Setelah menemani Aksa dirumahnya, akhirnya Yeara memutuskan untuk pulang kerumahnya karena nenek Aksara sudah kembali.
Saat di pintu, Yeara bertemu dengan seseorang yang tidak ia kenal, tapi dia terlihat sangat cantik."Aksara ada?"Yeara menganggukan kepalanya."Siapa yah?""Gebby"Yeara hampir saja tersedak ludahnya sendiri karena terkejut, ini adalah pertama kalinya ia bertemu dengan mantan pacar Aksara.Yeara tahu dengan siapa Aksa berpacaran, dia mempunyai mata-mata di Indonesia, dia tahu segalanya tentang kehidupan Aksara selama tiga tahun terakhir."Si-silahkan masuk." Ujar Yeara.Gadis bernama Gebby itupun masuk kedalam rumah Aksa, diikuti juga oleh Yeara, ia tidak jadi pulang.Mereka berdua akhirnya masuk kedalam kamar Aksa, Aksa terlihat sangat terkejut atas kedatangan Gebby, laki-laki itu langsung bangun dari tidurnya.Gebby pun meletakan parsel buah ke meja, lalu menghampiri Aksa dan memeluknya.Yeara tersentak kaget, ia tidak rela Aksa dipeluk oleh wanita lain, Yeara mulai berkaca-kaca. Aksa sempat melirik Yeara dengan sorot mata yang seolah menyuruh Yeara segera pergi.Tapi Yeara tetap Yeara, si gadis keras kepala. Ia tidak peduli jika memang kehadirannya tidak diinginkan oleh Aksa."Maaf ya kemaren aku gak ke London nemenin kamu operasi.""Em, gak papa" Jawab Aksa."Oh, iya aku dengar dari Jeffran kalau kamu sakit makanya aku dateng, kamu hujan-hujanan? Kenapa? Padahal kamu sudah tahu bakal sakit."Aksa tertawa, Yeara tidak bisa menahan tangisnya yang sedari tadi ia tahan, kenapa Aksa bisa tertawa selebar itu karena gadis bernama Gebby? Tanpa menunggu lebih lama lagi Yeara memutuskan untuk pergi saja, ia tidak mau melihat Aksa bersama Gebby.Diluar, ia bertemu dengan Jeffran dan laki-laki yang tidak ia kenal, tapi Yeara tak peduli ia harus cepat pulang kerumahnya."Rara...!"Yeara tidak menjawab panggilan Jeffran, ia terus berlari dengan air mata yang terus mengalir."Dia siapa?" Tanya Naka laki-laki yang ada di samping Jeffran."Tunangan Aksa.""Oh, jadi dia orangnya?"•••Gavin tengah berada didalam kamarnya, ia menatap ponselnya yang menyala, disana terdapat nomor Yeara.Haruskah ia menghubungi duluan?Gavin bingung, mungkin Yeara sudah tidur karena jam sudah menunjukkan pukul setengah sepuluh malam.Ia kemudian meletakan ponselnya bersiap untuk tidur, namun bunyi notifikasi pesan membuat Gavin tidak jadi tidur.ATLET RENANG 2023Pak Cahyo:| besok semuanya kumpul di tempat latihan sebelum jam delapanNaka :HemSatya :| Gak bisa pak, besok saya basketPak Cahyo :| Yang bisaGavin :| Besok saya mau ikut ujian masuk universitas pakPak Cahyo :|Saya bilang yang bisa aja, pokoknya saya tunggu besok!Gavin :| Iya pakNaka :| jadi cuma gue sendirian nih?Gavin :| Iya gue gak bisaSatya:| gue juga, bentar lagi turnamen jadi untuk sementara gue absen duluNaka :Yaudah dehSatya :| HmRead by 4•••"Rara, kamu kok gak semangat gitu sih, ini hari pertama masuk sekolah kan? Itu kenapa mata kamu bengkak, habis nangis?" Yeara mendengus kesal mendengar rentetan pertanyaan dari mamanya."Mama udah pernah bilang kan jangan maraton kalau nonton Drakor, sampai jam dua baru tidur"Seandainya mama tahu kalau yang membuat Yeara menangis adalah Aksa yang bertemu dengan Gebby semalam bukan karena drama Korea yang sering Yeara tonton."Rara