Share

Masa Lalu datang mengganggu

last update Terakhir Diperbarui: 2023-08-19 11:36:15

***

"Lepaskan aku!" Farhan berteriak marah. "Pulang denganku, Annisa, jika tidak ...."

Plak ...!!!

Annisa menampar pipi Farhan dengan sangat keras. Matanya yang merah membuat kemarahan di wajah Annisa semakin tercetak jelas.

Farhan hampir terhuyung jika saja dua petugas Kepolisian tidak segera menahan lengannya.

"Dia hampir membunuh keponakan saya," kata Pak Gani pada Polisi di depannya. "Kami sudah mengamankan barang bukti, silahkan dibawa, Pak Polisi."

Polisi bertubuh tegap itu mengangguk seraya menerima pisau yang sudah diamankan di dalam kantong plastik.

"Dan ya, luka di lengan keponakan saya bisakah dijadikan bukti juga, Pak?" tanya Pak Gani.

"Tentu saja bisa, Pak. Kami akan meminta keterangan lebih lanjut pada pelaku dan korban. Terima kasih sudah melaporkan kekacauan ini pada pihak yang berwajib."

***

"Ya Allah, Mas ...."

Delia memekik melihat baju yang Haikal kenakan begitu kotor dan terdapat bercak darah di bagian lengannya.

Melihat istrinya hendak berdiri, Haikal segera be
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP
Komen (1)
goodnovel comment avatar
Puput riyani
lanjut thour
LIHAT SEMUA KOMENTAR

Bab terkait

  • TERNYATA SUAMIKU PETANI KAYA RAYA   Mendadak Dilamar

    ***"Jadi kau belum tahu kalau Fatima sedang hamil, Bro? Apa Jaka tidak memberi tahumu, hah?" Faisal terbahak melihat air muka Kenan yang berubah tegang. "Bro, asal lo tahu ... kalau lo menikahi Fatima, itu artinya semua biaya hidup keluarganya ada di punggung lo. Kacung! Kasarnya lo bakal dijadikan kacung!" "Tutup mulutmu, Faisal!" bentak Jaka lantang, bahkan urat-urat di lehernya ikut menegang. "Ha ... ha ... ha ... kenapa pula aku harus menutup mulut, dia harus tahu seperti apa kelakuan calon kakak iparnya. Tamak, serakah, lo masih seperti itu kan, Jaka?" Faisal berjalan memasuki ruang tamu lalu mendaratkan bokongnya di atas sofa. "Rasa-rasanya aku merasa rugi, sudah banyak uang yang aku keluarkan tapi malah dapatnya Fatima, ck ...."Wajah Fatima memanas mendengar Faisal lagi-lagi menghinanya di depan orang asing. Di depan Kenan. Perempuan bergamis hitam itu berjalan mendekat dan menarik lengan Faisal agar mantan suaminya itu keluar dari ruang tamu. "Wah, apa-apaan ini, Fat?" Fa

    Terakhir Diperbarui : 2023-08-21
  • TERNYATA SUAMIKU PETANI KAYA RAYA   Meninggal tiba-tiba

    ***"Kenapa, Mas?" Delia memicingkan mata menatap Haikal yang terbahak-bahak di samping Kang Dirman. "Kamu lagi ngomongin aku sama Annisa, ngaku!"Haikal menggeleng sementara Kang Dirman justru mengangguk membenarkan. Melihat anggukan kepala Kang Dirman, Delia seketika melotot ke arah suaminya. "Mas," panggil Delia ketus. "Kamu lagi gibahin kita berdua, ya kan?""Dek, bukan seperti itu, kami tadi cuma ....""Neng, bagaimana kalau bikin kuenya besok saja, Neng Delia harus istirahat, saya tidak mau kalau sampai Haikal marah gara-gara Neng Delia sibuk di dapur sama Annisa. Atau begini ... biar Annisa dan saya yang bikin brownies buat Neng Delia, bagaimana?" Kang Dirman berbicara sambil menggaruk tengkuknya yang tidak gatal. Sesekali suami Annisa itu nyengir memamerkan barisan giginya yang rapi. Sebisa mungkin Kang Dirman berbicara dengan pelan agar Delia tidak tersinggung."Kamu bilang gitu sama Kang Dirman, Mas?" Delia lagi-lagi memicing menatap suaminya. Haikal melambai-lambaikan tang

