Share

Apa ini Karma?

last update Terakhir Diperbarui: 2023-06-20 09:29:03

***

"Mendadak sekali, Le, apa ada masalah?" tanya Emak. Ruang makan menjadi tempat paling nyaman untuk berbincang. Meskipun bagi sebagian orang tidak pantas makan sambil berbincang-bincang namun berbeda dengan keluarga Haikal, mereka akan bercerita panjang lebar ketika ada sudah duduk berhadapan di meja makan.

Pak Gani melirik Delia yang nampak sendu. Benar. Tidak biasanya menantu kesayangannya itu terlihat tidak bersemangat seperti pagi ini.

"Bawa dua karung beras di gudang, Haikal. Kebetulan kemarin Bapak minta Kang Dirman giling tiga karung. Bawalah dua, berikan pada mertuamu."

"Iya, Pak."

"Bawa juga pisang kepok di kebun yang sudah masak pohon. Bapak lihat ada sekitar tiga tandan."

"Nggih," jawab Haikal singkat.

"Mau dibawakan singkong juga? Mumpung ada Kang Dirman di kebun, biar dia cabutkan beberapa batang buat mertuamu."

"Kami hanya sebentar, Pak." Delia menimpali.

"Lama atau sebentar, orang tua pasti merasa senang ketika anak dan menantunya datang membawa oleh-oleh, Nduk,"
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

  • TERNYATA SUAMIKU PETANI KAYA RAYA   Topeng Eyang Salma

    ***Fatima bersiap melayangkan tamparan di pipi Meisya namun ia urungkan ketika ruang tamu rumah Bibi Naomi kembali riuh karena mendapati Erina yang tiba-tiba pingsan."Erina!" seru Bibi Naomi lantang. "Ya Ampun, Anakku!" "Rin, bangun!" Bu Sarah menepuk-nepuk pipi Erina dengan lembut. "Lah kok malah pingsan to, Rin, gimana bisa selesai urusannya kalau pingsannya gantian begini." Bibi Husniah menggerutu. "Lagian Haris bukan TNI beneran, kalaupun dia kabur yang dibawa pergi juga bukan uang Erina dan Naomi, tapi uang Haikal."Bibi Naomi melayangkan tatapan tajam pada kakak keduanya itu. Dadanya naik turun. Emosinya sudah siap meledak karena ucapan Bibi Husniah yang terlampau pedas. Menyadari air muka Bibi Naomi yang berubah garang, Eyang Salma menepuk lengan Bibi Husniah sambil berkata, "Diam, Hus!"Bibi Husniah mencebik, meskipun begitu ia tetap mematuhi teguran Eyang Salma dan mulai menutup mulutnya rapat-rapat. "Bangun, Erin! Bangun!" Bibi Naomi menangis histeris. "Haris keparat!

    Terakhir Diperbarui : 2023-06-21
  • TERNYATA SUAMIKU PETANI KAYA RAYA   Emas Erina mahal?

    ***"Bagaimana ini, Mas?" Delia menatap Haikal ragu. "Apa tidak lebih baik kita lapor polisi saja?"Haikal memandang wajah Delia sejenak kemudian menyahut, "Tentu saja, Dek. Haris sudah merusak nama baik para abdi negara."Mendengar kata polisi, kedua mata Bibi Naomi seketika terbuka lebar. "Polisi?" Ulangnya. Erina dan Bu Sarah terkejut bukan main. Baru saja tubuh Bibi Naomi dibaringkan di atas sofa tiba-tiba saja matanya terbuka lebar. "Kalian mau melaporkan Haris ke polisi, iya?" tanya Bibi Naomi panik. "Kenapa kalian tega sekali sih? Kalau Haris dilaporkan maka Erina juga pasti ikut terseret. Tidak! Tidak boleh! Kalian tidak boleh bawa-bawa polisi dalam masalah ini!" Bibi Naomi berbicara lantang seolah-olah pening di kepalanya sudah musnah. Delia membuang muka. Ingin rasanya ia menyalahkan Haikal atas masalah ini namun ia sadar, Haikal pasti sudah punya rencana tersendiri untuk menyelesaikan urusan yang berhubungan dengan Haris. "Erina hanya akan dimintai kesaksian, Bibi." Haik

