Kanisa putri Lesmiari, gadis ceria berusia 18 tahun yang masih duduk di bangku 1 sma itu memiliki cita-cita menjadi seorang pebisnis terkenal.
Terlahir dari keluarga biasa saja membuat Kanisa harus bekerja paruh waktu demi menambah biaya sekolahnya dan juga membantu keuangan keluarganya yang pas-pasan.
Akibat keluarganya yang terlilit utang besar pada seorang bos mafia membuat hidup Kanisa seketika hancur ketika bos mafia itu memintanya menjadi jaminan pelunas utang keluarganya. Bukan hanya dipisahkan dari keluarganya saja. cita-cita dan pendidikannya yang belum tamat juga lenyap dalam sekejap berkat Tendero si bos mafia yang mengacau hidupnya.
Seolah belum cukup menghancurkan kehidupannya, Tendero juga menghancurkan kehormatannya yang sangat berharga bagi Kanisa dalam sekejap, ketika pria itu menjadikannya seorang budak sekaligus pelayan pribadinya yang harus siap melayani apa pun yang Tendero minta. Meski diperlakukan agak spesial dari budak dan pelayan lainnya Kanisa tetap membenci Tendero tapi juga menyukainnya secara bersamaan.
Sungguh, jika ditanya hal apa yang paling dibenci dan juga disukai Kanisa dalam hidupnya maka tanpa ragu dia akan menjawab Tendero lah orangnya.
Bukan hanya sudah menghancurkan kehidupannya, kehadiran Tendero dalam hidup Kanisa juga sudah membuat dirinya jatuh terlalu dalam pada pesona tidak biasa yang dimiliki pria itu dan Kanisa akui meski dirinya sangat membenci Tendero dia juga tidak bisa menyangkal bahwa dirinya tidak akan bisa hidup tanpa pria itu, tidak perduli seberapa kejamnya Tendero yang sudah menghancurkannya.
“Aku sangat membenci dia yang sudah menghancurkanku tapi di sisi lain aku juga menyukainnya. Perasaan ini benar-benar membuatku tersiksa.”
***
Tampan, bengis pada musuh, kejam, romantis dan sedikit manja dia adalah Tendero Lecanpon bos mafia asal Thailand, pria lajang yang baru menginjak usia 24 tahun itu sudah hidup sendiri selama 18 tahun ini.
Keluarganya telah tiada sejak dia berusia 6 tahun akibat pembantaian yang dilakukan musuh ayahnya, ketika ayahnya dulu masih menjabat sebagai bos dari organisasi mafia Tereo dan sekarang organisasi itu kini dipimpin oleh Tendero sendiri. Akibat pembantaian itu, keluarga Lecanpon kini hanya memiliki Tendero saja sebagai keturunan tersisa yang selamat dari pembantaian karena kakak-kakak dan adiknya turut menjadi korban pembantaian tersebut.
Dari umur 14 tahun Tendero mau tidak mau harus meneruskan kerajaan bisnis gelap yang sudah ayahnya bangun dari sejak lama dengan bantuan Kahan, tangan kanan ayahnya dulu yang sekarang menjadi tangan kanannya.
Karena bisnis gelap yang digelutinya sejak dari umur belasan tahun itu Tendero tumbuh dengan mental tidak stabil. Selain menjadi pribadi kejam, Tendero hidup dalam kesepian meski dirinya banyak dikelilingi wanita-wanita cantik yang menjadi wanita one night standnya.
Meski serius dalam perkerjaanya, nyatanya Tendero tidak pernah sekalipun serius ketika dia menjalin hubungan dengan seorang wanita.
Namun semua itu mulai berubah ketika Tendero melihat Kanisa. Ketika Tendero melihat seorang Kanisa, gadis berusia 18 tahun yang menjadi jaminan pelunas utang keluarganya. Semenjak pertemuan itu, Tendero bertekad ingin memiliki Kanisa. Meski cara yang dia gunakan demi mendapatkan gadis tersebut terbilang salah, Tendero akan tetap mendapatkan Kanisa yang berhasil mencuri perhatiannya, membuatnya berdebar tidak karuan dan juga selalu bergairah hanya dengan melihat wajah manis gadis itu saja.
“Tidak akan aku lepaskan dirimu meski hanya untuk sesaat, kamu kini adalah duniaku. Dan selamat datang di duniaku yang penuh kegelapan ini, bagaimana aku mendapatkanmu, mungkin kamu tidak menyukainnya. Tapi ini adalah taktik ku untuk mendapatkan dirimu dan juga cintamu. Suka tidak suka kamu harus menerimaku karena aku memaksa.”