berangkat dulu ma." ucap Yeara tanpa semangat, setelah berpamitan ia pun pergi sekolah menggunakan sepeda motor.Meskipun Yeara terlahir dari keluarga yang berada, tapi hidupnya sangat sederhana, dia lebih memilih naik motor sendiri dari pada diantar jemput oleh sopir pribadinya.Saat dijalan, Yeara bertemu dengan Dean yang sedang duduk di halte, tanpa berpikir panjang Yeara akhirnya menghampiri laki-laki itu."Dean!""Eh Rara.""Mau bareng?""Mau dong, lumayan uang jajan gue utuh hehe.""Yaudah buruan naik"•••Disisi lain.Aksara tengah berdiri didepan apotek, ia menatap ke seberang jalan tepatnya di halte bus, disana ada Yeara dengan seorang laki-laki tapi Aksa sama sekali tak peduli, memangnya itu urusan Aksa? Bukan kan?Setelah membeli obat penurun panas, ia harus segera berangkat ke kampus agar tidak terlambat.Dugaan Aksa salah, ternyata gedung fakultas hukum telah ramai ada banyak calon mahasiswa dan mahasiswi yang akan mengikuti tes.Seharusnya Aksa berangkat petang tadi, Aksa jadi menyesal beli obat dulu apa lagi di apotek tadi sedikit mengantri.Aksa memutuskan duduk di bangku kosong yang terletak dibawah pohon."Gavin Atmaja!"Reflek Aksa langsung menengok ke asal suara tersebut, dihadapannya ada seorang laki-laki, Aksa akui dia cukup keren, laki-laki itu sepertinya sangat terkenal di kampus ini, Aksa menebak jika orang bernama Gavin itu adalah kakak seniornya.Saat sedang memperhatikan Gavin, segerombol perempuan menghampiri Aksara."Hai, Nathan Aksa ya?"Aksa menganga tidak percaya kenapa mereka bisa tahu namanya? Apa orang orang disini ada yang mengenal Aksa?"Kamu yang dari SMA Singularity yah?"Dengan ekspresi bingungnya Aksa tetap mengangguk sebagai jawaban."Boleh minta foto gak?""Iya nih, sekalian bagi id line lo dong.""Eh guys gyus...liat gue bawa siapa?""Gavin....!!!"Gavin dan Aksa saling memandang bingung."Gila, di fakultas kita ada dua cowok famous.""Hah?"Aksa menatap tidak percaya kepada Gavin, Aksa kira Gavin adalah kakak seniornya ternyata dia juga calon mahasiswa baru."Tunggu tunggu, gimana kalian tahu nama gue dan nama dia." ucap Gavin seraya menunjuk Aksa."Kita aja masih baru di sini malah belum resmi jadi mahasiswa kampus ini.""Astaga Gavin, lo pemilik kafe di taman hiburan Euphoria Kan? Kita sering ke sana dan satu lagi, gimana kita gak kenal sama lo si pemilik followers banyak di I*******m""Dan untuk Aksa, mana mungkin kita gak tahu mantan ketua geng motor Bandung ini haha, iya kan guys?"Aksa dan Gavin tetap bingung, setelah semua perempuan-perempuan itu pergi, akhirnya Gavin duduk di sebelah Aksa."Gak nyangka yah, kita udah terkenal, baru aja dateng ke kampus." ucap Gavin.Aksa hanya mengangguk sebagai jawaban, Aksa tetaplah Aksa si batu yang tidak pernah bisa baik kepada semua orang."Kenalin, gue Gavin Atmaja." ucap Gavin seraya mengulurkan tangannya kehadapan Aksa, karena tak kunjung dibalas oleh Aksa akhirnya Gavin menurunkan tangannya."Nathan Aksara." ucap Aksa dingin, sangat dingin tak bersahabat sama sekali bahkan Gavin tak habis pikir ada orang seperti Aksa di dunia ini, Gavin yakin tak ada seorang wanita pun yang menyukai Aksa dengan sikap dingin laki-laki itu."Semoga kita bisa jadi sahabat yah?""Enggak makasih." Jawab Aksa cepat.Gavin sebisa mungkin menahan amarahnya, ia harus bersabar sedikit.