    Terakhir Diperbarui : 2023-06-22
  • TERNYATA SUAMIKU PETANI KAYA RAYA   Permintaan tidak masuk akal

    ***"Laku?"Delia dan Haikal saling pandang, lalu keduanya mengangguk bersamaan."Bagus, itu artinya uang kamu sudah kembali, Haikal. Jangan lupa pinjami aku sepuluh juta," sahut Jaka senang. "Tidak lama, Haikal, aku janji hanya sampai bulan depan uang kamu sudah aku kembalikan.""Nih, jual sendiri kalau laku!" Delia melempar kotak perhiasan tepat di pangkuan Jaka. Meisya mengernyit. Wanita cantik yang duduk di samping Jaka itu segera memungut kotak beludru berwarna merah dan membukanya seketika."Kok masih utuh?" tanya Meisya. "Katanya laku?""Laku, cuma satu. Mbak mau tahu berapa harganya?"Meisya dan Jaka mengangguk. "Sepuluh juta?" tebak Jaka asal. "Bisa lah kalian ambil dulu itu, pinjami Mas, Delia.""Tiga ratus ribu! Satu cincin Erina seharga tiga ratus lima puluh ribu. Mau Mas Jaka pinjam?"Jaka melongo. Matanya menatap nanar pada kotak perhiasan yang ada di tangan istrinya. "Ja-- jadi semua ini imitasi?""Menurut Mas?" sahut Delia malas."Bahkan cincin berlian ini juga?" timp

    Terakhir Diperbarui : 2023-06-24
  • TERNYATA SUAMIKU PETANI KAYA RAYA   Ada apa dengan Delia?

    ***"Jangan keterlaluan, Bu!" tegur Pak Handoko tegas. "Yang Haris bawa kabur bukan sekedar seratus dua ratus ribu, tapi lima puluh juta!"Bu Sarah menggenggam lengan Haikal erat-erat. Matanya yang sayu menatap Haikal penuh harap. "Percaya sama Ibu, Haikal, hanya ini cara satu-satunya agar semua orang memandangmu lebih ...."Haikal melepas genggaman tangan Bu Sarah dengan perlahan. Senyum samar tidak lepas dari bibirnya yang tipis. Rasa kecewa yang teramat dalam menguasai hati Haikal saat ini, apalagi melihat Bu Sarah yang memelas agar Haikal merelakan uang sebegitu banyak hanya demi agar orang lain bisa memandangnya lebih. Miris sekali. "Sejak awal saya tidak haus akan penilaian orang lain, Bu," tutur Haikal lirih. Bagaimanapun, ia berusaha agar ucapannya tidak menyakiti hati Bu Sarah. Sang mertua. "Tidak perduli seberapa buruk orang-orang memandang saya, tujuan utama saya adalah membahagiakan Delia serta kedua orang tua kami.""Itu artinya kamu rela membahagiakan Ibu, benar kan, H

    Terakhir Diperbarui : 2023-06-24
  • TERNYATA SUAMIKU PETANI KAYA RAYA   Tertangkap

    ***Brak ...!!!Brak ...!!!Dua kali Haikal mendobrak pintu menggunakan kaki hingga akhirnya pintu kamar mandi terbuka dari luar.Mendengar keributan di dalam kamar putrinya, Pak Handoko buru-buru berlari kecil dan bertanya, "Le, ada apa?"Pak Handoko menempelkan telinganya di depan daun pintu. "Haikal, Delia?"Bu Sarah yang penasaran pun turut mendekat. Wanita itu paruh baya itu justru membuka handle pintu dan ...."Astaghfirullah, Delia ... kenapa, ada apa ini, Haikal?" Wajah Bu Sarah terlihat panik, begitupun dengan Pak Handoko. Sepasang suami istri itu sontak mengikuti langkah kaki Haikal yang lebar sembari menggendong sang istri dengan posisi ala bridal. "Delia tiba-tiba muntah-muntah, Pak," jawab Haikal gelisah. "Dia bilang tubuhnya lemas, lalu pingsan.""Astaghfirullah, Delia," pekik Pak Handoko tak kalah panik. "Biar Bapak yang menyetir mobil, Le. Ayo!"Haikal mengangguk dengan langkah kaki yang enggan berhenti. Tujuannya saat ini adalah mobil yang terparkir di halaman rumah.

