Share

Tanpa Restu

last update Terakhir Diperbarui: 2023-09-29 13:49:16

***

"Kamu salah paham, Haf ...."

"Bagian mana yang salah, Mas?" sahut Hafsah cepat. "Bagian karena aku bertanya apakah kamu mencintai Safina, iya?"

Azka membuang muka, berdebat dengan Hafsah tidak pernah bisa membuatnya menjadi pemenang. Sejak duduk di bangku Kuliah, Hafsah terkenal dengan kecerdasannya. Bukan hal yang sulit bagi wanita berambut sebahu itu untuk menebak apa yang bergemuruh di hati calon suaminya.

"Kamu meninggalkan aku dan kedua orang tuaku ...."

"Safina dalam bahaya, Hafsah," sela Azka lirih.

"Itu sebabnya kamu mengabaikan Ayah dan Bunda? Jika saja hanya aku yang datang, aku mungkin bisa menelan rasa kecewa sekalipun teramat pahit. Tapi kedua orang tuaku ... kamu sadar, Mas, mereka kecewa karena kamu memilih pergi di hari penentuan tanggal pernikahan kita," sahut Hafsah dengan suara bergetar. "Mereka mengira urusanmu begitu mendesak sampai-sampai harus pergi tanpa bisa ditunda. Tapi ternyata ... kamu pergi hanya demi Safina."

"Haf, tolong mengertilah ... Safina itu
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP
Komen (1)
goodnovel comment avatar
Aunty
seru nih ...
LIHAT SEMUA KOMENTAR

Bab terkait

  • TERNYATA SUAMIKU PETANI KAYA RAYA   Tetaplah menikah denganku

    ***Azka seketika menoleh ...."Haruskah kita membicarakan hal itu di Rumah Sakit, Bu?" tanya Azka sembari menatap sendu kedua mata Ibunya. "Aku akan mempertanggungjawabkan semuanya. Bila perlu, aku akan bersujud di bawah kaki kedua orang tua Hafsah karena sudah menyakiti putri mereka. Aku tidak akan bersembunyi di balik ketiak Ibu dan Ayah.""Ini bukan tentang bersembunyi di balik ketiak, Le ....""Aku tahu, Bu. Tapi akan jauh lebih brengsek jika aku menikahi Hafsah namun ternyata ada nama lain di hatiku."Delia memejamkan mata sambil merasakan rasa panas di wajahnya. Ucapan Azka barusan seolah memberi isyarat bahwa pernikahan antara dirinya dan Hafsah tidak akan pernah terjadi. "Pergilah, antar Hafsah pulang," pinta Delia lirih. Azka mengangguk patuh sebelum akhirnya pria berkulit bersih itu mencium punggung tangan Ibunya dan berjalan mendahului Hafsah yang masih memeluk erat tubuh Delia. "Pantaskah Ayah dan Ibu mendapatkan semua ini, Bun? Mereka begitu menyayangi Mas Azka, betap

    Terakhir Diperbarui : 2023-10-01
  • TERNYATA SUAMIKU PETANI KAYA RAYA   Siapa Hafsah?

    ***Sesampainya di halaman rumah Hafsah, Azka segera turun dan membukakan pintu seperti sebelum-sebelumnya. Perhatian yang pria itu berikan tidak berkurang sedikitpun untuk Hafsah meskipun ada yang telah berubah. Hatinya. Cintanya. "Mampir dulu, Mas," pinta Hafsah. Azka menggeleng, "Sudah malam, Haf, aku langsung balik, gak enak sama orang tua kamu. Mereka pasti sudah istirahat.""Jangan khawatir, besok aku pasti datang bersama Ayah dan Ibu. Masuklah!"Tanpa menunggu Hafsah masuk ke dalam rumah, Azka sudah lebih dulu memasuki mobilnya dan meninggalkan pelataran rumah wanita yang sampai detik ini masih berdiri terpaku menatap mobil berwarna silver yang semakin melaju menjauh. "Kamu merusak semuanya, Safina." Kedua tangan Hafsah mengepal erat. Matanya yang sejak tadi terasa sesak dengan air mata kini berhasil menurunkan hujan dengan derasnya.Setelah puas menumpahkan tangis di pelataran rumah, Hafsah berjalan lunglai menuju teras yang lampunya masih berpendar. "Assalamualaikum ...."