•••"Eh anak baru!"Yeara menatap orang yang telah memanggilnya lewat cermin, ia habis cuci tangan dan sedikit merapihkan dandanannya.Yeara pun akhirnya membalikan tubuhnya."Iya?""Ada hubungan apa lo sama Dean Pratama?""Hubungan?""Iyah!""Gue sama dia cuma temen.""Temen? Tapi boncengan naik motor! Biasanya dia berangkat naik angkutan umum dan dia gak pernah mau kalau diajak berangkat bareng sama siapapun, mustahil kalau lo sama dia gak ada apa apa!""Sumpah kita cuma temen, gue aja baru kenal kemarin.""Ngaku aja deh!""Gue gak bohong!""Kalau lo gak mau ngaku kita bakal siram lo pakai ember itu." ucap gadis bersurai panjang itu dihadapan Yeara seraya menunjuk ember berisi air bekas pel."Gu-gue gak bohong.""Masih gak mau ngaku juga?""Tapi sumpah gue gak ada apa apa sama Dean, dia cuma temen gue.""Girls! Pegang tangan dia, gue mau ambil ember.""Siap Manda!"Yeara membelalakkan matanya, bersusah payah ia memberontak, tapi percuma saja dia sendirian tak akan mampu melawan empat orang sekaligus.Byurrrrr!Yeara ter batuk karena tersedak air yang mengguyur seluruh tubuhnya dengan kasar, ia langsung terjatuh dilantai merasakan sesak di dadanya, ke empat perempuan itu langsung pergi meninggalkan Yeara seorang diri.Setelah suasana sekolah sudah sepi karena jam terakhir sudah dimulai, Yeara memutuskan pulang.Di koridor ada sedikit orang yang menatapnya jijik. Yeara sangat malu sekali dengan penampilannya sekarang.Setelah itu dia ke parkiran lalu menaiki motornya, namun motor tersebut tidak mau berjalan saat Yeara menghidupkan motornya, dia menghela nafas lelah, kenapa hal buruk menimpanya hari ini?Yeara masih belum melupakan Aksa dan Gebby sekarang dia di bully di sekolahnya yang baru, kenapa hidup ini tidak adil!Dengan sangat terpaksa Yeara berjalan menuju gerbang sekolah tanpa membawa motornya, untung tidak ada siapapun disana, mungkin satpam sekolah sedang berpatroli. Jadi, Yeara bisa leluasa keluar dari sekolahnya.Yeara menangis disepanjang jalan, dia memang sangat mudah menangis apa lagi ini pertama kalinya Yeara dibully.Namun tangisnya langsung berhenti ketika melihat seseorang yang ia kenal berada didalam mobil."Aksara....!"Yah, orang itu adalah Aksara, merasa terpanggil akhirnya Aksa menoleh.Ia memutar bola matanya jengah, kenapa dimana mana ada Yeara.Bisa kah sehari saja Aksa tidak bertemu gadis itu?!Dengan sangat terpaksa Aksa menepikan mobilnya, Aksa sempat terkejut melihat penampilan Yeara yang sangat berantakan persis seperti tikus yang habis jatuh kedalam got, sangat bau.Saat Yeara sudah masuk kedalam mobil, tangis Yeara langsung pecah, rasanya Aksa ingin menendang Yeara keluar sekarang juga, bagaimana bisa gadis itu sangat mudah sekali menangis.Aksa menghela nafasnya pelan."Bisa gak lo gak usah nangis?"Yeara menatap Aksa yang tiba tiba berbicara."Dasar manja!"Yeara terdiam, ia tidak mau terlihat lemah dihadapan Aksa, Aksa memang sangat tidak menyukai perempuan seperti Yeara."Nanti malam lo gak usah ambil kesempatan dalam kesempitan, gue gak mau disentuh sentuh lo, kita lakuin aja apa yang keluarga gue suruh dan apa yang keluarga lo suruh, pastiin lo gak akan sentuh gue saat di butik dan saat makan malam."Yeara mengangguk dengan ragu, tapi ia harus tetap menuruti Aksa, karena Aksa tidak suka dibantah!je t'aime Aksa, dalam bahasa Prancis artinya aku cinta Aksa.Yeara, 2024.