    Terakhir Diperbarui : 2023-06-25
  • TERNYATA SUAMIKU PETANI KAYA RAYA   Erina yang Bodoh

    ***"Setelah uangmu aku kembalikan, lepaskan aku, Haikal!" ujar Haris ketus. "Ck, beruntung uang itu belum aku sentuh sama sekali. Kampret!"Haikal menoleh dan melayangkan tatapan sengit ke arah Haris. "Kau salah sudah bermain-main denganku, Haris," sahut Haikal seraya menarik ujung bibirnya sinis. "Berurusan dengan kepolisian bukan hal yang baru bagiku, asal kamu tahu itu!"Haris tidak menyangkal, bibirnya tertutup rapat apalagi ketika berulang kali matanya bersirobok dengan mata Erina yang berkilat marah. Sesekali ia melirik jam di kantor kepolisian yang bergerak lambat. Lama sekali ia menunggu kedatangan seseorang yang baru saja diperintahkan datang dengan membawa uang milik Haikal. Haris mulai dengan terlebih ketika Om Dani sejak tadi menatapnya seperti singa ingin memakan mangsa. "Saya mau dia dipenjara, Pak Polisi!" Ucapan Om Dani membuat Haris menghela napas kasar. "Dia sudah menipu saya dan keluarga saya. Bahkan pesta pernikahan hampir digelar tapi dia kabur membawa uang ...

    Terakhir Diperbarui : 2023-06-26
  • TERNYATA SUAMIKU PETANI KAYA RAYA   Menggores Hati lagi

    ***"Hamil? Delia hamil, Haikal?"Haikal mengangguk tegas. Andai saja Delia tidak memaksanya datang ke kantor polisi, Haikal tentu saja saat ini sedang menemani Sang Istri yang tengah terbaring lemas di ranjang Puskesmas. Kehamilan pada trimester pertama membuat tubuh Delia lemas dan mudah mual. "Kenapa kamu tidak bilang, Delia benar-benar hamil?""Kami juga baru tahu tadi pagi, Bibi. Kondisinya sangat lemah, tolong untuk tidak membebani Delia dengan hal-hal yang sebenarnya bukan menjadi urusan kami.""Haikal, Erina ini saudara Delia loh, apa maksudnya membebani hal-hal yang bukan urusan kalian? Kasus Erina ini kamu juga harus turun tangan. Bagaimanapun Haris harus dipenjara!" seru Om Dani bersungut-sungut. "Meskipun uangmu sudah kembali, harusnya kamu tuntut dia karena sudah membohongi Erina. Kamu dengar sendiri kan kalau pria brengsek itu sudah menodai anakku?"Haikal menghela napas panjang. "Om, urusan itu bisa dibicarakan secara kekeluargaan. Mohon maaf, kalaupun nanti Erina hami

    Terakhir Diperbarui : 2023-06-26
  • TERNYATA SUAMIKU PETANI KAYA RAYA   Hancurnya hati Delia

    ***"Keterlaluan!" Pak Handoko berdesis sembari mengeratkan cekalan tangannya pada pergelangan tangan Bu Sarah. "Jangan membuat Bapak malu di depan menantu sendiri, Bu. Ayo pulang!""Pak, aku hanya meminta hak ....""Hak apa yang kamu maksud?" sela Pak Handoko lirih namun tegas. "Haikal tidak memiliki kewajiban apapun atas kita, Bu. Kalaupun dia selalu ngasih uang setiap bulan itu karena kebaikan hatinya yang berusaha membantu perekonomian kita. Jangan Ibu anggap kebaikan Haikal sebagai bentuk tanggung jawab pada mertuanya. Itu salah!""Tapi kebutuhan kita meningkat sejak ada Fatima dan Faisal, Pak. Lalu kita harus bagaimana?"Pak Handoko mengusap wajahnya kasar. "Faisal adalah pilihan kamu, jadi jangan membebankan hal ini pada Haikal!"Pak Handoko menarik tangan Bu Sarah dengan kasar sementara Haikal menatap kepergian kedua mertuanya dengan perasaan yang tidak bisa digambarkan. "Ibu benar-benar membuatku malu," ucap Delia ketika matanya bersirobok dengan kedua mata Haikal. "Bisa-bis

