Beranda / Thriller / TEROR MAKHLUK PENUNGGU BUKIT LAMPU / JANGAN TIDUR DI WAKTU MAGHRIB

Share

JANGAN TIDUR DI WAKTU MAGHRIB

Penulis: SRP
last update Terakhir Diperbarui: 2022-06-23 17:45:40

BAB KE : 55

JANGAN TIDUR DI WAKTU MAGHRIB

16+

Suara perempuan itu membuat Ronal dan Tiwi terlonjak kaget, sehingga irama jantung mereka jadi berubah dengan degupan yang semakin keras. Ingin rasanya Ronal memaki, tapi melihat siapa yang ada di depan pintu, Ronal mengurungkan niatnya.

Di depan pintu kamar terlihat Bu Darmi. Dengan raut wajah yang penuh rasa cemas dan langkah bergegas dia menghampiri ranjang di mana Ronal dan istrinya sedang berada. Bersamaan dengan Bu Darmi, juga ada Tika. Gadis itu berjalan seperti menempel pada ibunya.

Rupanya teriakan Tiwi telah membuat mereka terjaga dari tidurnya. Ketika mendengar suara ribut-ribut yang datang dari kamar Tiwi, Bu Darmi dan anak bungsunya berhamburan datang ke sana.

"Tiwi mimpi buruk, Bu. Tapi, sudah nggak apa-apa," jawab Ronal setelah berhasil menekan degup di jantungnya.

"Mimpi buruk?" gumam Bu Darmi sambil mempercepat langkahnya menuju ke arah ranjang.

Setelah berada di samping ranjang, Bu Darmi menatap Tiwi dan Ronal be
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

  • TEROR MAKHLUK PENUNGGU BUKIT LAMPU    KEDATANGAN ULAR BELANG MERAH DI PABRIK RONAL

    BAB KE : 56 KEDATANGAN ULAR BELANG MERAH DI PABRIK RONAL 16+Rupanya mimpi buruk yang dialami Tiwi tidak hanya sekali saja, sudah lima malam berturut-turut mimpi itu selalu datang mengganggu. Padahal Tiwi telah mengikuti saran ibunya untuk tidak tidur di waktu Maghrib. Bukan hanya tidak tidur di waktu Maghrib, bahkan Tiwi tidak mau masuk kamar tidur sebelum mata benar-benar mengantuk. Pernah juga Tiwi masuk kamarnya di saat hampir pukul sebelas malam, tapi mimpi itu tetap saja datang mengganggu, bahkan Tiwi merasa takut untuk tidur di malam hari.Dengan demikian, tentu semua keluarga terkena imbasnya. Bu Darmi terpaksa setiap malam tidur di kamar Tiwi untuk menjaga anak sulungnya yang lagi hamil itu. Begitu pula dengan Tika, dia pun ikut serta tidur di kamar kakaknya tersebut. Namun, Tika ikut tidur di sana bukan niat menemani Tiwi, tapi karena terpaksa, sebab dia juga merasa takut bila harus tidur sendirian di kamarnya. Tentu saja dari semua orang yang berada di rumah tersebu

    Terakhir Diperbarui : 2022-06-26
  • TEROR MAKHLUK PENUNGGU BUKIT LAMPU    ULAR JELMAAN RATU KENCANA WANGI DAN GANAYANA

    BAB KE : 57 ULAR JELMAAN RATU KENCANA WANGI DAN GANAYANA Entah dari mana ular itu datangnya, padahal lapangan voli yang ada di lingkungan pabrik tersebut cukup bersih, tak ada semak yang tumbuh di sana, kalau pun ada, itu adalah beberapa kembang yang tertata dengan rapi "Awas, Sam!? Ada ular!" teriak Ronal ketika matanya melihat dua ekor ular di pinggir jalan yang masih menyatu dengan rumput hijau lapangan voli. Secara kebetulan, sebelum ular itu menyerang mereka, mata Ronal sempat melirik ke arah pinggir jalan yang ditumbuhi rumput tipis. Sehingga dia mengetahui keberadaan binatang tersebut. Mendengar teriakan Ronal dengan refleks Samsul yang berada di pinggir lapangan melompat ke tengah jalan, tapi sialnya ular itu malah mengejar Samsul, tanpa mempedulikan Ronal yang saat ini justru posisinya lebih dekat dengan ular-ular tersebut. "Samsul, ular itu mengejarmu!" Kembali Ronal berteriak memperingatkan Samsul. Setelah melirik ke belakang, Samsul mempercepat larinya, sehingga j

