Share

Saudara zalim

***

"Minumlah dulu, Neng," kata Delia seraya menyodorkan secangkir teh hangat ke hadapan Neneng.

Neneng menerima cangkir dengan tangan gemetar. Tidak dapat dipungkiri, hatinya merasa gelisah, takut, juga malu. Siapa sangka jika perempuan yang ingin Ranti lenyapkan adalah perempuan sebaik Delia.

Seteguk dua teguk berhasil memasuki kerongkongan Neneng yang gersang. Sebentar, hatinya merasa tenang karena ternyata Emak dan Delia tidak menggebu-gebu seperti sebelumnya.

"Jadi selama ini kamu yang sudah menjadi kaki tangan Mbak Ranti, Neng?" tanya Delia tanpa mengalihkan pandangannya sedikitpun dari Neneng. "Tapi, darimana kamu tahu kalau hari itu aku sedang pergi bersama Kang Dirman dan Bulek Jamila?"

Neneng kembali menunduk, sepuluh jemarinya kembali bertaut. Rasa takut juga resah kembali menggelayuti hatinya.

"Mbak Delia sendiri yang mengatakan ketika berada di tempat Tukang Sayur. Sampean bilang kalau mau pergi bersama Kang Dirman dan Yu Jamila untuk membeli keperluan hantaran."

Deli
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status