    Terakhir Diperbarui : 2023-06-27

Bab terbaru

  • TERNYATA SUAMIKU PETANI KAYA RAYA   TAMAT

    ENDING***"Itu bukannya mantan pacar kamu, Sayang?"Hafsah mengikuti arah telunjuk Biru. Benar saja, di meja makan yang terletak di sudut, Azka duduk berhadapan dengan Safina. "Iya. Lagi kencan kali, Mas, sama seperti kita," sahut Hafsah tak acuh."Mau gabung?" tawar Biru dan dibalas gelengan kepala oleh Hafsah. "Tidak perlu memaksakan diri, Mas Biru.""Ya gapapa, Sayang, kita harus menjalin hubungan yang baik dengan mantan. Yuk!"Biru menggandeng tangan Hafsah dan berjalan mendekati meja yang hanya diisi oleh Azka dan Safina. "Hai ...."Azka dan Safina cukup terkejut melihat Hafsah datang bersama seorang lelaki. "Mbak Hafsah," ucap Safina sumringah. "Kapan datang ke Surabaya, kok gak kabar-kabar sih?"Respon Safina yang welcome membuat rasa takut yang sempat Hafsah rasakan memudar perlahan."Tadi niatnya gak mau ganggu acara kencan kamu sama Mas Azka, eh Mas Biru malah ngajakin gabung," ujar Hafsah jujur. "Eh, btw ini Mas Biru. Suamiku."Safina dan Azka saling pandang, "Kok Mbak

  • TERNYATA SUAMIKU PETANI KAYA RAYA   Minta Cucu

    ***Dua bulan berlalu setelah pesta pernikahan yang digelar secara mewah, hari ini Biru dan Hafsah sedang menikmati liburan di Kota Surabaya. Bukan luar negeri yang Hafsah mau, melainkan kota dimana banyak tercipta kenangan indah bersama Ranti dan kedua orang tuanya. Sengaja Biru menyetir mobil sendiri karena tidak mau liburannya yang ditunggu sejak dua bulan yang lalu diganggu oleh orang lain. Perjalanan yang melelahkan terasa menyenangkan karena sepanjang jalan keduanya tidak henti-hentinya melempar candaan. Hafsah membuka snack yang ada di kursi belakang. Sambil terus bercerita tentang masa kecilnya, sesekali tangan Hafsah menyuapi Biru dengan makanan ringan yang ada di tangan. "Mau cari makan dulu gak, Sayang?" Biru bertanya tanpa menoleh. "Nanti sampai hotel biar bisa langsung tidur. Capek sekali, Yang," keluh Biru. "Boleh," jawab Hafsah antusias. "Ini bentar lagi juga nyampe Hotel, Mas. Cari makan yang dekat-dekat sini saja ya."Biru mengangguk patuh. Matanya menatap satu pe

  • TERNYATA SUAMIKU PETANI KAYA RAYA   Ujian Pernikahan

    ***"Jadi dia berhasil menggoda kamu, Mas?"Nisya berada jajaran para staf yang hendak memberi selamat. Di belakangnya, Anina justru tersenyum sinis seraya menatap Hafsah yang hari ini terlihat sangat menawan. Gaunnya mewah, perhiasan yang ia kenakan pun tidak berlebihan namun memberi kesan mahal. "Kamu keluar sendiri, atau aku meminta security menyeret tubuhmu keluar dari gedung ini?"Nisya tertawa sumbang. Di atas pelaminan, beberapa staf berdiri agak jauh sementara tepat di depan Biru dan Hafsah, Nisya bersungut-sungut marah karena tidak terima dengan pernikahan diantara keduanya. "Kamu bilang sulit mencari penggantiku, Mas," tutur Nisya sembari tersenyum sinis. "Tapi ternyata tidak lama setelah kamu memutuskan hubungan kita, pernikahan ini malah digelar."Rahang Biru mengeras. "Aku tidak akan melepaskan kamu jika acara pernikahan ini sampai ricuh, Nisya!"Nisya bertepuk tangan, "Wow. Secinta itukah kamu pada wanita ini? Apa yang sudah dia berikan sebelum kalian menikah? Keperawa