    Terakhir Diperbarui : 2022-06-28
  • TEROR MAKHLUK PENUNGGU BUKIT LAMPU    SAMSUL DIJITAK SILUMAN

    BAB KE : 58SAMSUL DIJITAK SILUMAN 16+Samsul dan Ronal memang tidak melihat keberadaan makhluk astral di ruangan mereka. Namun, sebenarnya sejak tadi Ratu Kencana Wangi dan Ganayana telah berada di ruangan itu. Ratu Kencana Wangi masih kesal kepada Samsul. Kekesalannya semakin memuncak ketika mendengar ocehan Samsul yang sok ustad kepada Ronal.Akhirnya Ratu Kencana Wangi membisikan kalimat tersebut di kuping Samsul, setelah itu meniup tengkuk Samsul yang membuat lelaki itu merinding, tapi Samsul tidak mau memperlihatkan ketakutannya pada Ronal. "Lalu, kenapa tidak semua orang mengalami hal seperti yang dialami keluarga saya?"Pertanyaan Ronal, membuat Samsul mengalihkan pandangannya pada temannya itu. Samsul membenarkan duduknya, mengeser kursi lebih ke depan lagi, sehingga perutnya kini menyentuh bibir meja. Ronal dan Samsul duduk di pisahkan oleh sebuah meja kayu. Di meja inilah tempat Ronal mengerjakan tugasnya selama di kantor. Di atas meja tersebut ada beberapa buku yang

    Terakhir Diperbarui : 2022-06-29
  • TEROR MAKHLUK PENUNGGU BUKIT LAMPU    WANITA HAMIL DI PINGGIR JALAN

    BAB KE : 59 WANITA HAMIL DI PINGGIR JALAN 16+Setelah sampai di area parkir, Ronal segera masuk ke dalam mobilnya, sesaat kemudian mobil itu melaju menuju pintu gerbang dengan kecepatan pelan. Di pintu gerbang Ronal disambut dengan salam hormat oleh dua orang tenaga keamanan yang bertugas. Dengan ramah Ronal membalas salam karyawannya tersebut. Ketika mobil Ronal melewati pintu gerbang, salah satu satpam menatap ke dalam mobil Ronal, tatapanya mengarah ke bangku tengah. Tapi tatapan itu tidak begitu lama, karena mobil Ronal terus melaju. "Siapa tadi yang bersama Bos, Jo?" tanya satpam tersebut pada rekanya yang bernama Jojo. "Siapa? Saya tidak melihat siapa-siapa." Rekanya balik bertanya. "Itu tadi di jok tengah, ada perempuan cantik bersama seorang anak kecil," jawabnya dengan mengernyitkan kening. "Nggak tahu saya. Saya tadi tidak memperhatikan," kata Jojo sambil mengangkat bahu, kemudian mereka kembali ke pos yang berada dekat pintu gerbang pabrik tersebut. Jojo tidak te

    Terakhir Diperbarui : 2022-06-30
  • TEROR MAKHLUK PENUNGGU BUKIT LAMPU    JALAN YANG ANEH

    BAB KE : 60JALAN YANG ANEH 16+Mobil kembali melaju membelah gelapnya malam. Jalan yang tidak rata membuat guncangan pada mobil. Setiap ada guncangan yang agak keras, Ronal menatap kaca spion dalam, untuk melihat ibu hamil yang duduk di bagian tengah. Ada rasa khawatir di hati Ronal, takut terjadi apa-apa dengan kandungan ibu tersebut. Apa lagi, Ronal selalu ingat pada Tiwi yang perutnya hampir sama besarnya dengan perut ibu yang ada di mobilnya saat ini. Sekali lagi Ronal menatap kaca spion dalam, ketika mobilnya mengalami guncangan yang cukup keras, mungkin roda mobil masuk ke dalam lubang yang cukup besar, sehingga membuat guncangan sedemikian rupa. "Mbak, baik-baik aja, kan?" tanya Ronal sambil menatap wajah ibu tersebut dari kaca spion. Di mata Ronal, wajah ibu itu terlihat sangat pucat. "Ya, saya baik-baik aja, Mas," jawab perempuan tersebut. Ingin meyakinkan diri, Ronal berpaling ke belakang menatap wajah si ibu, "benar, Mbak nggak apa-apa?" tanya Ronal ingin memastika