    Terakhir Diperbarui : 2023-10-02
  • TERNYATA SUAMIKU PETANI KAYA RAYA   Bertemu Masa Lalu Orang Tua

    ***"Bi, ada apa?" tanya Azka sambil melirik Safina yang saat tengah menatapnya sendu. "Kenapa menampar Hafsah?"Annisa menghela napas kasar. Diusapnya wajah yang sejak semalam terasa kebas. "Safina bukan jalang, Le," ucap Annisa lirih namun mampu membuat hati Azka berdenyut nyeri. "Bibi minta maaf atas nama Safina karena sudah membatalkan acara kalian malam itu. Maafkan kami, Azka. Tolong ... bawa calon istrimu pergi dari sini, Le."Azka meregangkan dekapan kepala Hafsah pada perutnya yang tipis. "Kamu bicara apa pada Safina, Haf?" Azka menatap wajah Hafsah yang basah. Kepala wanita cantik itu menggeleng sambil berkata, "Apa, Mas? Kamu pikir aku bicara apa pada Safina, hah? Aku ... Aku hanya menjenguknya, itu saja!""Bohong!" sahut Annisa ketus. "Setelah menghardik Safina habis-habisan, lalu sekarang kamu berkata tidak bicara apa-apa, pandai sekali mulutmu itu bersilat, Hafsah," imbuh Annisa menggebu-gebu. Dadanya terasa panas ketika mendengar Hafsah berbicara pedas pada Safina. "Bi

    Terakhir Diperbarui : 2023-10-04
  • TERNYATA SUAMIKU PETANI KAYA RAYA   Labil

    ***"Jadi ini pria yang Hafsah ceritakan pada Bunda," ucap Ranti seraya tersenyum tipis. "Pernikahan kalian hanya tinggal menentukan tanggal dan hari, jangan sampai goyah dengan godaan perempuan atau pria lain di luaran sana. Besar harapan Bunda melihat Hafsah bahagia, tolong jangan sakiti dia, Le." Ranti tanpa sadar mencengkeram lengan Azka hingga pria bertubuh tinggi itu mengerutkan kening dan menatap wanita berkerudung hitam di sampingnya dengan air muka kebingungan. "Ah, maaf," seloroh Ranti ketika menyadari raut Azka yang berubah tidak bersahabat. "Bunda hanya sedikit kecewa dengan sikap kamu, Azka. Hafsah bilang kamu tergoda dengan teman masa kecilmu, benar begitu?" "Bun ...." Hafsah merajuk ragu."Tidak apa-apa, Haf. Bunda hanya ingin tahu pembelaan apa yang akan Azka ucapakan, Nak. Bagaimanapun Bunda juga Ibu kamu."Bu Rania melengos ketika mendengar Ranti menyebut dirinya sebagai Ibu. Ada perasaan perih dan tidak terima ketika di depan Azka wanita berkerudung hitam itu menye

    Terakhir Diperbarui : 2023-10-06
  • TERNYATA SUAMIKU PETANI KAYA RAYA   Detik-detik bertemu Ranti

    ***"Kukira kita begitu dekat, Haf, ternyata ada banyak hal tentangmu yang tidak aku tahu." Azka berbicara ketika hendak memasuki mobil. "Tentang Bunda Ranti, kamu berhutang banyak penjelasan padaku, Haf.""Kamu mempermasalahkan adanya Bunda Ranti, Mas?" Hafsah bertanya dengan suara rendah. "Dia bundaku. Aku sudah katakan kalau Bunda yang mengurusku sejak bayi.""Bukan tentang siapa yang mengurus kamu sejak bayi, Hafsah. Aku hanya kecewa karena kamu menyembunyikan fakta tentang Bunda Ranti. Sudah bertahun-tahun kita menjalin hubungan, tapi aku baru tau jika Bunda Ranti memiliki andil dalam kehidupan kamu. Kenapa tidak pernah cerita?" cecar Azka. "Aku tidak mempermasalahkan siapa Bunda Ranti di hidup kamu, hanya saja ... aku merasa kita tidak sedekat itu, Haf."Hafsah mencekal lengan Azka sambil menggeleng, "Itu bukan mauku," sahutnya tanpa dusta. "Sejak kita memutuskan bertunangan, Bunda Ranti menolak aku perkenalkan pada kalian. Bunda Ranti belum siap bertemu kamu dan kedua orang tua

