Share

BAB 06 | SEMAKIN DEKAT

"Selamat pagi Mom, maaf karena Vanka kesiangan." Ucap nya dengan kepala menunduk, begitu sadar ia kembali menarik selimut menutup tubuh nya.

"Pagi sayang, kamu bersih - bersih dulu sana. Biar Mom bangun kan Suami kamu." Ujar Delisa lembut mengelus rambut panjang Jovanka.

Mendapat perlakuan seperti itu tentu saja membuat perasaan Jovanka menghangat. Sudah sangat lama ia merindukan hal seperti itu, dan kini ia mendapatkan nya dari orang lain yang tiba-tiba menjadi mertua nya.

"Biar vanka aja Mom."

"Tak apa sayang, kamu bersih-bersih aja dulu." Akhir nya pun Jovanka tak ada pilihan lain selain menurut pada mertua nya.

Dengan menurunkan kaki jenjang nya, Jovanka melangkah ke arah kamar mandi. Namun ia menyempatkan diri menoleh ke arah sang suami yang masih setia memejamkan mata nya.

Setelah memastikan sang menantu masuk ke dalam kamar mandi, Delisa melangkah mendekati ranjang dan mendudukkan bokong nya di pinggiran ranjang.

"Jonas, Mom tau kamu sudah bangun. Ayo, sekarang bangun!" Seru Delisa menepuk lengan putra nya pelan.

"Aku masih sangat mengantuk Mom." Ucap Jonas dengan suara serak tanpa mau membuka kedua bola mata nya.

"Kamu ini tidur jam berapa sih, kenapa jam segini masih tidur." Keluh Delisa, biasa nya pria itu tak pernah seperti ini.

Jonas bukan tipikal pria yang tidur terlalu lama, walau tak dapat melakukan apapun dengan kaki nya. Tapi pantang bagi Jonas tidur di pagi hari, jika ingin ia akan tidur lagi di siang hari.

"Aku tidur menjelang pagi Mom." Jawab Pria itu dengan mata terpejam.

"Aiss kau ini, ayo bangun dulu sayang. Setelah sarapan kau boleh tidur lagi." Dengan rasa malas nya Jonas membuka kedua mata nya.

Netra mata itu menatap sang Mommy dengan wajah mengantuk nya. Terdengar suara helaan nafas kasar dari bibir pria itu.

"Dimana dia Mom?" Tanya Jonas sedikit menguap.

"Istri kamu sedang mandi." Jawab Delisa sembari membantu putra nya duduk menyandar di headboard, Delisa menatap dan mengelus lembut wajah putra nya.

"Perlakukan dia dengan baik ya Nak, dia tak memiliki keluarga. Hanya memiliki seorang adik, dan sekarang pun sedang sakit." Ujar Delisa menatap lekat wajah tampan putra nya.

"Mom tau kalau kau sangat terpaksa menerima pernikahan ini, Tapi kami melakukan ini untuk kebaikan mu." Lanjut Delisa membuat Jonas terdiam sejenak.

Terdengar tarikan nafas panjang dari bibir Jonas, ia meraih tangan sang Mommy menggenggam nya.

"Apa ini Mom? Apa kalian memaksa nya juga? Katakan pada ku Mom." Ujar Jonas dengan nada lembut.

"Daddy kamu meminta dia menikah dengan mu, dengan imbalan akan memberikan pengobatan untuk adik nya yang sedang sakit Nak. Jangan berfikiran kalau semua ini tentang uang, ini semua tentang kasih sayang seorang kakak terhadap adik nya." Jawab Delisa panjang lebar.

Berharap jika putra nya tak berfikiran buruk tentang Jovanka sang menantu . Sangat beda antara demi uang dan demi kehidupan seseorang yang kita sayangi .

Padahal wanita paruh baya itu tak tau kalau Jonas sendiri sudah mengetahui nya dan membuat perjanjian lain dengan istri nya itu

"Aku akan memperlakukan nya dengan baik Mom, demi dirimu." Ucap Jonas mengelus tangan sang Mommy yang berada di genggaman nya.

"Lakukan karna dirimu sendiri sayang, Mom tak ingin jika nanti kami tak ada kau memperlakukan nya dengan tak baik." Ujar Delisa pada putra nya.

"Ya, aku berjanji Mom."

*****

Sebulan sudah pernikahan Jonas dan Jovanka terjalin, dan kini kedua orang tua Jonas sudah berangkat ke luar negeri dengan alasan pengobatan wanita paruh baya itu.