    Terakhir Diperbarui : 2022-07-01
  • TEROR MAKHLUK PENUNGGU BUKIT LAMPU    JALAN MENUJU PEMAKAMAN UMUM

    BAB KE : 61 JALAN MENUJU PEMAKAMAN UMUM 16+Untung masih ada batu-batu yang menancap ke dalam tanah, sehingga mobil Ronal masih bisa melewatinya. Tidak terbayangkan bila lewat di jalan ini saat musim hujan, pasti roda mobilnya akan slip."Jalanya jelek, ya, Mas?" tanya Kencana ketika melihat Ronal berdecak, karena rumitnya mengendalikan mobil. "Iya, Mbak. Makin ke sini jalannya semakin jelek," jawab Ronal sambil fokus menatap permukaan jalan. "Sayangnya tidak ada tempat putaran, kalau ada sebaiknya Mas kembali. Biar kami lanjutkan perjalanan dengan jalan kaki," kata Kencana seperti menyesal. "Tidak apa-apa, Mbak. Saya akan mengantarkan sampai ke rumah Mbak," jawab Ronal.Demi melihat keadaan jalan yang sepi dan gelapnya malam membuat Ronal bertekad untuk mengantar Kencana sampai ke rumahnya, walaupun ada tempat berputar, dia tidak akan berbalik dan meninggalkan ibu hamil ini begitu saja. Sungguh tidak tega dia membiarkan ibu yang sedang hamil itu harus menempuh perjalanan dala

    Terakhir Diperbarui : 2022-07-04
  • TEROR MAKHLUK PENUNGGU BUKIT LAMPU    PENGAKUAN KENCANA

    BAB KE : 62 PENGAKUAN KENCANA 16+"Ya, Mbak. Terima kasih." Ronal meraih gelas di atas meja, lalu menyeruput teh hangat yang ada di dalamnya. Ronal meminum air tersebut beberapa teguk, sehingga isinya tersisa tidak sampai setengah gelas lagi. Ronal sengaja melakukan itu karena dia akan segera pamitan. Dia ingin secepatnya keluar dari rumah ini, entah kenapa hati Ronal semakin tidak nyaman. Seperti ada rasa was-was yang timbul di sana. "Terima kasih atas air tehnya, Mbak. Sampaikan salam saya pada suami anda, dan saya pamit dulu." Ronal bangkit dan berpamitan setelah meletakan gelas di atas meja. Ronal berusaha bersikap sewajar mungkin dengan menutup kegugupan yang tiba-tiba muncul di hati, bahkan seperti ada degupan yang tidak biasa di dalam dada lelaki itu. Ronal menyengaja untuk tidak bersalaman dengan Kencana, dia berjalan menuju pintu dengan melewati Kencana begitu saja. "Apakah anda telah melupakan saya, Mas?" tanya Kencana dengan mata mengarah ke punggung Ronal.Pertan

    Terakhir Diperbarui : 2022-07-08
  • TEROR MAKHLUK PENUNGGU BUKIT LAMPU    PERLAWANAN RONAL YANG SIA-SIA

    BAB KE : 63PERLAWANAN RONAL YANG SIA-SIA 16+ Di depan Ronal sekarang terlihat seorang wanita dengan memakai pakaian ala ratu seperti di jaman kerajaan masa lalu. Dengan hiasan tiara di kepala membuat penampilannya semakin bersahaja. Sangat cantik!Namun, kecantikan perempuan itu justru membuat Ronal ketakutan dengan wajah memucat, bahkan bibirnya sampai gemetar. Hal ini terjadi karena Ronal memang pernah melihat dan bertemu dengan wanita yang ada di depannya saat ini. Dia adalah Ratu Kencana. Ratu Kencana yang telah membuat prahara dalam kehidupan rumah tangga Ronal. Ronal masih ingat peristiwa yang terjadi di rumah barunya beberapa bulan yang lalu. Inilah yang dia takutkan, takut akan tuntutan dan ancaman yang pernah diucapkan Ratu Kencana. Begitu pula dengan ucapan makhluk berujud kakek yang membawa cangkul malam itu. Dimana kakek tersebut meminta pertanggungjawaban Ronal dengan apa yang telah dia lakukan dengan ratunya tersebut. Malam itu, si kakek menyebut nama ratunya a