•••Setelah makan malam keluarga, Aksara dan Yeara di perintah oleh kedua orang tua mereka untuk berjalan-jalan disekitar hotel sebelum mereka pergi ke butik untuk fitting gaun pengantin, keduanya tampak diam tak ada yang memulai percakapan, sampai Yeara pun membuka suaranya."Na...""Gue udah bilang jangan panggil gue Na! Gue gak suka!"Yeara menunduk "maaf, aku gak bermaksud—""Udahlah, diem aja!" Sela Aksa marah."Aku suka kamu yang sekarang." Ucap Yeara tiba-tiba, hal itu membuat Nathan Aksara menghentikan langkah kakinya, mata mereka saling bertemu."Aku suka kamu yang sekarang sudah banyak bicara, aku suka saat kamu marah marah ke aku."Aksa masih bungkam, tak berniat menanggapi."Aku ingin kamu terus seperti ini..." Ujar Yeara, meskipun dalam hatinya berkata lain, sejujurnya Yeara tidak mau mendengar benta
Aku juga punya hati, aku punya perasaan yang kapan saja bisa punya batas kesabaran, tapi untuk kali ini aku ingin berjuang, berjuang walau aku tahu kamu tak akan pernah mencintaiku, setidaknya aku ingin bersamamu walau hanya sesaat— Yeara, 2024.•••1 tahun yang lalu."Aksa..."Gadis berambut sebahu itu menghampiri Nathan Aksa yang tengah terduduk di bangku taman seorang diri."Aku cariin ternyata disini, gimana tadi kalau aku gak liat kamu? Na, kamu disini masih baru, kamu belum mengenal London."Aksa hanya diam seraya mengetuk-ngetuk tongkatnya sehingga menghasilkan bunyi, keadaan taman cukup sepi, hanya ada segelintir orang yang lewat."Ayo pulang," ujar Mira mencoba membujuk Aksa pulang.Aksa lantas menggeleng cepat, ia menepis tangan Mira yang akan menariknya."Pulang Na...""Aku bisa pulang sendiri." Jawab Nathan Aksa, lalu pergi meninggalkan Mira disana.Mira
Gavin Atmaja tengah berada di dalam kamarnya, laki-laki itu tampak gelisah dan terus menatap ponselnya dengan bimbang.Haruskah dia menghubungi Yeara? Perkataan Dean beberapa jam yang lalu membuat Gavin sama sekali tidak bisa tenang. Ia khawatir terhadap Yeara. Gavin sangat khawatir terjadi sesuatu dengan gadis itu.Tuk tuk Gavin lantas menolehkan pandangannya kearah pintu, " masuk aja." Ujar Gavin dari dalam sana, terlihat seorang wanita paruh baya menghampiri Gavin dan meletakkan susu coklat hangat di atas nakas."Tuan muda, silahkan diminum, oh iya nyonya bilang akan kesini besok." Ucap wanita paruh baya itu."Hem, iya makasih Bi, Bibi malam ini boleh pulang." Ucap Gavin."Baik tuan muda."Pelayan itu segera meninggalkan kamar Gavin setelah membungkuk memberi salam kepada majikan mudanya.Setelah itu Gavin menatap susu di atas nakas, dan segera meminumnya. Mungkin setelah minum rasa gugupnya akan hilang."Baik Gavin Atmaja, cuma nelpon dan bilang gimana keadaannya." Gavin bermonol
"Pada akhirnya kamu telah menjadi milikku, tapi apakah aku dan kamu akan bahagia? Mungkin hanya akulah satu-satunya yang paling bahagia, tapi aku harap kelak kamu juga akan merasakan hal yang sama sepertiku. Bahagia karena memilikimu."-Yeara.--Tidak terasa jika hari ini Nathan Aksa dan Yeara akan menikah, Aksa bahkan sudah ada di hotel, iya tempat resepsi pernikahan berada di hotel Jakarta yang terbilang cukup mewah, namun pernikahan bersifat pribadi, mereka hanya mengundang kerabat dekat, seperti keluarga ataupun sahabat.Jangan tanyakan apakah Gebby mantan Aksa juga diundang? Jawabnya iya, dia datang bersama Naka suaminya. Mereka berdua menjadi pusat perhatian karena sangat serasi malam ini. Selain pasangan Naka-Gebby, juga ada pasangan yang tak kalah serasi, yaitu Jeffran dan Lea, Brian dan Lita.Saat ini mereka semua sedang duduk di bangku yang sudah Nathan Aksa siapkan khusus untuk mereka.Sekarang mereka sedang asik