  • TERNYATA SUAMIKU PETANI KAYA RAYA   Setelah sah

    ***"Apa?" tanya Biru tanpa berniat menjauhkan bibirnya dari bibir Hafsah. "Mas, ih!" Hafsah mendorong tubuh Biru dengan kesal. "Aku mau mandi, gerah!""Sayang!" Panggil Biru membuat langkah kaki Hafsah terhenti. "Apa?" tanya Hafsah ketus. "Bareng," ucap Biru merengek manja. Hafsah mencebik sebelum akhirnya berlari memasuki kamar mandi sampai-sampai lupa membawa baju ganti. Biru yang menyadari itu seketika tersenyum licik. Bisa dipastikan setelah ini Hafsah keluar hanya mengenakan bathrobe dan membayangkan hal itu saja sudah membuat kepalanya pusing. "Mas!" teriak Hafsah dari dalam kamar mandi. Biru berdiri di depan pintu, kemudian menyahut, "Kenapa, Sayang?""Mas, aku lupa bawa baju ganti ....""Aku tidur dulu ya, lelah sekali," sela Biru berdusta. "Ah, begitu ya. Ya sudah, nanti aku ambil sendiri, Mas tidur saja yang lelap."Biru tidak menjawab, pria itu justru menyandarkan tubuhnya di atas ranjang sambil memeriksa laporan kerja dari laptop yang sengaja ia bawa. Pintu kamar m

  • TERNYATA SUAMIKU PETANI KAYA RAYA   Menjelang Tamat III

    ***Biru menuntun bahu Hafsah dan membawanya lebih dekat pada gundukan tanah yang masih basah. "Hapus air matamu jika tidak ingin Bunda sedih di dalam sana, Haf."Wajah Biru menegang, namun ketika Hafsah menggamit jemarinya, CEO muda itu perlahan menghela napas panjang. "Dia Mas Azka, Mas," ucap Hafsah memperkenalkan. Biru hanya mengangguk seraya tersenyum, kemudian kembali menuntun Hafsah mendekati makam yang baru saja memiliki penghuni itu. Para pelayat beberapa di antaranya memilih pulang setelah jenazah Ranti dikebumikan, namun beberapa yang lain masih berada di sana, sedikit banyak membantu merapikan makam yang baru saja ditabur bunga beraroma wangi. "Aku pamit ya, Haf. Semoga Bunda khusnul khatimah.""Aamiin, terima kasih banyak, Mas," sahut Azka. Azka mengangguk ragu, kemudian berkata, "Mari, Mas!"Biru tidak menjawab namun kepalanya mengangguk di depan Azka. "Semoga semua amal ibadah Bunda diterima Allah," ucap Hafsah nyaris tidak bersuara. "Doakan yang baik-baik untuk a

  • TERNYATA SUAMIKU PETANI KAYA RAYA   Kehilangan

    ***"Bunda ...." Hafsah berteriak histeris sementara Biru segera menekan tombol yang ada di samping ranjang Ranti. "Bangun, Bun!" Hafsah mengguncang tubuh Ranti berharap wanita yang sudah ia anggap sebagai Ibu kedua itu mau membuka mata. "Tidak, Bun. Ini gak lucu!" teriak Hafsah. Biru menarik tubuh Hafsah dan memberi kesempatan para tenaga medis untuk memeriksa keadaan wanita paruh baya di atas ranjang itu. "Buka mata Bunda. Bunda berjanji mau lihat aku menikah dengan Pak Biru. Bangun, Bunda Ranti. Bangun!" Hafsah berteriak tanpa perduli apakah akan ada yang terganggu dengan suaranya. "Haf, tenang ....""Tidak, Mas. Bunda udah gak napas, aku tidak merasakan hangat napasnya. Bunda ... Bunda bohong padaku! Bunda pembohong!" Suara Hafsah terdengar pilu. "Bunda masih hidup kan, Sus? Aku yang bodoh ini pasti salah mengira ....""Innalilahi wa inna ilaihi raji'un ...."Dua orang suster mengucap kalimat istirja membuat dunia Hafsah yang baru saja berwarna kembali kelabu. Tidak lama, seora