    Terakhir Diperbarui : 2023-08-22
  • TERNYATA SUAMIKU PETANI KAYA RAYA   Target Baru Eyang

    ***"Pak, maaf kalau kami berdua tidak bisa mampir," kata Kang Dirman sungkan. "Saya khawatir keadaan Bapak sekarang tidak baik-baik saja."Pak Handoko mengangguk paham. Tangan pria paruh baya itu menepuk-nepuk bahu Kang Dirman kemudian berkata, "Terima kasih sudah mengantarkan Bapak dan ibu, Nak Dirman. Hati-hati di jalan, sampaikan salam Bapak untuk mertua kamu.""Insyaallah," jawab Kang Dirman. "Assalamualaikum ....""Waalaikumsalam."Mobil yang Kang Dirman kemudikan keluar dari halaman rumah Pak Handoko sementara pasangan paruh baya itu berdiri di ambang pintu sambil memperhatikan mobil milik Haikal itu berlalu dan menghilang di balik tikungan. "Harusnya tadi kita minta antar Dirman sekalian, Pak," ucap Bu Sarah kesal. "Jaka sama Fatima pasti sudah di rumah Naomi, terus kita mau naik apa?"Bu Sarah bersungut-sungut sambil memutar anak kunci yang tersimpan di bawah pot bunga kecil yang terletak di samping kursi teras. "Naik motor kan bisa, jangan kebiasaan menggerutu, Bu," tegur

    Terakhir Diperbarui : 2023-08-23
  • TERNYATA SUAMIKU PETANI KAYA RAYA   Kedatangan Neneng

    ***"Assalamu'alaikum ...."Seorang perempuan muda mengetuk pintu rumah Haikal yang tertutup rapat. "Assalamu'alaikum ....""Waalaikumsalam," jawab Delia sambil membuka pintu cukup lebar. "Mbak Delia?""Iya," jawab Delia seraya mengangguk. "Cari saya, Mbak?"Perempuan muda yang beberapa bulan belakangan menjadi abdi memasak di rumah Ustad Jefri itu mengangguk. "Saya Neneng," ucapnya memperkenalkan diri. "Boleh saya masuk, Mbak? Ada banyak hal yang ingin saya katakan.""Neneng?" ulang Delia sembari mengernyit. "Nggih. Abdi masaknya Ustad Jefri," jawab Neneng ragu. "Tapi itu dulu," imbuhnya. "Astaghfirullah, jadi sampean ini yang ...." Delia menghentikan ucapannya, khawatir jika Neneng merasa malu karena sudah mendapatkan perlakuan buruk dari Ustad Jefri. "Nggih, Mbak Delia, saya perempuan yang dilecehkan oleh Ustad Jefri.""Tapi ... ah, masuklah, Neneng! Mari!"Delia membuka pintunya lebar-lebar mempersilahkan Neneng agar memasuki ruang tamunya yang teramat luas. Neneng menganggu

    Terakhir Diperbarui : 2023-08-25
  • TERNYATA SUAMIKU PETANI KAYA RAYA   Saudara zalim

    ***"Minumlah dulu, Neng," kata Delia seraya menyodorkan secangkir teh hangat ke hadapan Neneng. Neneng menerima cangkir dengan tangan gemetar. Tidak dapat dipungkiri, hatinya merasa gelisah, takut, juga malu. Siapa sangka jika perempuan yang ingin Ranti lenyapkan adalah perempuan sebaik Delia. Seteguk dua teguk berhasil memasuki kerongkongan Neneng yang gersang. Sebentar, hatinya merasa tenang karena ternyata Emak dan Delia tidak menggebu-gebu seperti sebelumnya. "Jadi selama ini kamu yang sudah menjadi kaki tangan Mbak Ranti, Neng?" tanya Delia tanpa mengalihkan pandangannya sedikitpun dari Neneng. "Tapi, darimana kamu tahu kalau hari itu aku sedang pergi bersama Kang Dirman dan Bulek Jamila?"Neneng kembali menunduk, sepuluh jemarinya kembali bertaut. Rasa takut juga resah kembali menggelayuti hatinya. "Mbak Delia sendiri yang mengatakan ketika berada di tempat Tukang Sayur. Sampean bilang kalau mau pergi bersama Kang Dirman dan Yu Jamila untuk membeli keperluan hantaran."Deli