    Terakhir Diperbarui : 2022-07-09

Bab terbaru

  • TEROR MAKHLUK PENUNGGU BUKIT LAMPU    AKHIR SEBUAH CERITA

    BAB KE : 12O AKHIR SEBUAH CERITA 16+Kakek itu hanya bisa berharap seperti itu, karena yang maha mengetahui hanya Tuhan, apakah berdosa atau tidak berdosanya seseorang ketika melakukan suatu perbuatan hanya Tuhan yang bisa menentukan. Mungkin dari segi ilmu fiqih ada keterangan berdosa bila melakukannya, tapi Tuhan maha mengetahui niat seseorang. Tuhan lebih mengetahui kenapa orang tersebut sampai terperosok ke dalam dosa tersebut. Tidak boleh menghakimi bila sesuatu perkara itu belum terang oleh kita, itu prinsip yang dipakai oleh Galogentang. "Aamiin!" Ronal dan Ucil hampir serentak mengucapkan kata penutup doa tersebut menyambut ucapan Galogentang. "Tapi, belum tentu juga kamu tidak berdosa." Kalimat Galogentang yang ini membuat Ronal memiringkan mulutnya dengan mata menyipit menatap kakek tersebut sambil mengangkat bahu. "Ya, mungkin dosa kamu akan dipungut dari sisi kebodohan ...""Kebodohan bagaimana maksudnya?" Ronal memotong kalimat Galogentang."Dalam hidup itu, kita

  • TEROR MAKHLUK PENUNGGU BUKIT LAMPU    GALOGENTANG DAN UCIL SABARUCIL DATANG KE RUMAH RONAL

    BAB KE : 119 GALOGENTANG DAN UCIL SABARUCIL DATANG KE RUMAH RONAL 16+"Kakek Galogentang!" seru Ronal tertahan sambil bergegas ke arah mobil, karena dari balik mobil itulah kepala Galogentang menyembul. Senyum lepas dari bibir Galogentang, begitu pula dengan Ronal, setelah dekat mereka berpelukan. Jelas kegembiraan terlihat di wajah mereka. Bagi Ronal ini adalah pertemuan yang tidak disangka-sangka. Pertemuan yang membuat bahagia. "Eh, Ucil Sabarucil juga ada!" Senyum Ronal berubah jadi tawa lepas, ketika melihat makhluk kerdil juga ada di sana. Tadi Ronal tidak melihat, mungkin karena Ucil terlalu kecil, sehingga luput dari pandangan mata Ronal. Setelah melepaskan pelukan dengan Galogentang, Ronal bersimpuh di depan Ucil. Walau telah bersimpuh, Ronal tetap lebih tinggi dari Ucil. Kemudian mereka pun berpelukan. "Ayo, masuk! Kita bicara di dalam saja," ajak Ronal sesaat kemudian. "Mau bikin heboh orang yang ada di dalam rumahmu? Mereka kan tidak dapat melihat kami, nanti ka

  • TEROR MAKHLUK PENUNGGU BUKIT LAMPU    ADA CINTA ANTARA TIKA DAN RAHMAN

    ADA CINTA ANTARA TIKA DAN RAHMAN BAB KE : 118 "Memangnya Tika belum kenalan sama Rahman, Pak Hansip?"Semua mata mengarah pada Bu RT ketika beliau melepaskan pertanyaan tersebut. Berbagai ekspresi terlihat dari wajah mereka yang ada di ruangan tersebut. Ada yang tertawa, ada yang tersenyum, ada yang senyumnya sengaja dikulum, bahkan ada pula yang cengengesan. Rahman dan Tika juga ikut tersenyum, tapi cuma sebentar, karena tahap berikutnya wajah mereka memerah dan buru-buru menunduk. "Bu RT ngomong apa sih?" Sungut Tika pada Bu RT sebelum menunduk. Wajah Tika memang rada cemberut, tapi hatinya serasa terbang dengan sejuta bunga-bunga yang bermekaran, penuh kebahagiaan. Mungkin memang begitu sifat orang yang sedang jatuh cinta, kata hati dan ekspresi wajahnya suka tidak sama, kadang hati berkata iya, tapi kepala menggeleng diselingi anggukan. "Kenalan secara formal mungkin belum, Bu RT. Cuma rasanya, hati dan jiwa mereka sudah saling menyelami, dan sama-sama merasakan suka yan