    Terakhir Diperbarui : 2023-10-08
  • TERNYATA SUAMIKU PETANI KAYA RAYA   Isi Hati Safina

    ***"Bunda Ranti, siapa dia, Le?" cecar Delia. "Kamu tahu ciri-cirinya bagaimana? Pakai jilbab? Kulitnya putih?"Azka menatap wajah Delia yang mulai memucat. "Bu, kenapa?"Delia menggeleng sambil menarik napas dalam-dalam. Rasa gelisah yang sempat menguasai jiwanya perlahan dia tepis. Delia menghembuskan napasnya perlahan-lahan berharap jantungnya kembali berdetak dengan tenang. "Siapa Bunda Ranti, Azka?""Hafsah pernah hilang, Bu." Azka mulai bercerita. "Lebih tepatnya dibuang." Delia menoleh dan mendelik, "Dibuang?""Ya. Neneknya membuang Hafsah karena tidak mau memiliki cucu perempuan. Hafsah dibuang di depan TPU sampai akhirnya ada Bunda Ranti yang memungutnya.""Astaghfirullah," ucap Delia seraya geleng-geleng. Tidak habis pikir dengan jalan pikiran orang-orang yang lebih mementingkan ego daripada keselamatan cucunya sendiri. "Jadi Bunda Ranti adalah Ibu Asuh Hafsah?""Bisa dibilang seperti itu, Bu," jawab Azka. "Tapi ada yang aneh dari sikap Hafsah. Dia terlihat begitu manja d

    Terakhir Diperbarui : 2023-10-10
  • TERNYATA SUAMIKU PETANI KAYA RAYA   Kebenaran Mulai Terkuak

    ***"Kamu harus mempertahankan Azka bagaimanapun caranya, Haf."Hafsah yang sedang duduk berhadapan dengan Ranti sontak saja mengangguk patuh. "Tentu saja, Bun," jawab Hafsah mantap. "Sebisa mungkin aku akan berusaha agar Mas Azka tidak jatuh dalam pelukan Safina. Perempuan jalang itu tidak boleh bahagia di atas luka yang aku terima."Ranti menarik ujung bibirnya sinis. "Tetap saja kamu harus waspada, Sayang. Perempuan murahan seperti Safina bisa saja menarik perhatian Azka, apalagi mereka sudah lama berteman. Jangan sampai dia berhasil merebut Azka darimu," sahut Ranti mengompori."Itu tidak akan terjadi, Bun. Aku pastikan Mas Azka tetap menikahiku." Hafsah tersenyum puas. "Dendam Bunda akan aku balaskan sebentar lagi ....""Dendam apa, Nduk?"Hafsah terperanjat mendengar suara Bu Rania yang tiba-tiba datang. Ranti mengedipkan mata seakan memberi isyarat agar Hafsah tetap tenang, namun tetap saja, wajah Hafsah yang tegang tidak bisa disembunyikan dari pandangan Bu Rania. "Apa sih,

    Terakhir Diperbarui : 2023-10-12
  • TERNYATA SUAMIKU PETANI KAYA RAYA   Keraguan Hafsah

    ***"Tapi aku mencintai Safina, Bu."Delia melengos. Wanita yang mengenakan gamis berwarna kunyit itu kecewa dengan keputusan Azka yang semakin ambigu. "Ternyata sikap tegas Ayah tidak menurun padamu, Azka."Azka menunduk dalam ketika mendengar nada bicara Delia yang ketus. "Ketika kamu memutuskan untuk menikahi Hafsah, maka lupakan Safina," ucap Delia lagi. "Tapi jika hatimu lebih condong pada Safina, batalkan rencana pernikahanmu secepatnya. Jangan menyakiti Hafsah lebih dalam lagi!""Ngomong-ngomong, seperti apa ciri-ciri Bunda Ranti, Az?" cecar Delia.Azka menatap wajah Ibunya lamat-lamat, "Cantik. Tinggi, kulitnya putih. Tapi, Bu ... aku merasa seperti Bunda Ranti terlalu mendominasi. Bahkan beliau tidak perduli dengan apa yang Bu Rania ucapkan. Dan anehnya, Hafsah terlihat sangat menghormati Bunda Ranti daripada Ibunya sendiri. Apa hal seperti itu wajar, Bu?"Keringat Delia mulai bercucuran. Sejak Azka mengatakan Bundanya Hafsah adalah wanita yang cantik, tinggi dan putih, pik