    Terakhir Diperbarui : 2023-08-25
  • TERNYATA SUAMIKU PETANI KAYA RAYA   dejavu

    ***"Sepertinya ini tempatnya, Sayang."Kang Dirman menatap bangunan bertingkat rooftop di depannya. Letaknya strategis, mudah dijangkau anak-anak muda surabaya yang ingin menghabiskan waktu bersama orang terkasih. Bagian depan terdapat halaman yang cukup luas untuk lahan parkir. Cat berwarna putih yang dipadukan dengan pintu dan jendela kaca transparan membuat bangunan bertingkat di depan jalan raya terlihat modern dan berkelas. Bagian atas dikelilingi pagar setinggi pinggang orang dewasa dengan cat warna putih. Resik. Kesan yang bisa dilihat pertama kali adalah bangunan itu bersih dan elegan. "Masya Allah, mewah sekali ini, Mas," ucap Annisa sembari mendongak menatap bagian atas bangunan. "Ini bekas Cafe juga kan?"Kang Dirman mengangguk. "Haikal bilangnya sih begitu, Dek.""Bagaimana menurut kamu?" Kang Dirman menatap Annisa yang masih saja terpaku dengan bangunan indah di depannya. "Punya nomor telepon pemilik Cafe ini kan, Mas? Bagaimana kalau kita lihat-lihat dulu bagian dal

    Terakhir Diperbarui : 2023-08-26
  • TERNYATA SUAMIKU PETANI KAYA RAYA   Pekerjaan Baru

    ***"Kenapa, Eyang? Aku salah?"Wajah Eyang Salma memerah sementara Fatima terlihat semakin erat mencengkram lengan Pak Handoko. "Kurasa Fatima memang tidak ada urusannya dengan masalah Erina, jadi lebih baik kami pulang dulu," ucap Pak Handoko tegas. "Kalau kamu masih ingin menolong Erina, berunding lah dulu dengan keluargamu, Bu."Bu Sarah berdiri dengan gelisah. Hingga beberapa detik kemudian wanita paruh baya itu menggeleng dan berkata, "Coba kamu usaha dulu, Dan. Atau jual barang-barang bisa dijual. Demi Erina."Om Dani membuang muka, merasa kesal dengan semua saudara Bibi Naomi yang terkesan lepas tangan atas keadaan Erina saat ini. "Mbak Sarah benar, Erina masih tanggung jawab kamu," timpal Bibi Husniah. "Kamu ini Ayahnya, Dan, jadi jangan melepas tanggung jawab begitu saja.""Kalaupun aku punya, tidak mungkin aku meminta bantuan kalian." Om Dani menyugar rambutnya kasar. "Memangnya apa yang bisa aku jual?"Bibi Husniah dan Bu Sarah saling pandang. Sedangkan Eyang Salma duduk

    Terakhir Diperbarui : 2023-08-28
  • TERNYATA SUAMIKU PETANI KAYA RAYA   Skak Mat

    ***"Kau pikir aku perduli dengan semua itu, Hana?" Suara Annisa terdengar dingin. Perempuan yang sedang memeluk Emak Asih dengan sangat erat itu berbicara tanpa menoleh ke arah dimana Hana berada. "Berulang kali aku katakan, semua yang berurusan denganmu atau suamimu, aku tidak perduli!""Oh ya?" Hana seperti tidak percaya dengan ucapan Annisa. Wanita yang mengenakan setelan blazer berwarna hitam yang dipadukan dengan kaos warna putih sebagai dalaman itu tersenyum sinis. Penampilan Hana seperti wanita karir meskipun dia sebenarnya hanya berprofesi sebagai Ibu Rumah Tangga biasa. "Aku kira kamu sedang menunggu kabar tentang kami, Nis. Kamu pasti merasa besar kepala karena Mas Farhan sempat datang ke rumah suamimu. Ah, sayang sekali ternyata kami berdua tidak jadi bercerai."Emak menggenggam jemari Annisa kemudian menggeleng samar. "Biarkan saja, Nduk. Ayo!""Nggih, Mak.""Dimana-mana pelakor itu tidak akan pernah menang, Annisa. Istri sah selalu dilindungi Tuhan." Kali ini suara Hana