  • TEROR MAKHLUK PENUNGGU BUKIT LAMPU    ADA APA DENGAN TIKA

    BAB KE : 117 ADA APA DENGAN TIKA 16+Ternyata peristiwa di kampung jin benar-benar jadi pelajaran yang berharga bagi Ronal dan istrinya. Selama ini pasangan suami istri tersebut tidak begitu mempercayai akan adanya alam gaib yang mirip dengan perkampungan manusia. Mereka juga tidak percaya dengan adanya aturan tata krama dan adab terhadap makhluk-makhluk tersebut. Bahkan mereka tidak percaya sama sekali kalau makhluk astral bisa mengganggu kehidupan manusia. Namun, pengalaman telah mengajarkan mereka untuk mempercayai adanya kekuatan dari makhluk gaib, bukan sekedar percaya akan adanya Tuhan saja, tapi harus mempercayai adanya makhluk gaib yang diciptakan Tuhan.Kini mereka baru mengerti, bahwa tidak semua kejahatan dapat dilihat dengan nyata, sebab itu perlu berserah diri dan minta perlindungan pada Tuhan, tentu jalannya dengan takwa dan berdoa. Bermacam doa pun mulai mereka hapal, doa masuk ke kamar mandi sampai doa ketika mau berhubungan antara suami dan istri pun mereka haf

  • TEROR MAKHLUK PENUNGGU BUKIT LAMPU    RONAL KEMBALI PULANG

    BAB KE : 116 RONAL KEMBALI PULANG 16+Dua lelaki yang kelihatan sebaya itu keluar dari gubuk. Sesaat Nursalim menatap ke arah gubuknya yang berjarak tidak begitu jauh dari gubuk Kartim, terlihat istrinya masih sibuk mengusir burung yang silih berganti mampir di sawah mereka. Nursalim berjalan di depan, diikuti Kartim dengan hati yang masih diliputi rasa was-was. Sambil berjalan mereka terus berbincang, membicarakan dan menebak apa gerangan yang ada di sana. Bahkan Nursalim pun telah melupakan niat awalnya ke gubuk Kartim, yang sebenarnya hendak meminjam korek api, entah kenapa hari ini dia lupa membawa benda tersebut. Padahal biasanya benda yang satu itu selalu nyempil dalam kantongnya. "Sepertinya ada mayat!" kata Nursalim sambil menghentikan langkah ketika mereka telah hampir sampai di tempat Ronal. Kartim memanjangkan leher, mengintip dari belakang Nursalim. Mata Kartim cukup lama meneliti sosok lelaki yang tergeletak tanpa bergerak itu, yang jaraknya tidak jauh dari tempa

  • TEROR MAKHLUK PENUNGGU BUKIT LAMPU    RONAL DIKIRA HANTU

    BAB KE : 115RONAL DIKIRA HANTU 16+Tidak jauh dari tempat Ronal pingsan, dari sebuah gubuk yang ada di sawah tersebut, terlihat seorang bapak-bapak berumur sekitar empat puluh lima tahun. Sebelum matahari menyinari bumi, dia telah berada di sawahnya, dengan maksud untuk menjaga padinya dari incaran burung liar. Ada keanehan yang dia rasakan pagi ini, tak ada satu pun burung yang hinggap di area sawahnya. Sementara temannya yang lain pada sibuk berteriak mengusir burung yang mampir untuk mencicipi bulir padi milik mereka.Keanehan itu memang sempat mengganjal hatinya, tumben burung-burung pada enggan mampir di petak sawahnya, padahal biasanya padi milik dialah sasaran utama dari burung-burung tersebut, karena petak sawah bapak tersebut berada persis di bawah kaki bukit, tempat di mana burung-burung bersarang.Rasa heran di hatinya semakin menjadi, ketika melihat asap tipis yang mengudara di bagian ujung sawahnya. Batin lelaki itu mengira ada api di sekitar sana. Tapi siapa pula y