“Don't need you love”—Nathan Aksara.•••Gavin akhirnya mengantar Yeara pulang, namun gadis itu minta diturunkan di mini market awal mereka bertemu, akhirnya Gavin pun menurut dan langsung pulang setelah berpamitan kepada Yeara.Setelah sampai dirumah, Gavin memarkirkan motornya dihalaman rumah Dean Skala Pratama, di bukanya pintu utama rumah Dean, tak ada laki-laki itu dimanapun.Gavin lantas mengepalkan tangannya."Gavin lo ngapain dirum—"Bug!Belum sempat Dean Skala melanjutkan perkataannya Gavin sudah lebih dulu memukul wajahnya. Laki-laki itu meringis kesakitan di wajah sebelah kiri, pukulan Gavin bukan main-main , laki-laki itu cukup keras memukul Dean sampai rasanya pipi Dean membengkak."Bang lo kenapa akh....." ucap Dean seraya mengusap sudut bibirnya yang berdarah."Berani-beraninya lo cium Yea!"Dean lantas mengerutkan keningnya, "Yea siapa?" Gavin menghela nafas kesal. "Yeara....."
Yeara panik setengah mati, Dean Skala Pratama tidak lagi bersuara, terakhir kalinya Yeara dengar hanya suara benda terjatuh. Berulang kali Yeara menghubungi Dean lagi, tapi panggilan itu tidak terjawab.Ini sudah malam, tak mungkin Yeara keluar dari rumah, lagipula diluar hujan masih deras.Disisi Lain, Nathan Aksa Sedang berada di dapur bersama Jeffran, Lea sudah pulang beberapa menit yang lalu setelah dijemput oleh Kak Mahesa, kakak kandung Lea."Tumben Ra, jam segini masih diluar?" Aksa lantas membenarkan posisi duduknya menjadi tegap, karena sebelumnya laki-laki itu menaruh kepalanya di atas meja, seperti orang frustasi."Jeff, kalau gue dikasih pilihan gue lebih memilih buta selamanya," ucap Aksa tiba-tiba, lantas Jeffran menatapnya terkejut."Lo gila? Banyak orang diluar sana yang pengen lihat seisi dunia kembali, apa lo gak pernah mikir sama mereka yang terlahir tunanetra? Apa lo pikir mereka gak mau melihat seisi dunia?
Pagi ini Nathan Aksa sudah berada di kampusnya, laki-laki itu duduk di bangku paling pojok sambil membaca buku tebal ditangannya."Ekhem..."Aksa lantas menoleh, "Naka, lo ngapain disini?" laki-laki bernama Anaka itu menyengir , "temenin gue bolos yuk?""Enggak!" Tolak Aksa cepat, Naka ini satu fakultas dengan Aksa, sama-sama mengambil Hukum. Meskipun Naka masih fokus di olahraga renang tapi laki-laki itu tetap belajar hukum. Karena desakan sang Mama menyuruh Naka untuk sekolah hukum."Dimana temen lo?" Tanya Naka seraya mengedarkan pandangannya ke penjuru kelas, karena biasanya Aksa selalu bersama Gavin Atmaja.Ngomong ngomong soal Gavin, Aksa jadi mengingat kejadian tadi malam di depan rumahnya. Tapi masa bodoh, Aksa tidak peduli, lagipula terserah Yeara mau kenal Gavin atau tidak, mau dekat dengan laki-laki manapun juga terserah karena Aksa sama sekali tidak akan peduli.Baru di bicarakan Gavin sudah datang dari balik pintu, l