  • TERNYATA SUAMIKU PETANI KAYA RAYA   Kepergian Ranti

    ***pov RantiHatiku terenyuh melihat Hafsah datang bersama calon suaminya. Ya, meskipun Hafsah belum mengatakan tentang lamaran yang dia terima, tapi aku yakin Hafsah sudah memantapkan diri untuk memulai kehidupan yang baru dengan pria bernama Biru itu. Aku lega, setidaknya setelah luka yang aku tanam di hatinya, gadis cantik itu pada akhirnya bisa bangkit lagi. Tidak mudah memang melupakan Azka, pesona anak dan Bapak itu memang teramat kuat, bahkan sampai detik ini Hafsah tidak tau jika nama Mas Haikal masih menjadi penghuni di hatiku. Bohong jika aku tidak bahagia dengan kehadiran Hafsah. Gadis cantik yang dulu sering tidur dalam pangkuanku itu ternyata masih menghormati aku sebagai Ibu asuhnya. Meskipun tidak bisa dipungkiri jika aku adalah dalang dari pisahnya dia dengan kedua orang tuanya. Aku bersyukur karena Hafsah tidak lagi mempermasalahkan itu. Aku bahagia. Terharu dengan ketulusan Hafsah padaku.Tolong tunggu sebentar, Bah, aku sudah berjanji akan menemaninya sampai ia m

  • TERNYATA SUAMIKU PETANI KAYA RAYA   Kabar Pernikahan

    ***Dokter memeriksa keadaan Ranti yang sudah mulai membaik. Tidak ada penyakit serius, hanya saja wanita yang hidup sebatang kara itu diharuskan istirahat total karena tubuhnya yang kehilangan banyak cairan. "Setelah infusnya habis, pasien sudah boleh pulang.""Terima kasih, Dokter."Hafsah menghela napas lega, setidaknya Ranti tidak harus menginap lebih lama di Rumah Sakit. Dokter yang baru saja memeriksa Ranti keluar dari ruangan. Biru meminta ruangan VIP untuk Bunda dari calon istrinya. Hanya sehari semalam, namun Hafsah tahu seberapa besar tarif biaya di Rumah Sakit Unair. Cukup mahal memang. Ranti mengusap pipi Hafsah seperti seorang Ibu yang sudah lama tidak bertemu dengan putrinya. Kini Ranti mengerti bagaimana perasaan Bu Rania ketika Hafsah ia culik, dulu. Tidak salah jika banyak orang mengatakan jika Bu Rania hampir gila, karena sehancur itu memang kehilangan orang yang dicintai. "Dia siapa?" tanya Ranti sambil menunjuk Biru yang masih terlelap di atas sofa. "Mas Biru,

  • TERNYATA SUAMIKU PETANI KAYA RAYA   Makam

    ***Biru segera berlari karena teriakan Hafsah dari dalam makam. Bukan hanya itu, pengemudi yang semula dijanjikan akan dibayar sesuai kemauannya pun ikut turun dan melihat seorang wanita paruh baya tergeletak di atas tanah."Mas, Bunda ...." Hafsah menangis histeris. Wajah Ranti sangat pucat, tubuhnya yang semula mengeluarkan keringat dingin kini berubah panas. Dia demam. "Biar aku gendong, tolong buka pintu mobilnya," pintu Biru yang dibalas anggukan kepala oleh Hafsah. Belum sempat Hafsah berlari, pengemudi Gr*b lebih dulu melaksanakan perintah Biru untuk membuka pintu mobil dan bersiap duduk di belakang kemudi. Biru setengah berlari sembari membopong tubuh Ranti yang tidak terasa berat sama sekali. Ranti kehilangan banyak berat badannya, apalagi sejak Hafsah memutuskan pindah ke Jakarta, tubuhnya kian mengurus. Hafsah menangis, namun kali ini tidak bersuara, dia khawatir semakin membuat Biru panik apalagi ketika melihat prianya itu sedikit ngos-ngosan untuk menuju mobil yang te

DMCA.com Protection Status