Ukraina 1 desember pukul 08:12 menit, 2020.Kanisa terlihat duduk merenung di lantai, menatap kosong ke luar jendela yang tengah memperlihatkan salju-salju putih yang menumpuk di luar mansion.Penampilannya terlihat berantakan, rambut kusut, wajah sembab, bibir bengkak dan juga dres abu-abu selutut yang dikenakannya terlihat robek dibagian lengan.Setetes air mata meluncur jatuh dari kelopak mata indahnya, isakan yang sempat terhenti pun kembali terdengar dari bibirnya.Kanisa, wanita itu kembali menangis tersedu-sedu dengan nasib buruk yang menimpahnya. Dia melampiaskan segala kekesalan, amarah dan kekecewaan dalam dirinya dengan menangis. Bukan hanya kehidupannya dan pendidikan serta cita-citanya saja yang hancur tapi juga kini dirinya kotor, kehormatan yang sejak dari dulu Kanisa jaga hilang sudah akibat Tendero, si brengsek itu sudah berani merenggut paksa kesuciannya dan menghancurkan harga diri Kanisa hingga k
Sore itu Kanisa terbangun dengan tubuh lemas dan terasa remuk. Wajahnya terlihat pucat dengan bibir ranumnya yang kian terasa sakit dan bengkak. Bahkan bukan hanya bibirnya saja, miliknya yang di bawah pun kembali sakit setelah sebelumnya rasa sakit itu sempat hilang. Tapi karena ulah pria bajingan itu, rasa sakitnya kembali terasa bahkan berkali-kali lipat dari sebelumnya.Kanisa mengedarkan pandangannya ke sekeliling kamar yang sepi. Bahkan pria bajingan yang sudah menyentuhnya kembali itu pun sudah tidak ada lagi di sampingnya.Setelah menyetubuhinya pria itu pergi begitu saja bahkan tanpa membereskan kekacauan yang dia buat dengan tubuh Kanisa yang dibiarkan dalam keadaan masih polos. Kanisa mengepalkan tangannya, benar-benar marah pada Tendero.Benar-benar pria bajingan!Menarik selimutnya, Kanisa menutupi seluruh tubuhnya dengan selimut tersebut sebelum akhirnya bergerak turun dari ranjang da
Sejak awal menginjakan kaki di mansion mewah yang super megah itu untuk pertama kalinya Kanisa langsung disambut baik dan sangat diperlakukan hormat oleh para pelayan dan para penjaga yang bekerja di mansion tersebut.Sikap lembut dan ramah dari setiap orang di dapatkannya dalam sekejap. Tidak, bukannya Kanisa tidak ingin diperlakukan layaknya ratu, tentu saja setiap orang menginginkan posisi itu termasuk dirinya. Hanya saja itu membuatnya sangat bingung. Pasalnya, Kanisa tahu betul semenjak sang bos Mafia meminta dirinya menjadi jaminan pelunas hutan keluargannya, mulai sejak itu juga dia adalah pelayan sang bos besar itu.Di mansion itu dirinya tidak lebih dari seorang pelayan atau lebih tepatnya budak pribadi Tendero yang harus melayani sang tua disaat pria itu menginginkannya.Baginya menjadi pelayan mansion biasa yang pekerjaan hanya mengurus mansion dan memasak adalah hal yang derajatnya jauh lebih tinggi jika diba
Pesta yang digelar Tendero dikediamannya sendiri luar biasa mewahnya. Sangat elegan dan juga menawan. Setiap mata yang melihat langsung dibuat takjub dan tidak henti-hentinya berdecak iri.Bukan hanya mansion saja yang disulap menjadi sangat begitu meriah dan mewah, taman depan bahkan sampai ujung gerbang pun disulapnya menjadi begitu indah.Pesta yang benar-benar sangat indah dan mewah itu tentunya juga banyak menghabiskan biaya. Tapi bagi Tendero biaya sebesar apa pun tidaklah masalah selama dia mampu.Sementara itu di kamar Kanisa. Wanita itu terlihat duduk merajuk pada pelayan pribadinya, Netra. Sejak dari tadi Kanisa terus disuruh untuk berganti pakaian dengan yang sudah dibelikan Tendero untuknya tapi Kanisa tidak juga menurut. Dia terus saja menolak dan memberikan banyak alasan.Netra yang kehabisan cara untuk membujuknya pun tidak tahu harus bagaimana lagi agar nonanya itu segera berg