Dean Skala memanyunkan bibirnya karena Yeara datang dengan laki-laki yang tidak Dean kenal, tapi Dean sangat ingat kalau laki-laki itu yang pernah datang ke sekolah saat Yeara habis dipukuli oleh teman-temannya. "Dean, gimana keadaan lo?""Baik!" Jawab Dean dingin, jelas sekali Dean tidak suka dengan kehadiran laki-laki di samping Yeara Billyana.Nathan Aksa hanya diam, sesekali menatap ke seluruh penjuru ruangan, sampai matanya berhenti di satu titik, yaitu sofa, disana ada jaket yang sangat familiar bagi Aksa, tapi masa bodoh! Aksa tidak peduli. "Oh ya, ini buat lo," ujar Yeara seraya menyerahkan sebuah voucher, mata Dean langsung berbinar, "ini beneran buat gue?" Tanyanya, Aksara lantas memutar bola matanya malas melihat reaksi berlebihan Dean hanya karena voucher internet."Iya, bosen kan lo dirumah sakit? Makanya gue beliin voucher kuota buat lo main game sepuasnya."Dean tersenyum lebar, " dari sekian banyaknya cewek yang
Aksa dan teman-temannya telah tiba di lokasi yang Raihan berikan padanya. Aksa mengerutkan keningnya karena lokasi ini mengarah ke gedung pameran. "Gedung pameran Sa?" ucap Kevin. Aksa lantas segera turun dari motor Kevin, "serius di sini?" tanya Mark memastikan. "Iya, disini" jawab Aksa. "Udah masuk aja," ucap Chandra, teman Aksa yang lainnya. "iya kita masuk aja bang," ucap Juna. Aksa dan yang lain akhirnya masuk ke gedung pameran. Raihan's Galery. Aksa membaca setiap sudut ruangan, pameran ini merupakan pameran milik Raihan. Raihan memang di kenal memiliki hobi melukis. "Darah?" ucap Juna tiba-tiba saat tak sengaja menginjak sesuatu di lantai, "cat bego!" ucap Chandra seraya memukul kepala Juna. "Sakit bego!" kesal Juna. Lalu akhirnya mereka melanjutkan masuk ke gedung itu, di sana masih sepi dan ruangan terlihat kosong. "Raihan sialan, kayanya ini jebakan" ucap Kevin yang sudah kesal. "Kita keluar sekarang," ucap Aksa namun Kevin tiba-tiba menahan lengannya. "
Aksa dan Jeffran langsung pergi ke Bandung untuk menemui Raihan ketika Mama Aksa yang di Bandung memberitahu Aksa bahwa Yeara di bawa Raihan pergi. Aksa jelas sangat khawatir sekarang, laki-laki itu sedari tadi terus menggigit jarinya, hal itu membuat Jeffran juga ikut khawatir. "Raihan sialan!" ucap Jeffran. "Sa, sa hati hati depan lo!" ucap Jeffran ketika Aksa hampir menabrak pedagang kaki lima. Aksa benar-benar tidak fokus saat ini, ia memikirkan bagaimana keadaan Yeara saat ini, apakah perempuan itu baik-baik saja? pasti Yeara sangat ketakutan saat ini. "Sa, gue aja yang nyetir" ucap Jeffran yang menyuruh Aksa menepikan mobilnya. "Gue gak akan maafin Raihan kalo dia berani nyentuh Yeara!" ucap Aksa."Gue tahu lo lagi marah, lo pinggirin dulu mobilnya" ucap Jeffran, Aksa pun menepikan mobilnya lalu keluar dan bertukar tempat dengan Jeffran."Yeara pasti ketakutan Jeff," ujar Aksa. "lo tenang aja gue ngebut sekarang," ucap Jeffran.•••Akhirnya Jeffran dan Aksa telah tiba di Ban
