menyangka akan menikah denganmu, Kyeo." Rin memilin rambut sehalus sutra miliknya. Ia kembali menerawang ke ingatannya selama kurang dari 100 hari ini.Kyeo mendengkus mendengar penuturan wanita dalam dekapannya, seperti ada kesan wanita itu tidak senang dinikahi olehnya. "Kenapa? Kau akhirnya menyesal juga? Cih, pergi sana!" sungut Kyeo mencebik.Rin tertawa terbahak-bahak, lucu melihat suaminya terpancing. Padahal ia mengatakan itu justru karena bersyukur bisa hidup bersama dengan orang yang ia cintai."Kau ini memang kelinci ya, Kyeo." Rin mengecup singkat pipi suaminya.Sepasang suami-istri itu tampak berbahagia setelah pernikahan mereka yang baru seumur jagung. Semua beban terlupakan begitu saja, termasuk perjanjian darah yang pernah mereka lakukan sebelumnya.Mereka melupakan inti dari perjanjian darah tersebut, meski melupakannya sekalipun, perjanjian akan tetap berjalan, berikut dengan konsekuensi di dalamnya.Syarat perjanj
Rin berada dalam situasi di mana ia harus menyembuhkan Kyeo yang tak sadarkan diri. Tetapi, tidak seperti sebelumnya, kali ini ia mampu menyembuhkan Kyeo dan mengobati luka pemuda itu hingga benar-benar pulih.Semua berkat bantuan Kimiko—roh orang yang tidak disangka akan membantunya. Nenek moyang Akibara yang dengan baik hati menolong mereka di saat keadaan sudah sangat genting.Rin tidak bisa membayangkan jika saat itu roh Kimiko tidak muncul untuk membantu mereka, entah akan seperti apa nasib mereka nantinya.***"Kyeo!" Rin langsung memeluk Kyeo erat begitu iblis itu bangun. Yuuto hanya tersenyum menyaksikan kedekatan keduanya."Yamasuke berhasil dikalahkan, Kyeo."Laki-laki itu terperanjat, sepasang mata dengan iris kuningnya membola, semudah itukah Yamasuke tiada?"Benarkah?"Rin mengangguk mantap sebagai jawaban. "Aku ditolong oleh roh generasi Akibara sebelumnya, bahkan Kimiko-sama langsung turun menangani sang ib
"Jigoku no honō!"Gadis itu menyemburkan jurus api andalannya ke arah sang iblis monyet yang dengan mudahnya menerima dan memadamkan api tersebut dengan tangan, hingga Rin tercengang."Ha! Jadi, kau berusaha melalapku dengan api yang telah menciptakan tubuh bajaku? Menggelikan!" Yamasuke tertawa mengejek, membuat Kyeo dan Rin sama-sama menggeram dengan hati yang dongkol.Kyeo merasa bersalah. Kekuatan gadis itu telah kembali seperti sedia kala saat dia belum memberikan kekuatannya. Tidak ada lagi kekuatan iblis di tubuh sang gadis, api hitam yang melegenda itu pun sudah tiada. Kyeo mendecih.Rin terlihat waspada, cemas jika Yamasuke tiba-tiba saja menyerangnya di saat ia tengah memikirkan strategi.Perasaan gamang mulai menyelimutinya. Padahal, ketika melihat sosok sang iblis monyet tadi, gadis itu tidak merasa takut sama sekali. Tetapi, setelah melihat serangannya dipatahkan begitu saja, membuat Rin kalut.Jika iblis itu tidak bisa diserang
Rin memandangi Kyeo dengan mata sembap. Sepanjang cerita, gadis itu menangis tak kenal henti, membuat siapa pun yang melihat akan lebih iba dengannya. Kyeo yang telah menyelesaikan kisahnya hanya tersenyum simpul melihat Rin menangis sesenggukan.Dia melewatkan bagian perjanjian dari ceritanya yang cukup singkat. Dia tak ingin Rin mengetahui perihal perjanjian yang akan membunuhnya cepat atau lambat.Kyeo juga tidak ingin mendengar komentar apa pun dari sang gadis tentang ajal yang akan menjemputnya. Apakah gadis itu akan menangisi kepergiannya seperti ketika dia menangis mendengar kisah hidup seorang Kyeosuke?Iblis itu ragu."Kakak yang jahat." Kyeo menatap kedua mata Rin yang basah. Kata-kata yang terlontar dari bibir mungilnya membuat Kyeo mengiyakan dalam hati."Dia sering menuduh, dan membuat semua buktinya mengarah padaku. Daichi itu sangat licik. Untungnya, hari itu aku mendapatinya sedang bermesraan dengan seorang gadis," Kyeo berucap deng