    Terakhir Diperbarui : 2023-08-28

Bab terbaru

  • TERNYATA SUAMIKU PETANI KAYA RAYA   TAMAT

    ENDING***"Itu bukannya mantan pacar kamu, Sayang?"Hafsah mengikuti arah telunjuk Biru. Benar saja, di meja makan yang terletak di sudut, Azka duduk berhadapan dengan Safina. "Iya. Lagi kencan kali, Mas, sama seperti kita," sahut Hafsah tak acuh."Mau gabung?" tawar Biru dan dibalas gelengan kepala oleh Hafsah. "Tidak perlu memaksakan diri, Mas Biru.""Ya gapapa, Sayang, kita harus menjalin hubungan yang baik dengan mantan. Yuk!"Biru menggandeng tangan Hafsah dan berjalan mendekati meja yang hanya diisi oleh Azka dan Safina. "Hai ...."Azka dan Safina cukup terkejut melihat Hafsah datang bersama seorang lelaki. "Mbak Hafsah," ucap Safina sumringah. "Kapan datang ke Surabaya, kok gak kabar-kabar sih?"Respon Safina yang welcome membuat rasa takut yang sempat Hafsah rasakan memudar perlahan."Tadi niatnya gak mau ganggu acara kencan kamu sama Mas Azka, eh Mas Biru malah ngajakin gabung," ujar Hafsah jujur. "Eh, btw ini Mas Biru. Suamiku."Safina dan Azka saling pandang, "Kok Mbak

  • TERNYATA SUAMIKU PETANI KAYA RAYA   Minta Cucu

    ***Dua bulan berlalu setelah pesta pernikahan yang digelar secara mewah, hari ini Biru dan Hafsah sedang menikmati liburan di Kota Surabaya. Bukan luar negeri yang Hafsah mau, melainkan kota dimana banyak tercipta kenangan indah bersama Ranti dan kedua orang tuanya. Sengaja Biru menyetir mobil sendiri karena tidak mau liburannya yang ditunggu sejak dua bulan yang lalu diganggu oleh orang lain. Perjalanan yang melelahkan terasa menyenangkan karena sepanjang jalan keduanya tidak henti-hentinya melempar candaan. Hafsah membuka snack yang ada di kursi belakang. Sambil terus bercerita tentang masa kecilnya, sesekali tangan Hafsah menyuapi Biru dengan makanan ringan yang ada di tangan. "Mau cari makan dulu gak, Sayang?" Biru bertanya tanpa menoleh. "Nanti sampai hotel biar bisa langsung tidur. Capek sekali, Yang," keluh Biru. "Boleh," jawab Hafsah antusias. "Ini bentar lagi juga nyampe Hotel, Mas. Cari makan yang dekat-dekat sini saja ya."Biru mengangguk patuh. Matanya menatap satu pe

  • TERNYATA SUAMIKU PETANI KAYA RAYA   Ujian Pernikahan

    ***"Jadi dia berhasil menggoda kamu, Mas?"Nisya berada jajaran para staf yang hendak memberi selamat. Di belakangnya, Anina justru tersenyum sinis seraya menatap Hafsah yang hari ini terlihat sangat menawan. Gaunnya mewah, perhiasan yang ia kenakan pun tidak berlebihan namun memberi kesan mahal. "Kamu keluar sendiri, atau aku meminta security menyeret tubuhmu keluar dari gedung ini?"Nisya tertawa sumbang. Di atas pelaminan, beberapa staf berdiri agak jauh sementara tepat di depan Biru dan Hafsah, Nisya bersungut-sungut marah karena tidak terima dengan pernikahan diantara keduanya. "Kamu bilang sulit mencari penggantiku, Mas," tutur Nisya sembari tersenyum sinis. "Tapi ternyata tidak lama setelah kamu memutuskan hubungan kita, pernikahan ini malah digelar."Rahang Biru mengeras. "Aku tidak akan melepaskan kamu jika acara pernikahan ini sampai ricuh, Nisya!"Nisya bertepuk tangan, "Wow. Secinta itukah kamu pada wanita ini? Apa yang sudah dia berikan sebelum kalian menikah? Keperawa