Hari ini Yeara telah berada di salah satu universitas terkenal di Bandung - ITB. Ia dan Mama berada di fakultas seni rupa dan desain. "Ma, bagus banget Yea jadi pengen masuk ITB," ucap gadis itu. "Terserah Rara aja mau di mana, Mama setuju banget kalo Rara mau kuliah di Bandung," jawab Mama Aksa. "Tapi kak Aksa gak akan setuju Ma," jawab Yeara. "Kamu tenang aja, masalah Aksa biar Mama yang urus yang terpenting Rara seneng di sini" ucap Mama. "Mama baik banget sama Rara" ucap Yeara lalu memeluk Mama Aksa. "Kamu kan juga anak Mama Rara, sudah pasti Mama sayang banget sama Rara..." "Makasih ya ma..." ucap Yeara. ••• TERPAKSA MENIKAH ••• "Jeff, lo kemana aja sih kemaren? gue gak liat Lo di kafe Gavin" ucap Aksa yang melihat Jeffran berada di ruang televisi. "Ketemu Papi," jawab Jeffran. "Serius, terus?" "Papi masih marah dan dia gak akan setuju kalo gue nikahin Lea, gue bingung Sa, gue gak tau harus apa, gue udah ngerusak hidup Lea, Lea harus menerima akibat dari
Aksa akhirnya pulang ke rumahnya, ia langsung menyambungkan panggilan video ke Yeara. "Kak Aksa kemana aja?" ucap Yeara dari seberang sana, "maaf ya sayang, aku habis ngampus terus langsung ke kafe Gavin" ucap Aksa seraya melepaskan bajunya dan menggantinya dengan baju santai. "Kak Aksa gak mandi?" "Nanti aja, masih kangen sama kamu..." ucap Aksa. "kan bisa nanti lagi telponnya" ucap Yeara. "Gak papa kok Yea, nanti kak Aksa mandi" ucapnya. "Kak Aksa udah makan?" Tanya Yeara. "Belum, ini mau turun mau bikin pasta aja yang gampang," ucap Aksa seraya berjalan menuju dapur di lantai satu. "Jangan terlalu malam tidurnya, nanti habis makan kak Aksa mandi terus langsung tidur ya?" ujar Yeara dari seberang sana, "iya sayang... kamu juga, udah makan kan?" "Udah kok kak Aksa tadi sama Lea sama Mama juga," jawab Yeara. Aksa lantas menganggukkan kepalanya, "gimana sama persiapan tes nanti kamu mau tetep di Bandung atau mau nyoba daftar kampus di jakarta?" "Mau satu kampus sama
Hari ini seperti biasa Aksa datang ke Kampusnya, menjalani hari-harinya tanpa Yeara membuat Aksa tidak bersemangat. Tadi pagi padahal perempuan itu sudah menelponnya tapi bagi Aksa tetap saja kurang, karena tidak ada Yeara di sisinya."Aksa!" Itu adalah suara Gavin, Gavin juga baru saja berangkat dan akan mengikuti kelas sebentar pagi bersama Aksa. "Eh Naka kan itu?" ucap Gavin ketika melihat Naka keluar dari mobilnya. Aksa lantas menghampiri Naka yang juga akan mengikuti kelas, "Aksa?" ucap Naka. "Gebby baik baik aja kan? Yea telpon gue suruh nanyain keadaan Gebby" ucap Aksara, hal itu membuat Naka mengerutkan keningnya, "Gebby baik, dia juga udah di rumah sekarang" ujar Naka. "Makanya suruh istri Lo main ke rumah" ucap Naka."Yea lagi gak di jakarta, dia di Bandung" jawab Aksa."Yea di Bandung?" Naka tampak terkejut, "Iya lebih aman lah di sana, oh ya pulang nanti ke kafe Gavin ada yang mau gue omongin penting" ujar Aksa, Gavin yang mendengarkan hanya diam lalu tersenyum pada Naka
Saat ini Gavin Atmaja dan Dean Skala Pratama telah berada di alamat yang di berikan Raihan pada Gavin kemarin."Beneran gak nih alamatnya sepi amat?" Ucap Dean yang tidak yakin."Bener nih jalan Tulip no 105, bener yang ini," ujar Gavin seraya menyamakan kertas itu di papan alamat."Coba kalian masuk," ujar Aksa dari seberang sana. "Hem oke..." ucap Gavin dan Dean akhirnya mengikutinya dari belakang."Gak ke kunci?" Ucap Gavin saat mendorong gerbang rumah itu, "masuk aja." ucap Dean lalu mereka masuk ke dalam sana. Terlihat sangat sepi tidak ada orang di sana, Gavin sedikit khawatir sekarang ia merasa bahwa ini hanyalah jebakan saja."Kita balik sekarang," ucap Gavin."What's wrong?" Tanya Kevin dari seberang sana, "ini jebakan" ucap Gavin yang sudah panik dan sekarang mereka di kepung oleh beberapa orang berbaju hitam."F*CK!" Dean dan Gavin dapat mendengar suara Jeffran menyahut dari earphone mereka.Raihan tersenyum saat berjalan mendekati Gavin dan Dean. Tiba-tiba Raihan melempar