Dengan langkah ogah-ogahan Kanisa menuruni setiap anak tangga yang di laluinya bersama dengan Tendero yang setia berada di sisinya. Pria itu benar-benar tidak mau melepaskan rangkulannya pada pinggang Kanisa, padahal Kanisa sudah berulang kali mencoba menyingkirkan tangan pria itu, bukannya menyingkir pria itu justru malah semakin mempererat rengkuhannya sampai tidak ada lagi jarak di antara mereka. Kanisa mendelik kesal pada Tendero yang tampak biasa-biasa saja bahkan dia terkesan santai tanpa merasa terganggu dengan mood Kanisa yang buruk.Kedatangan Tendero dan Kanisa mengundang banyak pasang mata menatap ke arah pasangan yang terlihat tampak serasi itu dengan pandangan mengagumi sekaligus penasaran. Tanpa melepaskan rangkulannya pada pinggang Kanisa, Tendero melempar senyum ramahnya pada para tamunya yang sudah menghadiri pesta yang dia adakan.Tak sedikit pula banyak tamu yang mulai silih berbisik tanpa melepaskan tatapannya dari sosok Tendero
Kanisa terus saja berlari tanpa henti sambil sesekali melirik kebelakangnya. Berharap Tendero mau pun anak buahnya tidak mengejarnya, semoga saja pelariannya kali ini sukses.Merasa nafasnya mulai pendek Kanisa mulai sedikit memelankan laju larinya toh dia juga sudah berada cukup jauh dari mansion bos mafia itu.Kanisa mengelap keringat dikeningnya. Dia meneliti sekitarnya yang terasa begitu asing, tidak ada perumahan. Di kiri dan kananya hanya ada hutan yang membentang. Kanisa menelan salivannya, dia merasa bingung juga takut tapi itu tidak lantas membuatnya berhenti melangkah.Suara deru mesin mobil di belakangnya membuat Kanisa merasa langsung panik. Tanpa melihat ke belakang Kanisa langsung berlari masuk ke hutan sebelah kiri. Dia terus berlari tanpa memperdulikan ranting-ranting yang menggores tubuhnya sampai terluka.Udara terasa semakin dingin begitu Kanisa semakin masuk ke dalam hutan ditambah lagi dengan la
Kanisa terbangun di malam hari dengan sekujur tubuh yang terasa remuk, meski rasa sakitnya tidak sesakit saat pertama kali dia melakukannya dengan Tendero tetap saja pegal-pegal di tubuhnya serta miliknya yang terasa berdenyut membuat Kanisa merasa tidak enak, benar-benar tidak nyaman belum lagi dengan kepalanya yang terasa pening karena Kanisa terlalu lama menangis tapi untungnya Tendero sempat mengompres kedua matanya sehingga Kanisa tidak perlu merasa cemas dengan matanya yang akan bengkam. Dia juga sudah berpakaian lengkap, memakai satu setel pajama berwarna biru laut dan itu semua dipakaikan oleh Tendero begitu mereka selesai bercinta, bahkan tanpa ragu Tendero juga memandikan Kanisa membuat wanita itu tidak bisa berkutit dengan keinginan Tendero yang keras kepala dan tidak ingin dibantah.Kanisa menyenderkan punggungnya ke bantal dia lantas mengucek matanya lalu menguap. Perutnya mendadak bersuara nyaring tanda kalau dia tengah lapar hal itu membuat Kanisa men
“Aku ingin pulang dan bertemu keluargaku.” Kanisa memegang tangan Tendero saat pria itu hendak pergi dari rumah. Tendero pun spontan menghentikan langkahnya dan berbalik memandang Kanisa.“Aku mohon, biarkan aku bertemu keluargaku. Aku merindukan mereka dan ingin melihat keadaan mereka,” mohon Kanisa dengan wajah memelasnya.Tendero meraih tangan Kanisa dan membawa wanita itu ke dalam pelukannya, dia lantas mencium puncak kepala Kanisa sejenak lalu memandang wajah Kanisa yang terlihat muram. Sepertinya Kanisa memang sangat merindukan keluarganya.“Tidak sekarang,” ucap Tendero membuat Kanisa yang mendengarnya langsung melepaskan diri dari pelukan pria itu dan mendorong Tendero menjauh darinya.Kanisa menatap kesal pada Tendero.“Kau sudah mengucapkan itu beberapa waktu lalu, aku ingin sekarang bukan nanti!” balas Kanisa dengan nada yang agak meninggi.Tendero tetap terlihat santai t