  • TERNYATA SUAMIKU PETANI KAYA RAYA   Setelah sah

    ***"Apa?" tanya Biru tanpa berniat menjauhkan bibirnya dari bibir Hafsah. "Mas, ih!" Hafsah mendorong tubuh Biru dengan kesal. "Aku mau mandi, gerah!""Sayang!" Panggil Biru membuat langkah kaki Hafsah terhenti. "Apa?" tanya Hafsah ketus. "Bareng," ucap Biru merengek manja. Hafsah mencebik sebelum akhirnya berlari memasuki kamar mandi sampai-sampai lupa membawa baju ganti. Biru yang menyadari itu seketika tersenyum licik. Bisa dipastikan setelah ini Hafsah keluar hanya mengenakan bathrobe dan membayangkan hal itu saja sudah membuat kepalanya pusing. "Mas!" teriak Hafsah dari dalam kamar mandi. Biru berdiri di depan pintu, kemudian menyahut, "Kenapa, Sayang?""Mas, aku lupa bawa baju ganti ....""Aku tidur dulu ya, lelah sekali," sela Biru berdusta. "Ah, begitu ya. Ya sudah, nanti aku ambil sendiri, Mas tidur saja yang lelap."Biru tidak menjawab, pria itu justru menyandarkan tubuhnya di atas ranjang sambil memeriksa laporan kerja dari laptop yang sengaja ia bawa. Pintu kamar m

  • TERNYATA SUAMIKU PETANI KAYA RAYA   Menjelang Tamat III

    ***Biru menuntun bahu Hafsah dan membawanya lebih dekat pada gundukan tanah yang masih basah. "Hapus air matamu jika tidak ingin Bunda sedih di dalam sana, Haf."Wajah Biru menegang, namun ketika Hafsah menggamit jemarinya, CEO muda itu perlahan menghela napas panjang. "Dia Mas Azka, Mas," ucap Hafsah memperkenalkan. Biru hanya mengangguk seraya tersenyum, kemudian kembali menuntun Hafsah mendekati makam yang baru saja memiliki penghuni itu. Para pelayat beberapa di antaranya memilih pulang setelah jenazah Ranti dikebumikan, namun beberapa yang lain masih berada di sana, sedikit banyak membantu merapikan makam yang baru saja ditabur bunga beraroma wangi. "Aku pamit ya, Haf. Semoga Bunda khusnul khatimah.""Aamiin, terima kasih banyak, Mas," sahut Azka. Azka mengangguk ragu, kemudian berkata, "Mari, Mas!"Biru tidak menjawab namun kepalanya mengangguk di depan Azka. "Semoga semua amal ibadah Bunda diterima Allah," ucap Hafsah nyaris tidak bersuara. "Doakan yang baik-baik untuk a

  • TERNYATA SUAMIKU PETANI KAYA RAYA   Kehilangan

    ***"Bunda ...." Hafsah berteriak histeris sementara Biru segera menekan tombol yang ada di samping ranjang Ranti. "Bangun, Bun!" Hafsah mengguncang tubuh Ranti berharap wanita yang sudah ia anggap sebagai Ibu kedua itu mau membuka mata. "Tidak, Bun. Ini gak lucu!" teriak Hafsah. Biru menarik tubuh Hafsah dan memberi kesempatan para tenaga medis untuk memeriksa keadaan wanita paruh baya di atas ranjang itu. "Buka mata Bunda. Bunda berjanji mau lihat aku menikah dengan Pak Biru. Bangun, Bunda Ranti. Bangun!" Hafsah berteriak tanpa perduli apakah akan ada yang terganggu dengan suaranya. "Haf, tenang ....""Tidak, Mas. Bunda udah gak napas, aku tidak merasakan hangat napasnya. Bunda ... Bunda bohong padaku! Bunda pembohong!" Suara Hafsah terdengar pilu. "Bunda masih hidup kan, Sus? Aku yang bodoh ini pasti salah mengira ....""Innalilahi wa inna ilaihi raji'un ...."Dua orang suster mengucap kalimat istirja membuat dunia Hafsah yang baru saja berwarna kembali kelabu. Tidak lama, seora