Nathan Aksa dan Jeffran akhirnya telah tiba di kafe milik Gavin, sudah ada motor Kevin di sana. Akhirnya mereka pun masuk kedalam kafe yang Gavin sengaja buat tutup. "Akhirnya Lo berdua Dateng juga," ucap Gavin. Gavin langsung memberikan secarik kertas pemberian Raihan pada Aksara. "Raihan nyuruh gue ke sana, menurut lo gimana?""Ikuti aja, buat Raihan percaya sama lo," jawab Aksara, ini adalah kesempatan bagi mereka untuk mendekati Raihan. Dengan begitu akan semakin gampang untuk membongkar bisnis gelap milik Raihan dan keluarganya. "Lo yakin ini bukan jebakan?" tiba-tiba Kevin berbicara semua orang kini menatap Kevin yang sejak tadi diam saja."Jangan kaya gitu dong Vin, takut gue" ucap Gavin."Gue setuju sama bang Kevin, bisa jadi ini cuma jebakan" ucap Dean tanpa melepaskan atensinya dari game di hadapannya. "Gimana Sa menurut lo?" Tanya Jeffran."Gue punya rencana," ucap Aksa penuh misterius. "Apa rencana lo?" Aksa tersenyum seraya menatap Dean. Dean yang sejak tadi fokus p
Setelah berdiskusi dengan Jeffran dan Lea akhirnya hari ini Aksa dan Jeffran mengantar Yeara dan Lea ke Bandung. Hari ini mereka akan tinggal di rumah Mama Aksara. "Mama udah siapkan kamar buat Rara sama Lea, semoga kalian betah ya?" ujar Mama Aksara."Iya Ma," jawab Yeara."Iya Tante," jawab Lea.Jeffran lantas menatap Lea, "kamu beneran mau di Bandung sayang?" "Iya, Jeffran" jawab Lea.Sementara Aksa terlihat diam saja, laki-laki itu masih belum siap harus LDR dengan istrinya. Mereka baru saja bersama dan sekarang harus berpisah lagi, Yeara yang menyadari diamnya Aksa lantas mendekat."Kak Aksa kenapa?" Laki-laki itu menggelengkan kepalanya lalu mengelus puncak kepala istrinya."Pasti aku bakal kangen banget," ucap Aksa tanpa melepaskan pandangannya pada Yeara. "Kan kalo libur kak Aksa bisa ke Bandung," ucap Yeara, Aksa lantas tersenyum dan menganggukkan kepalanya."Iya iya, kak Aksa sama Jeffran mau pamit dulu ya kamu baik-baik di sini sama Lea" ucap Aksa.Yeara pun memeluk Aksa
Aksa menghela nafas kesal saat melihat luka di wajah istrinya karena pukulan Raihan. "Gak papa kak Aksa, gak sakit kok" ucap Yeara."Iya belum sakit, sakitnya besok ini" ucap Aksa seraya menempelkan obat antiseptik di kapas membuat perempuan itu meringis kerena perih."Lain kali jangan coba ngelawan sendiri, kalo perlu ulur waktu Raihan sampai aku atau Jeffran Dateng," omel Aksara. Perempuan itu memanyunkan bibirnya lalu menatap Aksa yang dengan telaten merawat lukanya."Kak Aksa, emang Raihan seberbahaya itu ya?" Tanya Yeara, Aksa lantas menghentikan kegiatannya lalu menatap istrinya."Bahaya," jawab Aksa lalu melanjutkan menempelkan plester di sisi bibir Yeara yang membengkak. Tamparan Raihan sampai membuat pipi Yeara memerah."Kamu harus tahu, Raihan adalah musuh bebuyutan ku dari jaman SMA, dia bukan sekedar anak geng motor, Raihan juga mengelola bisnis gelap yang jarang di ketahui orang awam seperti kita, hanya orang-orang