  • TEROR MAKHLUK PENUNGGU BUKIT LAMPU    MAKHLUK BUNIAN DAN SILUMAN BUAYA JADI PEMENANG

    BAB KE : 114 MAKHLUK BUNIAN DAN SILUMAN BUAYA JADI PEMENANG16+Korban dari kedua belah pihak berjatuhan. Karena yang terjun ke medan tempur sangat banyak dari masing-masing kelompok, sehingga korban yang berjatuhan tentu sangat banyak pula, mungkin jumlahnya ribuan.Peperangan di perbatasan sebenarnya dimenangkan oleh Ratu Kencana Wangi. Kelompok Jin Sumbing bahkan sampai lari terbirit-birit menyelamatkan diri ke wilayahnya. Namun, betapa terkejutnya mereka, karena mereka langsung disambut oleh pasukan makhluk Bunian yang telah siap menanti dengan prajurit-prajurit andalan mereka. Tidak sulit bagi makhluk Bunian untuk mengalahkan kelompok Jin Sumbing yang sudah kelelahan. Akhirnya mereka semua berhasil di tangkap dan dijebloskan ke penjara. Nasib Ratu Kencana Wangi dan pasukannya juga tidak kalah apesnya dibandingkan dengan kelompok Jin Sumbing. Sebenarnya kelompok Ratu Kencana Wangi sengaja tidak mengejar Jin Sumbing, karena mereka merasa sudah yakin menang dan hanya menunggu

  • TEROR MAKHLUK PENUNGGU BUKIT LAMPU    SILUMAN BUAYA DAN MAKHLUK BUNIAN IKUT PERANG

    BAB KE : 113SILUMAN BUAYA DAN MAKHLUK BUNIAN IKUT PERANG 16+Balon tersebut menggelinding dengan cepat menuju dasar jurang. Terkadang melenting tinggi bila menabrak batu, kadang-kadang malah menghantam pohon yang tumbuh di sisi tebing.Namun, balon itu tidak pernah berhenti, terus meluncur karena pengaruh gravitasi bumi. Entah bagaimana nasib Ronal yang ada di dalam balon tersebut. Setelah melambaikan tangan ke arah balon raksasa yang terus meluncur, tanpa menunggu lambaiannya berbalas, Galogentang langsung menghentakan kaki ke bumi. Sekali hentak, tubuhnya melambung, lalu melayang di angkasa. Galogentang tidak kembali ke arena pertempuran Ratu Kencana Wangi dan Jin Sumbing. Dia malah terbang menuju wilayahnya, wilayah siluman buaya. Setelah sampai di wilayah siluman buaya, Galogentang segera menemui rajanya dan menceritakan apa yang terjadi, sekaligus mengusulkan untuk segera melakukan penyerangan ke wilayah Bukit Lampu. Mendengar apa yang disampaikan Galogentang, raja siluma

  • TEROR MAKHLUK PENUNGGU BUKIT LAMPU    RONAL DITENDANG KE DALAM JURANG OLEH GALOGENTANG

    BAB KE : 112RONAL DITENDANG KE DALAM JURANG OLEH GALOGENTANG 16+Sikap Ronal ini justru membuat tawa Galogentang semakin keras, wajahnya sampai memerah. Tentu sikap kakek tersebut membuat Ronal semakin masgul bin keki. "Benar-benar makhluk aneh, urusan hidup mati orang, malah ditanggapi dengan tawa," rutuk Ronal dalam hati."Jurang itu hanya bentuknya saja yang curam, tapi selalu ada sisi atau bagian tempat kita berpijak. Lakukan dengan percaya diri, jagan takut akan sesuatu! Bila kita sudah takut sebelum mengetahui keadaan yang sebenarnya. Itu sama saja takut dengan bayang-bayang," ucap Galogentang setelah tawanya reda."Tapi saya memang tidak berani menuruni jurang itu, Kek! Lewat jalan yang datar saja, atau Kakek ikut bersama saya," tawar Ronal. "Apakah kamu ingin bersama saya menuruni jurang itu?" tanya Galogentang. "Iya, kalau bersama Kakek, saya berani," jawab Ronal cepat. "Ayo, kita ke sana!" ajak Galogentang sambil berdiri. "Ayo!" Ronal menyanggupi, dia pun berdiri,

DMCA.com Protection Status