    Terakhir Diperbarui : 2023-10-13

Bab terbaru

  • TERNYATA SUAMIKU PETANI KAYA RAYA   TAMAT

    ENDING***"Itu bukannya mantan pacar kamu, Sayang?"Hafsah mengikuti arah telunjuk Biru. Benar saja, di meja makan yang terletak di sudut, Azka duduk berhadapan dengan Safina. "Iya. Lagi kencan kali, Mas, sama seperti kita," sahut Hafsah tak acuh."Mau gabung?" tawar Biru dan dibalas gelengan kepala oleh Hafsah. "Tidak perlu memaksakan diri, Mas Biru.""Ya gapapa, Sayang, kita harus menjalin hubungan yang baik dengan mantan. Yuk!"Biru menggandeng tangan Hafsah dan berjalan mendekati meja yang hanya diisi oleh Azka dan Safina. "Hai ...."Azka dan Safina cukup terkejut melihat Hafsah datang bersama seorang lelaki. "Mbak Hafsah," ucap Safina sumringah. "Kapan datang ke Surabaya, kok gak kabar-kabar sih?"Respon Safina yang welcome membuat rasa takut yang sempat Hafsah rasakan memudar perlahan."Tadi niatnya gak mau ganggu acara kencan kamu sama Mas Azka, eh Mas Biru malah ngajakin gabung," ujar Hafsah jujur. "Eh, btw ini Mas Biru. Suamiku."Safina dan Azka saling pandang, "Kok Mbak

  • TERNYATA SUAMIKU PETANI KAYA RAYA   Minta Cucu

    ***Dua bulan berlalu setelah pesta pernikahan yang digelar secara mewah, hari ini Biru dan Hafsah sedang menikmati liburan di Kota Surabaya. Bukan luar negeri yang Hafsah mau, melainkan kota dimana banyak tercipta kenangan indah bersama Ranti dan kedua orang tuanya. Sengaja Biru menyetir mobil sendiri karena tidak mau liburannya yang ditunggu sejak dua bulan yang lalu diganggu oleh orang lain. Perjalanan yang melelahkan terasa menyenangkan karena sepanjang jalan keduanya tidak henti-hentinya melempar candaan. Hafsah membuka snack yang ada di kursi belakang. Sambil terus bercerita tentang masa kecilnya, sesekali tangan Hafsah menyuapi Biru dengan makanan ringan yang ada di tangan. "Mau cari makan dulu gak, Sayang?" Biru bertanya tanpa menoleh. "Nanti sampai hotel biar bisa langsung tidur. Capek sekali, Yang," keluh Biru. "Boleh," jawab Hafsah antusias. "Ini bentar lagi juga nyampe Hotel, Mas. Cari makan yang dekat-dekat sini saja ya."Biru mengangguk patuh. Matanya menatap satu pe

  • TERNYATA SUAMIKU PETANI KAYA RAYA   Ujian Pernikahan

    ***"Jadi dia berhasil menggoda kamu, Mas?"Nisya berada jajaran para staf yang hendak memberi selamat. Di belakangnya, Anina justru tersenyum sinis seraya menatap Hafsah yang hari ini terlihat sangat menawan. Gaunnya mewah, perhiasan yang ia kenakan pun tidak berlebihan namun memberi kesan mahal. "Kamu keluar sendiri, atau aku meminta security menyeret tubuhmu keluar dari gedung ini?"Nisya tertawa sumbang. Di atas pelaminan, beberapa staf berdiri agak jauh sementara tepat di depan Biru dan Hafsah, Nisya bersungut-sungut marah karena tidak terima dengan pernikahan diantara keduanya. "Kamu bilang sulit mencari penggantiku, Mas," tutur Nisya sembari tersenyum sinis. "Tapi ternyata tidak lama setelah kamu memutuskan hubungan kita, pernikahan ini malah digelar."Rahang Biru mengeras. "Aku tidak akan melepaskan kamu jika acara pernikahan ini sampai ricuh, Nisya!"Nisya bertepuk tangan, "Wow. Secinta itukah kamu pada wanita ini? Apa yang sudah dia berikan sebelum kalian menikah? Keperawa