Namun mengenai sakit nya, tak ada siapapun yang memberi tahu pada Jonas. Tak ingin memperpanjang nya, Jonas pun hanya diam saja.

Lama kelamaan ia pun akan mengetahui nya, untuk sekarang ia hanya ingin fokus pada pekerjaan dan kesembuhan nya saja.

Walau sudah bertahun lama nya tetap tak ada perubahan, tetap saja Jonas tak akan menyerah. Terutama sekarang Jovanka selalu memberikan semangat untuk nya.

Walau hubungan kedua nya masih sama seperti sebelum nya, Tapi Jonas tak melakukan hal yang buruk pada istri nya.

Pria itu senantiasa menghormati keberadaan Istri nya itu. Kini pun Jovanka selalu memberikan motivasi kepada Pria itu agar tetap memiliki kepercayaan diri yang tinggi.

Dan kini ia sudah beberapa kali pergi kekantor yang selama ini ia serahkan pada Zio.

"Jonas ayo bangun, kau harus kekantor bukankah pagi ini ada meeting." Seru Jovanka sembari mengguncang tubuh Pria itu.

"Biarkan aku tidur sebentar lagi Jovan, aku sangat mengantuk." Ucap pria itu tanpa mau membuka matanya.

Jovanka dibuat menghela nafas berat, netra mata nya menatap suami nya yang masih bergulung didalam selimut.

"Jonas sebentar lagi Zio akan datang, kau cepatlah bangun Jonas."

Mendengar nama asisten pribadi nya disebut membuat Jonas membuka kedua matanya. Melihat itupun Jovanka dengan sigap membantu suaminya duduk dan bersandar pada headboard.

"Kenapa dia harus datang pagi-pagi sekali, meeting dilaksanakan masih sekitar tiga jam lagi." Seru Jonas dengan dahi mengerut.

"Jonas bukankah kau sendiri yang meminta Zio untuk datang kemari. Dan tadi dia mengirim pesan padaku agar segera membangunkan mu." Jelas Jovanka membuat Pria itu menarik nafas dalam-dalam.

"Baiklah bantu aku turun." Jovanka dengan sigap membantu suaminya turun dan beralih ke kamar mandi.

Kini Jovanka sudah tak malu lagi jika harus membantu suami nya mandi. Walau terkadang ia pun merasa tersipu tapi mau bagaimana lagi, ini adalah kemauan nya sendiri.

Beberapa saat kemudian Jonas pun selesai dengan mandinya. Dan Jovanka kembali memakaikan pakaian lengkap pada suaminya dengan telaten.

"Nah sudah selesai, sekarang kita turun kebawah." Ucap Jovanka dengan senyuman mengembang.

*****

Kini di ruang makan yang tampak luas di isi oleh tiga orang yang tak lain adalah Jonas, Jovanka dan juga Zio.

"Kenapa aku harus sepagi ini datang?" Tanya Jonas dengan tatapan memicing ke arah asisten nya itu.

"Tentu saja untuk ikut sarapan bersama anda Tuan." Jawab Zio dengan mengulas senyum lebar.

Jonas yang mendengar itu dibuat mendengus serta memutar bola matanya.

"Bilang saja kau ingin sarapan gratis." Seru Jonas sinis.

"Astaga Tuan anda tega sekali, anda kan tau sendiri kalau orang tua saya lagi berlibur ke pedesaan. Jadi daripada saya sarapan sendirian bukan kah lebih baik bergabung dengan anda saja." Ujar Zio dengan wajah sedih dibuat-buat.

"Tak perlu memasang wajah bodohmu itu, karena aku tau kebusukan otakmu." Bukan nya marah yang ada Zio malah terkekeh.

Sementara Jovanka pun sama, wanita itu selalu merasa lucu jika Jonas dan Zio bertemu lalu saling menyalahkan.

Bukan berniat adu domba atau apapun itu, tapi memang keduanya terlihat seperti anak kecil jika berantan dan adu mulut.

"Habiskan dulu makanan kalian." Tegur Jovanka dengan nada lembut memandang ke arah Jonas dan Zio bergantian.

"Ah Baiklah Nona Jovanka." Ucap Zio dengan senyuman manis tak ayal membuat Jonas mendengus kesal.

Karena menurutnya Zio ini pengganggu, tapi dengan kehadiran asistennya itu juga dapat membuat suasana menjadi lebih ramai.

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status