  • TERNYATA SUAMIKU PETANI KAYA RAYA   Kepergian Ranti

    ***pov RantiHatiku terenyuh melihat Hafsah datang bersama calon suaminya. Ya, meskipun Hafsah belum mengatakan tentang lamaran yang dia terima, tapi aku yakin Hafsah sudah memantapkan diri untuk memulai kehidupan yang baru dengan pria bernama Biru itu. Aku lega, setidaknya setelah luka yang aku tanam di hatinya, gadis cantik itu pada akhirnya bisa bangkit lagi. Tidak mudah memang melupakan Azka, pesona anak dan Bapak itu memang teramat kuat, bahkan sampai detik ini Hafsah tidak tau jika nama Mas Haikal masih menjadi penghuni di hatiku. Bohong jika aku tidak bahagia dengan kehadiran Hafsah. Gadis cantik yang dulu sering tidur dalam pangkuanku itu ternyata masih menghormati aku sebagai Ibu asuhnya. Meskipun tidak bisa dipungkiri jika aku adalah dalang dari pisahnya dia dengan kedua orang tuanya. Aku bersyukur karena Hafsah tidak lagi mempermasalahkan itu. Aku bahagia. Terharu dengan ketulusan Hafsah padaku.Tolong tunggu sebentar, Bah, aku sudah berjanji akan menemaninya sampai ia m

  • TERNYATA SUAMIKU PETANI KAYA RAYA   Kabar Pernikahan

    ***Dokter memeriksa keadaan Ranti yang sudah mulai membaik. Tidak ada penyakit serius, hanya saja wanita yang hidup sebatang kara itu diharuskan istirahat total karena tubuhnya yang kehilangan banyak cairan. "Setelah infusnya habis, pasien sudah boleh pulang.""Terima kasih, Dokter."Hafsah menghela napas lega, setidaknya Ranti tidak harus menginap lebih lama di Rumah Sakit. Dokter yang baru saja memeriksa Ranti keluar dari ruangan. Biru meminta ruangan VIP untuk Bunda dari calon istrinya. Hanya sehari semalam, namun Hafsah tahu seberapa besar tarif biaya di Rumah Sakit Unair. Cukup mahal memang. Ranti mengusap pipi Hafsah seperti seorang Ibu yang sudah lama tidak bertemu dengan putrinya. Kini Ranti mengerti bagaimana perasaan Bu Rania ketika Hafsah ia culik, dulu. Tidak salah jika banyak orang mengatakan jika Bu Rania hampir gila, karena sehancur itu memang kehilangan orang yang dicintai. "Dia siapa?" tanya Ranti sambil menunjuk Biru yang masih terlelap di atas sofa. "Mas Biru,

  • TERNYATA SUAMIKU PETANI KAYA RAYA   Makam

    ***Biru segera berlari karena teriakan Hafsah dari dalam makam. Bukan hanya itu, pengemudi yang semula dijanjikan akan dibayar sesuai kemauannya pun ikut turun dan melihat seorang wanita paruh baya tergeletak di atas tanah."Mas, Bunda ...." Hafsah menangis histeris. Wajah Ranti sangat pucat, tubuhnya yang semula mengeluarkan keringat dingin kini berubah panas. Dia demam. "Biar aku gendong, tolong buka pintu mobilnya," pintu Biru yang dibalas anggukan kepala oleh Hafsah. Belum sempat Hafsah berlari, pengemudi Gr*b lebih dulu melaksanakan perintah Biru untuk membuka pintu mobil dan bersiap duduk di belakang kemudi. Biru setengah berlari sembari membopong tubuh Ranti yang tidak terasa berat sama sekali. Ranti kehilangan banyak berat badannya, apalagi sejak Hafsah memutuskan pindah ke Jakarta, tubuhnya kian mengurus. Hafsah menangis, namun kali ini tidak bersuara, dia khawatir semakin membuat Biru panik apalagi ketika melihat prianya itu sedikit ngos-ngosan untuk menuju mobil yang te

DMCA.com Protection Status