  • TERNYATA SUAMIKU PETANI KAYA RAYA   Setelah sah

    ***"Apa?" tanya Biru tanpa berniat menjauhkan bibirnya dari bibir Hafsah. "Mas, ih!" Hafsah mendorong tubuh Biru dengan kesal. "Aku mau mandi, gerah!""Sayang!" Panggil Biru membuat langkah kaki Hafsah terhenti. "Apa?" tanya Hafsah ketus. "Bareng," ucap Biru merengek manja. Hafsah mencebik sebelum akhirnya berlari memasuki kamar mandi sampai-sampai lupa membawa baju ganti. Biru yang menyadari itu seketika tersenyum licik. Bisa dipastikan setelah ini Hafsah keluar hanya mengenakan bathrobe dan membayangkan hal itu saja sudah membuat kepalanya pusing. "Mas!" teriak Hafsah dari dalam kamar mandi. Biru berdiri di depan pintu, kemudian menyahut, "Kenapa, Sayang?""Mas, aku lupa bawa baju ganti ....""Aku tidur dulu ya, lelah sekali," sela Biru berdusta. "Ah, begitu ya. Ya sudah, nanti aku ambil sendiri, Mas tidur saja yang lelap."Biru tidak menjawab, pria itu justru menyandarkan tubuhnya di atas ranjang sambil memeriksa laporan kerja dari laptop yang sengaja ia bawa. Pintu kamar m

  • TERNYATA SUAMIKU PETANI KAYA RAYA   Menjelang Tamat III

    ***Biru menuntun bahu Hafsah dan membawanya lebih dekat pada gundukan tanah yang masih basah. "Hapus air matamu jika tidak ingin Bunda sedih di dalam sana, Haf."Wajah Biru menegang, namun ketika Hafsah menggamit jemarinya, CEO muda itu perlahan menghela napas panjang. "Dia Mas Azka, Mas," ucap Hafsah memperkenalkan. Biru hanya mengangguk seraya tersenyum, kemudian kembali menuntun Hafsah mendekati makam yang baru saja memiliki penghuni itu. Para pelayat beberapa di antaranya memilih pulang setelah jenazah Ranti dikebumikan, namun beberapa yang lain masih berada di sana, sedikit banyak membantu merapikan makam yang baru saja ditabur bunga beraroma wangi. "Aku pamit ya, Haf. Semoga Bunda khusnul khatimah.""Aamiin, terima kasih banyak, Mas," sahut Azka. Azka mengangguk ragu, kemudian berkata, "Mari, Mas!"Biru tidak menjawab namun kepalanya mengangguk di depan Azka. "Semoga semua amal ibadah Bunda diterima Allah," ucap Hafsah nyaris tidak bersuara. "Doakan yang baik-baik untuk a

  • TERNYATA SUAMIKU PETANI KAYA RAYA   Kehilangan

    ***"Bunda ...." Hafsah berteriak histeris sementara Biru segera menekan tombol yang ada di samping ranjang Ranti. "Bangun, Bun!" Hafsah mengguncang tubuh Ranti berharap wanita yang sudah ia anggap sebagai Ibu kedua itu mau membuka mata. "Tidak, Bun. Ini gak lucu!" teriak Hafsah. Biru menarik tubuh Hafsah dan memberi kesempatan para tenaga medis untuk memeriksa keadaan wanita paruh baya di atas ranjang itu. "Buka mata Bunda. Bunda berjanji mau lihat aku menikah dengan Pak Biru. Bangun, Bunda Ranti. Bangun!" Hafsah berteriak tanpa perduli apakah akan ada yang terganggu dengan suaranya. "Haf, tenang ....""Tidak, Mas. Bunda udah gak napas, aku tidak merasakan hangat napasnya. Bunda ... Bunda bohong padaku! Bunda pembohong!" Suara Hafsah terdengar pilu. "Bunda masih hidup kan, Sus? Aku yang bodoh ini pasti salah mengira ....""Innalilahi wa inna ilaihi raji'un ...."Dua orang suster mengucap kalimat istirja membuat dunia Hafsah yang baru saja berwarna kembali kelabu. Tidak lama, seora