"Seharusnya tidak usah dikembalikan, kau jadi lemah tanpa kekuatan itu."Rin memutar bola mata gemas, Kyeo sudah membahas hal ini beberapa kali. "Aku tidak masalah kehilangan kekuatan, asal tidak kehilangan seseorang yang berarti," Rin menjawab jujur.Kyeo menepuk kepala Rin pelan, "Baiklah, kau cukup pintar sekarang."Keduanya memutuskan untuk pulang ke desa. Namun, lagi-lagi Kyeo terlihat sedang memikirkan sesuatu sehingga mengabaikan gadis yang sedang bersamanya. Rin menghela napas gusar."Rin," panggil Kyeo tiba-tiba. Rin mendongak, mendapati wajah sedih laki-laki itu, "Ada apa?""Kau tahu, Rin? Kau adalah satu-satunya manusia yang mencoba untuk melindungiku. Sementara manusia lain selalu berdiri di belakangku." Ada nada getir yang terucap dari bibirnya. Namun, tetap diucapkannya pada Rin."Bahkan, dulu ketika aku masih menjadi manusia sekalipun, sama sekali tak ada yang pernah menolongku."Rin terperanjat, mundur seketika. "Manus
Butuh beberapa orang untuk membuatmu menderita, tetapi kamu cukup membutuhkan satu orang agar membuatmu bahagia.🥀🥀🥀Rin mendekap Kyeo erat, air matanya mengalir dengan deras. Ia menangis sesenggukan saat merasakan tubuh dalam pelukannya dingin bak es. Isak tangisnya pecah. "Bangun, Kyeo. Kumohon, buka matamu," pintanya lirih.Gadis itu tidak bisa menunggu lebih lama lagi hingga mata terpejam itu terbuka lebar. Akan sangat menyakitkan baginya jika terlambat membawa Kyeo. Rin mengusap wajahnya kasar. Dia harus mencari pertolongan!Dalam hal ini, pikirannya hanya tertuju pada penyihir tua yang ada di dasar gunung Yaburi. Gurunya yang telah mengajari Rin sihir dan membagikan kekuatan gelapnya. Enzu!Guru penyihirnya itu pasti bisa membantunya menyelesaikan masalah ini. Rin tidak tega melihat raut wajah kesakitan pria dalam pelukannya, ia tak ingin kehilangan Kyeo yang teramat berharga baginya.Rin memejamkan matanya yang sembap, berkonsentra
Pagi ternyata datang lebih cepat. Rin telah mengganti pakaiannya dengan yukata merah tua dan hakama biru, gadis itu tampak berseri-seri sebelum keberangkatan mereka.Terbukti dari tak henti-hentinya dia bersenandung tatkala sedang merapikan perlengkapan sebelum pulang ke desa Anohagaku. Desa yang diberitahukan oleh roh pengantar jiwa bernama Tatarimokke.Berbicara tentang makhluk berwujud anak kecil berambut mangkuk, sudah lama sekali sejak terakhir kali Rin bertemu dengannya. Terakhir dia bersama Mokke adalah sebelum dia membebaskan sang iblis kelelawar.Sejak saat itu, keberadaan Mokke menjadi lenyap. Tak ada yang tahu di mana makhluk itu berada.Padahal Rin sudah mencarinya di ladang bunga tempat mereka pertama kali bertemu. Gadis itu juga telah bertanya pada seluruh penduduk desa. Tetapi, mereka hanya mengatakan bahwa Tatarimokke sedang pergi ke dunia kematian.Tak ada seorang pun yang tahu apa yang roh siluman itu lakukan di sana. Namun, jika