  • TERNYATA SUAMIKU PETANI KAYA RAYA   Kepergian Ranti

    ***pov RantiHatiku terenyuh melihat Hafsah datang bersama calon suaminya. Ya, meskipun Hafsah belum mengatakan tentang lamaran yang dia terima, tapi aku yakin Hafsah sudah memantapkan diri untuk memulai kehidupan yang baru dengan pria bernama Biru itu. Aku lega, setidaknya setelah luka yang aku tanam di hatinya, gadis cantik itu pada akhirnya bisa bangkit lagi. Tidak mudah memang melupakan Azka, pesona anak dan Bapak itu memang teramat kuat, bahkan sampai detik ini Hafsah tidak tau jika nama Mas Haikal masih menjadi penghuni di hatiku. Bohong jika aku tidak bahagia dengan kehadiran Hafsah. Gadis cantik yang dulu sering tidur dalam pangkuanku itu ternyata masih menghormati aku sebagai Ibu asuhnya. Meskipun tidak bisa dipungkiri jika aku adalah dalang dari pisahnya dia dengan kedua orang tuanya. Aku bersyukur karena Hafsah tidak lagi mempermasalahkan itu. Aku bahagia. Terharu dengan ketulusan Hafsah padaku.Tolong tunggu sebentar, Bah, aku sudah berjanji akan menemaninya sampai ia m

  • TERNYATA SUAMIKU PETANI KAYA RAYA   Kabar Pernikahan

    ***Dokter memeriksa keadaan Ranti yang sudah mulai membaik. Tidak ada penyakit serius, hanya saja wanita yang hidup sebatang kara itu diharuskan istirahat total karena tubuhnya yang kehilangan banyak cairan. "Setelah infusnya habis, pasien sudah boleh pulang.""Terima kasih, Dokter."Hafsah menghela napas lega, setidaknya Ranti tidak harus menginap lebih lama di Rumah Sakit. Dokter yang baru saja memeriksa Ranti keluar dari ruangan. Biru meminta ruangan VIP untuk Bunda dari calon istrinya. Hanya sehari semalam, namun Hafsah tahu seberapa besar tarif biaya di Rumah Sakit Unair. Cukup mahal memang. Ranti mengusap pipi Hafsah seperti seorang Ibu yang sudah lama tidak bertemu dengan putrinya. Kini Ranti mengerti bagaimana perasaan Bu Rania ketika Hafsah ia culik, dulu. Tidak salah jika banyak orang mengatakan jika Bu Rania hampir gila, karena sehancur itu memang kehilangan orang yang dicintai. "Dia siapa?" tanya Ranti sambil menunjuk Biru yang masih terlelap di atas sofa. "Mas Biru,

  • TERNYATA SUAMIKU PETANI KAYA RAYA   Makam

    ***Biru segera berlari karena teriakan Hafsah dari dalam makam. Bukan hanya itu, pengemudi yang semula dijanjikan akan dibayar sesuai kemauannya pun ikut turun dan melihat seorang wanita paruh baya tergeletak di atas tanah."Mas, Bunda ...." Hafsah menangis histeris. Wajah Ranti sangat pucat, tubuhnya yang semula mengeluarkan keringat dingin kini berubah panas. Dia demam. "Biar aku gendong, tolong buka pintu mobilnya," pintu Biru yang dibalas anggukan kepala oleh Hafsah. Belum sempat Hafsah berlari, pengemudi Gr*b lebih dulu melaksanakan perintah Biru untuk membuka pintu mobil dan bersiap duduk di belakang kemudi. Biru setengah berlari sembari membopong tubuh Ranti yang tidak terasa berat sama sekali. Ranti kehilangan banyak berat badannya, apalagi sejak Hafsah memutuskan pindah ke Jakarta, tubuhnya kian mengurus. Hafsah menangis, namun kali ini tidak bersuara, dia khawatir semakin membuat Biru panik apalagi ketika melihat prianya itu sedikit ngos-ngosan untuk menuju mobil yang te

DMCA.com Protection Status